Anda di halaman 1dari 6

Farmasi Rumah Sakit

Nama: Hasyid Wisnu Priambudi


NPM: 2018130067
Kelas: A
Cara Penyimpanan Obat

 Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk memudahkan ketika kita
mencarinya.
 Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
 Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada
kemasan.
 Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.
 Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket
obat.
 Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Bersihkanlah wadah/kotak tempat penyimpanan obat secara rutin.
Cara Membuang Obat

 Hilangkan semua informasi yang ada pada obat yang akan dibuang dan keluarkan obat dari bungkusnya.
Hal ini berfungsi untuk melindungi identitas dan privasi mengenai keadaan kesehatan kita. Selain itu, juga
berguna untuk menghindari obat dijual kembali oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab setelah
obat dikumpulkan oleh pemulung.
 Untuk obat berbentuk tablet dan kapsul, hancurkan obat, dan campur dengan air, tanah, atau bahan lain
yang tidak diinginkan, kemudian taruh ke dalam wadah atau plastik tertutup. Hal ini untuk mencegah
obat diambil kembali oleh pemulung.
 Untuk obat berbentuk sirup, dapat dibuang dengan cara dituang langsung ke dalam saluran pembuangan
air. Akan tetapi, untuk sirup antibiotik, anti jamur, dan antivirus, sebaiknya dibiarkan tetap berada dalam
kemasan aslinya, dengan dicampur bersama air, tanah, atau bahan lain yang tidak diinginkan, kemudian
ditutup rapat. Ini untuk mencegah terjadinya resistensi penyakit yang ada di alam.
 Buang ke tempat sampah.
Waktu Obat dapat disimpan

 Sirup: sirup dapat disimpan maksimal 2 bulan sejak kemasan dibuka. Jika belum membuka kemasan sama
sekali, maka dapat disimpan sampai masa kadaluarsa/expired. Diperhatikan cara dan penyimpanannya.
 Obat tablet/kapsul: biasanya dapat digunakan sampai dengan sebelum waktu kadaluarsa yang tertera
dalam kemasan, selama tidak ada perubahan warna dan bentuk obat. Selain itu kapsul/tablet masih
tertutup dalam kemasan pembungkus.
 Obat puyer: biasanya hanya bertahan maksimal seminggu setelah diracik. Setelah seminggu, obat puyer
harus dibuang dan tidak boleh digunakan.
 Tetes mata single dose: Obat jenis ini merupakan obat tetes mata tanpa pengawet. Kemasannya
berbentuk botol-botol kecil dalam untaian, yang jika akan digunakan, untaian tersebut dipatahkan dan
tutup botol dapat ditutup kembali. Sediaan ini memiliki 12 tetes tiap botolnya dan setelah kemasan
dibuka dapat digunakan paling lama 3 hari setelah kemasan dibuka.
 Tetes mata multi dose: Obat jenis ini merupakan obat tetes mata dalam kemasan botol yang
dapat digunakan berulang kali sampai dengan 1 bulan setelah kemasan dibuka. Untuk
mempertahankan kondisi obat tetap baik.Bentuk sediaan ini mengandung pengawet yang
sesuai digunakan pada obat mata.
 Viscous tetes mata (gel) : Bentuk sediaan gel memiliki kekentalan (viskositas) yang lebih tinggi
dari tetes mata sehingga bentuk sediaan ini dapat tinggal dalam organ mata dalam waktu yang
lebih panjang daripada sediaan tetes mata.
 Salep mata single dose: Salep mata merupakan bentuk sediaan obat mata yang memilki
kekentalan paling tinggi diantara jenis obat mata di atas. Sehingga waktu kontak dengan organ
mata lebih lama. Obat jenis ini merupakan obat salep mata tanpa pengawet. Kemasannya
berbentuk botol-botol kecil dalam untaian, yang jika akan digunakan, untaian tersebut
dipatahkan dan tutup botol dapat ditutup kembali. Sediaan ini setelah kemasan dibuka dapat
digunakan paling lama 3 hari setelah kemasan dibuka.
 Salep mata multi dose : Kemasan salep mata jenis ini berada dalam bentuk tube, yang dapat
digunakan berulang kali dengan masa kadaluarsa selama 1 bulan sejak tutup kemasan dibuka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai