Anda di halaman 1dari 13

DIFTERI dan PERTUSIS

Kelompok D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes RANAH MINANG
PADANG
2015
Difteri

Infeksi bakteri yang bersumber


dari Corynebacterium
diphtheriae, yang biasanya
mempengaruhi selaput lendir dan
tenggorokan. Difteri umumnya
menyebabkan sakit tenggorokan,
demam, kelenjar tonsil (amandel)
bengkak, dan lemas.
Tanda dan Gejala

1. Sakit tenggorokan
2. Suara serak
3. Nyeri saat menelan
4. Pembengkakan kelenjar getah bening
5. Terbentuknya sebuah membran tebal
abu-abu menutupi tenggorokan dan
amandel
6. Sulit bernapas atau napas cepat
Cara Penularan

Bersin
Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang mengandung bakteri difteri dan memungkinkan
orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut

Kontaminasi barang pribadi


Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi
seperti gelas penderita difteri yang belum dicuci

Barang rumah tangga


Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-
barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
atau daerah endemik
bepergian ke tempat
Siapapun yang

difteri Anak-anak dan orang


dewasa yang tidak
mendapatkan imunisasi
terbaru

Faktor Resiko

Orang yang memiliki


gangguan sistem
kekebalan tubuh
sehat
penuh sesak atau tidak
kondisi tempat tingal
Orang yang hidup dalam
Komplikasi

Gangguan
Kerusakan jantung Kerusakan saraf
pernapasan
PERTUSIS

Pertusis atau tussis quinta,


whooping cough, batuk rejan,
batuk 100 hari atau penyakit
infeksi yang ditandai dengan
radang saluran nafas yang
menimbulkan serangan batuk
panjang yang bertubi-tubi,
berakhir dengan inspirasi
berbising. Pertusis di sebabkan
oleh bakteri Bordetella
pertusis.
Manifestasi Klinis

Stadium
Stadium Stadium
konvalesens
kataralis spasmodik i
Berlangsung 1 – 2

Berlangsung selama 2 –
● Berlangsung selama

minggu ditandai dengan 2 minggu sampai


4 minggu, batuk
adanya batuk-batuk sembuh. Jumlah dan
semakin berat sehingga
ringan, terutama pada
pasien gelisah dengan beratnya serangan
malam hari, pilek, serak,
muka merah dan biru. batuk berkurang,
kurang nafsu makan,
Batuk sering terjadi muntah berkurang,
dan demam ringan.
Stadium ini menyerupai dan berupa batuk- dan nafsu makan
influenza. batuk khas timbul kembali.
Komplikasi

Alat pernafasan
Dapat terjadi otitis media, bronkhitis, bronchopneumonia,
atelektasis yang disebabkan sumbatan mukus, emfisema,
bronkietaksis, dan tuberculosis yang sudah ada menjadi bertambah
berat.
Alat pencernaan
Muntah-muntah yang berat dapat menimbulkan emasiasis (anak menjadi kurus
sekali), prolapsus rectum (adanya benjolan di anus) atau hernia yang mungkin
timbul karena tingginya tekanan di daerah perut, ulkus (luka) pada ujung lidah
karena tergosok pada gigi atau tergigit pada waktu serangan batuk, juga stomatitis
(sariawan).

Susunan saraf
Kejang dapat timbul karena gangguan keseimbangan elektrolit
akibat muntah-muntah, kadang-kadang terdapat kongesti dan
edema pada otak, mungkin pula terjadi perdarahan otak.
Cara Penularan

Droplet infection


Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada orang lain melalui percikan-percikan
ludah penderita pada saat batuk dan bersin.

Kontak tidak langsung dari alat-alat yang


terkontaminasi


Dapat pula melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang dicemari kuman-
kuman penyakit tersebut.
Pencegahan

1. Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi


difteri, segeralah pergi ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan

2. Pemberian vaksin difteri. Pemberian vaksinasi


sudah dapat dilakukan saat masih bayi usia 2, 3, 4
bulan di paha anak batita 1,5 tahun dan anak usia
sekolah di lengan kanan atas.
Selamatkan anak anda dari Difteri
dan Pertusis dengan IMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai