Anda di halaman 1dari 17

X.

PENGUJIAN HIPOTESIS

10.1. Pendahuluan
 Hipotesis  dari bhs Yunani hupo artinya  Kalau hipotesis dalam suatu
lemah/kurang/dibawah & thesis  penelitian ternyata ditolak,
pernyataan/ teori. maka bukan berarti
 Hipotesis  pernyataan yang masih lemah penelitiannya salah atau
kebenarannya, kadang kala hipotesis jelek, sepanjang keputusan
didefinisikan juga dugaan yg sifatnya sudah sesuai dengan fakta
sementara. Hipotesis ini perlu diuji untuk yang ada.
diterima/ditolak
 Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur  Penerimaan dan penolakan
yang dilakukan dalam penelitiang dengan suatu hipotesis tidak
tujuan untuk memutuskan apakah menerima mempengaruhi kualitas
atau menolak hipotesis dalam suatu penelitian, karena pengujian
penelitian. hipotesis hanya untuk
 Hipotesis dapat terbukti (diterima) jika data- menentukan langkah yang
data hasil penelitian mendukungnya, harus diambil supaya
sebaliknya dapat pula tidak terbukti (ditolak) pemecahan masalah sesuai
jika data hasil penelitian tidak relevan dengan dengan persoalan yang ada.
dugaan sementara. 1
10.2. Kesalahan Tipe I dan Kesalahan
Tipe II. TABEL KESALAHAN TIPE I DAN TIPE I
 Menerima atau menolak hipotesis
dalam penelitian dapat benar dan dapat
pula terjadi kesalahan.
 Menolak hipotesis yang benar disebut
dengan kesalahan tipe 1, sedang
menerima hipotesa yang salah disebut
HIPOTESIS (HO) BENAR SALAH
kesalahan tipe 2. Probabilitas/peluang
melakukan kesalahan tipe 1 diberi
simbul α dan melakukan kesalahan tipe
2 diberi simbul β KEPUTUSAN SALAH
 Dalam prakteknya α di sebut juga DITERIMA KEPUTUSAN BENAR
taraf/tingkat signifikan (taraf nyata) (KESALAHAN TIPE I )
dari uji test yang dilakukan. Untuk
kepentingan penelitian , α yang lazim
digunakan adalah ; 1 %, 5 % dan 10 %,
meskipun kadang-kadang dipakai nilai- KEPUTUSAN SALAH
nilai yang lain. DITOLAK KEPUTUSAN BENAR
 Tingkat taraf signifikan test (α) adalah (KESALAHAN TIPE I)
probabilitas kesalahan pada saat
menolak H0.

2
10.4. Arah Hipotesis
10.3. Tipe Hipotesis
 Arah Satu sisi (one tile) 
 Tipe hipotesis ada 2, yaitu ; hipotesis
korelasi dan hipotesis komparatif.
Pernyataan hipotesis yg
mengatakan satu sisi lebih rendah
 Hipotesis Korelasi  yaitu pernyataan
atau sebaliknya yaitu satu sisi lebih
tentang ada atau tidak adanya hubungan
tinggi terhadap H0
antara dua variabel atau lebih.
 Hipotesis Komparatif  yaitu pernyataan
tentang ada atau tidak adanya perbedaan H0 : θ = θ0
antara dua kelompok atau lebih.
H1 : θ > θ0 atau
 Perumusan hipotesis dinyatakan sebagai
kalimat pernyataan (deklaratif), melibatkan H0 : θ = θ0
minimal 2 variabel penelitian, mengandung H1 : θ < θ0
suatu prediksi dan harus dapat diuji.
 Formulasi hipotesis dibedakan menjadi 2,
yaitu ;  Arah Dua sisi (two tile) 
Pernyataan hipotesa yg
a). Hipotesis nol (H0)  hipotesis yang
mengatakan ada perbedaan thd
tidak memiliki perbedaan. H0.
b). Hipotesis alternatif (H1)  hipotesis H0 : θ = θ0
yg berbeda dengan H0.
H1 : θ ≠ θ0
3
10.5. Tata Cara Melakukan Pengujian
Hipotesis.
 Menentukan formulasi hipotesis
a). H0 : θ = θ0
H1 : θ ± θ0
b). H0 : θ = θ0
H1 : θ > θ0
c). H0 : θ = θ0
H1 : θ < θ0

 Menentukan nilai α (taraf nyata)


 Menentukan kriteria pengujian (berdasarkan daerah kristis yang dipilih)
 Menentukan Uji statistik (uji t, uji z, uji x2 dan F).
 Membuat kesimpulan.
Catatan Peran hipotesis H1 pada daerah kritis adalah sebagai berikut ;
 Jika tandingan H1 memiliki rumusan tidak sama, maka dalam hal ini diperoleh dua titik
kritis yg besarnya ½ α. Kriteria penolakan/penerimaan ; terima H0 jika harga statistik yang
dihitung berdasarkan data penelitian jatuh antara d1 dan d2, dalam hal lainnya H0 di tolak.

4
 Untuk tandingan H1 yang mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi
yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan.
Kriteria yang dipakai adalah menerima H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan data

tidak lebih dari daerah d, dalam hal lainnya kita tolak H 0 .

 Untuk tandingan H1 yang mempunyai perumusan lebih kecil, maka dalam distribusi yang
digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kiri. Kriteria yang
dipakai adalah menerima H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan data penelitian lebih

besar dari dari daerah d, dalam hal lainnya kita tolak H 0 .

 Jika dalam suatu penelitian nilai data yang dihitung (statistik hitung) berada di daerah
penerimaan H0, hal itu menunjukkan bahwa hasil penelitian dalam kategori/kriteria
tidak signifikan (tidak berpengaruh nyata).

5
Contoh Soal : Menguji rata-rata dua arah (σ diketahui ))

1. Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampu yang diproduksinya bisa tahan
pakai sekitar 800 jam tetapi akhir –akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai
lampu telah berubah. Untuk menentukan hal ini dilakukan penelitian dengan
menguji sebanyak 50 lampu, dan hasil uji ternyata rata-rata ketahanan lampu
berkisar 792 jam. Sebagai informasi, bahwa simpangan baku masa hidup lampu
sekitar 60 jam. Lakukan pengujian dengan taraf 5 persen terhadap kualitas lampu
tersebut.
Penyelesaian soal.
 Formulasi uji hipotesa
H0 : µ = 800 jam ( daya tahan lampu sekitar 800 jam)
H1 : µ ≠ 800 jam ( daya tahan lampu telah berubah & bukan 800 jam
 α : 5 persen (0.05/2=0.025)  0.5 – 0.025 = 0.4750  1,96 (tabel Z)
X - µo 792-800 -8 -8
 Z hitung = ------------ = ------------ = --------- = ----------- = - 0,94
σ/√n 60/√ 50 60/7.07 8,49

6
0,025 0,025
Daerah Daerah kritis/penolakan H)
penerimaan H0

-1,96 1,96

1. Dari pengujian didapat nilai z hitung


= -0,94. Nilai tersebut terletak di
daerah penerimaan Ho  sehingga Kesimpulan : Masa tahan lampu
Ho dalam kriteria diterima. pijar yang diproduksi masih
2. Pengujian yang menghasilkan Ho sama dengan 800 jam (tidak
diterima dinamakan uji tidak beda mengalami perubahan).
nyata/tidak signifikan

7
Contoh soal : Menguji rata-rata dua arah (σ tidak diketahui)
2. Sebagaimana contoh soal nomor 1, bahwa jika simpangan baku populasi tidak diketahui
tetapi dari sampel didapat nilai s = 55 jam, maka untuk menguji masa daya tahan lampu pijar
dapat dilakukan sebagai berikut .
Penyelesaian soal.
 Formulasi uji hipotesa
H0 : µ = 800 jam
H1 : µ ≠ 800 jam
 α = 5 persen (0.05/2=0.025)  db n-1 = 50-1=49 = 2,01 ( t tabel)

X - µo 792-800

Nilai t tabel via
t hitung = ------------ = --------------- = - 1,029
program exel dapat
s/√n 55/√ 50
dicari dengan cara
Dari tabel t, pada db 49, untuk uji dua pihak didapat nilai t = 2,01.  =TINV(0,05 ; df)
1,029

0,025 0,025

Penerimaan H0
Daerah Daerah kritis/penolakan Ho
kritis/penolakan Ho

-2,01 2,01 8
 Dalam tabel t, pada db 49 (uji dua arah/sisi) Kesimpulan : Jadi masa tahan
diperoleh nilai t tabel sebesar 2,01, sedangkan lampu pijar yang diproduksi
dalam pengujian diperoleh nilai t hitung sebesar = masih sama dengan 800 jam
- 1,029. Untuk itu nilai t hitung terletak di dalam atau belum menagalami
daerah penerimaan Ho sehingga pengujian ini perubahan
dalam kriteria tidak signifikan.

Contoh Soal : Menguji rata-rata satu arah (σ diketahui)

3. Suatu mesin dapat memproduksi barang rata-rata paling sedikit 15,7 buah/jam
dengan ragam produksi 2,3. Metode baru diusulkan untuk mengganti mesin lama
jika mampu menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan apakah
metode perlu diganti maka perlu dilakukan uji coba sebanyak 20 kali. Hasil uji coba
ternyata mesin yang baru menghasilkan barang 16,9 buah/jam. Pengusaha
bermaksud mengambil resiko 5 persen untuk menggunakan metode baru apabila
metode ini rata-rata menghasilkan lebih dari 16 kali. Lakukan pengujian untuk
membantu pengusaha dalam pengambilan keputusan. 9
 Formulasi pengujian hipotesa  Ho = µ = 16 (rerata hasil metode baru paling
tinggi 16, jika hal ini terjadi metode
lama msh dipertahankan)
H1 = µ > 16 (rerata hasil metode baru lebih
dari 16, untuk itu metode lama dapat
diganti)
 α : 5 %  1,64 (tabel Z)

X - µo 16,9 – 16,0
 Z hitung = ------------ = ------------------- = 2,65
σ/√n 1,52/√ 20
Kesimpulan : Nilai Z hitung
sebesar 2,65 terletak pada
daerah kritis, sehingga Ho
ditolak. Hal ini berarti metode
baru dapat diusulkan untuk
 menggantikan metode lama.
2,65 Penelitian ini dalam kriteria
Daerah
Penerimaan Ho
penelitian signifikan.

Daerah kritis
10
Soal 4 (σ tidak diketahui)
 Akhir – akhir ini petani mengeluh dan menagatakan bahwa isi bersih pupuk A dalam kantong tidak
sesuai dengan yang tertulis pada labelnya sebesar 50 kg. Untuk meneliti hal ini diambil 23 kantong
pupuk A secarak acak untuk diteliti. Hasil dari 23 kantong pupuk A diperoleh rata-rata sebesar 49
kg dengan simpangan baku 0,2 kg. Dengan taraf nyata 5 persen , tentukan apa yang akan kita
katakan tentang keluhan petani tersebut.

 Formulasi pengujian hipotesis  H0 : µ = 50


H1 : µ < 50

 α = 5 persen  db n-1 = 23-1=22 = 1,72 ( t tabel)

X - µo 49-50
 t hitung = ------------ = --------------- = - 2,40
s/√n 0,2/√ 23

Kesimpulan :
 Nilai t hitung terletak pada daerah
kritis, sehingga Ho ditolak, penelitian
-2,40 Daerah Penerimaan
Ho
Daerah kritis
menunjukkan signifikan/ berpengaruh
nyata.
 Penelitian ini menguatkan keluhan
-1,72 petani bahwa isi pupuk tidak sesuai11
dengan yg tertera pada label.
Contoh soal : menguji proporsi (π ) dua arah
x/n – π0
 Model rumus yang digunakan Z hitung ; ------------------------------
Ѵ π0 (1- π0)/n
 Pasangan hipotesis :
H0 : π = π0
H1 : π ≠ π0
Contoh soal
Kita ingin menguji bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan adalah
sama. Sebuah sampel acak sederhana terdiri dari 4.800 orang mengandung 2.458 laki-laki.
Dalam taraf nyata 5 %, tentukan distribusi kedua jenis kelamin tersebut.
Penyelesaian
Pasangan hipotesis H0 : π = 0,5
H1 : π ≠ 0,5

x/n – π0 2.458/4.800 – 0,5


Z : --------------------------- = ---------------------------- = 1,68
Ѵ π0 (1- π0)/n Ѵ0,5 (1-0,5)/4.800
0,05
α : ---------- = 0,025  0,5 – 0,025 = 0,4750 = 1,96
2
12
1,68

Daerah Penerimaan
Ho

-1,96 1,96

Kesimpulan
• Dari pengujian ini diperoleh nilai Z hitung =
1,68 dan angka ini terletak pada daerah
penerimaan H0, sehingga H0 diterima dan
penelitian ini dalam kriteria tidak signifikan.
• Hal ini berarti peluang adanya bayi lahir laki-
laki dan perempuan sama besar.

13
Menguji
proporsi satu
arah
Seorang PPL mengatakan bahwa paling sedikit 60 % petani yang melakukan pemupukan berimbang
pada tanaman padi sawah. Sebuah sampel acak sederhana telah diambil yang terdiri atas 8.500
orang dan ternyata 5.426 termasuk yang melakukan pemupukan berimbang. Dengan α 0.01,
lakukan pengujian hal tersebut .
Pasangan hipotesis H0 : π = 0,6
H1 : π > 0,6

x/n – π0 5.426/8.500 - 0,6


Z : --------------------------- = ----------------------------- = 2,79
Ѵ π0 (1- π0)/n Ѵ0,6 (1-0,6)/8.500

α : 0,5 – 0,01 = 0,4900 (tabel Z)  2,33 (Z tabel).

2,79 Kesimpulan
• Dari pengujian ini diperoleh nilai Z hitung
Daerah Penerimaan
Ho sebesar 2,79 dan terletak di daerah kritis
sehingg Ho ditolak.
• Hal ini berarti petani yang melakukan
2,33
pemupukan berimbang pada tanaman
padi lebih dari 60 %. 14
Menguji
varians dua
arah
Dalam soal menguji rata-rata terdapat contoh soal
tentang masa hidup lampu A. Dari contoh diketahui
; σ = 60 jam ; n = 50 dan s = 55 jam. Jika masa
hidup lampu berdistribusi normal, apakah benar σ
= 60 jam dalam taraf 5 %.
 Uji hipotesis
H0 : σ2 = 3.600 jam
H1 : σ2 ≠ 3.600 jam

(50-1) (3.025)
(n-1)s2 X2 = ------------------ = 41.17
 Model rumus yang digunakan X2 ; -------------------
σ02 3.600
 Dengan db/df = 49 dan
 Pasangan hipotesis :
peluang 0,025 dan 0,975,
H0 : σ2 = σ02 dari daftar distribusi chi-
H1 : σ2 ≠ σ02 kuadrat berturut-turut
didapat X 0,025 = 32,4
2

dan X2 0,975 = 71,4


15
Kesimpulan
41,17
 Dari penelitian didapat X2 hitung =
41,17, angka ini jatuh anatar nilai X2
Daerah Penerimaan tabel 32,4 - 71,4, yaitu daerah
Ho
penerimaan H0.
 Hal ini berarti varians lampu A tidak
32,4 - 71,4 lebih dari 60 jam atau masih sama
dengan 60 jam.

Tugas Mahasiswa
1. Pengusaha Hand traktor mengatakan bahwa Hand traktor yang diproduksinya bisa
tahan pakai rata-rata sekitar 15 tahun tetapi akhir –akhir ini timbul dugaan bahwa
masa pakai Hand traktor telah berubah. Untuk menentukan hal ini dilakukan
penelitian dengan menguji sebanyak 50 lampu, dan hasil uji ternyata rata-rata
ketahanan Hand traktor berkisar 13 tahun. Sebagai informasi, bahwa simpangan
baku masa pakai hand traktor sekitar 0,6 tahun. Lakukan pengujian dengan taraf 5
persen dan 1 persen terhadap kualitas Hand traktor tersebut.
2. Lakukan pengujian dengan taraf 5 persen dan 1 persen terhadap kualitas Hand
traktor , jika diketahui simpangan baku sampel masa pakai Hand traktor 0,8 tahun.

16
PRAKTIKUM
 Akhir – akhir ini petani mengeluh dan menagatakan bahwa isi bersih PPC A dalam
kemasan tidak sesuai dengan yang tertulis pada labelnya sebesar 1000 ml. Untuk
meneliti hal ini diambil 27 kemasan PPC A secarak acak untuk diteliti. Hasil dari 27
kemasan PPC A diperoleh rata-rata sebesar 975 ml dengan simpangan baku 25 ml.
Dengan taraf nyata 1 persen dan persen , tentukan apa yang akan kita katakan
tentang keluhan petani tersebut.

 Pengusaha Hand traktor mengatakan bahwa Hand traktor yang diproduksinya bisa
tahan pakai rata-rata sekitar 15 tahun tetapi akhir –akhir ini timbul dugaan bahwa
masa pakai Hand traktor telah berubah. Untuk menentukan hal ini dilakukan
penelitian dengan menguji sebanyak 50 lampu, dan hasil uji ternyata rata-rata
ketahanan Hand traktor berkisar 13 tahun. Sebagai informasi, bahwa simpangan
baku masa pakai hand traktor sekitar 0,6 tahun. Lakukan pengujian dengan taraf 5
persen dan 1 persen terhadap kualitas Hand traktor tersebut.
 Lakukan pengujian dengan taraf 5 persen dan 1 persen terhadap kualitas Hand
traktor , jika diketahui simpangan baku sampel masa pakai Hand traktor 0,8 tahun.
17

Anda mungkin juga menyukai