Anda di halaman 1dari 15

Etika perpajakan

ETIKA BISNIS
2
FIQI NURMILAB ACHMAD
(2020187203B0112) ULUL ASHADI
(2020187203B00
HALIMATUS SA’DIYAH 06)
(2020187203B0163)
DENISA DESMI MUHAMMAD
(2020187203B0131) RINO ASWY F.
2
ETIKA
Etika adalah prinsip moral yang memberikan pegangan bagi
tingkah laku seseorang.
Etika  merupakan sebuah nilai luhur yang wajib dimiliki
oleh setiap individu
Ketika etika dikaitkan dengan perpajakan,
“ maka akan banyak sekali pihak yang terlibat
di dalamnya. Bahkan bisa dikatakan semua
pihak ada di dalamnya. Secara subyektif
seluruh warga Negara adalah wajib
pajak. Dengan demikian artinya etika
perpajakan ini wajib dimiliki, dimengerti
dan diamalkan oleh setiap individu seperti
halnya etika berpakaian dan sebagainya. 4
Pendapatan terbesar yang diperoleh
negara Indonesia berasal dari pajak,
namun tak jarang banyak terjadi
kecurangan dalam pengelolaan
pendapatan tersebut. Padahal dana
tersebut digunakan untuk pembangunan
diberbagai sektor.
Namun dalam etika pajak ini, ada
beberapa aktor utama yang harus
dibahas. Yaitu pemerintah, konsultan
pajak dan wajib pajak itu sendiri. 5
KODE ETIK
PEGAWAI DIRJEND
PAJAK
Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal
Pajak (Kode Etik) adalah
pedoman sikap,tingkah laku, dan
perbuatan, yang mengikat Pegawai
Direktorat Jenderal Pajak(Pegawai)
dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya serta dalam pergaulan hidup 6
Setiap pegawai dirjend
pajak wajib:
A. Menghormati agama, kepercayaan,budaya,dan adapt istiadat orang
lain.
B. Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel.Bekerja
secara profesional meliputi:
 Integritas, yaitu ukuran kualitas moral Pegawai yang diwujudkan
dalam sikap jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa
mengutamakan kepentingannegara;
 Disiplin, yaitu pencerminan ketaatan Pegawai terhadap setiap
ketentuan yangberlaku;
 Kompetensi, yaitu ukuran tingkat pengetahuan, kemampuan dan
penguasaanatas
C. Bekerja secara transparan, yaitu setiap Pegawai bersikap terbuka
dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan yangberlaku.
D. Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki
Direktorat Jenderal Pajak.


E. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak,
sesama pegawai, atau pihak laindalam pelaksanaan tugas
dengan sebaik-baiknya.
F. Mentaati perintah kedinasan.Perintah kedinasan adalah
perintah yang diberikan oleh atasan yangberwenang
mengenai atau yang ada hubungannya dengan kedinasan
G. Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris
milikDirektorat Jenderal Pajak.
H. Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor.
I. Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan.
J. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan. 

8
ETIKA AKUNTAN PAJAK

Akuntan pajak merupakan suatu bidang


akuntansi yang mencatat dan menyusun
laporan transaksi keuangan untuk
mengetahui besarnya pajak yang harus
dibayar wajib pajak.

9
Fungsi akuntansi
perpajakan
STRATE ANALISIS
GI
Perencanaan Mengetahui jumlah
perpajakan masa depan pajak yang harus
yang berasal dari data dibayar pada waktu
pembayaran pajak, yang akan datang

PUBLIKASI PEMBANDI
Sebagai laporan
NG dokumentasi
Menjadi
keuangan perusahaan perpajakan setiap tahunnya
apabilan ada investor yang dijadikan pembanding
atau kepentingan untuk mengetahui riwayat
publikasi lainya perkembangan perusahaan
Tanggung jawab akuntan
pajak
1. jujur dalam melaporkan kewaiban pajak
2. Tidak menjadi bagian dari pelaku
konspirasi kejahatan pajak
3. Tanda tangan akuntansi adalah bukti
petnyatan yang siap dimeja hijau kan,
bahwa kewajiban pajak telah dihitung
dengan ketelitian tinngi berdasarkan
bukti pendukung yang valid dan lengkap.
11
ETIKA AKUNTAN PAJAK
Dalam kaitannya dengan etika akuntan pajak, AICPA mengeluarkan Statemet on
Responsibilities in Tax Practice (SRTP). Adapun isinya adalah sebagai berikut:
1. SRTP (Revisi 1988) No.1: Posisi Pengembalian Pajak
2. SRTP (Revisi 1988) No.2: Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian
3. SRTP (Revisi 1988) No.3: Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan
Pengembalian
4. SRTP (Revisi 1988) No.4: Penggunaan Estimasi
5. SRTP (Revisi 1988) No.5: Keberangkatan dari suatu posisi yang sebelumnya
disampaikan di dalam suatu kelanjutan administrative atau keputusan pengadilan
6. SRTP (Revisi 1988) No.6: Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian
7. SRTP (Revisi 1988) No.7: Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi
8. SRTP (Revisi 1988) No.8: Format dan isi nasihat pada klien
12
Statements on Standards for Tax Services
(SSTS)

“ Ada 6 (enam) standar yang ditunjukkan dalam SSTS, yaitu:


1.      Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi
kecuali ada kemungkinan realistik untuk kebaikan yang
berkelanjutan.
2.      Seorang akuntan pajak tidak boleh membuat atau menandatangani
return jika ini berada dalam posisi yang tidak boleh disarankan
menurut poin 1.
3.      Seorang akuntan pajak dapat menyarankan sebuah posisi yang
menurutnya tidak ceroboh selama ini bisa diungkapkan.
4.      Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang
potensi hukuman di beberapa posisi, dan menyarankan disklosur.
5.      Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi yang
“mengeksploitasi” proses seleksi audit IRS atau;
6.      Dilarang bertindak sekadar dalam posisi “membantah”. 13
Menurut standar ini, dikatakan tidak etis
bila mengkapitulasi permintaan klien
untuk mengurangi liabilitas pajak klien
sebenarnya, karena ketika
menandatangani return, anda berarti
menyatakan bahwa return adalah benar,
tepat, dan lengkap. Bila
menandatanganinya berarti anda terlibat
kebohongan.
SEKIAN
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai