Anda di halaman 1dari 24

Perubahan

Keseimbangan
Cairan, Elektrolit dan
Asam Basa
NUNUNG RACHMAWATI
Keseimbangan Cairan
Air merupakan 60% dari berat tubuh dewasa. Orang berotot relatif memiliki lebih
banyak air (dalam %) daripada orang gemuk

Jumlah air untuk mempertahankan kehidupan orang dewasa sekitas 1500 ml/hari.

Jumlah urin minimal adalah 300-500 ml/24 jam

Selain oleh ginjal, air juga dikeluarkan melalui paru, kulit dan tinja (disebut insensible
water loss/kehilangan air tidak kasat mata) IWL

Keseimbangan air mengacu pada ekuilibrium yang dipertahankan antara masukan


(intake) dan haluaran (output) air.
Pengaturan Keseimbangan Cairan
• Osmoreseptor (di pusat rasa haus di hipotalamus) sensitif terhadap perubahan osmolalitas
cairan ekstrasel
• Bila osmolalitas meningkat, sel mengkerut, sensasi rasa haus dialami sebagai akibat dari
Rasa Haus dehidrasi

• Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan
ekstrasel. Sekresi dapat juga terjadi pada stres, trauma, pembedahan, nyeri, dan beberapa
anestetik dan obat-obatan
• Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada ductus koligentes  menghemat air untuk
ADH memperbaiki osmolalitas dan menyimpan volume cairan ekstrasel
• Peningkatan sekresi ADH  penurunan osmolalitas, penurunan haluaran urin

• Hormon yang berperan penting dalam menjaga konsentrasi natrium dan kalium normal dalam
darah dan dalam mengendalikan volume darah dan tekanan darah. 
• Disekresi oleh kelenjar adrenal, untuk meningkatkan absorpsi natrium
Aldostero • Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi Kalium, sangat efektif
n mengendalikan hiperkalemia
Lanjut...
• Dalam ginjal prostaglandin ginjal berperan mengatur sirkulasi
ginjal, reabsorpsi natrium dan efek ginjal pada ADH
Prostaglandin

• Meningkatkan reabsorpsi natrium dan air, sehingga volume


darah naik dan terjadi retensi urin
Glukokortikoi • Perubahan dalam kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan
d pada keseimbangan volume darah
Gangguan Keseimbangan Cairan
Air tubuh lebih banyak hilang bila suhu badan meningkat,
diare, muntah-muntah, dan kehilangan air melalui ginjal, kulit,
paru dan saluran cerna.
Kelebihan air terjadi pada retensi natrium, atau sekresi ADH
yang berlebihan atau banyak minum
EDEMA
 Berarti perluasan atau pengumpulan volume cairan interstisial
Akumulasi kelebihan cairan dalam kulit, namun cairan ini
dapat pindah ke tempat lain seperti menjadi asites, efusi
pleura, efusi perikardial, dan edema paru.
 Keadaan ini dapat setempat atau umum
Patofisiologi Edema
Pengaturan cairan di dalam tubuh kita dipengaruhi oleh ;

Penurunan tekanan osmotik (ada di dalam sel)


Jika tubuh kekurangan protein (penting mempertahankan keseimbangan cairan, sangat penting
menjaga agar cairan berada di tempatnya masing-masing)  penurunan tekanan osmotik 
perpindahan cairan dari vaskuler (pembuluh darah) menuju ke sel.
Contoh : nefrotik sindrome (gangguan pada ginjal, kegagalan penyaringan protein, protein dibuang
bersama urin)

Peningkatan tekanan hidrostatik (tekanan dalam pembuluh darah)


Jika tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan osmotik maka cairan akan berpindah ke jaringan.
Contoh : pada ibu hamil (pembesaran rahim saat kehamilan akan menekan vena illiaka, cairan yang
menuju ekstremitas bawah akan tertekan  peningkatan tekanan hidrostatik cairan merembes)
Jenis Edema
Edema Pitting  perpindahan air insterstisial oleh tekanan jari pada kulit
yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas, memerlukan
beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada keadaan semula.
Edema Non-pitting  terlihat pada area lipatan kulit yang longgar seperti
ruang periorbital pada wajah.
Distribusi Edema
 Penyebaran edema dapat memberi petunjuk tentang kemungkinan penyebabnya

 Bila hanya pada satu tungkai, kemungkinan penyebabnya adalah obstruksi vena atau
limfatik
 Edema karena hipoproteinemia bersifat umum, namun paling nyata pada kelopak
mata dan muka pada pagi hari
 Edema karena gagal jantung umumnya paling nyata di kaki dan cenderung menyebar
ke seluruh tubuh
Perubahan Keseimbangan Elektrolit
Hiponatremia Hipernatremia Hipokalemia
• Kekurangan Na serum • Kelebihan Na serum • Kekurangan Kalium serum
diakibatkan oleh kehilangan diakibatkan oleh penurunan • Disebabkan karena
Na cairan tubuh atau karena masukan atau peningkatan kekurangan masukan,
penambahan yang berlebihan haluaran air. penggunaan diuretik
dalam air ekstraseluler yang • Kondisi yang menyebabkan pembuang kalium,
mengencerkan konsentrasi hipernatremia meliputi malnutrisi, trauma/luka bakar
Na. kerusakan sensasi haus, • Mempengaruhi sistem
• Disebabkan oleh masukan disfagia, diare, poliuria, gastrointestinal (anoreksia,
Na tidak adekuat, terapi kehilangan air berlebihan mual, muntah, dan ilius
diuretik, muntah, dari paru-paru dan paralitik), pada otot
penghisapan gastrointestinal, pemberian larutan hipertonik (kelemahan otot pernafasan,
dll berlebihan henti napas), disritmia
jantung, takikardi ventrikel
dan henti jantung.
Lanjut...
Hiperkaliemia Hipokalsemia Hiperkalsemia
• Kelebihan kalium biasanya • Kadar kalsium menurun • Kadar kalsium yang
akibat dari disfungsi ginjal • Akibat dari hipokalsemia berlebihan
sementara atau permanen adalah spasme dan tetani, • Penyebab utama adalah
• Kelebihan ini sering kali peningkatan motilitas hiperparatiroidisme, yang
terjadi dalam kaitannya gastrointestinal, masalah menimbulkan peningkatan
dengan gagal ginjal kardiovaskular, dan hormon paratiroid 
• Hiperkalemia terutama osteoporosis, penurunan meningkatkan ambilan
mempengaruhi sistem kontraktilitas jantung dan kalsum dari tulang ke dalam
kardiovaskuler kadang gejala gagal jantung sirkulasi darah
• Hiperkalsemia menyebabkan
kelemahan otot skelet,
anoreksia, mual, muntah,
konstipasi, penurunan BB,
peningkatan ekskresi
kalsium dalam urin.
Perubahan Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena dapat
mempengaruhi fungsi organ vital
Gangguan keseimbangan asam basa yang berat, dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup pasien.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni
paru dan ginjal.
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.
Beberapa prinsip yang perlu kita
ketahui terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40
mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.
Asidosis & Alkalosis
Asidosis  Peningkatan sistemik konsentrasi ion Hidrogen yang
dapat disebabkan karena kegagalan paru mengeluarkan CO2 atau apabila
terjadi produksi asam-asam yang mudah dan tidak mudah menguap
secara belebihan.
Alkalosis  Penurunan sistemik konsentrasi ion Hidrogen akibat
pengeluaran CO2 yang berlebihan selama hiperventilasi, keluarnya asam-
asam yang tidak mudah menguap melalui muntah atau asupan basa
yang berlebihan.
Keadaan Penyakit
1. Asidosis Respiratorik
2. Alkalosis Respiratorik
3. Asidosis Metabolik
4. Alkalosis Metabolik
Asidosis Respiratorik
Kegagalan sistem pernafasan untuk membuang CO2 dari cairan tubuh secepat ia
diproduksi dalam jaringan

Kerusakan pernafasan menimbulkan peningkatan PCO2 arteri di atas 45 mmHg dengan


penurunan pada nilai PH sampai 7,35 atau kurang.

Penyebabnya mencakup semua gangguan paru obstruktif misalnya penyakit paru


obstruktif menahun atau asma, serta hipoventilasi apapun sebabnya, termasuk
keracunan obat atau obstruksi jalan nafas.

Apapun sebabnya berkaitan dengan penurunan aliran darah paru serta gangguan
pertukaran CO2 dan O2 antara paru dan darah sehingga terjadi penimbunan CO2
Lanjut..
Gambaran Klinis  gejala neurologis muncul seperti nyeri kepala, perubahan perilaku,
tremor, paralisis, dan koma akibat vasodilatasi serebrum sebagai respons terhadap
peningkatan konsentrasi CO2. Dapat juga terjadi depresi pernafasan akibat peningkatan
CO2

Perangkat diagnostik  AGD (Analisa Gas Darah) memperlihatkan peningkatan tekanan


parsial CO2 yang lebih besar dari 45 mmHg (peningkatan CO2 adalah penyebab
masalah)

Penatalaksanaan  Perbaikan ventilasi, mungkin diperlukan ventilasi mekanik


Alkalosis Respiratorik
Kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih cepat daripada produksinya
di dalam jaringan. Hal ini menimbulkan penurunan PCO2 arteri di bawah 35 mmHg,
dengan PH lebih besar dari 7,45

Terjadi akibat hiperventilasi. Penyebab hiperventilasi antara lain demam dan rasa
cemas, toksisitas salisilat dan infeksi otak dapat secara langsung merangsang pusat
pernafasan di otak untuk meningkatkan kecepatan pernafasan yang menyebabkan
alkalosis respiratorik.

Gambaran Klinis gangguan SSP termasuk rasa pusing, perubahan kesadaran, kejang
dan koma
Lanjut...
Perangkat diagnostik  AGD memperlihatkan penurunan tekanan parsial CO2 di bawah
35 mmHg (penurunan CO2 adalah penyebab alkalosis)

Penatalaksanaan  Meningkatkan PCO2 dengan bernafas melalui suatu kantung dan


menghirup kembali udara yang dikeluarkan dapat mengatasi alkalosis pada situasi-
situasi akut
Asidosis Metabolik
Diakibatkan oleh kehilangan basa atau produksi asam berlebihan  PH serum menurun

Gambaran klinis  lemah dan rasa lelah akibat gangguan fungsi otot, anoreksia, mual,
muntah, kulit hangat memerah, disritmia jantung (PH < 7)

Perangkat diagnostik  AGD memperlihatkan penurunan kadar bikarbonat kurang dari


22 miliekuivalen per liter.

Penatalaksanaan  diperlukan pemberian natrium bikarbonat untuk meningkatkan PH


secara cepat apabila pasien beresiko meninggal  harus dilakukan secara hati-hati
karena infus natrium bikarbonat dapat menyebabkan pembengkakan otak
Alkalosis Metabolik
Diakibatkan oleh kehilangan ioh hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh.

Penyebab  pengeluaran asam berlebihan (muntah berlebihan, karena isi lambung bersifat asam),
asupan basa meningkat, dehidrasi dan perubahan kadar elektrolit ekstrasel

Gambaran klinis  apatis, kelemahan, kekacauan mental, kram, pusing. Gejala neurologis
parestesia dan sakit kepala

Perangkat Diagnostik  AGD memperlihatkan peningkatan kadar bikarbonat di atas 28


miliekuivalen per liter

Penatalaksanaan  Apabila penyebabnya defisiensi klorida atau kalium maka ion tersebut harus
diganti. Apabila penyebabnya dehidrasi maka diperlukan penggantian dengan larutan salin (garam
fisiologis)
Tabel Keseimbangan Asam Basa Sederhana
No Kelainan Perubahan Kompensasi PH
Primer

1 Asidosis Respiratorik PCO2 ↑ HCO3↑ ↓


2 Alkalosis Respiratorik PCO2↓ HCO3↓ ↑
3 Asidosis Metabolik HCO3↓ PCO2↓ ↓
4 Alkalosis Metabolik HCO3↑ PCO2↑ ↑
Daftar Pustaka
Tambayong, J.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, E.J.2001.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai