Anda di halaman 1dari 12

framing

framing

ANALISIS
FRAMING
Nama Kelompok :
Angelina Putri Eufrasia 44119010146
Muhammad Rify Nugraha 44119010098
Yoga Putra 44119010040
Yuniva Lutfi Sanjani 44119010121
Zahma Silmi Ihsani 44519010037
SEJARAH ANALISIS
FRAMING
Pemikiran tentang fenomena framing ini awal mulanya dilontarkan oleh seorang
psikiatris yang bernama Bateson (1955). Bateson menyatakan bahwa ‘frame’
adalah untuk menyebut sebagai satu konsep dalam psikologi. Dalam pemahaman
Bateson, frame dapat memandu persepsi seseorang dalam memahami dunia
sekelilingnya yang kompleks. Frame ini didapat dari pengumpulan berbagai
informasi yang dirasakan sebagai kebenaran oleh seseorang .
ASUMSI DASAR ANALISIS
FRAMING
Framing mengasumsikan bahwa media tidak hanya memberikan
efek “what to think about” tetapi memberikan efek “how to think
about.” Kata “how” disini dimaknai “bagaimana” masyarakat harus
memahami dan memikirkan isu dan wacana yang sedang
berlangsung. Tidak hanya sebatas isu atau wacana “apa” yang
harus masyarakat pikirkan. Hal ini berhubungan dengan konsep
framing itu sendiri, bahwa berita tidak hanya berisikan data, fakta
dan informasi yang apa adanya, tetapi berisi perangkat yang
didesain secara sengaja oleh wartawan dan media untuk
memberikan set bagaimana masyarakat menafsirkan dan
memahami sebuah isu dalam berita.
Karakteristik Penelitian
Analisis Framing
Ada tujuh karakteristik penelitian dalam pandangan konstruksionis yang digunakan untuk mencari
tahu bagaimana objek penelitian menjelaskan dunianya kepada publik menjadi suatu persepsi dan
mengkonstruksi realita disekitarnya, antara lain :
1. Tujuan penelitian: Rekonstruksi realitas sosial
2. Peneliti sebagai fasilitator keragaman subjektivitas sosial
3. Makna suatu teks adalah hasil negosiasi antara teks dan peneliti
4. Temuan adalah interaksi antara peneliti dan objek yang diteliti
5. Penafsiran bagian yang tak terpisahkan dalam analisis
6. Menekankan empati dan interaksi dialektis antara Peneliti-Teks
7. Kualitas penelitian diukur dari otentisitas dan refleksivitas temuan.
RUANG
LINGKUP
● Ruang lingkup penelitian pada analisis framing adalah pada suatu
objek penelitian yang terdapat dalam sebuah teks media yang
meliputi konstruksi media seperti media online dan media cetak
(koran). Di mana analisis tersebut mencakup layout, judul, lead,
tubuh berita, penutup berita, foto, gambar, font (ukuran, warna,
model huruf).
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian


Analisi Framing adalah dengan melakukan teknik
dokumentasi dan teknik Observasi (Pengamatan).
TEKNIK ANALISIS DATA
Model analisis framing menurut Pan & Kosicki. Dalam tulisan mereka
Framing Analysis: An Approach to News Discourse, Pan & Kosicki
mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai
perangkat framing, yaitu: sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat
dimensi struktural tersebut membentuk semacam tema yang
mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu
koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai
frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide.
Kelebihan
kelebihan analisis framing ini dapat disimak pernyataan
Hackett (1984), dia mengatakan bahwa saat ini sebaiknya
peneliti mengubah haluan fokus mereka tentang media. Studi
dengan menggunakan kaidah objektifitas dan bias dalam
memahami ideologi dalam berita hendaklah ditinggalkan,
Hackett menyarankan lebih menggunakan konsep framing
sebagai perangkat analisis, karena dengan penggunaan analisis
framing peneliti akan mendapatkan makna yang tersembunyi
dalam berita dan membantu membongkar pesan yang
tersembunyi di balik berita yang diteliti. (Hackett dalam James
Tankard, 2008:96).
Kekurangan
a) Framing membangun ketidakpercayaan terhadap media.

b) Framing menciptakan kesenjangan antara kebenaran dan


kewaspadaan publik dengan menciptakan sebuah sudut
pandang.

c) Framing mendistorsi kebenaran.

d) Framing menjadi kurang seiring dengan berkembangnya


media baru dan memberikan kesempatan kepada orang
untuk memikirkan topik yang sama dengan sudut pandang
yang berbeda.
Contoh Penelitian
Analisis Framing Pemberitaan Banjir Jakarta Januari 2021 di Harian Kompas.com dan Jawapos.com
(Penulis : Nexen Alexandre Pinontoan, Umaimah Wahid. (2020))

Pada penelitian ini berisi terkait bagaimana penulis ingin mengetahui cara media massa melakukan pemberitaan
yang mengakibatkan adanya frame yang berbeda-beda pada media massa, penelitian ini menggunakan pemberitaan
harian Kompas.com dan Jawapos.com mengenai realitas banjir di Jakarta pada bulan Januari 2020. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis framing model Robert N. Entman, basis frame Urs Dahinden, dan
pengelompokan framing dari Shanto Iyengar. Hasil penelitian ini menyatakan harian Kompas.com melakukan
pemberitaan lebih kepada menuntut dan mempertanyakan bagaimana pemerintah daerah dalam menangani banjir
yang ada sedangkan Jawapos.comn lebih ke membangun citra pemerintah daerah dalam menangani banjir yang
ada.
KESIMPU
LAN
Dalam perspektif komunikasi analisis framing dipakai untuk
membedah media saat mengkonstruksi fakta dengan kata lain
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan
ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau
perspektif itu pada akhirnya menentukan Fakta apa yang diambil,
bagian mana yang tonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
Dibawa Kemana berita tersebut.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai