Anda di halaman 1dari 62

DEFINISI OPERASIONAL

VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ( DOV )

Obyek atau Konsep atau Variabel


Harus Dapat Diukur Secara Akurat, Agar Hasil
Analisis Mencerminkan Keadaan Yang Sesungguhnya
Tujuan Men-DOV
 Untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel
akan diukur, jadi variabel harus mempunyai pengertian
yang spesifik dan terukur.
 Men-DOV tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau
sesuka hati peneliti, walaupun men-DOV menjadi otoritas
peneliti.
 Men-DOV harus didasarkan tujuan penelitian dan
landasan teori yang mapan.
 DO didasarkan teori yang mapan agar (jelas) sehingga pengukuran atau pembuatan
indikator hingga butir-butir (item) pertanyaan tidak asal pantas saja.
 Contoh: Mengukur Pengetahuan ttg TB
 Aspek yang diukur:
- Penyebab  item pertanyaan
- Gejala TB  item pertanyaan
- Cara penularan  item pertanyaan
- Cara pencegahan  item pertanyaan
- Pemeriksaan dahak  item pertanyaan
- Pengobatan  item pertanyaan
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan Data
• Jenis Data
• Sumber Data
• Alat Pengumpul Data / Instrumen
• Metode / Teknik Pengumpulan Data
• Prosedur / Langkah – Langkah
Beberapa Teknik Pengambilan Data

 Wawancara (terstruktur, mendalam/ tidak terstruktur)


 FGD (Fokus Group Discussion)
 Kajian Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
 Pengukuran/ Observasi
 Mengisi Kuesioner
 Kombinasi
Teknik Wawancara
 Terstruktur (terfokus):
a. Penelitian kuantitatif
b. Formulasi pertanyaan tertutup
c. Situasinya lebih formal
d. Informan menjawab sesuai pola pikir pewawancara
(peneliti)
e. Pewawancara merasa lebih mengerti persoalan dan
lebih bersifat pembuktian dari prediksinya.
 Wawancara tak Terstruktur (in-depth interviewing)

a. Penelitian kualitatif
b. Peneliti merasa tidak banyak mengetahui permasalahan
c. Pertanyaaan bersifat open-ended.
d. Suasana informal
e. Subjek lebih berperan sebagai informan daripada responden.
f. Dilakukan beberapa kali sesuai keperluan
g. Sekaligus melakukan observasi lingkungan
h. Dimulai pertanyaan umum, ringan ; membangun keakraban (grand
tour question) ---
Tahapan Wawancara

1. Penetapan Responden/ Infroman : siapa, kapan dimana?


2. Persiapan wawancara : memahamai karakter responden, jensi
informasi yang digali).
3. Langkah Awal : membangun interaksi / keakraban santai
dengan subjek (grand tour).
4. Membuat wawancara menjadi Produktif; tunjukkan
pendengar yang baik, jangan banyak memotong pembicaran,
alur pertanyaan yang semakin mendalam.
5. Penghentian wawancara dan membuat Simpulan : klarifikasi
Fokus Group Discussion (FGD)

 “Wawancara Kelompok”
 Usaha pemberdayaan partisipasi masyarakat untuk pengembangan
program wilayah.
 Menggali : sikap, minat, keinginan/ kebutuhan kelompok masyarakat.
 Fokus Permasalahan : dari wawancara individual/ kuesioner sebelumnya.
 Peneliti/ Moderator : kritis mengnadilkan arah diskusi.
 Semua peserta mempunyai kesempatan sama dalam diskusi dan tidak ada
dominansi.
 Perlu pendamping moderator: mencatat, mengingatkan yang kurang
Observasi

 Menggali Data : peristiwa, tempat/ lokasi, benda dll.


 Observasi langsung :
 Tak berperan : (kehadiarannya tidak diketahui subjek)
Berperan : (1) pasif (b) aktif

 Observasi Tak langsung : Catatan data sekunder


LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN INSTRUMEN
PENELITIAN
1. Buatlah kerangka konsep dan Hipotesis Penelitian
Contoh Hipotesis penelitian :
Riwayat paparan pestisida jangka panjang dapat meningkatkan
risiko gangguan reproduksi pada petani laki-laki.
2. Tentukan variabel dan definisi operasional
3. Kembangkan menjadi item-item pertanyaan
4. Menyempurnakan susunan , bentuk dan kalimat tiap-tiap item
5. Menentukan rencana skoring / penilaian hasil jawaban kuesioner
6. Melakukan uji coba instrumen
7. Menguji validitas dan realiabilitas instrumen
8. Menyempurnakan instrumen
9. Menyusun draft final instrumen yang siap digunakan
Konsep / Variabele / Data Definisi Operasional Item Pertanyaan
Informasi
RIWAYAT - LAMA PAPARAN - Lama waktu - Berapa lama Bapak bekerja
PAPARAN bekerja kontak sebagai petani?
PESTISIDA dengan pestisida - Berapa jam biasanya Bapak
dihitung dalam melakukan penyemprotan
satuan jam perhari dalam sehari?
dan hari per tahun - Berapa hari penyemprotan
dalam satu tahun?
- POLA PAPARAN - Praktek responden - Bagaimana praktek
dalam penanganan penggunaan pestisida
pestisida meliputi sebelum penyemprotan?
tahap sebelum - Bagaimana praktek
penyemprotan, saat pestisida saat
penyemprotan dan penyemprotan?
setelah - Bagaimana praktek
penyemprotan penggunaan pestisida
berdasarkan hasil setelah penyemprotan?
wawancara dan - Bagaimana penggunaan
observasi yang alat pelindung diri dalam
dinilai proses aplikasi pestisida?
menggunakan KET : JENIS PERTANYAAN
metode scoring. TERTUTUP.
Praktek sebelum penyemprotan pestisida
Hal-hal apa saja yang Bapak lakukan sebelum melakukan penyemprotan
menggunakan pestisida? jawaban boleh lebih dari 1, masing-masing skor 1=ya
  Mempersiapkan peralatan

 Mempersiapkan air bersih dan sabun dekat lokasi penyemprotan

  Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, sepatu )

  Meenggunakan celana dan baju lengan panjang

  Membaca aturan pakai di label kemasan pestisida.

  Menentukan dosis pestisida sesuai aturan pakai

  Menggunakan alat batu pengaduk ( kayu, dll ) saat mencampur

 Melakukan pencampuran pestisida di ember / tempat tertutup

 
Praktek saat penyemprotan pestisida
Apa yang Bapak lakukan agar tidak keracunan pestisida saat
melakukan penyemprotan?
 Memakai celana dan baju lengan panjang ( skor 1 )
  Memakai alat pelindung diri saat penyemprotan ( skor 1 )
  Tidak menyemprot saat matahari terik ( skor 1 )
  Tidak berlawanan arah angin ( skor 1 )
  Tidak menyemprot saat angin kencang ( skor 1 )
 Tidak sambil merokok ( skor 1 )
  Tidak sambil makan / minum ( skor 1 )
 Tidak meniup nozzle dengan mulut ( skor 1 )
Praktek setelah penyemprotan pestisida
Apa yang biasanya Bapak lakukan stelah selesai melakukan penyemprotan?
  Mencuci tangan dan mandi dengan air mengalir dan sabun ( skor 1 )
 Mengganti pakaian ( skor 1 )
  Membersihkan alat-alat penyemprotan dengan sabun ( skor 1 )
 Mencuci pakaian yang sudah selesai dipakai saat penyemprotan (skor 1)
SYARAT-SYARAT PERTANYAAN / PERNYATAAN

 Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang memiliki lebih dari satu
pengertian.
 Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang tidak relevan dengan
dimensi konsep yang akan diukur
 Harus dihindari pertanyaan atau pernyataan yang diperkirakan orang akan
cenderung setuju atau cenderung tidak setuju.
 Harus menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh responden
jelas dan hindari istilah asing yang sulit dimengerti, dan sesingkat mungkin
 Setiap pertanyaan atau pernyataan harus berisikan satu hal saja. Sebagai
contoh, pertanyaan ganda (double-barreled)
Jenis – Jenis Pertanyaan
 Pertanyaan tertutup, Jawaban sudah ditentukan, singkat, biasanya satu atau dua kata saja.
Responden tidak bisa memberi jawaban lain
 Pertanyaan terbuka. Responden bebas memberi jawaban.
 Kombinasi tertutup dan terbuka.
Jawaban sudah ditentukan, tetapi disusul pertanyaan terbuka.
 Pertanyaan kombinasi tertutup dan semi terbuka.
Jawaban semula tertutup, kemudian diberi jawaban singkat, namun masih ada pilihan
tambahan.
 Pertanyaan semi terbuka.
Jawaban sudah tersusun,tapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PENGUKURAN
Validitas
 Validitas berasal dari bahasa Latin validus yang
berarti kuat, “strong”, “robust”
 Perlu dibedakan dua buah konsep validitas:
1. Validitas penelitian;
2. Validitas pengukuran
Validitas Penelitian
 Validitas penelitian adalah derajat kebenaran
kesimpulan yang ditarik dari sebuah penelitian,
baik penelitian yang bertujuan menguji hipotesis
atau mengestimasi kekuatan hubungan variabel
atau efek intervensi, yang dinilai berdasarkan
metode penelitian yang digunakan, keterwakilan
sampel penelitian, dan sifat populasi asal sampel
Contoh Validitas Penelitian
 Sebuah meta-analisis dari 18 studi menyimpulkan bahwa
penggunaan telepon seluler ≥10 tahun meningkatkan
risiko tumor otak, yakni neuroma akustik dan glioma
(Hardell et al., 2007) merupakan validitas penelitian
 Andaikata sesungguhnya penggunaan telepon seluler
≥10 tahun tidak meningkatkan risiko tumor otak, maka
kesimpulan penelitian tersebut tidak valid (tidak benar)
Validitas Pengukuran
 Validitas pengukuran merupakan pernyataan tentang
derajat kesesuaian hasil pengukuran sebuah alat ukur
(instrumen) atau pengukuran dengan apa yang
seharusnya akan diukur oleh peneliti
 Pengukuran variabel harus benar (valid) agar
diperoleh data yang valid
 Validitas pengukuran menentukan validitas penelitian
Contoh Validitas Pengukuran
 Suatu prosedur diagnostik menentukan bahwa seorang
mengidap penyakit, padahal sesungguhnya orang tersebut
tidak mengalami penyakit tersebut, maka pengukuran
dengan prosedur diagnostik tersebut tidak menunjukkan
validitas pengukuran  disebut False Positive
 Sebaliknya jika seorang yang berpenyakit tidak
didiagnosis sebagai sakit oleh prosedur diagnostik, maka
pengukuran dengan prosedur tersebut tidak menunjukkan
validitas pengukuran  disebut False Negative
Dimensi Validitas Pengukuran
 Validitas Isi
 Validitas Muka
 Validitas Konstruk
 Validitas Kriteria
 Validitas isi (content validity) merujuk kepada derajat kesesuaian hasil
pengukuran variabel yang diteliti oleh sebuah alat ukur dengan isi
(content) dari variabel tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh
peneliti.

