Anda di halaman 1dari 12

Strategi Dakwah yang dikembangkan oleh

Wali Songo di Indonesia

Oleh :
Dian Kartikasari (08)
XII MIPA 3
Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung
demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad
ke-7 M yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan
bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M dan ada juga yang berpendapat
bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan
pendapat tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut
didasari bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan yang
menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.
Strategi Dakwah

1. Maulana Malik Ibrahim


•Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Magribi, dan Maulana Ibrahim. Terjadi
perbedaan pendapat mengenai asal mula dari Maulana Malik Ibrahim ini. Menurut tradisi atau babad
Jawa, beliau adalah seorang Ulama dari Tanah Arab, keturunan Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad.
Sementara itu, Hamka menulis bahwa beliau ini berasal dari Kasyan, Persia, dan seorang bangsa Arab
keturunan Rasulullah yang datang ke Jawa sebagai penyebar agama Islam. Adapun pola pengembangan
da‘wah yang beliau lakukan adalah sebagai berikut:

•a) Bergaul dengan Para Remaja. Analisis yang sederhana bahwa dengan berinteraksi dengan para
remaja akan membuat Malik Ibrahim mengerti akan karakter para remaja tersebut dan tentunya
memudahkan beliau dalam menyebarkan agama karena sudah paham bagaimana cara menyampaikan
kebenaran ajaran Islam kepada mereka tersebut.
•b) Membuka pendidikan pesantren. Dimana anak-anak yang ingin mendalami pengetahuan agama
akan di didik yang pada selanjutnya akan dipersiapkan sebagai kader Da‘i yang bisa terjun kedalam
masyarakat bahkan bisa membangun pondok-pondok pesantren dalam hal mengabdikan ilmunya kepada
masyarakat. Dan pada selanjutnya pula dari pondok-pondok tersebut akan kembali lahir para Da‘i
handal. Dan begitulah seterusnya hingga estapet perjalanan tersebut akan terus berlanjut hingga saat ini.
2. Sunan Ampel

• Gelar sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan nama mudanya adalah
Ahmad Rahmatullah. Beliau adalah Putra dari Ibrahim Asmoro-Kandi seorang
Ulama Kamboja yang kemudian menikah dengan Putri Majapahit. Beliau
adalah orang yang mempelapori pendirian Mesjid Agung Demak. Mesjid
tersebutlah yang kemudian dirancang sebagai sentral seluruh aktivitas
pemerintah dan sosial kemasyarakat. Dan kemudian hari Mesjid inilah yang
kemudian dikenal dengan Mesjidnya Para Wali.

• Bila kita melihat sekilas dari apa yang telah dilakukan oleh Sunan Ampel,
seyogyanya bersesuaian dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah ketika
berada dimadinah yang menjadikan Mesjid sebagai tempat sentral
pemerintahan dan sebagai tempat penyelesaian berbagai masalah ataupun
sanketa. Dan selanjutnya Sunan Ampel juga menyiapkan dan melatih generasi-
generasi Islam yang selanjutnya akan diutus ke berbagai wilayah lain.
3. Sunan Giri

•Sunan giri adalah salah satu dari Wali Songo, yang bertugas menyiarkan agama Islam
dikawasan Jawa Timur, tepatnya didaerah Gresik. Beliau hidup antara tahun 1365-1428
M. Ayahnya bernama Maulana Ishaq, berasal dari Pasai. Ibunya bernama Sekardadu, Putri
Raja Blamblangan, Prabu Minaksembuyu. Nama kecil sunan giri adalah Jaka samudra.
Masa kecilnya diasuh oleh janda kaya raya, Nyai Gedhe Pinatih. Menjelang dewasa Jaka
Samudra berguru kepada Sunan Ampel. Jaka Samudra diberi gelar oleh Sunan Ampel
dengan gelar Raden Paku.
•Adapun pola dakwah yang telah dikembangkan beliau adalah :
•a) Membina kader da‘i inti, yaitu mereka yang di didik di perguruan Giri.
•b) Mengembangkan Islam keluar pulau Jawa. Pola da‘wah yang dikembangkannya dan
tidak dilakukan oleh wali-wali sebelumnya adalah usahanya mengirim anak muridnya ke
pelosok-pelosok Indonesia untuk menyiarkan Islam, misalnya Pulau Madura, Bawean,
Kangean, bahkan sampai ke Ternate dan Huraku yakni Kepulauan Maluku.
•c) Menyelenggarakan Pendidikan bagi masyarakat secara luas, yaitu dengan mewujudkan
gemelan saketan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran Islam, merintis
permainan-permainan anak yang berisikan ajaran Islam, serta mengarang lagu-lagu Jawa
yang disisipi dengan ajaran Islam
4. Sunan Kudus

• Nama lain dari sunan kudus adalah Ja’far Shadiq, Raden Undung atau Raden
Untung, dan Raden Amir Haji. Sunan kudus terkenal sebagai ulama yang besar
yang menguasai Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir Al-Qur’an, Ilmu Sastra, Mantik dan
terutama sekali Ilmu Fikih. Dengan ketinggian ilmunya itulah, maka kemudian
beliau dijuluki “Waliyul ‘Ilmi: yang artinya Wali yang menjadi gudang ilmu.

• Beliau adalah seorang pujuangga besar yang memiliki kreativitas yang mampu
mengarang dongeng-dongeng pondok yang besifat dan berjiwa seni Islam. Dan
dengan kreativitas yang dimiliki beliau tersebut. Beliau mampu membaur dengan
masyarakat, meleburkan diri dengan budaya setempat dan mampu menarik
simpati masa yang pada selanjutnya ini dimanfaatkan untuk syiar da‘wah Islam.
5. Sunan Bonang

• Sunan Bonang mendapat julukan nama Prabu Nyakrokusumo. Namun


ketika remaja Sunan Bonang memiliki nama Maulana Makhdum Ibrahim.
Beliau adalah Putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Program
da‘wah yang dilakukanya adalah :
• a) Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu kader da‘i
• b) Memasukkan pengaruh Islam kedalam kalangan bangsawan karaton
Majapahit.
• c) Terjun langsung ketengah-tengah masyarakat. Dalam berinteraksi
dengan masyarakat tersebut beliau menciptakan gending-gending atau
tembang-tembang jawa yang serat dengan misi pendidkan dan da‘wah.
• d) Melakukan kondifikasi atau pembukuan da‘wah. Kodifikasi pesan
da‘wahatau ajaranya dilakukan oleh murid-muridnya. Kitab ini ada yang
berbentuk puisi maupun prosa. Kitab inilah yang kemudian dikenal dengan
Suluk Sunan Bonang.
6. Sunan Drajad

• Nama asli dari Sunan Drajad adalah Syarifuddin Hasyim, merupakan Putra dari
Sunan Ampel. Dalam kehidupan sehari-harinya beliau dikenal sebagai Waliyullah
yang bersifat sosial, dimana dalam menjalankan aktivitas da‘wahnya beliau tidak
segan-segan untuk menolong masyarakat bawah serta memperbaiki kehidupan
sosialnya. Adapun pola dakwah yang dikembangkan beliau adalah :

• a) Mendirikan pusat-pusat pos bantuan.


• b) Membuat kampung-kampung percontohan.
• c) Menanamkan ajaran kolektivisme, yaitu ajaran untuk bergotong royang.
• d) Di bidang kesenian beliau menciptakan tembang-tembang jawa, yaitu pangkur.
• Disini kita bisa melihat bahwa Sunan Drajad dalam menjalankan
da‘wahnyamengutamakan prinsip sosial kemasyarakatan dan dengan ini pula
beliau dapat membangun rasa saling butuh dan saling tolong menolong dalam
masyarakat tersebut hingga tidak ada masyarakat yang merasa kesusahan, dan
dengan ini juga masyarakat tersebut akan lebih mudah ditanamkan rasa keimanan
yang kuat, yang selalu melaksanakan perintah dan ajaran agama
7. Sunan Gunug Jati
•Sunan Gunung Jati atau nama lengkapnya adalah Syarif Hidayatullah Putra dari Syarif Abdullah
dan Nyai larasantang. Sunan gunug jati atau Fathillah selain seorang da‘ijuga dikenal sebagai
pahlawan bangsa yang gigih melawan penjajahan. Dalam mempertahankan daerah teritorialnya
adalah dengan mengintegrasikan dari ancaman penjajah. Beliau berhasil mematahkan kekuasaan
Protugis pada tanggal 22 juni 1527, yang kemudian menggantikan Sunda Kelapa dengan Jayakarta
(kemenangan yang paripurna).
•Strategi metode pengembangan da‘wah yang dilakukan Sunan Gunung Jati lebih terfokus pada job
description atau pembagian tugas diantaranya:

•a) Melakukan pembinaan intern kesultanan dan rakyat yang masuk dalam wilayah Demak
ditangan Wali senior. Dengan program utamanya adalah masyarakat Jawa Timur danJawa Tengah
harus segera diislamkan sebab mereka merupakan kekuatan pokok. SunanGunung Jati
mengorientasikan da‘wahnya pada pertahanan di Jawa bagian Barat dari ekspansi Asing.
•b) Melakukan pembinaan terhadap luar daerah dengan menyerahkan tanggung jawabnya kepada
para pemuda.
8. Sunan Kalijaga
•Salah satu Wali yang sangat terkenal bagi orang jawa adalah Sunan Kalijaga.
Ketenaran Wali ini adalah karena ia seorang ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga
seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa kerajaan Islam. Selain itu
sunan kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan seniman wayang
yang hebat.
•Pola da‘wah yang telah dikembangkannya adalah:

a) Mendirikan pusat pendidikan di Kadilengu.


b) Berdakwah lewat kesenian.
c) Memasukkan hikayat-hikayat Islam ke dalam permainan wayang. Dan beliau ini
merupakan pencipta wayang kulit dan pengarang buku-buku wayang yang
mengandung cerita dramatis dan berjiwa Islam
9. Sunan Muria
•Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Prowoto, Raden Umar Syahid.
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dan dewi saroh. Beliau merupakan seorang
sufi atau ahli thasawuf.
•Seperti dengan wali-wali sebelumnya pola da‘wah yang beliau kembangkan
banyak yang serat dengan ajaran Islam yang berbentuk seni. Adapun pola
da‘wah yang dikembangkan oleh Sunan Muria adalah:

•a) Menjadikan daerah pelosok-pelosok pengunungan sebagai pusat kegiatan


da‘wah.
•b) Berdakwah melalui jalur kesenian. Dengan menciptakan sinom, kinanti, dan
sebagainnya.
Kesimpulan

• Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah


Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara
Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

• Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya


Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah
simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak
tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar
dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat
para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Anda mungkin juga menyukai