Anda di halaman 1dari 21

Farmasi Perapotekan

apt. Christine Meidiawati, S.Farm, MARS.


Pendahuluan
Dasar
Hukum
• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• Permenkes No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek
• Permenkes No. 889 Tahun 2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
• Permenkes No. 31 Tahun 2016 tentang Perubahan Permenkes
No. 889 Tahun 2011
• Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek
Dasar
Hukum
• 1997 No. 5 UU Psikotropika
• 2009 No. 35 UU Narkotika
• 2013 No. 40 PKBPOM Pedoman Pengelolaan Prekursor
Farmasi & Obat Mengandung Prekursor Farmasi
• 2015 No. 3 Permenkes Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika
• 2016 No. 7 PKBPOM Pedoman Pengelolaan OOT yang Sering
Disalahgunakan
• 2018 No. 4 PKBPOM Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi Di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
• 2019 No. 14 PKBPOM Penarikan Dan Pemusnahan Obat Yang
Tidak Memenuhi Standar Dan/Atau Persyaratan Keamanan,
Khasiat, Mutu, Dan Label
Sarana
Kesehatan
• upaya kesehatan hanya dapat diwujudkan dalam suatu wadah
pelayanan kesehatan (health services).
• Pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
• Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan maka
dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:
1. Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care)
Sarana pelayanan tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang
paling dekat dengan masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan.
Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktek.
2. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care)
Sarana pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi
kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana
kesehatan ini mencakup Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS
tipe D serta RS Bersalin.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care)
Sarana pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi
kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua.
Sarana kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.
Definis
i Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian
Ketenagaan
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas :
1. Apoteker dan
2. Tenaga Teknis Kefarmasian

Apoteker → sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker


dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker

Tenaga Teknis Kefarmasian → tenaga yang membantu


Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis
Farmasi
Ketenagaan
Legalitas
1. SIA (Surat Izin Apotek) → Izin penyelenggaraan Apotek

2. SIPA (Surat Izin Praktik Apoteker) → pemberian


kewenangan kepada Apoteker untuk menjalankan praktik
kefarmasian.

3. SIPTTK(Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian)


→ pemberian kewenangan kepada TTK untuk
menjalankan praktik kefarmasian.
Dokumen Tenaga Kefarmasian

STR SIP
Sertifikat
Kompetens Surat Tanda Surat Izin
i Registrasi Praktik
Sertifikat Kompetensi
Adalah surat tanda pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga
Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia
setelah lulus uji Kompetensi.

Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga


Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik.
Sertifikat Kompetensi
• Masa berlaku Serkom : 5 tahun
• Bila masa berlaku serkom habis:
 Mengajukan kembali perpanjangan serkom ke Organisasi Profesi
(Permenkes 889/2011) = PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia)
 Mengisi borang resertifikasi TTK → pencapaian pemenuhan K SP
diperoleh dari hasil mengikuti pembelajaran berkelanjutan,
konversi pengalaman/ masa kerja dan pengabdian pada
masyarakat sebagai dharma bhakti profesi (Total 25 SKP/5 tahun)
 Mengikuti Uji Kompetensi
STRTT
KBds Permenkes 889/2011, STRTTK:
• Dikeluarkan oleh Menteri
• Menteri mendelegasikan pemberian STRTTK kepada Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi
• STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi
ulang selama memenuhi persyaratan
• Pengajuan perpanjangan STRTTK dilakukan secara perorangan
(tidak bisa kolektif)
Alur Pengajuan
STRTTK

Dinkes
Pengusul PC PAFI PD PAFI STRTTK
Provinsi

Catatan: Bila pengajuan dilakukan kolektif dari perguruan tinggi (kampus), langsung
ke Biro Sertifikasi PD PAFI
SIPTT
K• SIPTTK diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas
rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Tenaga Kefarmasian menjalankan
praktiknya (Permenkes No.31/2016)
• Masa berlaku : Sepanjang STRTTK masih berlaku dan masih
berpraktik ditempat yang sama
Diskus
i
Permenkes No.
889/2011
Permenkes No.
889/2011

Anda mungkin juga menyukai