Anda di halaman 1dari 26

MODUL DIVISI FACIAL PLASTY

FREE FLAP

Ahmad Effendi

PEMBIMBING : dr. Willy Yusmawan, SpTHT-KL (K)MSi.Med


TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui anatomi kulit, sub kutis dam otot pada regio donor untuk
jabir lepas.
2. Mengetahui keuntungan free flap/jabir lepas
3. Mengetahui prinsip pada bedah mikro
4. Mengetahui regulasi aliran darah pada jabir lepas
5. Mengetahui fisiologi jabir lepas.
6. Mengetahui respon mikrosirkulasi terhadap iskemi.
7. Mengatahui prinsip pada bedah mikro
8. Mengetahui berbagai jenis jabir bebas berdasarkan lokasi donornya.
 
Pendahuluan
Flap pertama kali di kenalkan oleh
Gaspare Tagliacozzi, seorang dokter
bedah berasal dari Italia pada tahun
1597.
“Rekonstruksi hidung menggunakan
pedikel lengan”
McLean and Daniel and Taylor et al,
Buncke, 1970 Taylor,1973 1975
Omental free transfer dari flap Flap Fibula
flap selangkangan pertama untuk
pertama rekonstruksi
mandibula
Free flap
Adalah teknik rekonstruksi di mana unit jaringan terpisah dari
suplai darah induk dan pindah dari satu bagian tubuh ke
lokasi yang baru, memiliki arteri dan vena yang dapat
direanastomosis dengan pembuluh penerima, sehingga
membangun kembali aliran darah. Potensi reinnervation
sensorik juga ada melalui reanastomosis saraf kulit

melibatkan
transplantasi jaringan
menggunakan operasi
mikrovaskuler
Anatomi dan fisiologi kulit

Vaskularisasi pada Flap terjadi


3-7 hari setelah transfer, melalui
2 proses
 Secara langsung
 Anastomosis capiler
pembuluh darah resipien
Prinsip
Mikrosurgery
Principles of Microsurgery
Makrosirkulasi jaringan
komposit Pembuluh • Macrocirculation of
Composite Tissue
A. Segmen vaskularisasi (flap
• Segmental vasculature
aksial) (axial flaps)
• Kulit / fasia • skin/fascia
• skin/fascia & muscle
• Kulit / fasia & otot
• skin/fascia & bone +/-
• Kulit / fasia & tulang + otot muscle
• Vessels 0.8 to 4 mm
appropriate for transfer
B. Pembuluh darah 0,8
hingga 4 mm sesuai untuk
pemindahan
Perioperatif

Ahli bedah mikrovaskular akan menggunakan teknik


tertentu untuk mendapatkan pengambilan jabir yang tepat,
anastomosis pembuluh darah, dan menggunakan jabir
sesuai dengan pembuluh darah dan geometrinya untuk
memperoleh transfer jaringan yang sukses.
KLASIFIKASI FLAP
I. Berdasarkan Vaskularisasi
1.Random Flap
2. Axial Flap
II. Berdasarkan Mekanisme Perpindahanya
1.Rotation Flap
2.Transposition Flap (Z plasty,Romboid Flap, Bilobed Flap)
3.Interpolation Flap (paramedian forehead flap, melolabial flap
4.Advancement Flap (unipedicle, bipedicle, V-Y, Y-V dan Island
Advancement Flaps)
5. Free Latisimus, scapular flap, trapezius Flap
III. Berdasarkan Lokasinya
1. Local flap
2. Regional flap (Deltopectoral flap, Pectoralis mayor flap)
3. Distant flap ( Free Flap)
Geometri pembuluh darah
Pasca operatif Pemantauan jabir
• dimulai setelah dilakukan anastomis pembuluh darah, memperhatikan perdarahan
jabir yang berasal dari pinggiran sayatan, perfusi kapiler, kehangatan jabir,dan
sinyal ultrasonik Doppler dari pembuluh darah.
• Teknik yang ideal untuk pemantauan jabir pasca operasi sampai saat ini belum
ditemukan, bergantung pada perfusi kapiler, perdarahan, dan suhu pada jabir
pedikel kutaneus atau memonitor segmen serta ultrasonograi (USG) Doppler.
• Tujuh puluh dua jam pertama pasca operasi, jabir diperiksa setiap jam, diperiksa
warna, kehangatan, perfusi kapiler dan sinyal Doppler. Jika didapatkan perubahan
pada warna kulit maka ahli bedah melakukan pemeriksaan ulang dan melakukan
pemeriksaan jarum tusuk, apabila didapatkan perubahan yang tidak di inginkan
maka pasien direncanakan untuk eksplorasi segera. Bila penyebab kegagalan jabir
adalah hematom, luka operasi dibuka kemudian direncanakan operasi segera.
• Setelah pemantauan selama 72 jam, pemantauan jabir dapat dilakukan

setiap empat jam selama dua hari dan setiap delapan jam sampai pasien

dipulangkan.
• Pada jabir normal akan didapatkan warna kemerahan, hangat pada perabaan,

perfusi kapiler tiga detik, dan memiliki sinyal arteri dan vena yang kuat pada

pemeriksaan Doppler.
• Insuisiensi arteri akan tampak sebagai warna pucat atau kebiruan pada

pedikel kulit, dingin pada perabaan, perfusi kapiler lebih dari lima detik, dan

pada pemeriksaan pin-prick menggunakan jarum nomor 20 didapatkan warna

darah yang gelap.


• Insuisiensi vena ditandai dengan warna biru pada jabir, perfusi kapiler yang

cepat, dan darah berwarna gelap yang keluar segera setelah jarum dicabut.
• Insuisiensi arteri dan vena memerlukan tindakan pembedahan segera.
Kegagalan jabir
• disebabkan trombosis pembuluh darah ditemukan segera setelah
operasi. Data Anderson yang dikutip Burkeyetal melaporkan
thrombosis vena (54%) lebih banyak terjadi dibandingkan trombosis
arteri (20%). Mayoritas kegagalanan astomosis arteri terjadi dalam
24 jam pertama dan kegagalan vena baru terjadi kemudian. Semua
sumbatan terjadi dalam tiga hari pertama.
• Identifikasi masalahdan koreksi yang tepat dapat menyelamatkan
jabir
• Keberhasilan jabir setelah dilakukan operasi untuk mengatasi
iskemia yang terjadi berkisar antara 69-100% berdasarkan literatur.
• Trombosis pembuluh darah dapat dikurangi dengan pemberian
anti koagulan peri operatif.
• Antikoagulanini berperan mencegah penumpukan trombosit dan
pembekuan darah
Free flap pada kepala dan leher
• Pilihan lini pertama di sebagian besar rekonstruksi
kepala dan leher
• Memungkinkan rekonstruksi kompleks dengan transfer
jaringan komposit
• Reseksi tumor yang lebih agresif dapat dimungkinkan
• Meningkatkan hasil fungsional dan kosmetik
Follow up 

• Kunjungan pertama pasca operasi dimulai 1-2 minggu


setelah pulang dari rumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan terhadap jabir dan tandur kulit, melepas
jahitan, evaluasi komplikasi pada daerah yang
mendapatkan jabir
Komplikasi
• Komplikasi dapat dibedakan menjadi komplikasi daerah donor dan
penerima.
• Komplikasi pada daerah donor jarang ditemukan, komplikasi yang dapat
terjadi adalah sindrom kompartemen.
• Komplikasi lainnya berupa iskemia pada kaki, instabilitas pergelangan kaki
keterbatasan pergerakan kaki, dan nyeri yang berkepanjangan. Penelitian
Leeetal di Korea mendapatkan bahwa keterbatasan pergerakan kaki terjadi
pada tiga bulan pertama dan tidak terdapat perubahan patologis pada
daerah donor.
•  Plate yang terpapar dan ekstrusi merupakan komplikasi yang jarang
terjadi. Selain itu, dapat juga terjadi trismus yang diakibatkan manipulasi
pembedahan dan/atau reseksi dari otot masticator dangan gangguan pada
mandibula.
Keuntungan
• Kebebasan dalam memilih jaringan, transfer komposit,
Inset flap tidak dibatasi oleh pedikel, Operasi satu
tahap, Hasil fungsional dan kosmetik lebih optimal

Kerugian
• Risiko kegagalan flap lebih tinggi, Tuntutan teknis,
Lebih lama Waktu operasi, Mengandalkan ketersediaan
pembuluh darah penerima yang baik, Rencana
penyelamatan.
Kontra indikasi
a. Abnormalitas anatomi pembuluh darah pada tungkai bawah dapat
menyebabkan kegagalan pengambilan jabir yang aman.
b. Sirkulasi arteriperoneal yang dominan diakibatkan kelainan
congenital tidak didapatkannya pembuluh darah tibialis anterior,
kelainan ini sering disebut sebagai peroneus magnus dan
merupakan penyuplai darah utama pada kaki. Pasien dengan
peroneus magnus dan kelainan sirkulasi pada tungkai merupakan
kontraindikasi dilakukannya transfer fibula.
c. Pasien dengan trauma tungkai yang luas atau riwayat operasi
tungkai ebelumnya.
d. Pasien dengan diabetes dan edema perifer, sirkulasi dan
penyembuhan yang buruk atau ulkus kutaneus.
Video Free flap
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum WR WB…

Anda mungkin juga menyukai