Anda di halaman 1dari 20

Mencegah & Mendeteksi Fraud

Dosen Pengampu: Dr. H. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA


Kelompok 5

Desi Anggraini Evida


2010241717 2010241891
Fraud (kecurangan)

 Definisi menurut G.Jack Bologna, Robert dan Joseph


“Kecurangan adalah penipuan criminal yang bermaksud untuk memberi manfaat
keuangan kepada si penipu. kecurangan mencakup tiga langkah yaitu:
1. Tindakan
2. Penyembunyian
3. Konversi

 Kecurangan laporan keuangan dibagi ke dalam 3 kelompok:


1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud) dalam bentuk
salah saji material laporan keuangan.
2. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation).
3. Korupsi (Corruption).
Kelompok Fraud

3. Fraud yang belum


1. Fraud yang sudah ada tuntutan ditemukan.
hukum tanpa memperhatikan
bagaimana keputusan pengadilan.

2. Fraud yang ditemukan, tetapi


belum ada tuntutan hukum.
Mencegah Kecurangan

 Para ahli memperkirakan bahwa fraud yang terungkap merupakan bagian kecil dari seluruh fraud yang
sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, upaya utama seharusnya adalah pada pencegahannya.

 Penyebab atau akar permasalahan dari fraud adalah fraud by need, by greed, and by opportunity.

 Upaya mencegah fraud dimulai dari pengendalian intern. Di samping pengendalian intern, dua konsep
penting lainnya yakni menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness) dan upaya menilai
risiko terjadinya fraud (fraud risk assessment).
Pengendalian Intern

 Definisi sebelum September 1992


“Kondisi yang diinginkan, atau merupakan hasil, dari berbagai proses yang
dilaksanakan suatu entitas untuk mencegah (prevent) dan menimbulkan efek jera
(deter) terhadap fraud.”

 Definisi 1988
“Untuk tujuan audit saldo laporan keuangan, struktur pengendalian intern suatu
entitas terdiri atas tiga unsur: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan
prosedur-prosedur pengendalian”

 Definisi khusus untuk Mencegah Fraud


“Suatu sistem dengan proses dan prosedur yang bertujuan khusus, dirancang dan
dilaksanakan untuk tujuan utama, kalua bukan satu-satunya tujuan, untuk mencegah
dan menghalangi (dengan membuat jera) terjadinya fraud”
Pengendalian Intern

Aktif Pasif

Tanda tangan Real time inventory control Customized controls

Tanda tangan kaunter Pagar dan gembok Audit trails

Semua bangunan serta


Password dan PIN Focused audit
penghalang fisik

Pemisahan tugas Pencocokan dokumen Surveillance of key activites

Pengendalian aset secara fisik Pre-numbered accountable form Rotation of key personnel
Pengendalian Intern Aktif

01 02
Dari pengendalian tersebut, kelemahan manusia Sangat rawan invasi (ditembus) pelaku fraud.
merupakan musuh utama pengendalian intern Pelaku fraud mencari tiktik lemah dan
aktif. memanfaatkannya.

03 04
Biaya yang mahal. Pengendalian intern aktif Banyak unsur pengendalian intern aktif yang
berfungsi secara berkelanjutan dan membutuhkan menghambat pelayanan. Mengecek tanda tangan,
investasi yang mahal. mencocokkan dokumen, penggunaan password, dan lain-
lain.
Pengendalian Intern Pasif

01 02
Tidak bergantung kepada manusia oleh karena itu Tidak relevan untuk ditembus atau
pengendalian intern pasif kebal kepada kelemahan disusupi pelaku fraud.
manusia, seperti lengah, korupsi, teledor dan lain-lain.

03 04
Tidak mahal Tidak mempengaruhi produktivitas. Serta
memperlambat pelayanan.
Pengendalian Intern

Dapatkah kita mempercayai pengendalian intern?

Iya

Jika pengendalian intern dirancang dan dilaksanakan dengan baik, jika pegawai dilatih
dengan baik, dan jika pegawai melakukan tugasnya dengan baik, maka pengendalian
intern dapat diandalkan untuk melindungi diri dari fraud. Internal control dan sernua
yang merupakan mata rantai pengendalian intern wajib memahami dan mengantisipasi
fraud. Harus ada fraud awareness, kesadaran mengenai bahaya fraud yang mengintai.

Tidak
Jika semua aspek dan prosedur tidak dijalankan dengan tepat.
Mendeteksi Kecurangan
Bagaimana jika fraud sudah terjadi?

 Perusahaan, lembaga negara, dan akuntan forensik (dalam hal ini fraud examiner) berupaya mendeteksinya
sedini mungkin.

 Baik mencegah maupun mendeteksi fraud merupakan cakupan fraud audit.


Mencegah fraud merupakan bagian dari fraud audit yang bersifat proaktif, sedangkan
mendeteksi fraud adalah bagian dari fraud audit yang bersifat investigatif.

 Sejak permulaan, profesi audit yang dijalankan akuntan publik menolak mengambil tanggung jawab dalam
menemukan fraud, namun dalam dasawarsa terakhir, perubahan lebih banyak dalam retorika ketimbang
substansi.

 Gagasan bahwa audit umum tidak dirancang untuk mengungkapkan kecurangan, sampai saat ini tercemin dari
praktik audit yang peduli dengan kecurangan yang menyebabkan laporan keuangan tidak disajlkan secara
wajar.
Mendeteksi Kecurangan

 Fraudulent financial reporting diartikan sebagai kesengajaan atau kccerobohan dalam melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi
menyesatkan secara material.

 Penyebab fradudulent financial reporting sebagai berikut:


1. Keserakahan, misalnya dalam kasus Enron dan kasus lainnya sekitar periode tesebut, maupun dalam periode
yang lain dan di tempat lain (termasuk Indonesia). Keserakahan ini dimungkinkan dari harga saham yang
mencerminkan laba persaham yang secara konsisten lebih tinggi dari perkiraan para analis.
2. Adanya tekanan yang dirasakan oleh manajemen untuk menunjukkan prestasi, misalnya ketika perusahaan
mengalami penyusutan pangsa pasar, atau terlanjur mengobral janji di awal tahun, misalnya sasaran earnings
per share.
Mendeteksi Kecurangan

Dari diagram di samping terlihat


fokus dari audit kantor akuntan
publik, yakni pada deteksi atas
fraudulent corporaye reporting.
Mendeteksi Kecurangan

Beberapa kasus perusahaan terkait


skandal terungkap dan sangkaan
terkait fraud.
Standar Audit Untuk Menemukan Fraud
Adanya standar untuk pemeriksaan secara spesifik ditujukan untuk menemukan fraud yaitu:

Seluruh pekerjaan didasarkan atas standar audit.


Tidak memberi jaminan bahwa bisa menemukan fraud. Klien
Di Indonesia untuk pekerjaan KAP, standar ini
dapat membatasi upaya menemukan fraud di atas jumlah
adalah SPAP.
tertentu dengan pengertian bahwa potensi menemukan fraud
ini bergantung kepada waktu dan keahlian yang digunakan.

Jumlah fee bergantung pada luasnya pemeriksaan yang Praktisi bersedia untuk memperluas jasanya dari
diterapkan klien, jadi klien bisa memilih penugasan yang tahap proactive review ke tahap pendalaman
bernilai RpI00 juta, Rp200 juta, Rp1 miliar, dan seterusnya. apabila ada indikasi terjadinya fraud. Tentunya
dengan tambahan fee.
Teknik Pemeriksaan Fraud

 Ada bermacam-macam teknik audit investigatif untuk mengungkap fraud. Teknik-teknik yang akan dibahas
meliputi:

1. Penggunaan teknik-teknik audit yang dilakukan oleh internal maupun external auditor dalam mengaudit laporan
keuangan, namun secara lebih mendalam dan luas.
2. Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam kejahatan terorganisir dan penyelundupan pajak penghasilan, yang
juga dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat negara.
3. Penelusuran jejak-jejak arus uang.
4. Penerapan teknik anallsis dalam bidang hukum.
5. Teknik audit Investigatif untuk mengungkap fraud dalam pengadaan barang.
6. Penggunaan computer forensics.
7. Penggunaan teknik interogasi.
8. Pcnggunaan operasi penyamaran.
9. Pemanfaatan whistteblower.
Beberapa kasus yang terjadi di BUMN

 Kasus PT Waskita Karya

 Pers memberitahukan manipulasi laporan keuangan Waskita Karya sejak pertengahan Agustus 2009. Berbagai istilah
digunakan untuk fraud ini, seperti manipulasi laporan keuangan, overstate, penggelembungan, markup, kelebihan pencatatan
laba, dan seterusnya.
 Kementerian Negara BUMN menonaktifkan dua direktur PT Waskita Karya terkait kasus kelebihan pencatatan pada laporan
keuangan 2004-2008.
 Kasus penggelumbungan aset di PT Waskita Karya ini mencuat ketika terjadi pergantian direksi. Direktur Utama pengganti tidak
menerima begitu saja laporan keuangan manajemen lama dan kemudian meminta pihak ketiga lain untuk melakukan audit
mendalam atas akun tertentu.
 Dalam laporan keuangan tahun 2008, diungkapkan bahwa terdapat salah saji atau penggelumbungan aset di tahun 2005 sebesar
Rp5 miliar. Nilai Rp5 miliar tersebut terdiri dari dua proyek yang sedang berjalan, proyek yang pertama adalah proyek renovasi
Kantor Gubernur Riau. Proyek ini dimulai pada tahun 2004 dan sudah selesai 100%, nilai kontrak sebesar Rp13,8 miliar.
Beberapa kasus yang terjadi di BUMN

 Kasus Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya

 Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar
dan merekayasa dokumen laporan keuangan.

 Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23
Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan
antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang.

 Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas
Rp 1,6 miliar yang berasal BRI Unit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan
Masril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.
Kesimpulan

1. Dalam Kecurangan, Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal faktor kesengajaan
merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai
kekeliruan (error) atau kecurangan.

2. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun
pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna. Penyalahgunaan aset
merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entitas.

3. Auditor independen mempunyai tanggungjawab dengan keterbatasan yang melekat pada proses auditing, untuk
merencanakan pengujiannya untuk mencari kesalahan atau ketidakberesan yang akan mempunyai pengaruh yang
material atas laporan keuangan, dan melakukan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam
melakukan pengujian.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai