Anda di halaman 1dari 33

Dr.

Satrio Wibowo, SpA

Sub Divisi Gastroentero-Hepatologi Anak


Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak
FK Univ Brawijaya/RS dr. Saiful Anwar Malang
TIU : mahasiswa mengetahui dan memahami penyakit
hepatitis virus B
TIK : mahasiswa mengetahui dan memahami mengenai
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Faktor Risiko dan cara penularan
6. Gambaran Klinis dan perjalanan penyakit
7. Pemeriksaan Laboratoris (termasuk imunological events
dan dinamika antigen antibodi pada hepatitis)
8. Penatalaksanaan
9. Vaksinasi dan profilaksis pasca paparan
PENDAHULUAN
• Dikenal sejak 5 abad SM  “penyakit kuning”
• Saat ini : 350 juta pengidap Hep B khronis di dunia
• 4 juta kasus baru/tahun, 1 juta kematian/tahun
• 78 % di Asia Afrika
• Di Indonesia :
– Prevalensi HBsAg 9,4% (2,5 – 36,2 %)
– ibu hamil 3,6 % (2,1 – 6,7%)

• Infeksi pd anak asimptomatis, tetapi


80 – 95 % akan menjadi khronis, dan
dalam 10-20 tahun  sirosis atau carcinoma
(Boerhan H,2005)
Prevalensi Karier Hepatitis B di Dunia

Worldwide prevalence of hepatitis B carriers and primary hepatocellular carcinoma


(Courtesy Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta.)

Murray et. al., Medical Microbiology 5th edition, 2005, Chapter


66, published by Mosby Philadelphia,,
PREVALENSI HBs Ag DARAH DONOR DI INDONESIA
TAHUN 1993 (Sulaiman A dkk, 1993)

1993 : 9,4% (2,5%-36,1%)


Prevalensi HBsAg dan HBeAg pada Wanita Hamil
Jumlah HBsAg HBeAg(+)
Daerah Peneliti
Ibu % %
Jakarta 200 4 62,5 Noer 1981

Jakarta 736 5,2 38,8 Wihata 1985


Jogykarta 524 2,1 18,2 Soebodo 1984
Bandung 300 4,7 35,7 Ali Usman 1985
Surabaya 100 3 33,3 Hendra R 1981
Surabaya 1016 4,6 66,6 Edison 1989
Surabaya 100 3 - Sjamsul Arief 2007
Denpasar 569 2,46 - Montessori 1991
Denpasar 1552 2,58 47,5 Surya 1991
Mataram 3078 3,8 50,9 soewignyo 1993
Solo 1800 3,4 - suparyanto 1993
ETIOLOGI
VIRUS HEPATITIS B
• Kelas Hepadna Virus
• Dalam keadaan utuh : partikel Dane
• Tdd 2 lapisan
– Lapisan luar : Antigen permukaan (HBsAg)
– Lapisan dalam : Antigen inti (HBcAg)
• Di dalam inti tdp genome VHB
– 1 molekul dengan 2 gelang yang tidak utuh
– Gelang ke-2, utuh, mengandung informasi genetik
– Gelang yg tidak utuh, berperan dlm proses integrasi
dengan DNA hospes  penting dlm tjdnya karsinoma
Siklus Hidup Virus Hepatitis B

Nature Publishing Group. 2005:5


CARA PENULARAN
• Infeksi Perinatal
• Transfusi darah
• Transmisi Horizontal
• Transmisi Seksual
• Penggunaan obat-obatan intravena / percutan (jarum
suntik)
• Infeksi nosokomial
• Transplantasi organ tanpa skrining AntiHBc

* VHB dapat melekat dan bertahan pada permukaan suatu


benda selama 1 minggu tanpa mengurangi daya tular
Individu Berisiko Tinggi
• Bayi baru lahir
• Tenaga medis
• Individu dengan perilaku seks yang tidak aman
(homo-heterosexual, berganti-ganti pasangan)
• Pasien dialisis
• Pasien dengan transfusi berulang/masif
• Pengguna narkoba
• Keluarga pasien VHB
Pathogenesis of the Immune Response in Acute and
Chronic Hepatitis B, and the Relation between the
Binding of HBcAg Peptides by MHC Molecules and
T-Cell Responses
Lee WM. N Engl M J. 1997:337(24)
Gambaran Klinis Hepatitis B
- Masa Inkubasi : rata-rata 60-90 hari (45-180 hari)
- Jaundice : <5 thn, <10%
>5 thn, 30%-50%
- Acute case-fatality rate : 0.5%-1%
- Infeksi Khronis : <5 yrs, 30%-90%
5 yrs, 2%-10%
- Angka mortalitas penyakit hati khronis : 15%-25%
- Fulminant Hepatic Failure = 0.1-0.5%
- Transaminitis. ALT > AST
- PT adalah indikator prognosis terbaik
Risk of chronic HBV by age of acquisition
and immune status
Clinical outcomes of Hepatitis B infections

Clinical outcomes of acute hepatitis B infection. (Redrawn from White DO,


Fenner F: Medical virology, ed 3, New York, 1986, Academic Press
From Murray et. al., Medical Microbiology 5 th edition, 2005, Chapter 62, published by Mosby Philadelphia,,
Pemeriksaan Awal terhadap
Dugaan Infeksi Hepatitis
• Anamnesis (faktor risiko, riwayat kontak, dll) dan
Pemeriksaan Fisik
• Darah Rutin, Tes Faal Hati, PT
• Tes Serologi, IgG HAV, HCV, HDV, Iron Panel
• RUQ Ultrasonografi dan AFP
• Biopsi Hati pada pasien dengan :
– HBsAg > 6 bulan
– HBV DNA > 105 copies/ml
– Transaminitis Persistent/Intermittent
Immunological events of acute HBV infection
A) Acute

B) Chronic

Engleberg, et. al., Schaechter’s Mechanisms of Microbial Disease, Fourth Edition, Chapter 43, published by
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Perjalanan Penyakit
HBsAg
• marker VHB pertama,(+) pd masa inkubasi
• Mencapai puncak saat AST ↑
• Bila klinis membaik, AST ↓  HBsAg <</-
HBeAg
• Muncul stlh HBsAg, tp singkat
• Diikuti HBeAb, konversi ini  peny. mereda
• Bila konversi tidak terjadi  peny menahun
HBcAg  tidak terdeteksi dalam serum
HBcAb (IgM Anti HBc)
• Petanda penyakit sedang berlangsung atau baru terjadi
• IgM Anti HBc 6-18 bulan, diganti IgG Anti HBc
CDC website: http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/slideset/hep_b/slide_3.htm
Tes Serologi
Tes Interpretasi Gejala Klinis
HBsAg Sedang terinfeksi Akut, CAH, Karier
Replikasi aktif, sangat
HBeAg Akut, CAH
infeksius
Anti HBs Resolusi Immun
Akut, Khronis, Karier,
Anti HBc Sedang/pernah terinfeksi
Immun
IgM anti HBc Akut atau reaktivasi khronis Akut, CAH

Anti HBe Resolusi dari replikasi aktif Karier, Immun


1

CDC WEB site: http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/b/Bserology.htm


Penatalaksanaan

• Tujuan : menekan HBV sebelum terjadi


kerusakan hati/meminimalkan kerusakan
• HBeAg positif
• HBeAg negatif dan HBV DNA positif
• Recurrent hepatitis flares
• Temuan Histologis (+)
 IFN-ALFA
 LAMIVUDINE
Tujuan Terapi
Tujuan Tujuan Ideal: eradikasiHBV (pembersihan HBsAg)
terapi Tujuan Realistis: mempertahankan upaya supressi HBV
HBeAg-positif CHB: mempertahankan serokonversi HBeAg ke anti-HBe
HBeAg-negatif CHB: mempertahankan respon biokimia dan virologis
Types of Biokimia: normalisasi aktifitas serum ALT/AST
response
Virologis:
HBeAg-positif CHB: hilangnya HBeAg (dan munculnya anti-HBe) dan
penurunan serum HBV-DNA pada kadar rendah*
HBeAg-negatif CHB: serum HBV-DNA tak terdeteksi dengan PCR assays
(atau penurunan serum HBV-DNA ke kadar yang rendah*)
Komplit: Hilangnya serum HBsAg baik secara biokimia dan virologis
Histologis: Penurunan aktifitas necroinflammatory melewati ‡ 2 poin tanpa
memperparah fibrosisnya (dibandingkan dengan temuan histologis sebelum
diobati)

Papatheodoridis GV, Hadziyannis SJ. Aliment Pharmacol Ther 2004: 19


Vaksinasi
• Efikasi > 90%, paling cost-effective
• Indikasi :
– Semua bayi baru lahir
– Kontak serumah
– Perilaku Risiko Tinggi
– Pekerja layanan kesehatan
– Dialisis Khronis
– Transfusi Berulang
Prophylaxis Pasca Terjadinya Paparan

• Untuk semua individu yang belum pernah


divaksinasi :
– Vaksinasi + HBIG
– Vaksinasi Follow-Up

• Untuk yang sudah pernah divaksinasi dan


responnya positif  NTD
• Untuk yang sudah pernah divaksinasi dan
responnya negatif  vaksnasi ulang + HBIG
Prophylaxis Pasca Terjadinya Paparan
Untuk individu Tatalaksana, Bila :
dengan : HBsAg (+) HBsAg (?)

Imunisasi (-) HBIg + Vaksin Vaksin


Periksa anti HBs
Imunisasi (+) Tidak perlu Tidak perlu
Responder profilaksis profilaksis
Imunisasi (+) HBIg 2x (1bln) Bila sumber
Non-Responder Atau HBIg + penularan risiko
Vaksin tinggi, perlakukan
seperti HBsAg (+)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keluaran
infeksi hepatitis B khronis

Aggarwal R, Ranjan P. BMJ 2004


UPAYA-UPAYA
PENCEGAHAN
• General precaution
• Imunisasi pasif – aktif
• Uji tapis donor darah
• Sterilisasi instrumen kesehatan
• Pengelolaan limbah medis
• Safe sex
• Penggunaan jarum suntik disposible
• Mencegah mikrolesi
• Menutup luka
• Skrining ibu hamil
• dll
Kesimpulan
 Hepatitis B adalah permasalahan kesehatan global;
infeksi khronis menyebabkan berbagai komplikasi
seperti sirosis dan karsinoma hepatoseluler

 Vaksinasi adalah metode paling efektif dalam


mencegah infeksi virus hepatitis B

 Gambaran klinis hepatitis B kompleks dan tidak


semua mengarah ke sirosis

Aggarwal R, Ranjan P. BMJ 2004


Simpulan
 hepatitis B akut tidak membutuhkan pengobatan

 Diantara pasien dengan hepatitis B khronis, hanya


yang subset (diidentifikasikan dengan DNA virus
hepatitis B) saja yang membutuhkan pengobatan

 Pemberian obat memiliki keterbatasan, efek


sampingnya besar, dan mahal.

 Obat-obatan yang direkomendasikan adalah :

α-interferon, lamivudine
Aggarwal R, Ranjan P. BMJ 2004

Anda mungkin juga menyukai