Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

F
DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI

AMRINA ROSYADA 0432950119021


CINDY NADYA OKTAVIANI 0432950119032
EKA SANDRA DIANSARI 0432950119003
IKA PUTRI 0432950119001
NUR HALIMAH 0432950119022
RINO ADHI SETYO 0432950119003
JAMILAH 0432950119009
 
DEFINISI
1. Menurut Pambayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
2. Definisi Halusinasi Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien
merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan,
atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam
Zelika, (2015).
ETIOLOGI
Menurut Yosep (2014) terdapat dua factor penyebab halusinasi, yaitu:
A. Faktor presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
2) Faktor Sosiokultural
3) Faktor Biokimia
4) Faktor Psikologis
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Lanjutan
B. Faktor Presipitasi
1) Dimensi Fisik
2) Dimensi Emosional
3) Dimensi Intelektual
4) Dimensi Sosial
5) Dimensi Spiritual
JENIS-JENIS HALUSINASI
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa
jenis dengan karakteristik tertentu, diantaranya
a. Halusinasi pendengaran (audotorik)
b. Halusinasi pengelihatan (visual)
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori)
d. Halusinasi peraba (taktil)
e. Halusinasi pengecap (gustatorik)
f. Halusinasi sinestetik
Tanda dan gejala
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
masalah halusinasi, antara lain:
1. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4. Disorientasi
5. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
6. Cepat berubah pikiran
7. Alur pikiran kacau
8. Respon yang tidak sesuai
9. Menarik diri
10.Sering melamun
Fase halusinasi
Menurut stuart dan laraia dalam Prabowo, 2014 menunjukan tahapan
terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase mempunyai
karakteristik yang berbeda yaitu:
a. Fase I
b. Fase II
c. Fase III
d. Fase IV
TABEL SP HALUSINASI
Pasien Keluarga
SP 1 Mengenal masalah halusinasi dan latihan mengontrol halusinasi Mengenal Masalah dalam Merawat
dengan cara menghardik : Pasien Halusinasi dan Melatih
• Mendiskusikan jenis halusinasi pasien Mengontrol Halusinasi pasien
• Mendiskusikan isi halusinasi pasien dengan Menghardik :
• Mendiskusikan waktu halusinasi pasien 1. Diskusikan masalah yg dirasakan
• Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien dalam merawat pasien, jelaskan
• Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi pengertian, tanda dan gejala,
• Mendiskusikan respons pasien terhadap halusinasi proses terjadinya halusinasi
• Melatih pasien mengontrol halusinasi: menghardik halusinasi (gunakan booklet),
• Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi 2. Jelaskan cara mengontrol
dalam jadwal kegiatan harian halusinasi dengan melatih cara
menghardik halusinasi,
3. Anjurkan membantu pasien
sesuai jaduali dan memberikan
pujian.
LANJUTAN…
Pasien Keluarga
SP2 Melatih mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat: Melatih Keluarga Merawat Pasien
• Mengevaluasi tanda & gejala, kemampuan pasien Halusinasi dengan Enam Benar
dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik, Minum Obat :
jadwal kegiatan harian. 1. Evaluasikemampuan keluarga
• Memberikan pendidikan kesehatan tentang mengidentifikasi gejala
penggunaan obat secara teratur halusinasi pasien, merawat
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal pasien dalam mengontrol
kegiatan harian halusinasi dengan menghardik,
berikan pujian;
2. Jelaskan 6 benar cara
memberikan obat;
3. Latih cara
memberikan/membimbing
minum obat dan anjurkan
pasien sesuai jadwal
LANJUTAN…
Pasien Keluarga

SP 3 Melatih mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- Melatih Keluarga Merawat Pasien
cakapl : Halusinasi dengan bercakap-cakap
• Mengevaluasi tanda & gejala, kemampuan pasien dalam dan Melakukan Kegiatan :
mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum 1. Evaluasi kemampuan keluarga
obat., jadwal kegiatan harian mengidentifikasi halusinasi
• Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara pasien dan merawat/melatih
bercakap-cakap dengan orang lain pasien menghardik, dan
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal memberikan obat, berikan
kegiatan harian pujian atas upaya yang telah
dilakukan keluarga,
2. Jelaskan cara bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu
bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi dan
Anjurkan membantu pasien
sesuai jaduali dan memberikan
pujian
LANJUTAN…
Pasien Keluarga

SP 4 Melatih mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan Melatih Keluarga Memanfaatkan


secara terjadwal Fasilitas Kesehatan Untuk follow up
• Mengevaluasi tanda & gejala, kemampuan pasien dalam Pasien Halusinasi :
mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum 1. Evaluasi kemampuan keluarga
obat. Bercakap-cakap, ,jadwal kegiatan harian mengidentifikasi gejala
• Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara halusinasi pasien,
melakukan aktifitas ( kegiatan yang biasa dilakukan) merawat/melatih pasien
secara terjadwal menghardik, memberikan obat
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal dan bercakap-cakap,
kegiatan harian 2. Berikan pujian atas upaya yang
telah dilakukan keluarga,
3. Jelaskan follow up ke PKM,
tanda kambuh, rujukan
danAnjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan
pujian
INTERVENSI HALUSINASI
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Gangguan TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
sensori mengontrol klien menunjukkan percaya dengan percaya merupakan
halusinasi yang tanda – tanda percaya menggunakan prinsip dasar untuk
dialaminya kepada perawat : komunikasi terapeutik : kelancaran interaksi
• Ekspresi wajah • Sapa klien dengan ramah selanjutnya
bersahabat. baik verbal maupun non
• Menunjukkan rasa verbal
senang. • Perkenalkan nama, nama
• Ada kontak mata. panggilan dan tujuan
• Mau berjabat perawat berkenalan
tangan • Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
disukahi klien
• Buat kontrak yang jelas
• Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
Persepsi TUK1 : • Mau menyebutkan • Tunjukan sikap empati Ungkapan perasaan
halusinasi Klien dapat nama. dan menerima apa klien kepada
LANJUTAN…
TUK 2 : Setelah 1x interaksi • Mendiskusikan untuk mengenal
Klien dapat mengenal dan klien dapat jenis halusinasi halusinasi klien
mengontrol halusinasinya Mengenal masalah pasien
halusinasi dan • Mendiskusikan
latihan mengontrol isi halusinasi
halusinasi dengan pasien
cara menghardik • Mendiskusikan
waktu halusinasi
pasien
• Mendiskusikan
frekuensi
halusinasi pasien
• Mendiskusikan
situasi yang
menimbulkan
halusinasi Untuk memutus
• Mendiskusikan siklus halusinasi
respons pasien
terhadap Dengan merhardik,
halusinasi perawat memeberi
• Melatih pasien kesempatan kepada
LANJUTAN…
TUK 3: Setelah 2x interaksi • Mengevaluasi tanda & Reinforcement
Klien dapat mengontrol klien dapat gejala, kemampuan posistif dapat
halusinasinya dengan mengontrol pasien dalam meningkatkan
patuh minum obat halusinasi dengan mengontrol halusinasi harga diri klien
KH: dengan menghardik ,
jadwal kegiatan harian. Dengan
• Memberikan menyebutksn
pendidikan kesehatan dosis, frekuensi
tentang penggunaan dan manfaat
obat secara teratur obat, diharapkan
• Menganjurkan pasien klien
memasukkan dalam melaksanakan
jadwal kegiatan harian program
pengobatan.
Program
pengobatan
dapat berjalan
sesuai rencana
LANJUTAN…
TUK 4: Setelah 3x • Mengevaluasi tanda & Reinforcement
Klien dapat interaksi klien gejala, kemampuan pasien posistif dapat
mengontrol halusinasi dapat mengontrol dalam mengontrol meningkatkan
dengan cara bercakap- halusinasi dengan halusinasi dengan harga diri klien
cakap KH: menghardik, patuh minum
obat., jadwal kegiatan Upaya untuk
harian memutuskan siklus
• Melatih pasien halusinasi sehingga
mengendalikan halusinasi halusinasi tidak
dengan cara bercakap- berlanjut
cakap dengan orang lain Program cara
• Menganjurkan pasien mengotrol
memasukkan dalam halusinasi dapat
jadwal kegiatan harian berjalan sesuai
rencana
LANJUTAN…
TUK 5: Setelah 4x • Mengevaluasi tanda & gejala, Reinforcement
Klien dapat interaksi kemampuan pasien dalam mengontrol posistif dapat
mengontrol klien dapat halusinasi dengan menghardik, patuh meningkatkan
halusinasi dengan mengontrol minum obat. Bercakap-cakap, jadwal harga diri klien
melakukan halusinasi kegiatan harian
kegiatan secara dengan KH: • Melatih pasien mengendalikan Upaya untuk
terjadwal halusinasi dengan cara melakukan memutuskan siklus
aktifitas ( kegiatan yang biasa halusinasi sehingga
dilakukan) secara terjadwal halusinasi tidak
• Menganjurkan pasien memasukkan berlanjut
dalam jadwal kegiatan harian Program cara
mengotrol
halusinasi dapat
berjalan sesuai
rencana
GAMBARAN KASUS
1 PENGKAJIAN
RUANGAN RAWAT : Delima
TANGGAL DIRAWAT : 22 November 2021
I. Identitas Klien
Inisial : Ny. F (L/P)
Tgl Pengkajian : 23 November 2021
Umur : 23 Tahun
RM No. : 00231515
LANJUTAN
II. Alasan masuk
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya, klien juga mengatakan sering
melihat bayangan hitam. Klien mengatakan merasa kebas, dan keinginan untuk bunuh diri sangat
besar. Klien juga mengatakan pernah mencoba bunuh diri dengan cara minum baygon dan menyayat
pergelangan tangannya.
III. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasi kurang berhasil tidak berhasil
3.
Masalah keperawatan
Ds:
• Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan
tanpa ada wujudnya,
• Klien mengatakan sering melihat bayangan hitam.
• Klien mengatakan isi bisikannya berupa ajakan
untuk mencelakai dirinya sendiri.
• Klien mengatakan halusinasi muncul saat sendiri
• Klien mengatakan durasi halusinasi tidak menentu Gangguan sensori persepsi halusinasi : pendengaran
• Klien mengatakan memang mempunyai gangguan dan pengelihatan
halusinasi pengelihatan dan pendengaran sedari
kecil. Namun belum lama klien berhenti minum
obat karena menurut klien kalau minum obat bisa
membuat dia tidur terus
• Do:
• Klien tampak gelisah
• Klien tampak ketakutan
• Kadang teriak
• Klien mengatakan setiap ada masalah dengan
suaminya, klien menyendiri.
• Klien mengatakan saat mertuanya tidak menerima
kekurangannya, ia menangis sendirian
LANJUTAN…
DO:
• Klien tampak menyendiri
• Saat kumpul dengan pasien lain, klien tidak
berbincang sedikitpun Isolasi social
• Klien tampak menangis sendiri di ruangan kamar

