Anda di halaman 1dari 19

TOKOH PEMBAHARUAN

ISLAM DI INDONESIA
Disusun oleh :
Arya bagoes sadewa 1925100
Damar oemar ghibran 192510051
Panggih raharjo 1925100
Apa itu tokoh pembaharuan?
Pengertian Pembaharuan Dalam islam
Dalam bahasa Arab, sesuatu dikatakan jadid (baru), jika
bagian-bagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Dalam
kosa kata Islam kata pembaruan digunakan kata tajdid yang
berasal dari kata jadid
Toko Pembaharuan Pada Periode Klasik
Sampai Modern
Ibnu Taimiyah ( 1263-1328)
A. Kelahiran
Nama Lengkap : Taqiyuddin Abu Abbas
Lahir : Harran, Turki, 22 Januari 1263.
Meninggal : 27 September 1328.
Ayah dan kakeknya adalah seorang tokoh ulama ahli hadis bermazhab
Hambali.
B. Pendidikan
Sejak usia 10 tahun ia telah mempelajari kitab-kitab hadis utama, hafal al-
Qur’an, belajar ilmu hitung, ilmu kalam, filsafat yang kemudian menjadi bidang
kajiannya
C. Corak Pemikiran Ibnu Taimiyah
Pemikiran Ibnu Taimiyah bersifat empiris sekaligus rasionalis. Empiris
artinya mengakui kebenaran dalam kontek kenyataan bukan dalam pemikiran.
Rasionalis artinya, tidak mempertentangkan antara akal dan yang jelas dan
naql (Qur’an – Sunnah Shahihah)..
D. Ide Pembaharuan
1. Pemurnian Ajaran Tauhid. Aqidah yang benar adalah bersumber dari
Qur’an dan Assunah Shahihah bukan berdasar akal. Ia menolak Takwil,
menetapkan sifat Tuhan tanpa Tamsil dan Tanzih.
2. Menggalakkan umat Islam agar bergairah kembali menggali ajaran-ajaran
al-Qur’an dan Hadis, serta ber-ijtihad dalam menafsirkan ajaran-ajaran
agama.
3. Syarat ar-ruju’ ila qur’an wa sunnah adalah dengan ijtihad tanpa taqlid.
4. Agar murni dalam berijtihad, maka tidak boleh terikat pada mazhab atau
imam.
5. Dalam konteks hukum, tidak mendasarkan pada illat, tetapi kepada
hikmah.
Muhammad Ibn Abdul Wahhab (1115-1206)
A. Kelahiran
Nama Lengkap : Muhammad Ibn Abdul Wahhab
Lahir : Najed, 1115 H
Meninggal : 1206 H
B. Pendidikan
Ayahnya adalah seorang fakih dan ulama terkenal pada masanya ia bernama
Sulaiman bin Ali. Pada usia 9 tahun Muhammad Ibn Abdul Wahhab sudah hafal
al-Qur’an, kemudian oleh ayahnya diajakan tertang fiqih ibnu bin Hambal dll.
Setelah dewasa dikirim ayahnya ke Medinah belajar agama dengan Syaikh
Sulaiman al-Kurdi, Muhammad Hayat al-Sindi.
C. Ide dan Pembaharuan
Pemikiran Ibnu Taimiyah bersifat empiris sekaligus rasionalis. Empiris
artinya mengakui kebenaran dalam kontek kenyataan bukan dalam pemikiran.
Rasionalis artinya, tidak mempertentangkan antara akal dan yang jelas dan
naql (Qur’an – Sunnah Shahihah).
D. Karya-karya
1. Kitab al-Tauhid
2. Al-Usul al-Salasah wa al-Qawaid al-Arba’ah
3. Surah al-Shalat qa Arkanuha
4. Ushul al-Imam
5. Fazl al-Islam
6. Kitab al-Khabais
7. Tafsir Kalimat at-Tauhid
8. Kitab al-Mustafid fi Hukm al-Tauhid
9. Tafsir Ba’dli Suwar al-Qur’an
E. Gerakan Wahabi
Gerakan Wahabi (muwahhidun) memiliki nilai pembaharuan
Sisi keagamaan : taklid ditinggalkan
Sisi akhlak : menjauhkan diri dari sikap kemewah-mewahan, pemborosan dan
kemaksiatan serta kemalasan
Sisi sosial : Kesatuan masyarakat menjauhkan konflik social
Sisi sosial ekonomi : menciptakan semangat kerja dan percaya diri serta tidak
tergantung kepada orang lain.
Jamaluddin al-Afghani (1838-1897)
A. Kelahiran
Nama Lengkap : Jamaluddin al-Afghani
Lahir : Asadabad, Afghanistan pada tahun 1838/1839
Meninggal : -
B. Pendidikan
Pendidikan dasar di tempuh di tanah kelahirannya, kemudian melanjutkan di
daerah-daerah lainnya kepada beberapa guru, seperti Ibnu Sina, At-Tusi dll.
Perjalanan hidupnya banyak banyak dipenuhi lika-liku sebagai seorang
politikus.
C. Ide dan Pembaharuan
Mengajar dan memperkenalkan penafsiran filsafat Islam. Ketika
Mesir berada pada krisis ekonomi dan politik 1870, ia memerintahkan
murid-muridnya untuk menerbitkan majalah dan memimpin gerakan
bawah tanah.
Membantu pelaksanaan politik Islam, namun karena pengaruh
Jamaluddin cukup besar mengalahkan Sultan Ottoman, maka Sultan
membatasi pengaruh politiknya, dan di kota ini.
Muhammad Abduh
A. Kelahiran
Nama Lengkap : Muhammad Abduh
Lahir : Mesir 1849 M
Meninggal : 1905 M
B. Pendidikan
- Usia 12 tahun telah hafal Al-Quran
- Belajar di Al-azar kairo sejak tahun 1866
- Tamat universitas Al-Azar pada 1877
- Sering memberikan ceramah sebelum lulus tentang materi yang ia terima
dari gurunya
C. Ide dan Pembaharuan
1. Pembaharuan agama (al-ishlah al-dini) dan pembebasan akal piki dari tirani
talkid.
2. Pembaharuan dalam bidang bahasa (al-ishlah al-lughawi)
3. Menjadikan bahasa dan sastra (Arab-Islam) kini sebagai kelanjutan dari
masa keemasannya dulu.
4. Pembaharuan dalam bidang politik (Al-ishlah al-siyasi)
Muhammad Rasyid Ridha
A. Kelahiran
Nama Lengkap : Muhammad Rasyid Ridha
Lahir : 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari
kota Tripoli (Suria). Cucu Rasulullah
Meninggal :
B. Pendidikan
- Belajar menulis, menghitung, membaca Al-Qur’an di sekolah tradisional.
- al-Madrasah al-Wataniah al-Islamiyyah (Sekolah Nasional Islam) di
Tripoli. Sekolah ini didirikan oleh al-Syaikh Husain al-Jisr, seorang ulama Islam
yang telah dipengaruhi oleh ide-ide modern.
C. Ide dan Pembaharuan
1. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat islam yang ditumbuhkan.
2. Umat islam harus meninggalkan sikap pemikiran kaum jabaryah.
3. Akal dapat digunakan untuk menafsirkan ayat/ dg tdk meninggalkan prinsip
umum.
4. Perlu menghidkan kembal sistem pemerintahan khalifah.
5. Umat islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
Kesamaan dan Perbedaan Afghani, Abduh
dan Rasyid Ridha
Kesamaan
– Sama-sama menekankan perlunya Islam ditafsirkan secara rasional
dan sesuai dengan kebutuhan umat Islam pada zaman tersebut.
– Sama-sama menekankan perlunya pembaharuan pemikiran di dunia
Islam terhadap ajaran Islam itu sendiri untuk mengejar ketertinggalan
dari bangsa lain.
– Untuk kemajuan, umat Islam harus mau menerima peradaban Barat
yang positif.
Perbedaan
– Antara Al-Afghani dan ‘Abduh terdapat perbedaan dalam pendekatan yang
digunakan.
– Dalam melakukan islah (pembaruan), dapat dikatakan bahwa: “Al-Afghani adalah
aktivis yang intellektual, sedangkan ‘Abduh adalah intellektual yang aktivis.”
– Adapun perbedaan antara ‘Abduh dan Rasyid Ridla, sebagaimana dikemukakan
oleh Harun Nasution (1992), adalah bahwa Muhammad ‘Abduh lebih liberal dari
muridnya.
– ‘Abduh dan Rasyid berbeda dalam pola pemikiran.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai