Anda di halaman 1dari 54

Pelatihan STEM Bagi Guru SMA/SMK

se Jawa Barat 2019

23 Mei 2019

KEBIJAKAN PEMERINTAH:
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
(PKP)
Disampaikan oleh
Dr. Indrawati
SEAMEO QITEP in Science
1
AGENDA

PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN

PROGRAM PKP

2
1
PENDAHULUAN
Tantangan SDM masa depan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Tantangan-Tantangan

Skill di Industri Masa Depan Scale of Skill


Skills Demand in 2020 Complex Problem Solving
Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum
diketahui solusinya di dalam dunia nyata.
Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi,
mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional
intelligence
Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan
monitoring self and the others
System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan
dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk
mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan
Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility, Creativity,
Logical Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan
(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %) Visualization .
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics
14
Tantangan-T antangan
Skill di Industri Masa Depan (2)
(Change in demand for core work-related skills, 2015-2020, all industries)

1) Cognitive Abilities
2) System Skills
3) Complex Problem
Solving
4) Content Skills
5) Process Skills

Merupakan 5 skills yang


pertumbuhan
permintaannya akan
paling tinggi berdasarkan
beberapa sektor industri,
di mana sebelumnya
sektor tersebut tidak
banyak membutuhkannya
Sumber: idem

15
Bagaimana pembelajaran di SMA/SMK dapat berkontribusi
membekali siswa pada era IR 4.0?
Bagaimana menyiapkan SDM
Indonesia Masa depan?
Berkarakter Kuat
SDM yg bercirikan jujur, akhlak mulia,
mandiri, dan berintegritas

Inovatif dan
Multi-Kecakapan Abad 21 Entrepreneur
SDM pembelajar yang inovatif, mempunyai jwa
dan Bersertifikat menjadi enterpreuner
 Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
 Kecakapan Berkomunikasi
 Kreativitas dan Inovasi
 Kolaborasi
 Kecakapan Literasi
 Lulusan Vokasi berkompetensi dan bersertifikat
Kewargaan Global
kompetensi wawasan global warga negara pada dasarnya
Elastis dan Pembelajar menghendaki warga negara yang dapat bekerja dan
memiliki aktivitas hidup sebagai warga negara yang baik
Sepanjang Hayat dalam tatanan kehidupan dunia
 Berkemampuan akademik
 Berpikir kritis
 Berorientasi kpd pemecahan masalah
 Berkemampuan untuk belajar meninggalkan pemikiran yang lama dan belajar lagi untuk hal
– hal yang baru
 Memiliki keterampilan pengembangan individu dan sosial (termasuk kepercayaan diri,
motivasi, komitmen terhadap nilai – nilai moral dan etika,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 15
15
1
PENDAHULUAN
Analisis kondisi saat ini

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Pertumbuhan Mutu Pendidikan masih Belum Optimal
Tren Nilai PISA 2003-2015
• Hasil belajar siswa Indonesia – Kualifikasi dan 450

seperti ditunjukkan oleh hasil Sertifikasi Guru


400

PISA, TIMMS, UN dan AKSI masih 100%


350
90%
kurang dan tidak ada peningkatan 80% 300
2003 2006 2009 2012 2015
yang signifikan selama 10 tahun 70% READING MATHS SCIENCE

terakhir 60%
Akreditasi Sekolah dan Madrasah (2012-2017)
• Investasi yang dikucurkan untuk 50% SD
SMP
40%
meningkatkan mutu guru masih SMA
SMK
30%
belum menunjukkan hasilnya 20%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

• Sistem akreditasi dan penjaminan


A B C TT
10%
Perkembangan Nilai UN 2015-2017
mutu pendidikan belum 0%
S1 Sertifikasi 70
60
menunjukkan dampak pada S1 50 54.3 52.1 53.7
49.0
Belum S1
peningkatan mutu pembelajaran Sertifikasi
40
SMP SMA IPA SMA IPS SMK
Belum Sertifikasi UN 2015 UN 2016 UN 2017

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 9


Kemampuan Literasi Siswa di Kelas Awal
• Hasil AKSI kelas 4 menunjukkan
bahwa capaian literasi dan
numerasi kelas empat masih jauh
dari optimal
• Kemampuan literasi Siswa secara
umum lebih baik daripada
kemampuan numerasi
– Banyak daerah dengan 50% peserta AKSI
dengan hasil di atas batas kompetensi
minimal
• Sementara kemampuan numerasi
secara umum masih rendah.
– Hanya Jawa Timur, DI Yogyakarta dan
Kepulauan Riau yang memiliki 30% lebih
peserta AKSI dengan hasil di atas batas
kompetensi minimal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 10


Guru dan Kemampuan Mengajar
Mengajar adalah sebuah keahlian yang harus dikembangkan:
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan profesi,
terutama yang dilakukan secara masif, tidak berdampak pada hasil
belajar siswa

• Guru dapat berkembang dengan mengamati bagaimana guru yang


baik melakukan proses belajar mengajar, dan kemudian mampu
merefleksikan hasil pengamatan tersebut ke dalam praktik mengajar
mengajarnya

11
Review terhadap Penjaminan Mutu
Pendidikan
• Standar Nasional Pendidikan tidak cukup dipahami dengan baik, dan
tidak cukup terfokus pada proses-proses pembelajaran di ruang kelas
• Baik penjaminan mutu dan akreditasi lebih mengarah kepada
kepatuhan, bukan pada peningkatan mutu.
• Terbatasnya pemanfaatan data baik dari proses penjaminan mutu
atau akreditasi oleh guru, sekolah atau pemerintah daerah untuk
menentukan arah peningkatan mutu pendidikan
• Kapasitas akreditasi sering kali masih terbatas akibat ketersediaan
assessor yang belum merata.

12
2
DRAF Renstra
Tahun 2020-2024

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Visi:
‘Terbentuknya Sumber Daya Manusia Indonesia sebagai Insan yang
Berkarakter dan sebagai Sumber Daya
Pembangunan yang produktif’
Misi:
1. Memastikan semua anak Indonesia, perempuan dan laki-laki, tanpa membedakan latar belakang
apapun, mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas, mulai dari pendidikan usia dini sampai
dengan Wajib Belajar 12 tahun.
2. Mengembangkan potensi anak secara harmonis menjadi insan berakarakter melalui keseimbangan
olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik) baik yang dilakukan
melalui satuan pendidikan maupun melalui pendidikan keluarga
3. Memastikan hasil pendidikan dan kebudayaan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat melalui penyediaan tenaga kerja berkualitas dan mendukung sektor-sektor unggulan,
termasuk industri kreatif berbasis seni budaya
4. Membangun komitmen semua tingkatan pemerintah dan masyarakat untuk membangun pendidikan
dan kebudayaan, dalam pengelolaan dan pembiayaan
5. Menguatkan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.
Tujuan:
1. Perluasan akses pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan dari jenjang pendidikan anak
usia dini sampai jenjang pendidikan menengah, baik formal maupun non formal yang
didukung oleh pendidikan in formal melalui keluarga;
2. Optimalisasi peran dan partisipasi guru, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah,
orangtua dan masyarakat dalam proses pembelajaran;
3. Penguatan sistem dukungan (supporting system) dalam meningkatkan relevansi di seluruh
jenjang pendidikan;
4. Peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam pemantauan dan evaluasi mutu Pendidikan;
5. Peningkatan penjaminan kualitas pendidikan yang berorientasi pada peningkatan hasil
pembelajaran;
6. Pembangunan karakter peserta didik melalui penanaman nilai-nilai budaya dalam proses
pembelajaran;
7. Internalisasi reformasi birokrasi dan penguatan kelembagaan.
Harapan SDM Indonesia Masa depan
Berkarakter Kuat
SDM yg bercirikan jujur, akhlak mulia,
mandiri, dan berintegritas

Inovatif dan
Multi-Kecakapan Abad 21 Entrepreneur
SDM pembelajar yang inovatif, mempunyai jwa
dan Bersertifikat menjadi enterpreuner
 Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
 Kecakapan Berkomunikasi
 Kreativitas dan Inovasi
 Kolaborasi
 Kecakapan Literasi
 Lulusan Vokasi berkompetensi dan bersertifikat
Kewargaan Global
kompetensi wawasan global warga negara pada dasarnya
Elastis dan Pembelajar menghendaki warga negara yang dapat bekerja dan
memiliki aktivitas hidup sebagai warga negara yang baik
Sepanjang Hayat dalam tatanan kehidupan dunia
 Berkemampuan akademik
 Berpikir kritis
 Berorientasi kpd pemecahan masalah
 Berkemampuan untuk belajar meninggalkan pemikiran yang lama dan belajar lagi untuk hal
– hal yang baru
 Memiliki keterampilan pengembangan individu dan sosial (termasuk kepercayaan diri,
motivasi, komitmen terhadap nilai – nilai moral dan etika,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 15
15
ARAH KEBIJAKAN dan STRATEGI
Pendidikan dan Kebudayaan

17
Bapenas , 2019
1 Pemerataan Akses Pendidikan (1/2)
Strategi Langkah
Meningkatkan • Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD dengan kualitas yang baik.
Akses Pendidikan • Membangun komitmen pemerintah daerah untuk terus membangun PAUD (30% / 25
Anak Usia Dini ribu desa belum memiliki layanan PAUD).
• Menyiapkan ketersediaan guru PAUD dan LPTK sebagai lembaga penyedia guru PAUD.
• Mempertimbangkan TK-SD Satu Atap dengan mengoptimalkan penugasan guru kelas
awal SD.
• Menyiapkan mekanisme dan sistem insentif untuk pengelolaan dan penjaminan mutu
layanan PAUD
Meningkatkan • Menyiapkan strategi Pendidikan Bermutu satu tahun pra-SD.
Layanan PAUD • Memperjelas jenis layanan PAUD yang dimaksud untuk mendukung pendidikan
Satu Tahun Pra SD bermutu satu tahun pra-SD.
• Menyediakan subsidi PAUD bagi anak dari keluarga tidak mampu agar anak-anak
tersebut terbantu kesiapan bersekolahnya.
• Memastikan kurikulum PAUD memiliki relevansi dan implementasi yang optimal untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan terutama yang terkait dengan pemenuhan capaian
SDG.

19
1 Pemerataan Akses Pendidikan (2/2)
Strategi Langkah
Penuntasan Wajib • Memenuhi kebutuhan daya tampung untuk semua jenjang pendidikan melalui
Belajar 9 Tahun pembangunan sekolah baru dan ruang kelas baru yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan Pelaksanaan berbasis zona.
Wajib Belajar 12 • Mempertahankan kapasitas terpasang dengan rehabilitasi fasilitas yang rusak.
Tahun • Membina sekolah swasta agar kualitasnya sejajar atau bahkan lebih baik dari sekolah
negeri dengan tetap mempertahankan keunggulan tententu sesuai ciri khasnya sebagai
sekolah swasta.
• Melaksanakan Program Afirmasi bagi daerah khusus termasuk anak dengan kondisi
atau dengan kebutuhan khusus akan dilakukan melalui berbagai langkah diantaranya:
o Melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dan pelaksanaan program retrieval
untuk anak putus sekolah.
o Membuat program/strategi untuk membantu anak-anak yang memiliki kondisi atau
kebutuhan khusus, termasuk afirmasi bagi anak-anak tenaga kerja Indonesia di luar
negeri.
• Melaksanakan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat untuk dapat
menemukenali anak-anak yang tidak bersekolah untuk dapat didorong kembali
mengikuti pendidikan baik jalur formal maupun non formal.

20
2 Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Layanan Pendidikan (1/4)
Strategi Langkah
Pemerataan dan • Mendorong daerah untuk melakukan redistribusi guru secara lebih merata dan memastikan
Peningkatan rekrutmen guru dilakukan secara regular sesuai dengan kebutuhan di tingkat satuan pendidikan.
Kompetensi Guru • Menerapkan multi-subjects dan multi-grades teaching untuk meningkatkan ketersediaan guru dengan
tetap memegang prinsip efisiensi.
• Mengembangkan komunitas pembelajar profesional (Professional Learning Community) untuk
menyediakan proses pengembangan profesi guru yang berkelanjutan dan berbasis antar-rekan-
sejawat (peer-learning) di tingkat zona melalui antara lain Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru
Mata Pelajaran, dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, pertukaran guru antar daerah,serta pengiriman
guru untuk mengikukti pelatihan di luar negeri.
• Memastikan akses terhadap pembiayaan di luar APBN seperti: pembiayaan oleh daerah, pihak ke-3
(seperti: Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi, CSR) ataupun dari dana BOS dan TPG dapat
digunakan.

Penerapan Sistem • Memastikan semua zona memiliki fasilitas pendidikan yang berkualitas.
Zonasi Pendidikan • Memungkinkan pemanfaatan sumberdaya pendidikan secara bersama antar satuan pendidikan dalam
satu zona (termasuk pendidik dan fasilitas lainnya).
• Memastikan intervensi memperhitungkan situasi di setiap zona dan setiap satuan pendidikan.
• Menerapkan mekanisme intervensi dan pembiayaan berbasis kinerja.
• Memastikan seluruh pemangku kepentingan memegang peran sesuai kewenangan.
• Memadukan seluruh sumberdaya dari pusat, daerah, satuan pendidikan dan masyarakat dalam
melakukan intervensi di setiap zona.
21
2 Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Layanan Pendidikan (2/4)
Strategi Langkah
Pemanfaatan • Mengembangkan mekanisme untuk mendorong penyediaan materi pengembangan kompetensi guru
Teknologi dan media/alat bantu mengajar yang bermutu dan terstandar.
Komunikasi dan • Menggunakan media internet untuk membuka akses guru terhadap materi tersebut.
Informasi • Menyediakan gawai yang sudah diisi dengan materi yang sama (preloaded) untuk mendukung guru di
daerah dengan keterbatasan jaringan internet.
• Menggunakan gawai untuk merekam praktik mengajar untuk mendorong peer-review praktik guru di
tingkat zona dan juga berbagi praktik yang baik antar guru.
Penguatan • Menyesuaikan dan merampingkan standar nasional pendidikan untuk lebih berfokus pada peningkatan
penjaminan mutu proses pembelajaran di ruang kelas serta indikator kinerja dan akuntabilitas guru.
• Mengembangkan kerangka kerja penjaminan mutu pendidikan (internal dan eksternal) yang berpusat
pada keunggulan sekolah (school excellence) dan menggunakan data akreditasi, penjaminan mutu,
evaluasi diri guru/sekolah dan hasil belajar siswa (formative assessment), untuk mengidentifikasi
langkah-langkah peningkatan mutu pembelajaran.
• Memperkuat peran dan pola pikir kelembagaan yang ada (LPMP, Dinas Pendidikan) dalam peningkatan
mutu pendidikan.
• Mendorong penerapan penilaian formatif pendidikan, seperti AKSI, untuk memonitor hasil
pembelajaran dan menyediakan informasi diagnostik untuk guru.
• Meningkatkan kapasitas tenaga pendidikan di sekolah untuk memperoleh informasi diagnostik guna
meningkatkan pembelajaran dari program-program penilaian pendidikan dan hasil belajar siswa seperti
UN.
• Meningkatkan kapasitas guru dan pendidik untuk menyelenggarakan penilaian formatif dalam kelas
untuk meningkatkan proses pembelajaran.
22
2 Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Layanan Pendidikan (3/4)
Strategi Langkah
Penguatan • Mendorong guru untuk mengubah strategi pemelajaran yang berlandaskan paradigma
Proses pengajaran (teaching) menjadi strategi pemelajaran kreatif berlandaskan paradigma
Pemelajaran pemelajaran (learning), berpusat pada peserta didik dan mendorong peserta didik untuk
saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi,
• Memastikan guru menyiapkan rencana pemelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing peserta didik (normal, remedial, dan pengayaan).  
• Mengembangkan kurikulum di semua jenjang dan jalur pendidikan yang dapat didiversifikasi
melalui adopsi, adaptasi atau disesuaikan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kebutuhan, konteks dan karakteristik daerah.
• Melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penguatan dan
pendampingan pada satuan pendidikan dalam pengembangan dan implementasi kurikulum
di tingkat satuan pendidikan;
• Pengkajian dan evaluasi dalam rangka pengembangan kurikulum secara berkelanjutan.