DS :
• Klien mengatakan suami dan mertuanya tidak suka
melihat klien tidur terus, tidak menjalankan
kewajiban sebagai istri.
• Klien ingin sembuh namun tidak ada dukungan dari
suami dan keluarganya.
• Klien mengatakan tidak berguna untuk keluarganya Harga diri rendah

Do:
• Klien tampak murung
• Klien tampak putus asa
LANJUTAN…
Ds:
• Klien mengatakan isi bisikannya berupa ajakan
untuk mencelakai dirinya sendiri.
• Klien mengatakan ketika putus asa klien ingin
mencelakai dirinya sendiri Risiko perilaku kekerasan (terhadap diri sendiri)
• Klien mengatakan merasa kebas, dan keinginan
untuk bunuh diri sangat besar.
• Klien juga mengatakan pernah mencoba bunuh Risiko Bunuh diri
diri dengan cara minum baygon dan menyayat
pergelangan tangannya

Do:
• Ada bekas luka sayatan pada pergelangan tangan
klien sebelah kiri
pembahasan
Pada BAB ini kelompok akan membahas tentang keberhasilan tindakan
yang telah dilakukan selama melakukan implementasi. Akan diungkapkan pula
hambatan kelompok dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Ny F dan
menyelesaikannya dengan berpedoman pada teori yang telah didapat dari
pembimbing lapangan, pembimbing praktek keperawatan jiwa, bantuan dari CI
dan para perawat pelaksana diruang delima.
lanjutan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa masalah keperawatan yang muncul
pada pengkajian Ny.F adalah sebagai berikut :
1. gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
2. resiko perilaku kekerasan
3. resiko bunuh diri
4. harga diri rendah
5. isolasi social
lanjutan
Kelompok melakukan satu masalah keperawatan dari lima masalah
keperawatan yang dialami Ny F yaitu gangguan sensori persepsi :
halusinasi pendengaran dan penglihatan dikarenakan gangguan sensori
persepsi halusinasi adalah core problem.
Menurut teori terdapat 3 faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi yaitu factor biologis, stress lingkungan dan sumber koping
b. Tinadakan keperawatan
Pada kasus Ny F dengan diagnose keperawatan gangguan sensori presepsi :
halusinasi pendengaran dan penglihatan telah dilaksanakan SP 1 dan diagnose
Resiko bunuh diri SP 1.
Tujuan umum : klien dapat mengontrol atau mengendalikan halusinasi yang
dialaminya dan klien mampu berfikir positif.
1. gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
Pada tanggal 23 nov 2021, klien mampu mengenal sp1 menghardik dengan satu
kali pertemuan.
2. resiko bunuh diri
Pada tanggal 24 nov 2021, klien mampu berfikir positif, mengenal benda-benda
tajam yang membahayakan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai