Akhir Rentang Perkembangan Manusia II Penyesuaian Sosial
• Teori pemisahan (disengagement theory)
menyatakan bahwa lansia secara perlahan menarik diri dari masyarakat
• Teori aktivtias (activity theory) semakin lansia
aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar kemungkinan mereka merasa puas dengan kehidupannya • Teori selektif sosioemosional (socioemotional selectivity theory). Lansia menjadi lebih selektif dengan hubungan sosialnya menempatkan kepuasan emosi dengan semakin dekat pada individu yang familiar • Teori optimalisasi selektif melalui kompensasi (selective optimization with compensation theory). Keberhasilan usia lanjut berkaitan dengan tiga faktor: selektif (memilih potensi), optimalisasi (latihan), dan kompensasi (strategi) Perkembangan Kepribadian
• Erikson (Integritas vs. Keputusasaan)
• Integritas: lansia mengembangkan harapan hidup yang positif di setiap periode sebelumnya. Kenangan masa lalu akan menempatkan suatu kehidupan yang terlewati dengan baik, sehingga lansia merasa PUAS • Keputusasaan: melewati tahapan dengan negatif, pandangan masa lalu menimbulkan keraguan, kemurungan, dan keputusasaan. • Robert Peck (Pengolahan Kembali Tahap Erikson) • Differentiation vs. role pre-occupation: lansia harus mendefinisikan nilai dirinya dalam istilah yang berbeda dari peran-peran kerja. Aktivitas untuk mengisi waktu (dulu fokus pada kerja dan anak, sekarang pada hal2 yang belum terisi) • Body transcendence vs. body pre-occupation: lansia harus mengatasi penurunan kesehatan fisik (terkait positive coping) • Ego transcendence vs. ego pre-occupation: menyadari bahwa kematian tidak dapat dihindari, lansia perlu merasa tentram dengan dirinya sendiri dan merasa telah memberi sumbangan bagi anak-anak mereka • Tinjauan Hidup • Refleksi kembali pada pengalaman kehidupan seseorang • Evaluasi • Menafsirkan • Memaknai • Merevisi atau memperluas pemahaman • Memperisapkan menghadapi kematian Gaya Hidup
• Lima gaya hidup lansia yang bersifat umum:
• Tinggal sendiri hanya dengan pasangan • Lansia hidup sendiri di rumah sendiri • Dua atau lebih anggota dari usia yang sama tinggal bersama dengan status tanpa hubungan perkawinan seperti: saudara laki-laki, perempuan, atau teman seusia • Janda atau duda yang tinggal bersama anak atau cucu • Lansia yang tinggal di rumah penampungan lansia, perkumpulan, atau hotel Keluarga dan Hubungan Sosial
• Older adult parents and their adult children
anak perempuan yang sudah dewasa cenderung lebih terlibat dalam perawatan lansia contoh: mendampingi orangtua dalam keseharian peran anak pada lansia termasuk merawat/ menyediakan fasilitas saat orangtua mulai disabled konsekuensi positif hubungan timbal balik orangtua-anak, cinta, kedekatan konsekuensi negatif pengabaian, stress pada pengasuh • Great-grandparenting Salah satu hal yang biasa dilakukan kakek/ nenek buyut kepada cucu buyutnya adalah menceritakan riwayat keluarga Kebanyakan cucu buyut lebih dekat dengan nenek/ kakeknya karena merasa lebih terlibat sedari kecil penelitian menunjukkan lansia yang terikat dengan keluarga lebih banyak terhindar dari distress • Friendship saat usia lansia wanita masih memiliki minat dan kemampuan untuk menjalin pertemanan baru sedangkan laki-laki, lebih memilih mempertahankan teman lama dan dekat dengan keluarga • Social support - dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental - pada laki-laki social support biasanya berasal dari istri - pada wanita berasal dari anak, keluarga atau relasi sosial lainnya Pernikahan
• Married older adults
- lansia pria lebih cenderung untuk menikah - hampir separo lebih lansia wanita adalah janda - final stage in the marriage process mulai dari pensiun hingga masa lansia - satu penelitian menunjukkan pernikahan di masa lansia dirasakan lebih puas daripada di tahap sebelumnya - penelitian longitudinal individu di atas usia 75 tahun dan menikah ternyata kemungkinan meninggal lebih berkurang dalam waktu 7 tahun Aku banyak berpikir mengenai kehidupanku – menarik pikiranku ke belakang mengenai berbagai peristiwa. Pikiran-pikiran masa lalu datang ke dalam pikiranku saat aku melihat anak-anakku dan anak-anak mereka. Ketika aku berjalan di sisi jalan, aku berpikir kembali ke saat aku masih seorang gadis cilik… ke saat-saat menyenangkan bersama teman-teman dan orang tuaku. Aku berpikir tentang suamiku, pernikahanku… saat kita bersusah payah memenuhi kebutuhan. Ia pergi sekarang, namun aku memiliki sangat banyak kenangan yang indah tentang dirinya. Ketika melewati sebuah cermin – aku melihat seluruh keriput dan seorang wanita tua kecil yang tubuhnya menyusut. Aku berkata pada diriku sendiri bagaimana aku kelihatan tua. Ini membuatku berpikir tentang masa lalu – apakah aku telah melakukan kesalahan, apakah aku telah melakukan dengan benar Setelah suami meninggal – aku merasa tidak bahagia, begitu depresi. Suamiku pergi selamanya. Aku marah. Aku benci semuanya ini. Mengapa hal ini terjadi dengan cara seperti ini? Aku marah pada diriku sendiri, aku berpikir, “Kamu dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Mungkin jika kamu melakukan sesuatu yang berbeda, kamu tidak akan merasa seperti ini.”