kelompok IV :
Ranti irna saputri
Reni Muchtar
Nurul Anjani
Raihan atnangar
Di penghujung bulan Maret 2013, publik Indonesia diramaikan dengan kasus penembakan misterius di
LP Cebongan Sleman Jogjakarta. Kasus ini mencuat, bukan saja, karena terjadi pada situasi masyarakat
Indonesia ada dalam ketidakpastian hukum dan keamanan, tetapi terjadi terhadap aparat keamanan itu
sendiri.
. Kekerasan seakan menjadi menu sehari-hari di negeri ini. Hari hari di isi dengan kemarahan dan
kebrutalan massa. Salah satu pemicu utama kerusuhan ialah proses pemilihan umum kepala daerah atau
Pemilukada. Penentuan calon kepala daerah menjadi api dalam sekam yang gampang memancing kericuhan
yang berbuntut kerusuhan. Rekapitulasi penghitungan suara hasil pemilukada menjadi puncak yang dapat
dengan enteng memicu kerusuhan yang berakibat fatal.
. Persoalannya, akan menjadi kontra produktif, bila kemudian media massa, baik cetak maupun
elektronik, lebih banyak menyajikan peristiwa kekerasan dan atau melakukan tindakan kekerasan. Satu sisi,
media harian menyajikan masalah kekerasan. Sisi lain, media pun menjadi bagian dari kekerasan itu.
Memaknai Tindak Kekerasan
Elizabeth A. Stanko (2000:1124) mengatakan, tindak kekerasan sampai saat ini masih merupakan tema
yang menyedot perhatian banyak ahli. Perhatikan ini terjadi, karena melimpah nya informasi yang
disajikan media massa kepada masyarakat, dengan ragam bentuk dan efek dari kekerasan tersebut.
Dengan memperhatikan informasi yang disajikan media massa saat ini, hampir hampir ada kesimpulan,
tidak ada 1 cm pun ruang dlaam kehidupan ini, yang tidak tersentuh oleh kekerasan. Dalam kamar ada
kekerasan seksual, di dalam rumah ad kekerasan dalam rumah tangga, di sekolah ada kekerasan antar
pelajar, di jalan raya ada keran antar geng motor, smapai sampai di lembaga legislatif dan eksekutif pun
muncul tindakan kekerasan antar rakyat.
“Kekerasan” adalah satu istilah yang kerap di halaman halaman permukaan media massa. Istilah ini
digunakan oleh banyak kalangan dengan berbagai konteks. Seperti istilah kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), kekerasan seksual,kekerasan massa Dan Kekerasan politik termasuk kekerasan dalam
tindakan kriminal.
Definisi tindakan kekerasan sangat beragam. Biasanya Elizabeth A.Stanko (2000:1123), berpendapat
bahwa tindakan kekerasan dan penggunaan nya dilakukan dengan motivasi sendiri, walaupun mungkin
dilakukan oleh kelompok.
Media dan Kekerasan
Kekerasan , dalam berbagai bentuk dan kualitasa, muncul di masyarakat ini adalah fakta
itu adalah peristiwa sosialterhadap kekerasan itu, ada keprihatinan , ada kutukan, ada
kejadian, dan ada penilaia. Dalam kekerasan ada masalah dan ada ketegangan, dan akirnya
ada konflik, semua itu menujukkan bahwa kekerasan adalah senuah peristiwa kekerasan
adalah sebuah peristiwa dalamkehidupan manusia.
Kesimpulan
Jadi kekerasan itu bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja. Pada saat kita berbicara
masalah kekerasn pun, potensial pun ita melakukan kekerasan bahasa, kekerasan pikiran
atau kekerasan sikap terhadap fenomena yang sedang terjadi.
Seorang jurnalis, atau seorang pemikir, juga dapat terjebak dalam kekerasan bahasa atau
kekerasan pikiran, dalam membincangkan sesuatu hal. Keras kepala dan atau memaksakan
pandangan kepada orang lain, adala benuk lain dari kekerasan pikiran. Karena karena itu,
fenomena kekerasan ini, bisa muncul dalam beagam bentuk dan bisa terjadi di berbagai
ruang dan waktu