Penguatan • Memperkuat peran Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah sebagai pemimpin pedagogi,
instructional pendamping bagi guru, dan mendukung pembentukan komunitas pembelajar sekolah.
leadership • Mengembangkan kompetensi kepala dan pengawas sekolah dalam peran mereka untuk
menjaga kinerja guru secara efektif dan memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap
guru.
23
2 Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Layanan Pendidikan (4/4)
Strategi Langkah
Penguatan • Melakukan penyesuaian kurikulum untuk memberikan waktu yang lebih besar untuk
Kemampuan pengembangan ketrampilan dasar.
Literasi dan
Numerasi • Mengembangkan strategi penguatan pembelajaran numerasi secara menyeluruh
(kelas 1-12).
• Mengembangkan kompetensi guru yang berfokus pada kompetensi mengajar literasi
dan numerasi di kelas awal (1-3 SD/MI).
• Menyediakan modul pelatihan serta penyediaan sumber bacaan.
• Memperkuat sistem dan mekanisme penyediaan dukungan dan ketersediaan sumber
daya bagi guru yang mengajarkan literasi dan numerasi di kelas awal.

24
3
PROGRAM
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


12/28/2021 Ditjen GTK Kemdikbud 2018
Sumber GTK
27
PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Pembelajaran dan penilaian
Terintegrasi Literasi dan PPK
(Disertai Video Pembelajaran)

Mempersiapkan Pembelajaran berorientasi HOTS


(Transfer Knowledge, Critical and creative thinking,
Mempersiapkan Guru dalam
2 dan Problem Solving) terintegrasi pada Pendekatan
melaksanakan pembelajaran scientific dan model pembelajaran pada K13.
PELAKSANAAN
dan penilaian sesuai KD yang PEMBELAJARAN
diamanatkan, dan dibiasakan
berorientasi HOTS Jangka Pendek
KEGIATAN
PENDAHULUAN
Program Tahunan UN/USBN, OSN,
2a SMPTN
Program Semester 1 3
Analisis SKL-KI-KD PERENCANAAN Pendidikan
EVALUASI KINERJA GURU
Perumusan IPK PEMBELAJARAN Krakter
KEGIATAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Analisis UN/USBN AKSI, PISA,
2c 2b TIMSS
Jangka Panjang
Mempersiapkan Guru untuk SUMATIF FORMATIF Terbiasa dalam pembelajaran
mampu menganalisis SKL-KI- (Of Learning) (For Learning) berorientasi HOTS dan soal-soal
KD dan Perumusan Gradasi HOTS (UN/USBN, OSN, SMPTN)
IPK (Proses Berpikir C1 s.d. Penilaian hasil belajar belum
Penilaian Proses sudah
C6) Berdasarkan UN/USBN sesuai amanat KD
berorientasi HOTS
Berorientasi HOTS
PERGESERAN KEBIJAKAN

Profesional Pedagogik
Pedagogik Pembelajaran di kelas

Pengembangan PENINGKATAN
PENINGKATAN Peningkatan
Keprofesian PKB KUALITAS LULUSAN
KOMPETENSI GURU PKP Kompetensi
Berkelanjutan PESERTA DIDIK Pembelajaran
30%
70%
Guru Guru Kelompok
Kelompok Kerja Kerja Zonasi
Rujukan Permendiknas Rujukan Permendikbud
No. 16 Tahun 2007 No. 20, 21, 22, 23, 24
STANDAR Tahun 2016
KOMPETENSI GURU No. 35, 36, 37 tahun
2018
KURIKULUM 2013
PERGESERAN KEBIJAKAN
Profesional
Pedagogik
FOKUS PADA PENINGKATAN KOMPETENSI PROSES
PENINGKATAN Pengembangan
KOMPETENSI GURU PKB Keprofesian PEMBELAJARAN
30% Berkelanjutan PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Rujukan Permendiknas No.
Guru
16 Tahun 2007 Kelompok Kerja
STANDAR KOMPETESI
GURU

Pedagogik PERENCANAAN
PEMBELAJARAN EVALUASI
Pembelajaran di kelas

PENINGKATAN Peningkatan
KUALITAS LULUSAN PKP Kompetensi
PESERTA DIDIK Pembelajaran
70%
SUMATIF FORMATIF
Rujukan Permendikbud No. Guru Kelompok (Of Learning) (For Learning)
20, 21, 22, 23, 24 Tahun 2016 Kerja Zonasi
No. 35, 36, 37 tahun 2018
KURIKULUM 2013
PENGUATAN POSISI PROGRAM

Program Peningkatan Kompetensi


PKBExisting,Per
mendiknas16.2
007 (10
Pembelajaran dikembangkan dengan
Modul/Mapel)
menggunakan pendekatan yang tidak
lepas dari Integrasi Program PKB yang
telah dilaksanakan, Analisis UN/USBN,
PISA/TIMSS, dan Kurikulum 2013.
PKP Integrasi ini menjadi Kekuatan dari
SKL-KI-
Program untuk Meningkatkan Kualitas
KDPermendik
nbud20-
AnalisisUN/
USBN,
Pembelajaran.
24.2016 / 35- PISA/TIMSS
37.2018
32
33
ALUR PROGRAM DALAM ZONASI PEMBELAJARAN
DALAM ZONASI
JENJANG IMPLEMENTASI

TK
KURIKULUM 2013 Tatap
PENINGKATAN KOMPETENSI SD Muka
PEMBELAJARAN PENDAMPINGAN
PROFIL SEKOLAH INTEGRASI
LINGKUP MATERI
SMP
(Lulusan) PROGRAM
MATERI
SMA
Kombinasi
10 MODUL PKB HASIL PEMETAAN Menentukan Lingkup Materi
dan Materi yang di integrasikan dengan
SMK
SISTEM PKB GURU
SLB Daring
PROFIL GURU

TES AKHIR pada Guru (Profesional-Pedagogik) Menggunakan TES AWAL


UKG-2015 / 2016 / 2017
UKG GURU
Sistem SIM PKB, Akan Memperbaharui Profil Guru Delta Tes Awal dan Tes
Akhir adalah Hasil Guru
Belajar
Konsep Zona PKP
• Strategi percepatan pembangunan pendidikan yang merata,
berkualitas, dan berkeadilan (Integrasi Pembangunan),
• Pengelolaan pusat kegiatan guru (PKG), kelompok kerja guru (KKG),
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan musyawarah guru
bimbingan dan konseling (MGBK), yang selama ini dilakukan melalui
Gugus atau Rayon,
• Peningkatan kompetensi pembelajaran, yang terintegrasi secara
vertikal dari Satuan Pendidikan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat
sesuai dengan kewenangan masing-masing, yang berkesinambungan
dari Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar

35
TUJUAN ZONA PKP
Mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi pembelajaran, di mana kegiatan


dilakukan secara terintegrasi dalam satu area wilayah dengan mempertimbangkan jarak, akses, dan
volume guru yang ikut serta.

Memudahkan dalam melakukan pemetaan kompetensi, kinerja, serta aktivitas guru.

Memudahkan dalam melakukan pembinaan terhadap program peningkatan kompetensi guru sesuai
dengan hasil pemetaan yang dilakukan.

Memudahkan dalam melakukan supervisi dan koordinasi peningkatan kompetensi pembelajaran.


MEKANISME PENETAPAN ZONA PKP
Penentuan sekolah
Penentuan Zona Perancangan program PKP Pemantaun
nominasi pusat zona PKP
• Pengklasifikasian setiap • Indikator skala nasional, • Karakteristik satuan • Pemberdayaan
Satuan Pendidikan yaitu Akreditasi Sekolah, pendidikan, baik jarak, PKG/KKG/MGMP/MGBK
menurut definisi/tema serta indikator kontrol akses, maupun jumlah dengan sekolah pusat
zonasi yang akan yang mencakup hasil dan sebaran guru. zona sebagai basis
disusun. UN, UKG, dan Hasil PMP. kelompok/zona.
• Dukungan sarana dan
prasarana dan dukungan
peningkatan kompetensi
guru menjadi
pertimbangan utama.
DESAIN PENJAMINAN DAN
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
2
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

KEGIATAN Jangka Pendek


PENDAHULUAN
UN/USBN, OSN,
2a SMPTN
Program Tahunan 1 3
Program Semester PERENCANAAN
EVALUASI KINERJA GURU
Analisis SKL-KI-KD PEMBELAJARAN
Perumusan IPK KEGIATAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
AKSI, PISA,
2c 2b TIMSS
Jangka Panjang
SUMATIF FORMATIF
(Of Learning) (For Learning)
PENGENDALIAN MUTU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
• Capaian Peserta Didik, Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif,
Sebagai dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar
Transfer
Knowledge • Pengendalian Mutu, Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran
berdasarkan gradasi dimensi pengetahuan dan proses berpikir.

PENGENDALIAN • Capaian Peserta Didik, Keterampilan peserta didik yang dikerahkan dalam
MUTU Sebagai memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis,
Critical and menginvestigasi, dan menyimpulkan.
PELAKSANAAN Creative • Pengendalian Mutu, Guru mampu memebrikan proses pembelajaran yang
PEMBELAJARAN DI Thinking menjadikan peseserta didik kreatif dan dapat mengembangkan pemikirin kritis
KELAS peserta didik terhadap permasalahan yang dihadapkan.

• Capaian Peserta Didik, Keterampilan peserta didik yang mampu memiliki keinginan
Sebagai kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari.
Problem • Pengendaian Mutu, Guru mampu mengajak peserta didik untuk memecahkan
Solving permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari sesuai konteks dalam
pembelajaran yang sedang berjalan.
BAGAIMANA VCT berkontribusi dalam
program PKP?
4
USULAN DESAIN MODEL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN PTK
BERBASIS ZONASI
DI JAWA BARAT
Paradigma Pengembangan & Pembinaan Profesi Guru
Input   Proses Output Outcome

UU Sisdiknas, UU Guru
dan Dosen,
Permendiknas,
Permeneg PAN 16 Peningkatan Peningkatan:
Kompetensi:
- Prestasi Siswa
- Profesional Guru - Profesionalitas
Pendidik dan Tenaga Guru
Kependidikan
- Pedagogi Guru

DUDI

Riset Riset
Riset
Riset
Peta Zonasi
Provinsi Jawa Barat
12 zona
8 zona
7 zona
20 zona 8 zona 7 zona

14 zona 10 zona 8 zona


7 zona
13 zona 10 zona
8 zona 7 zona
5 zona 25 zona
13 zona 12 zona

10 zona
16 zona 6 zona 2 zona

9 zona
5 zona
KEMUNGKINAN TANTANGAN YANG
DIHADAPI
Innovator (2,5%) Early Adopter (13,5%)
o Berani mengambil risiko o Bagian yang terintegrasi dalam
o Mampu mengatur keuangan sistem lokal sosial
yang kokoh agar dapat o Opinion leader yang paling
menahan kemungkinan berpengaruh
kerugian dari inovasi yang o Role model dari anggota lain
tidak menguntungkan dalam sebuah sistem sosial
o Memahami dan mampu o Dihargai dan disegani oleh
mengaplikasikan teknik dan orang-orang disekitarnya
pengetahuan yang kompleks
o Mampu menanggulangi
ketidakpastian informasi

Kategori
Adopter
Early Majority (34%) Laggard (16%)
o Sering berinteraksi dengan orang- o Tidak terpengaruh opinion leader
orang sekitarnya
o Terisolasi
o Jarang mendapatkan posisi
o Berorientasi terhadap masa
sebagai opinion leader
lalu
o Berhati-hati sebelum
o Curiga terhadap inovasi
mengadopsi inovasi baru
o Mempunyai masa pengambilan
keputusan yang lama
Late Majority (34%) o Sumber yang terbatas

o Berjumlah sepertiga dari suatu


sistem sosial
o Mendapatkan tekanan daro
orang-orang sekitarnya
o Terdesak ekonomi Kategori Adopter
o Skeptis
o Sangat berhati-hati (lanjutan)
KEMUNGKINAN TANTANGAN YANG
DIHADAPI
Selamat berkarya
TERIMA KASIH

54

Anda mungkin juga menyukai