co
Titrasi Kompleksometri
KELOMPOK 5
Yuyun Natasya Nawir ( 33120030 )
Nur Madina ( 33120035 )
Anggun Pratiwi ( 33120041 )
Cahyani Riskhiyanti ( 33120052 )
Kompleks yang dimaksud disini adalah komplek yang dibentuk melalui reaksi ion
logam,sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral. Titrasi kompleksometri juga
dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukkan molekul netral yang terdisosiasi
dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah mempunyai tingkat
kelarutan tinggi.
Kompleksometri juga merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks,membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri adalah titrasi
berdasarkanpembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks.
Salah satuzat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri
adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Titrasi dapat ditentukan
dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagaitanda tercapai titik akhir titrasi.
Ada beberapa syarat suatu indikator ion logam dapatdigunakan pada pendeteksian visual dari
titik-titik akhir yaitu :
1. Mudah dalam penglihatan
Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ionlogam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.
2. Spesifik
Reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.
3. Stabil
Kompleks indikator logam tersebut harus memiliki kestabilan yang cukup, karena jikatidak, akan
terjadi disosiasi dan tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun,kompleks-indikator
logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTAuntuk menjamin agar pada titik
akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam darikompleks-indikator logam ke kompleks logam-
EDTA harus tajam dan cepat.
4. Peka
Kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikiansehingga
mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadappM) sehingga
perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen.
Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks
antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum di indonesia EDTA ( disodium
ethylendiamintetraasetat/ tritiplex/ komplekson, dll ).
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi
kompleksometri:
Ag+ + 2 CN- = Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- = HgCl2
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan
(formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di
sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netral.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan
EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan
oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :
Mureksida
Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T)
Indikator Patton dan Reeder
Biru Tua Solokrom atau Kalkon
Kalmagit
Kalsikrom (calcichrome)
Hitam Sulfon F Permanen
Violet Katekol (Catechol Violet) atau Violet Pirokatekol (Pyrocatechol Violet)
Merah Bromopirogalol (Bromopyrogalol Red)
Jingga Xilenol (Xylenol Orange)
komplekson Timolftalein (Timolftalein)
Biru Metiltimol (Komplekson Biru Metiltimol)
Zinkon (Zincon) atau 1-(2-hidroksi-5-sulfofenil)-3-fenil-5-(2-karboksifenil)-formazan
Biru Variamina
Kesalahan Titrasi Kompleksometri
Education Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang
Plan dipakai untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada
dua cara, yaitu kelebihan titran yang pertama ditunjukkam
atau berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan, dideteksi. Pertama, kesalahan titrasi
dihitung dengan cara yang sama pada titrasi pengendapan.
Kedua, digunakan senyawa yang membentuk senyawa
kompleks yang berwarna tajam dengan logam yang
ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah sewaktu logam
telah diikat menjadi kompleks yang lebih stabil.
Misalnya EDTA.
Kegunaan Titrasi Kompleksometri
1. Penetapan Total Kesadahan Air
Pada umumnya kesadahan jumlah air, disebabkan oleh kandungan garam Kalsium
atau Magnesium. Larutan ion Mg2+ dan ion Ca2+ dititar secara kompleksometri
dengan larutan EDTA dan digunakan petunjuk EBT. Pertama-tama EDTA akan
bereaksi dengan ion Ca2+ ,kemudian dengan ion Mg2+ dan akhirnya dengan senyawa
rangkai Mg-EBT yang berwarna merah anggur. Titik akhir pada pH 7-11, dengan
adanya perubahan warna dari merah anggur menjadi biru yang berasal dari larutan
penunjuk yang bebas.
2. Penetapan kadar Mg dan MgCl2
Pada pH 10, Mg dapat ditetapkan secara kompleksometri. Mg 2+ dalam contoh dapat
bereaksi dengan EDTA dan menggunakan indicator EBT. Mg dan EBT membentuk
senyawa rangkai yang berwarna merah anggur.Larutan penunjuk yang bebas
berwarna biru pada pH 7-11 warna larutan pada titik akhir berubah dari merah
menjadi biru.
3. Analisis Kadar Attapulgite dalam Tablet A
Attapulgite dalam tablet A dapat ditetapkan dengan cara titrasi
kompleksometri. Attapulgite dapat dititar dengan EDTA 0,05 M. Dengan indikator
EDTA akan menghasilkan titik akhir berwarna biru kecoklatan.
• Infographic StylDan Kekurangan Titrasi Kompleksometri
Kelebihan
Kelebihan Kekurangan
EDTA stabil, mudah larut, dan menunjukkan • Kurang Baik Untuk Ino
komposisi kimiawi yang tertentu. Selektivitas Ca2+ Denga Edta , Karena
kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, Kompleks
misal Mg, Cr, Ca, dan Ba dapat dititrasi pada Ca-Ebt >Ca –Edta)
pH 11; Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb, Cu, Ti, • Titik Ekivalen Terjadi
dan V dapat dititrasi pada pH 4-7. terakhir Terlalu Cepat
logam seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, • Agar Penentuan
V, dan Th dapat dititirasi pada pH 1-4. EDTA Ca2+ Dengan Edta Dapat
sebagai natrium, Na2H2Y sendiri merupakan Menggunakan Indikator
standar primer sehingga tidak perlu Ebt, Maka Perlu Ditambah
distandarisasi lebih lanjut. Kompleks yang Sedikit Mg2+ Ke Dalam
mudah larut dalam air ditemukan. Suatu titik EDTA sebelum dilakukan
ekivalen segera tercapai dalam titrasi dan standarisasi.
akhirnya titrasi kompleksometri dapat
digunakan untuk penentuan beberapa logam
pada operasi skala semi-mikro.
Thank You