LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Data Kecelakaan Sektoral :

 Konstruksi : 31,9 %
 Industri : 31, 6 %
 Transportasi : 9,3 %
 Kehutanan : 3,8 %
 Pertambangan : 2,6 %
 Lain-lain : 20 %
 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Data Penyebab Kecelakaan Sektor Konstruksi :

 Jatuh : 26 %
 Terbentur : 12 %
 Tertimpa :9%
 Mesin dan alat : 8 %
 Alat Tangan :7%
 Transport :7%
 Lain-lain :6%
 LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur

penting dalam pembangunan
Kegiatan kontruksi menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan
antara lain menyangkut aspek K3L
Kegiatan konstruksi harus dikelola
dengan memperhatikan standar dan
ketentuan K3L yang berlaku
 Peraturan Perundangan
K3 Bidang Konstruksi
Bangunan
UNDANG
UNDANG UNDANG
UNDANG
NO.
NO.1/TAHUN
1/TAHUN1970
1970
TENTANG
TENTANG KESELAMATANKERJA
KESELAMATAN KERJA

PERATURAN
PERATURANMENTERI
MENTERI TENAGA
TENAGAKERJA
KERJA
NO. PER. 01/MEN/1980
NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG
TENTANGK3
K3KONSTRUKSI
KONSTRUKSIBANGUNAN
BANGUNAN

SKB
SKB MENAKER
MENAKER DAN
DANMEN.
MEN.PPUU
No.
No.174
174//1986
1986 DAN
DANNo.
No.104/KPTS/1986
104/KPTS/1986
TENTANG
TENTANG
K3
K3PADA
PADATEMPAT
TEMPATKEGIATAN
KEGIATANKONSTRUKSI
KONSTRUKSIBESERTA
BESERTA
PEDOMAN
PEDOMANPELAKSANAAN
PELAKSANAANK3K3PADA
PADATEMPAT
TEMPATKEGIATAN
KEGIATAN
KONSTRUSKSI
KONSTRUSKSI
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN

Bab I Ketentuan Umum

Psl 1. Istilah/pengertian
Psl 2. Setiap pek. Konst Wajib lapor;
Psl 3. (1). Dilakukan upaya penc kec dan PAK;
(2). Bentuk Unit K3
(3). Membuat program K3 (Safety plan)
Psl 4. Wajib lapor kec. kerja

KEWAJIBAN ADMINISTRATIF
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN

KEWAJIBAN TEKNIS
Bab II Tempat kerja dan alat kerja
Bab III Perancah
Bab IV Tangga dan tangga rumah
Bab V Alat angkat
Bab VI Kabel baja, tambang, rantai dan alat bantu
Bab VII Mesin-mesin (Pesw Operator)
Bab VIII Peralatan Konst
 PENDAHULUAN

PENGERTIAN
a. Pekerjaan konstruksi : Kegiatan membangun sarana
maupun prasarana / objek keseluruhan bangunan yg
terdiri dari bagian2 struktur
b. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi :
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pek.
Konstruksi pada sebuah atau beberapa area
c. Masyarakat jasa Konstruksi (MJK)
 PENDAHULUAN

Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK ) : pihak terkait

langsung dengan pekerjaan konstruksi
oPengguna Jasa (owner)
oPenyedia jasa (Kontraktor)
oPekerja
oKonsultan perencana dan pengawas

Korelasi antara iptek, jasa pelayanan dan pelaksanaa, dll.

perlindungn perlindungan K3
 U U No 28 Th 2002
Tentang BANGUNAN GEDUNG

U U No 18 Th 1999
Tentang JASA KONSTRUKSI

PEMILIK
KONSULTAN
KEGIATAN KONSTRUKSI

PENGELOLA

KONTRAKTOR
 KARAKTERISTIK
KEGIATAN PROYEK KONSTRUKSI
Bersifat sangat komplek, multi
disiplin ilmu dan gaya seni
arsitektur
Melibatkan banyak tenaga kerja
kasar dan berpendidikan relatif
rendah ;
Masa kerja terbatas;
Intensitas kerja yang tinggi
Menggunakan peralatan kerja
beragam dan berpotensi bahaya
 Tahapan Pekerjaan Konstruksi

Tahap perancangan

Tahap pelaksanaan
Tahap pengoperasian

SELURUH TAHAPAN HARUS MEMENUHI SYARAT-SYARAT KETEKNIKAN, KEAMANAN DAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI
 PENDAHULUAN

