Anda di halaman 1dari 11

Sosiologi komunikasi

Sapta Maryati, S.Sos., M.I.Kom

Media Dan Kekerasan

kelompok IV :
Ranti irna saputri
Reni Muchtar
Nurul Anjani
Raihan atnangar

UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA 2020/2021


Pengantar

Di penghujung bulan Maret 2013, publik Indonesia diramaikan dengan kasus penembakan misterius di
LP Cebongan Sleman Jogjakarta. Kasus ini mencuat, bukan saja, karena terjadi pada situasi masyarakat
Indonesia ada dalam ketidakpastian hukum dan keamanan, tetapi terjadi terhadap aparat keamanan itu
sendiri.
. Kekerasan seakan menjadi menu sehari-hari di negeri ini. Hari hari di isi dengan kemarahan dan
kebrutalan massa. Salah satu pemicu utama kerusuhan ialah proses pemilihan umum kepala daerah atau
Pemilukada. Penentuan calon kepala daerah menjadi api dalam sekam yang gampang memancing kericuhan
yang berbuntut kerusuhan. Rekapitulasi penghitungan suara hasil pemilukada menjadi puncak yang dapat
dengan enteng memicu kerusuhan yang berakibat fatal.
. Persoalannya, akan menjadi kontra produktif, bila kemudian media massa, baik cetak maupun
elektronik, lebih banyak menyajikan peristiwa kekerasan dan atau melakukan tindakan kekerasan. Satu sisi,
media harian menyajikan masalah kekerasan. Sisi lain, media pun menjadi bagian dari kekerasan itu.
Memaknai Tindak Kekerasan
 Elizabeth A. Stanko (2000:1124) mengatakan, tindak kekerasan sampai saat ini masih merupakan tema
yang menyedot perhatian banyak ahli. Perhatikan ini terjadi, karena melimpah nya informasi yang
disajikan media massa kepada masyarakat, dengan ragam bentuk dan efek dari kekerasan tersebut.
 Dengan memperhatikan informasi yang disajikan media massa saat ini, hampir hampir ada kesimpulan,
tidak ada 1 cm pun ruang dlaam kehidupan ini, yang tidak tersentuh oleh kekerasan. Dalam kamar ada
kekerasan seksual, di dalam rumah ad kekerasan dalam rumah tangga, di sekolah ada kekerasan antar
pelajar, di jalan raya ada keran antar geng motor, smapai sampai di lembaga legislatif dan eksekutif pun
muncul tindakan kekerasan antar rakyat.
 “Kekerasan” adalah satu istilah yang kerap di halaman halaman permukaan media massa. Istilah ini
digunakan oleh banyak kalangan dengan berbagai konteks. Seperti istilah kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), kekerasan seksual,kekerasan massa Dan Kekerasan politik termasuk kekerasan dalam
tindakan kriminal.
 Definisi tindakan kekerasan sangat beragam. Biasanya Elizabeth A.Stanko (2000:1123), berpendapat
bahwa tindakan kekerasan dan penggunaan nya dilakukan dengan motivasi sendiri, walaupun mungkin
dilakukan oleh kelompok.
Media dan Kekerasan

 Menjelaskan hubungan antara media dengan kekerasan, seperti tentang terorisme,


misalnya, ada kompleksitas masalah di dalamnya. Nunung prajarto (2004), misalnya
mencatat:
setidaknya, terdapat Lima pihak yang repot dan di repotkan oleh aktivitas terorism.
Dalam pembajakan pesawat terbang, misalnya, kelima pihak ini tebang jelas. Pemerintah suatu
negara yang dijadikan target terorisme, Masyarakat yang secara psikis dan terganggu
keamanannya, korban atau Sandra di dalam pesawat, kelompok pelaku terorisme, serta media
massa yang melakukan konversi terhadap peristiwa pembajakan itu. Kelima pihak ini akan
berada pada suatu siklus antara menimbulkan rasa takut, efek ketakutan dan upaya
peniadaaannya.
Berita kekerasan di media
 Berita kekerasan tampil dalam halaman muka media massa, media cetak maupun elektronik
hampir setiap hari. Kekerasan kekerasan tersebut tambil dalam kemasan yang beragam,
tema yang beragam , dan disajikan dengan intensitas yang beragam pula.
 Bila kita mencoba, mengecek tema kekerasan dalam dunia Maya, untuk waktu pencarian
0.19 detik, kita dapat sajian sebanyak 19.000.000 artikel. Kalau menggunakan istilah”violace”
data jauh lebih bnayak lagi, yaitu mencapai angka 380.000.000untuk pencarian 0.24 detik
angka ini, jauh lebih kecil dari istilah “politic” yang hanyak mencapai 7.630.000 dari 0.21 detik
agak berbeda dengan Indonesia. Kata “politik” ternyata lebih banyak ditulis dibandingkan
dengan kata kekerasan. Kata politik bisa di temukan sebnayak 81.300.000dari o.27detik.
 Setidaknya, kita bisa melihat bahwa istilah kekerasan dan peristiwa kekerasan, tidak kalah
serius dibicarakan orang dibanding kan dengan masalah masalah politik. Media massa baik
cetak maupun elektronik adalah sarana penting dan utama yang memberikan masalah
kekerasan, baik yang terjadi di wilayah domestik (rumah tangga) maupun di wilayah publik,
baik di dalam negri maupun luar negeri.
Kekerasan terhadap media
 Tindakan kekerasan terhadap media ini, dapat terjadi dalam beberapa bentuk, dan di
lakukan beragam pihak. Berdasarkan informasi dan kasus yang pernah terjadi di tengah-
tengah masyarakat kita, dapat dirumuskan bahwa tindakan kekerasan terhadap media itu,
dapat terjadi dalam beragama bentuk.
 Beberapa populer yang sering kali terjadi di tengah masyarakat itu adalah
 A. Kekerasan individu, terhadap individu jurnalis, seperti puluhan jurnalis di Papua
menggelar aksi unjuk rasa mengecam tindakan kekerasan yang di alami normila
sariwahyuni, 23 , Paser tv.
 B. Kekerasan kelompok massa terhadap awak media, seperti, di keroyok oleh sejumlah
orang saat mereka tengah mengambil gambar di lokasi.
 C. Kekerasan kelompok massa terhadap fasilitas media, seperti kantor, seperti kasus yang
terjadi pada akhir Maret 2013. Pada waktu itu, terajdi penyerangan oleh sekelompok massa
terhadap sarana media.
 D. Kekerasan negara tersebut individu. Kejadian menarik Perhatian publik di Indonesia,
adalah kasus Udin Wartawan bernas jogjakarta.
 E. Kekerasan negara terhadap media massa sepeti media yan pernah mengalami
pemberedelan dari pemerintah.
Kekerasan media

 Reaksi masyarakat, termasuk perlawanan masyarakat terhadap media, bukan


tanpa alasan. Menurut kelompok tertentu, perlawanan terhadap media,
termasuk penyerangan terhadap sarana media atau jurnalis, pada dasarnya
adalah sebuah kritik terhadap pelaku media yang tidak menghargai hak
privasi orang lain. Merasa keamana dan kenyamanan terganggu, seseorang
melakukan tindakan kekerasan terhadap media. Bagi si pelaku sendiri, sikap
perlawanan kepada media itu, karena kekerasan media.
 Kekerasan media itu, terjadi dalam dunia facebook, sebagai media
jaringan sosial, facebook bukan saja sarana berkomunikas, tetap juga
di mafaatkan untuk sebagai sarana teror. Perang dalam facebook
terjadi dalam berbaai kasus, baik politik maupun pribadi.
Media, Globalisasi, dan kekerasan
 Globalisasi kekerasan
Akhir maret 2013, pernyataan dari elt politik kore utara terpublikasi ke umum. Sabtu 30 maret lalu, sebuah
pernyataan di keluarkan korut, mulai saat ini, hubungan utara selatan akan memasuki masa perang dan
semua masalah yang muncul antara utara dan selatan akan di selesaikan dengan cara itu. Situasi tanpa arah
di semenanjung kore yang tak perang maunpun tidak damai benar benar sudah berakhir. Pernyataan ini
merupakan contohnyata, bahwa bukan saja ekonomi, dan informasi, tetap berita kekerasan pun, mengalami
globalisasi.
 Kekersan global
Kekerasan global adalah kekeraan yang dilaukan oleh kekuatan besar dunia, yang kemudian memberikan
pengaryh nyata, dan teror mental ke seluruh warga dunia. Kekerasan global adalah hadirnya kekuatan
hegemonik dunia, yang menjadikan dunia terancam, tertindas dan atau bergerak tidak berdaya.
Kekerasan global bisa terjadikarena ada kekuatan militer. Sebuah negara dengan kekuatan militer yang
dimilikinya, memiliki kempuan dan kekuasaan untuk menekan dan memaksa kehendak kepada negara lain.
Kekerasan global pu juga terjadi dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi.
Pemanfaatan kekuatan militer, da keuangan , dalam memaksakan kendak kepda negara lain , merupakan
kekerasan global yang bisa di rasakan di era globalisasi. Negara negara yang lem, baik secara ekonomi
maupun politik, akan menjadi korban dari situasi global seupa ini.
Makna fenomena kekerasan

 Memerhatikan informasi, data dan juga cermatan terhadap fenomena kekerasan


yang terjadi selama ini, menuntun kita untuk bisa merumuskan makna kekerasan
dalam konteks sosiologi komunikasi.
 Kekerasan terjadi pada dasarnya dapat di sebabkan karena adanya
ketidakseimbangan kekuasaan antara dua atau lebih pihak yang saling
berinterkasi.
Kekerasan: peristiwa, konstruks, konservasi

 Kekerasan , dalam berbagai bentuk dan kualitasa, muncul di masyarakat ini adalah fakta
itu adalah peristiwa sosialterhadap kekerasan itu, ada keprihatinan , ada kutukan, ada
kejadian, dan ada penilaia. Dalam kekerasan ada masalah dan ada ketegangan, dan akirnya
ada konflik, semua itu menujukkan bahwa kekerasan adalah senuah peristiwa kekerasan
adalah sebuah peristiwa dalamkehidupan manusia.
Kesimpulan

 Jadi kekerasan itu bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja. Pada saat kita berbicara
masalah kekerasn pun, potensial pun ita melakukan kekerasan bahasa, kekerasan pikiran
atau kekerasan sikap terhadap fenomena yang sedang terjadi.
 Seorang jurnalis, atau seorang pemikir, juga dapat terjebak dalam kekerasan bahasa atau
kekerasan pikiran, dalam membincangkan sesuatu hal. Keras kepala dan atau memaksakan
pandangan kepada orang lain, adala benuk lain dari kekerasan pikiran. Karena karena itu,
fenomena kekerasan ini, bisa muncul dalam beagam bentuk dan bisa terjadi di berbagai
ruang dan waktu

Anda mungkin juga menyukai