Anda di halaman 1dari 17

STERIL

1. Gennaro AR, Remington’s Pharmaceutical


Sciencens, 17th ed Marck Publishing Comp. Easton. Pensylvania. 1985

2. Block SS, Desinfection, Sterilization and


Preservation, 3rd ed. Lea & Febiger. 1983

3. Turko & King, Sterile Dosage Forms, 2nd ed. Dosage & Febiger

4. Ansel CH. Introduction to Pharmaceutical Dosage


Forms 4 ed. Lea & Febiger Philadelphia. 1985
th

5. Farmakope

6. Lachman L, Pharmaceutical Dosage Forms,


Parenteral Medications
INJEKTABILITA
SEDIAAN PARENTERAL (PARA ENTERON)
I.Sejarah
• 1616 : William Harvey → Gigitan Ular --- racun masuk ke dalam tubuh
• 1665 : Sir Christopher Wren, suntikan opium → pembuluh vena kaki anjing
• Akhir abadb18 : Edward Jenner, vaksinasi intra dermal → cacar

Subcutan
• 1836 : Lafarque, pisau bedah → dicelup morfin → neuralgia
• 1844 : Francis Rynd, Morfin (Dalam creosot) → bawah kulit,
Sir Alexander wood/ Charles Hunter
Injeksi morfin → subcutan
• 1853 : Charles-Gabriel Pravaz
Tipe Suntikan - penggunaan “ plunger-type “
• 1880 : Pasteur & Lister
- Antiseptic pada pembedahan
- Metode sterilisasi (1890)
- Stanislaus Limosine : Wadah “Ampul”
• 1923 : Florence Seibert: “Pyretic reaction”

Pyrogen
• 1911 : Kausch :Pyretic reaction pada injeksi iv glukosa
• 1920 : introduksi vial (untuk insulin)
• 1926 : NF V : ampul
• 1942 : USP XII : Larutan steril : Injection
II. Penggunaan Obat Injeksi

• Semula : Larutan
• Kemudian : Bentuk Lain

1. Klasifikasi Obat Injeksi


• Larutan
• Zat kering → dilarutkan Faktor yg menentukan;
• Suspensi Kelarutan
• Zat kering → disuspensikan Stabilitas
• Emulsi

2. Rute Obat Injeksi


• Intra dermal (id) = Intra cutan (ic) . Intra pleura
• Subcutan (sc) . Intra articular
• Intra vena (iv) . Infundibilia
• Intra muskular (im) . Intra vasculair
• Intra arteri . Extra vasculair
• Intra kardial . Intra cranial
• Intra tekal = intra spinal . Intra cisternal
• Intra peritonial . Intra synovial
• Intra lesional
• Volume
• Id ≈ ic → Volume kecil 0,1 mL : diagnostik, vaksin
→ absorpsi lambat

• Sc : volume kecil, aksi lebih cepat dari id

= SQ = sub-Q = hypo , volume ≤ 1 ml


• Im : Otot tangan/paha, vol 2 - 5 mL
otot pinggul belakang

Aksi lebih cepat dari Sc, dapat diperlambat (suspensi)


• Iv : Volume besar – kecil → efek cepat
Dapat untuk obat2 yang mengiritasi

3. Keuntungan Injeksi
• Dalam keadaan “Cito”
• Obat yang rusak dalam GI/ Tidak dapat diabsorpsi
• Pasien tidak sadar, muntah-muntah
• Bisa untuk “lokal”
• Dapat dipilih, kerja panjang/pendek
• Dapat infus iv →keseimbangan elektrolit
• Lebih terkontrol
4. Kelemahan 5. Persyaratan Umum
• Diberikan oleh orang terlatih • Dedikasi
• Kondisi harus aseptik • Moral-etika profesi tinggi
• Rasa nyeri : fisik, psikis • Pengetahuan, ketrampilan kefarmasian
• Bila ada kesalahan → sulit dikoreksi → fatal • Teknologi tinggi
• Relatif lebih mahal • Perlakuan bahan baku
• Bila frekwensi sering → sulit • Penelitian stabilitas, terkontrol
• Resiko toksisitas terhadap jaringan (iritasi) • Program terperinci, terkontrol
• Resiko emboli “trombosis

6. Komplikasi
• Septicemia
• Infeksi jamur
• Ott pada pemberian iv
• Interaksi obat
III. KOMPONEN
1. Bahan Obat
2. Bahan Pembawa
3. Bahan Aditif /b.bantu
4. Wadah

1. Bahan Obat ( zat aktif )

Harus sesuai persyaratan kualitas terbaik

( bioburden rendah )
• Bahan Pembawa

• Air Pembuatan Air


 Destilasi : Aquadest
Syarat : Aqua demineralisata (aq dm)
 Kandungan ion-ion → kolom → sarang bakteri
 Pirogen → sering diregenerasi → kontrol
 Logam
 Reaksi/pH  Destilasi Kompresi
 Sisa penguapan → Jml besar hemat energi
 Sterilitas
 Reverse Osmosis ( RO )
Macam-macam Air >< osmose
 Air murni Larutan dalam air: Injeksi NaCL
 Air untuk injeksi Injeksi ringer
 Air steril untuk injeksi Injeksi dextrose
 Air bakteriostatik untuk injeksi  Deionisasi – Ion Exchange
2. Bercampur dengan Air
- Etanol

- PEG cair
- Propilen glikol

- Sol Petit: Etanol 260


Gliserin 350

Aqua 450
Co. : Injeksi:
- Digoksin

- Diazepam
Macam-macam air

Tipe Bebas Steril Kemasan Bakterio- Guna


Pirogen statik

Air Murni Tidak Tidak Rapat Tidak Pelarut sediaan farmasi

Air Untuk Ya Tidak Lihat Tidak Pelarut sediaan parenteral yg


injeksi syarat akan disterilkan

Air steril Ya Ya Tunggal Tidak -Seperti air untuk injeksi


untuk -Pelarut steril
injeksi -Untuk zat padat steril
-Untuk mengencerkan lar
steril

Air ya ya Ganda Ya Pelarut steril


bakterio-
statik unt
injeksi
3. Bukan Air

Minyak
Bukan Minyak
Syarat :
• Dapat dimetaboliser tubuh
• Bentuk Cair pada suhu kamar
• Ethyl Oleat
• Tidak mudah tengik • Isopropyl Myristat
• Benzyl Benzoat
Minyak
• M. Jagung
• M. Biji kapas ɳ < minyak
• M. Minyak wijen
• M. Mineral
• M. Hewani

 Injeksi dalam minyak →”prolonged action”


 Syarat → cair → + ester2 asam
lemak tak jenuh
 Bila kadar unsaturated >>
• Iritasi
• Diberi batasan atas harga”bil jod”(79-128)
• “bil penyabunan” (185-200 )
• Tak mudah tengik → + anti oksidan

Injeksi minyak → hanya im


Stabilitas
3. Bahan Additive a. Antioxidan:
- Kelarutan garam Na/K: Metabisulfit ( mbs),
- Bisulfit (bs), sulfit (s) →0,1%
Kenyamanan-Tonisitas
tergantung pH.
- Stabilitas
pH ↑ : mbs
- Kontaminasi/mengawetkan
pH netral : bs
(+) memperlambat/mencegah
pH ↓ : s
degradasi kimia, fisika, biologis
* Ascorbic Acid, thyoglycerol, cystein
sediaan HCL.
(-) Interaksi: - inkompatibilitas Sering kali dibantu dengan “Chelating
- Hidrolisa agent” → EDTA
- Oksidasi
- Pembentukan komplex dll. b. Gas inert: N2

Kelarutan: mempermudah/perbesar kelarutan c. Dapar: Perubahan pH → degradasi


Na benzoat→ coffein Penyebab perubahan pH:
Nicotinamid →riboflavin • Wadah
Ethylendiamin →theophyllin • Penutup
• Gas2 terlarut
Isotonis: NaCL, glukosa • Interaksi
Kapasitas dapar → terbatas
<< → kurang efektif
>> mengganggu
Co: Dapar sitrat,asetat dll.
d. Pengawet

• Sediaan takaran ganda → kontaminasi • Sedikit efek bakterisida moderat:


– Hexyl resorcinol 0,5%
• Sediaan yang dibuat secara aseptik, & – Phenyl mercuri benzoat 0,01%
sterilisasi filtrasi
• Faktor yang mempengaruhi efektifitas
→komponen formula dan/wadah.
• Fungsi :Mencegah mikroorganisme
berkembang biak (Bakteriostatik, fungi
Misalnya:
statik).
- Ester PABA diikat/diinaktifkan mol makro
seperti polisorbat 80
• Misal pada USP: - Phenyl mercury nitrat →reduksi oleh residu
Phe-mercury citrat 0,01% sulfida dari karet penutup .
Thimerosal 0,01%
Benzethonium chlorid 0,01%
Phenol atau cresol 0,5%
Chlorobutanol 0,5%
Me-prophyl paraben 0,18% & 0,02%

• Pada sediaan oleaginous →tidak ada yang


efektif
4. Wadah

Tipe II :
Wadah merupakan komponen dari formula
a. Gelas yang diproses dengan soda kapur
Wadah* Gelas
b. Oksida Na dan K merupakan komponen
Plastik
utama
c. Kurang tahan terhadap reaksi-reaksi
kimia

d. Mudah melunak pada suhu yang terlalu


tinggi sehingga mudah dibentuk, menurut
kebutuhan.

e. Thermal coefisien lebih besar dari tipe I


*Karet Penutup f. Kadar oksida bebas < tipe III

GELAS g. Sudah diproses dengan SO2 untuk de


alkalisasi permukaan dalam wadah.
Komposisi oksida Si + oksida logam/oksida
h. Tipe ini cocok untuk larutan yang didapar
boron temp tinggi Gelas tipe !, !!, !!!
pada pH <7 atau yang tidak reaktif
Tipe I :
terhadap gelas.
a. Merupakan gelas borosilikat
i. Sebaiknya disterilkan dulu sebelum diisi.
b. Terutama terdiri silikon dioksida dan boron
Tipe NP:
Tipe III
• Tidak cocok untuk sediaan parenteral
a. Merupakan gelas yang diproses dengan soda
kapur. Pertanyaan:
Apa pengaruh wadah terhadap sediaan?
b. Osida Na dan K merupakan komponen utama.
Bagaimana memilih wadah gelas?
c. Kurang tahan terhadap reaksi-reaksi kimia.
Contoh Wadah Gelas:
d. Mudah lunak pada suhu yang tak terlalu
1. Ampul: - Sediaan dosis tunggal
tinggi sehingga mudah dibentuk, menurut - Kapasitas 0,5-10mL (lebih)
kebutuhan. - Sekali dibuka, wadah rusak,
bekas tidak dapat dipakai.
e. Thermal koefisien lebih besar dari tipe 1
f. Kadar oksida bebas > tipe II 2. Vial: - Umumnya untuk dosis ganda
- kapasitas 0,5-100 mL
g. Tipe ini cocok untuk cairan2 anhidris/zat2 yang
- Isi dapat diambil sebagian.
kering -Sisa masih steril
h. Harus disterilkan sebelum diisi.
3. Botol: - Infus sekali pakai
- Kapasitas 100-1000mL
- Wadah bekas masih dapat
dipakai
Syarat-Syarat Wadah Gelas

1. Harus cukup kuat terhadap:


- Bantingan→dalam proses pembuatan dan pengiriman.
- Beda tekanan →dalam proses sterilisasi

2. Tahan perubahan suhu

3. Transparan
4. Ukuran isi terbatas →tunggal, ganda

5. Untuk sediaan yang peka cahaya →warna gelap

Wadah tunggal: - lebih praktis


- resiko kontaminasi (-)

- pengawet (-)
→ lebih banyak digunakan
KARET PENUTUP Accelerator: Menambah kecepatan vulkanisasi.
Digunakan pada: Vial multiple dose - Derivat guanidin
Botol infus - 2 mercapto benzothiazole

Juga untuk: Disposable syringe Activator: Mengaktifkan accelerator


Pipet - ZnO, as stearat

Keuntungan: Elastis Pengisi (Filler): Mempengaruhi daya regang,


kekerasan dan permeabilitas.
Resealability (penutupan kembali).
- Carbon black, kaolin, Ba-Sulfat
Sesudah penggunaan(Mis:tusuk
jarum suntik).
Adaptasi terhadap bermacam Antioxidan
macam bentuk.
Proses:
Komposisi Utama: Karet Alam Bahan utama + bahan pembantu vulcanizir
Sintesis Bentuk/cetak→bentuk yg diinginkan. PT
Campuran
Syarat: 1. Elastis – menutup dengan rapat
Vulcanizing agent : - reseability >>
Sulfur (dipanaskan dengan api). Untuk 2.Tidak terlalu keras
mengurangi plastisitas dan menambah
ketahanan terhadap pengaruh perubahan suhu. Tidak terjadi”coring” (terbentuk core)
Pencegahan: - Sudut jarum PLASTIK
- Pada rekonstitusi, suhu
Komposisi :
1. Polymer: Poli etilen/polipropilen
“Coring” → komposisi/komponen rontokan
Resistensi terhadap larutan >>
stabilitas. resistensi terhadap larutan >>
3. Tidak boleh beraksi dengan larutan Resistensi thdp pemanasan<<
sediaan/bahan2 yg terkandung didalamnya→
Resistensi thdp pemanasan>>
warna, keruh, degradasi.
Sterilisasi otoklaf (X)
2. Plasticiser→flexibilitas
Surfaktan dapat berinteraksi dengan sat kimia
dari penutup karet. 3. Stabilisator
4. Accelerator
Absorbsi pengawet oleh karet → kadar << 5. Antioxidan
6. Filler
4. Mampu menahan perembesan uap, terutama - Permeasi uap & molekul mll dindng
pada bahan padat→degradasi plastik
- Terkikisnya konstituen plastik→larutan
5. Yang ideal: Jarang→pemilihan: - Terserapnya molekul/ion2 obat →plastik
- Kebutuhan spesifik produk
- Stabilitas pd penyimpanan
- Fisiko kimia
- Toksikologis

Anda mungkin juga menyukai