 Pekerjaan konstruksi mencakup :

pekerjaan arsitektural,
sipil,
mekanikal ,
elektrikal,
tata lingkungan

12 12/26/2021
 PENGELOLAAN K-3 KONSTRUKSI Tahap VII

Demolition
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap V
Commissioning
Tahap Kegiatan Tahap IV & Start-Up
Equipment
Procurement
Tahap III and Constr.
Detailed
TAHAP II Engineering
Basic
Engineering
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap IV Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak proyek

dirancang dengan mempertimbangkan Keselamatan dalam
pembangunan atau pengoperasiannya.
•Safety Review
•AMDAL
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
Tahap IV
TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Dilakukan Analisa Keselamatan terhadap

rancangan Proyek dengan mengidentifikasi
potensi Bahaya serta standar dan
perundangan yang terkait dengan rancangan
• What If Analysis
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
Tahap IV
TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Dilakukan Analisa Keselamatan lebih rinci setelah P&ID

atau rancangan detail konstruksi selesai dan ada rincian
peralatan dan sistim yang akan digunakan terhadap
rancangan Proyek
• Hazops
• What If Analysis
• Quantitative Risk Analysis
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
Tahap IV
TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Penerapan K3 dalam kegiatan fisik

konstruksi dengan menerapkan
manajemen K3 proyek :
-CSMS
-Safety Audit
-Safety Review
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan
Tahap IV
TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI
TAHAP I Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Sebelum fasilitas dijalankan dan

konstruksi dinyatakan selesai diadakan
kajian ulang untuk meyakinkan standar
keselamatan yang ada untuk fasilitas
tersebut sudah memenuhi :
- Pre Start-up Safety Review
- Safety Inspection
 TAHAP PENGELOLAAN K-3
Tahap Kegiatan

TAHAP II Tahap III Tahap V Tahap VI

TAHAP I Tahap IV Tahap VII
Basic
CONCEPTUAL Equipment
Engineering Detailed Commissioning Operation &
ENGINEERING Procurement Demolition
Engineering & Start-Up Maintenance
and Constr.

Penerapan K3 dalam operasi (Operational

Safety) sesuai ketentuan yang berlaku
untuk kegiatan yang bersangkutan
- Training safety
- Safety meeting
- Safety patrol
- Inspeksi
- JSO
 PENDEKATAN K3
1. PENDEKATAN HUKUM
K3 Merupakan katentuan perundangan
2. PENDEKATAN EKONOMI
K3 mencegah kerugian
K3 meningkatkan produktivitas
3. PENDEKATAN KEMANUSIAAN
Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi korban
K3 melindungi pekerja dan masyarakat.
 PENCEGAHAN KECELAKAAN
KONSTRUKSI

SEBAB KECELAKAAN
KONSTRUKSI
1. HUMAN FACTOR
- UNSAFE ACTS
2. TECHNICAL FACTOR
- MATERIAL
- EQUIPMENT
(PERALATAN)
- WORKING
ENVIRONMENT
(LINK. KERJA)
 FACTOR MANUSIA

 SANGAT DOMINAN DI LINGKUNGAN

KONSTRUKSI
 PEKERJA HETEROGEN, TINGKAT SKIL DAN
EDUKASI BERBEDA, PENGETAHUAN
TENTANG K3 RENDAH
 PERLU PENANGANAN KHUSUS
 FACTOR TEKNIS

 BERKAITAN DENGAN KEGIATAN KERJA

PROYEK SEPERTI PENGGUNAAN
PERALATAN DAN ALAT BERAT,
PENGGALIAN, PEMBANGUNAN,
PENGANGKUTAN, DSB
 DISEBABKAN KONDISI TEKNIS DAN
METHODA KERJA YANG TIDAK MEMENUHI
STANDAR K3
VID-20180215-WA0074.mp4
VID-20180102-WA0041.mp4
 PENCEGAHAN FAKTOR MANUSIA

 PEMILIKAN TENAGA KERJA

 PELATIHAN SEBELUM MULAI KERJA
 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
SELAMA KEGIATAN BERLANGSUNG
 PENCEGAHAN FAKTOR TEKNIS

 PERENCANAAN KERJA YANG BAIK

 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
PERALATAN
 PENGAWASAN DAN PENGUJIAN PERALATAN
KERJA
 PENGGUNAAN METHODA DAN TEKNIK
KONSTRUKSI YANG AMAN
 PENERAPAN SISTEM MANAGEMEN K3
 STRATEGI
PENERAPAN K3 DI
PROYEK
KONSTRUKSI

 IDENTIFIKASI
 EVALUASI
 DEVELOPMEN PLAN
 IMPLEMENTASI
 MONITORING
Identification

A. Setiap proyek memiliki karakteristik

berbeda, misalnya proyek bangunan
bertingkat, pembangunan bendungan, pabrik
dsb.
B. Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam
kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.
C. Buat mapping potensi bahaya menurut area
atau bidang kegiatan masing-masing
Identification Evaluation

A. Adakan evaluasi tentang potensi bahaya

untuk menentukan skala prioritas
berdasarkan Hazards Rating.
B. Susun Risk Rating dari semua kegiatan
konstruksi yang akan dilakukan
Identification
Develops
Develops
Evaluation
The
ThePlan
Plan

A. Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi

susun rencana pengendalian dan pencegahan
kecelakaan
B. Terapkan konsep Manajemen Keselamatan
Kerja yang baku
C. Susun Program Implementasi dan program-
program K3 yang akan dilakukan (buat dalam
bentuk elemen kegiatan)
 Develops Implemen-
Identification Evaluation Implementasi
The Plan tation

A. Rencana kerja yang telah disusun

implementasikan dengan baik.
B. Sediakan sumberdaya yang diperlukan
untuk menjalankan program K3
C. Susun Kebijakan K3 terpadu
 Develops
Identification Evaluation Implementasi Monitoring
Monitoring
The Plan

A. Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3

dalam perusahaan.
B. Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai
dengan kondisi perusahaan.
IMPLEMENTASI K3 DALAM KEGIATAN
PROYEK

Dikembangkan dengan mempertim

bangkan berbagai aspek al :
 Skala Proyek
 Jumlah TK
 Lokasi Kegiatan
 Potensi dan resiko bahaya
 Peraturan dan standar yang
berlaku
 Tegnologi Proyek yang digunakan
 1. KEBIJAKAN K3

 Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam Proyek

 Memuat komitmen dan dukungan manajemen puncak
terhadap pelaksanaan K3 di proyek
 Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan
digunakan sebagai landasan kebijakan proyek lainnya
PAPAN PENGUMUMAN….DINDING…PIGURA

t o h
n
co
 2. ADMINISTRATIF DAN PROSEDURE

 MENETAPKAN SISTEM ORGANISASI PENGELOLAAN K3

PROYEK
 MENETAPKAN PERSONAL DAN PETUGAS YANG MENANGANI
K3 DALAM PROYEK
 MENETAPKAN PROSEDURE DAN SISTEM KERJA K3 SELAMA
PROYEK BERLANGSUNG TERMASUK TUGAS DAN WEWENAG
SEMUA UNSUR TERKAIT.
 ORGANISASI DAN SDM

 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI ORGANISASI YANG MENANGANI

K3 YANG BESARNYA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN LINGKUP
KEGIATAN
 ORGANISASI K3 HARUS MEMILIKI AKSES KEPADA
PENANGGUNGJAWAB PROYEK
 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI PERSONEL YG CUKUP
BERTANGGUNGJAWAB MENGELOLA KEGIATAN K3 DALAM
PERUSAHAAN YANG JUMLAHNYA DISESUAIKAN DENGAN
KEBUTUHAN.
 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI PERSONEL ATAU PEKERJA YANG
CAKAP DAN KOMPOTEN DALAM MENANGANI SETIAP JENIS
PEKERJAAN SERTA MENGETAHUI SISTEM CARA KERJA AMAN
UNTUK MASING-MASING KEGIATAN
 ADMINISTRATIF DAN PROSEDURE

 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI KELENGKAPAN

DOKUMEN KERJA DAN PERIJINAN YANG BERLAKU
 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI MANUAL K3 SEBAGAI
DASAR KEBIJAKAN K3 DALAM PERUSAHAAN
 KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI PROSEDURE KERJA AMAN
SESUAI DENGAN JENIS PEKERJAAN DALAM KONTRAK
YANG AKAN DIKERJAKAN
 3. IDENTIFIKASI BAHAYA

 SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN HARUS DILAKUKAN

IDENTIFIKASI BAHAYA GUNA MENGETAHUI POTENSI BAHAYA
DALAM SETIAP PEKERJAAN.
 IDENTIFIKASI BAHAYA DILAKUKAN BERSAMA PENGAWAS
PEKERJAAN DAN SAFETY DEPARTEMEN
 IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN TEKNIK YANG SUDAH BAKU
SEPERTI CHECK LIST, WHAT IF, HAZOPS, DSB.
 SEMUA HASIL IDENTIFIKASI BAHAYA HARUS
DIDOKUMETASIKAN DENGAN BAIK DAN DIJADIKAN
SEBAGAI PEDOMAN DALAM MELAKUKAN SETIAP KEGIATAN
IDENTIFIKASI BAHAYA HARUS DILAKUKAN PADA SETIAP TAHAPAN
PROYEK YANG MELIPUTI : DESIGN FASE, PROCUREMENT, KOSTRUKSI,
COMMISIONING STAR-UP, PENEYERAHAN KEPADA PEMILIK
4. SAFETY REVIEW

 SESUAI PERKEMBANGAN PROYEK DILAKUKAN

KAJIAN K3 YANG MENCAKUP KEHANDALAN K3
DALAM RANCANGAN DAN PELEKSANAAN
PEMBANGUNAN.
 KAJIAN K3 DILAKSANAKAN UNTUK
MEYKINKAN BAHWA PROYEK DIBANGUN
DENGAN STANDAR K3 YANG BAIK SESUAI
PERSYARATAN
 BILA DIPERLUKAN KONTRAKTOR MELAKUKAN
SAFETY REVIEW UNRUK SETIAP TAHAPAN
KEGIATAN KERJA YANG DILAKUKAN
TERUTAMA BG KONTRAKTOR EPC
(ENGINEERING-PROCUREMENT-CONSTUCTION)
 SAFETY REVIE BERTUJUAN UNTUK
MENGEVALUASI POTENSI BAHAYA DALAM
SETIAP TAHAPAN PROYEK SECARA SISTEMATIS
5. PEMBINAAN DAN PELATIHAN

 PEMBINAAN DAN PELATIHAN K3

UNTUK SEMUA PEKERJA DARI LEVEL
TERNDAH SAMPAI TERTINGGI
 DILAKUKAN SAATPROYEK DIMULAI
DAN DILAKUKAN SECARA BERKALA
 POKOK PEMBINAAN DAN LATIHAN ;
 KEBIJKAN K3
 CARA MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN
AMAN
 CARA PENYELAMATAN DAN
PENAGGULANGAN DARURAT
 6. SAFETY KOMITE (P2K3)

 P2K3 SEBAGAI PENYANGGAH KEBERHASILAN K3 DALAM

PERUSAHAAN
 P2K3 MERUPAKAN SALURAN UNTUK KETERLIBATAN DAN
KEPEDULIAN SEMUA UNSUR TERHADAP K3
 KONTRAKTOR HARUS MEMBENTUK P2K3 / KOMITE K3
 P2K3/KOMITE K3 MEMBAHAS PERMASALAHAN K3 DALAM
PERUSAHAAN SERTA MEMBERIKAN MASUKAN DAN
PERTIMBANGAN KEPADA MANAGEMEN UNTUK
PENINGKATAN K3
 7. PROMOSI K3

 SELAMA KEGIATAN PROYEK BERLANGSUNG

DISELENGGARAKAN PROGRAM2 PROMOSI K3
 BERTUJUAN UNTUK MENGINGATKAN / MENINGKATKAN
AWARENESS PARA PEKERJA PROYEK
 KEGITAN PROMOSI BERUPA : SPANDUK, POSTER, BULETIN,
LOMBA K3, DSB
 SEBANYAK MUNGKIN KETERLIBATAN PEKERJA.
 8. SAFE WORKING PRACTICES
(CARA KERJA AMAN)

HARUS DISUSUN PEDOMAN

KESELAMATAN UNTUK SETIAP
PEKERJAAN BERBAHAYA
DILINGKUNGAN PROYEK MIS :
 PEKERJAAN PENGELASAN
 SCAFFOLDING
 BEKERJA DI KETINGGIAN
 PENGGUNAAN B3
 BEKERJA DI RUANG TERTUTUP
 BEKERJA DI PERALATAN
MEKANIS
 9. SISTEM IZIN KERJA

 UNTUK MENCEGAHAKECELAKAAN DARI BERBAGAI

KEGIATAN PERLU DIKEMBANGKAN SISTEM KERJA
 SEMUA PEKERJAAN BERBAHAYA HANYA BOLEH DI MULAI
JIKA TELAH MEMILIKI IZIN KERJA YANG DIKELUARKAN
OLEH FUNGSI BERWENANG (PENGAWAS PROYEK/AK3)
 IZIN KERJA MEMUAT CARA MELAKUKAN PEKERJAAN, DAN
PERALATAN KESELAMATAN YANG DIPERLUKAN
 10. SAFETY INSPECTION

