Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan Kepribadian,

Emosional, dan Sosial Dewasa


Tengah
Rentang Perkembangan Manusia II
The Middle Life Transition
• Middle years is seen as:
• Chaotic period
Banyaknya perubahan yang harus dihadapi dalam hidup
 penurunan fungsi tubuh, penyakit, anak
meninggalkan rumah
• Euphoric stage of life
Stabil secara finansial dan sudah terbebas dari tugas
mengasuh anak
• Midlife crisis  Midlife transition: dimensi baru
bertambah dalam kehidupan. Fase ditandai dengan
perubahan cara pandang terhadap diri dan lingkungan
(lebih bijak)
Teori Kepribadian

• Erikson
• Generativitas vs. Stagnasi
Generativitas mencakup rencana-rencana orang
dewasa atas apa yang mereka harap dapat dikerjakan
guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada
generasi berikutnya.
(melahirkan, membesarkan, mengasuh, mengembangkan
keahlian, mewariskan kebudayaan)
Stagnasi berkembang ketika individu merasa bahwa
mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi
berikutnya.
Carl Jung

Individuasi dan Transendensi


• Perkembangan dewasa tengah sehat menuntut
individuasi – penyeimbangan atau integrasi bagian-
bagian kepirbadian yang berlawanan
• Sampai usia 40, Jung mengatakan orang dewasa
memusatkan perhatian pada kewajiban terhadap
keluarga dan masyarakat. Perempuan pada
pengasuhan, laki-laki pada prestasi.
• Usia paruh baya, mengalihkan pada diri mereka
sendiri yang meliputi spiritualitas.
Levinson

Musim-musim kehidupan
Akhir masa remaja: transisi dari ketergantungan menjadi
kemandirian
Dewasa awal: eksplorasi kemungkinan, kehidupuan harus lebih
stabil, menguji impian pada kehidupan nyata
28-33 tahun: transisi penentuan tujuan yang lebih serius
30-an: fokus pada keluarga dan karir, menjadi diri sendiri
(BOOM: Becoming One’s Own Man)
40-an: mencapai karir yang stabil, memilih kehidupan yang
akan dijalani dalam kehidupan dewasa tengah
• Empat konflik utama:
Menjadi muda vs. menjadi tua
Menjadi destruktif vs. konstruktif
Menjadi maskulin vs. feminin
Terikat pada orang lain vs. terlepas dari mereka
Vaillant

Menjaga arti vs. rigiditas/kekakuan (perluasan fase


Erikson)
Perasaan lebih rileks/santai mengkarakteristikan orang
dewasa jika mereka telah memenuhi tujuan-tujuan.

Fokus perhatian terhadap usaha untuk mencari makna


tertentu dari kehidupan dan berjuang agar tidak jatuh ke
dalam orientasi yang kaku.
Gould

Transformasi
Menekankan bahwa gejolak masa paruh baya sama
dengan gejolak remaja untuk menangani krisis dalam
mengupayakan kehidupan yang bahagia dan sehat.

20-an menerima peran baru


30-an terjepit dengan tanggung jawab
40-an merasakan urgensi kehidupan amat cepat
berlalu
Perkembangan kepribadian masa dewasa ditandai salah
satunya dengan kemampuan memaknai dan
menyelesaikan anggapan irasional yang mampu
menghambat kematangan masa dewasa.

Anggapan irrasional:
 Safety can last longer
 Death cant happen to me or my loves ones
Impossible to life without a partner in the world
No life or change exists beyond the family
Robert Peck

• Menekankan pada proses penyesuaian secara


psikologis (psychological adjustment) yang
berlangsung pada usia tengah baya
• Berlangsung melalui 4 tahap:
• Valuing Wisdom vs Valuing Physical Power
• menyesuaikan dengan nilai kebijaksanaan vs. menyesuaikan dengan
nilai kekuatan fisik
• Socializing vs Sexualizing in Human Relationship
• ketika menjalin hubungan dengan orang lain, orientasi sosial vs.
seksual
• Cathetic Flexibility vs Cathetic Impoverishment
• dulu kondisi emosi susah dirubah, skrg harus lebih fleksibel
• Mental Flexibility vs Mental Rigidity
• kebiasaan yang kaku jadi lebih fleksibel
Penyesuaian Sosial

• Carstensen, interaksi sosial memiliki tiga tujuan


utama:
• Sebagai sumber informasi
• Membantu orang-orang mengembangkan dan
mempertahankan kesadaran diri
• Sumber kenikmatan dan kenyamanan, atau
kesejahteraan emosional
• Pada masa bayi; kebutuhan untuk dukungan emosional
adalah yang paling penting
• Masa kanak-kanak – dewasa awal; pencarian informasi
dan pusat perhatian
• Dewasa tengah; mencari orang lain untuk merasa nyaman
Stress pada Paruh Baya

• Mengalami stress lebih tinggi dibandingkan masa


dewasa akhir
• Biasanya disebabkan oleh anak-anak dan masalah
keuangan keluarga
• Faktor yang masih bisa dikontrol  pekerjaan,
keluarga dan pernikahan, faktor yang sulit dikontrol
 anak-anak
• Penyebab yang lain adalah interpersonal tension
Keintiman dan Keluarga

• Peneliti menemukan pola berbentuk U


mengenai kepuasan pernikahan.
• 20-24 tahun pertama pernikahan, cenderung
kurang puas terhadap pernikahan.
• 35-44 tahun pertama pernikahan, sepasang
suami-istri cenderung lebih puas dibandingkan 4
tahun pertama.
• Pasangan berada pada titik terbawah saat
memiliki anak remaja dan fokus pada karir.
Pasangan berada pada titik tertinggi saat
anak-anak dewasa, memasuki usia pensiun.
• Ketika anak dimasa remaja, orang tua dimasa paruh
baya, keduanya mengalami krisis.
• Orang tua fokus pada masalah sendiri dan harus
memperhatikan dan peduli pada anak remaja yang
sedang mengalami perubahan fisik, emosional, dan
sosial
• Empty nest; anak bungsu pergi dari rumah sehingg
rumah terasa kosong.
• Untuk pernikahan yang kuat, bisa menjadi “bulan madu
kedua”.
• Untuk pernikahan yang rapuh, menjadi alasan sulit
untuk bertahan
Grandparenting

• Nenek cenderung lebih dekat dengan cucunya dibanding


kakek
• Tiga hal terkait dengan grandparenting:
• Memberikan imbalan biologis dan rasa kontinuitas
• Memberikan pengalaman pemenuhan diri yang bersifat
emosional, menciptakan perasaan kebersamaan dan kepuasan
yang mungkin belum dirasakan saat dengan anak
• Merasa sebagai peran yang belum terpikirkan
• Grandparenting’s styles:
• Formal; berperan selayaknya
• Fun seeking; senang bermain, aktivitas bersama
• Distant; interaksi tidak sering

Anda mungkin juga menyukai