 MERUPAKAN PROGRAM PENTING

DALAM PHASE KONSTRUKSI UNTUK
MEYAKINKAN BAHWA TIDAK ADA
UNSAFE ACT DAN UNSAFE
CONDITION DILINGKUNGAN
PROYEK
 INSPEKSI DILAKUKAN SECARA
BERKALA
 DAPAT DILAKUKAN OLEH PETUGAS
K3 ATAU DIBENTUK JOINT
INSPECTION SEMUA UNSUR DAN
SUB KONTRAKOR
 EQUIPMENT INSPECTION

 SEMUA PERALATAN (MEKANIS, POWER TOOLS, ALAT BERAT,

DSB) HARUS DIPERIKSA OLEH AHLINYA SEBELUM DIIZINKAN
DIGUNAKAN DALAM PROYEK
 SEMUA ALAT YANG TELAH DIPERIKSA HARUS DIBERI
SERTIFIKAT PENGGUNAAN DILENGKAPI DENGAN LABEL
KHUSUS.
 PEMERIKSAAN DILAKUKAN SECARA BERKALA.
KESELAMATAN
KONTRAKTOR
 KESELAMATAN KONTRAKTOR

 HARUS DISUSUN PEDOMAN KESELAMATAN KONTRAKTOR /

SUB KONTRAKTOR.
 SUB KONTRAKTOR HARUS MEMENUHI STANDAR
KESELAMATAN YANG TELAH DITETAPKAN.
 SETIAP SUB KONTRAKTOR HARUS MEMILIKI AK3/PETUGAS
K3
 PEKERJA SUB KONTRAKTOR HARUS DILATIH MENGENAI K3
SECARA BERKALA.
 LATAR BELAKANG

 KONTRAKTOR MERUPAKAN UNSUR PENTING DALAM

PERUSAHAAN, SEBAGAI MITRA YANG MEMBANTU KEGIATAN
OPERASI PERUSAHAAN.
 KONTRAKTOR RAWAN TERHADAP KECELAKAAN DALAM
MENJALANKAN KEGIATANNNYA
- TK BERSIFAT SEMENTARA

- PEKERJA KASAR DAN BERPENDIDIKAN RELATIF RENDAH

- TINGKAT DISIPLIN DALAM BEKERJA KURANG

- PEMAHAMAN TTG K3 RENDAH

- TERLIBAT LANGSUNG DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN SEHINGGA LEBIH

BANYAK TERPAPAR BAHAYA

 LATAR BELAKANG

 KECELAKAAN YANG MENIMPA KONTRAKTOR TINGGI

 KELALAIAN YANG DILAKUKAN OLEH KONTRAKTOR DAPAT
MENIMBULKAN BAHAYA BAGI OPERASI PERUSAHAAN DAN
BERAKIBAT KECELAKAAN.
 KECELAKAAN YANG MENIMPA KONTRAKTOR JUGA
BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
 STANDAR PSM

A. KONTRAKTOR HARUS DIKELOLA DENGAN BAIK UNTUK

MENJAMIN K3 DALAM SETIAP KEGIATAN KERJA
B. KONTRAKTOR HARUS MENERAPAKAN CONTRACTOR
SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)
 CSMS

A. CSMS AD. SUATU SISTEM MENAJEMEN UNTUK MENGELOLA

MONTRAKTOR YG BEKERJA DILINGKUNGAN PERUSAHAAN
B. CSMS MERUPAKAN SISTEM KOMPREHENSIF DALAM
PENGELOLAAN KONTRAKTOR SEJAK TAHAP PERENCANAAN
SAMPAI PELAKSANAAN PEKERJAAN
TUJUAN
C. UNTUK MEYAKINKAN BAHWA KONTRAKTOR TELAH MEMENUHI
STANDAR DAN KRITERIA K3 YG DITETAPKAN PERUSAHAAN.
D. SEBAGAI ALAT UNTUK MENJAGA DAN MENINGKATKAN KINERJA
K3 DILINGKUNGAN KONTRAKTOR.
E. UNTUK MENCEGAH DAN MENGHINDARKAN KERUGIAN YG
TIMBUL AKIBAT AKTIFITAS KERJA KONTRAKTOR
 STRUKTUR CSMS

CSMS TERDIRI DARI 6 (ENAM) LANGKAH YANG TERBAGI 2

(DUA) TAHAPAN SBB :
I. TAHAP ADMINISTRASI
- RISK ASSESSMENT

- PRAKUALIFIKASI

- SELEKSI

II. TAHAP IMPLEMENTASI

- PRE JOB ACTIVITY
- PELAKSANAAN PEKERJAAN
- EVALUASI
 TAHAPAN CSMS

Administratif Implementasi
……………….………………………………………………………………..

Risk Assessment

Pra Kualifikasi

Seleksi
Pre Job Actifity

Jon in Progress

Evaluasi
Proses Kontrak
 RISK ASSESSMENT

A. BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT RESIKO SUATU

PEKERJAAN YANG AKAN DISERAHKAN KEPADA KONTRAKTOR
B. UNTUK MENYESUAIKAN POTENSI BAHAYA DENGAN
KEMAMPUAN KONTRAKTOR MENJALANKAN PEKERJAAN
DENGAN AMAN
C. SEBAGAI DASAR MENETUKAN KRITERIA KONTRAKTOR YANG
SESUAI UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN
D. PENENTUAN RESIKO : Sifat pekerjaan, lokasi kerja, potensi bahaya
ditempat kerja, lamanya pekerjaan, pengalaman dan keahlian kontraktor,
dsb
E. KUALIFIKASI RESIKO
 Manajemen Resiko Cidera
HI-RA-RC
Sakit

Proses
FREKUENSI
Properti

Lingkungan

Mungkin Jarang Sering

Potensi
Pengendalian
Alat Pelindung
Rekayasa
Subsitusi
Eliminasi
Diri
Administrasi
Bahaya
 PRAKUALIFIKASI

A. UNTUK MELAKUKAN SELEKSI AWAL KONTRAKTOR YANG

MEMENUHI PERSYARATAN K3L UNTUK MELAKUKAN
PEKERJAAN
B. MENGEVALUASI ATAS DASAR DAFTAR ISIAN YANG
DISERAHKAN KONTRAKSTOR TTTG PERSYARATAN ADM,
PENGALAMAN, ORGANISASI, PERSONIL, RECORD K3 DI
PROYEK SEBELUMNYA, MANUAL K3 SERTA REFERENSI
YANG DIPEROLEH
 SELEKSI

A. MENETUKAN KONTRAKTOR YG AKAN MELAKSANAKAN

PEKERJAN SESUAI DGN PROGRES PENUNJUKAN ATAU
PELELANGAN YG BERLAKU.
B. PRAKUALIFIKASI ASPEK K3 SEBAGAI SALAH SATU UNSUR
MENENTUKAN PEMENANG
 PRE JOB ACTIVITIES

A. DILAKSANAKAN SETELAH PEMENANG / PELAKSANA

PEKERJAAN DITETAPKAN
B. DILAKSANAKAN KEGIATAN AWAL SEBAGAI PERSIAPAN
SEBELUM PEKERJAAN DIJALANKAN MELIPUTI al :
- PERTEMUAN PENDAHULUAN MEMBAHAS RENCANA KERJA

- MENETUKAN STRATEGI PELEKSANAAN PEKERJAAN

- MENETUKAN PERSYARATAN PERIZINAN

- MENETUKAN PERSYARATAN TK YG DIPERLUKAN

- MENENTUKAN SISTEM PENGAWASAN SELAMA PEK. BERLANGSUNG

 PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PROGRAM K3 DIIMPLEMENTASIKAN PADA SAAT KEGIATAN

BERLANGSUNG
B. KONTRAKTOR MELAKUKAN UPAYA PENCEGAHAN
KECELAKAAN DALAM SETIAP LANGKAH KEGIATAN SESUAI
DENGAN SIFAT DAN JENIS BAHAYA YANG ADA.
C. PROGRAM K3 YG DIJALANKAN SESUAI SKALA PEKERJAAN,
TKT RESIKO, JUMLAH TK YG DIPEKERJAAN
 EVALUASI

A. HASIL CSMS HARUS DIEVALUASI SECARA BERKALA,

KHUSUSNYA SETELAH SUATU PEKERJAAN SELELSAI
B. HASIL EVALUASI DIGUNAKAN UNTUK MENILAI KINERJA
KONTRAKTOR
C. SEBAGAI MASUKAN UNTUK MENINGKATKAN PROGRAM
CSMS DLM PRSH
D. DIBENTUK TIM EVALUASI YANG MELIBATKAN UNSUR
TERKAIT DLM PRSH
TERIMA KASIH