 Validitas muka (face validity) merujuk kepada derajat kesesuaian


antara penampilan luar alat ukur dan atribut-atribut variabel yang ingin
diukur. Contoh, jika alat ukur merupakan kuesioner, maka item-item
pertanyaan dalam kuesioner harus dapat dipahami oleh subjek
penelitian dengan benar.
 Validitas konstruk (construct validity) merujuk kepada
kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur dengan
konsep (konstruk) teoretis tentang variabel yang diteliti

 Validitas kriteria (criterion validity) merujuk kepada


kesesuaian antara hasil pengukuran sebuah alat ukur
dengan alat ukur ideal (standar emas), tentang variabel
yang diteliti
Penilaian Validitas
 Pada umumnya validitas isi, validitas muka, validitas konstruk dinilai
secara subjektif dan kualitatif oleh pakar (validity by assumption).
Validitas kriteria dan pada sebagian kecil kasus validitas konstruk bisa
dinilai secara kuantitatif.
 Jika skala dikotomi, dapat dinilai dg koeff. Kappa, sensitivitas,
spesifisitas, nilai prediktif positif, dan nilai prediktif negatif.
 Jika skala ordinal, dapat diuji dg korelasi spearman. Jika Item pertanyaan
dengan koefisien korelasi item-total kurang dari 0.20 hendaknya dibuang
dan jika perlu ditulis ulang (Streiner dan Norman dalam Murti, 2008).
Reliabilitas
 Alat ukur (instrumen) yang baik harus mengukur
dengan benar (valid) dan konsisten (andal,
reliabel).
 Terdapat dua aspek reliabilitas alat ukur:
1. Konsistensi internal
2. Stabilitas.
Contoh Konsistensi Internal
 Jika sebuah instrumen terdiri dari sejumlah item
pertanyaan (misalnya, kuesioner untuk menilai
depresi), maka skor dari masing-masing item
pertanyaan seharusnya berkorelasi dengan skor
semua item
Contoh Stabilitas
 Sebuah alat timbang berulang kali mengukur 5kg ±
0kg dari bobot bayi, sedang alat timbang lainnya
mengukur 5kg ± 4kg dari bobot bayi yang sama
 Bisa disimpulkan bahwa pengukuran dengan alat
timbang pertama lebih stabil daripada alat timbang
kedua.
 Stabilitas bisa dipandang sebagai konsistensi eksternal
Cara Penilaian Konsistensi Internal
 Konsistensi internal antara lain dapat dinilai
dengan Korelasi item-total
Korelasi item-total
(item-total correlation) menilai konsistensi
internal alat ukur dengan mengorelasikan
masing-masing item dan total pengukuran, minus
item yang bersangkutan.
Nilai Batas Korelasi Item-Total
 Prinsipnya, suatu item dapat digunakan dalam alat ukur
jika memiliki korelasi item-total > 0.20.
 Item yang berkorelasi lebih rendah hendaknya
disingkirkan, atau ditulis ulang.
 Tetapi item yang berkorelasi terlalu tinggi (>0.90) perlu
dicermati karena mungkin merupakan akibat dari
redundansi (duplikasi) pengukuran, sehingga salah satu
item perlu disingkirkan.
Cutoff Alpha (α) Cronbach
 Cutoff minimal alpha Cronbach untuk sebuah alat
ukur adalah 0.60.
 Sejumlah penulis menggunakan cutoff 0.70 untuk
mengklasifikasi konsistensi internal sebagai
memadai, dan 0.80 sebagai baik (Streiner dan
Norman, 2000; Garson, 2008).
Aspek Stabilitas
 Stabilitas mencakup:
1. Stabilitas ketika digunakan pada waktu berbeda
(test-retest reliability)
2. Stabilitas ketika digunakan seorang pengamat pada
dua kesempatan berbeda (intra-observer reliability)
3. Stabilitas ketika digunakan pengamat berbeda pada
kesempatan sama dengan kondisi yang identik
(inter-observer reliability
Nilai Batas Stabilitas
 Pada umumnya para penulis menyarankan agar alat ukur
menunjukkan stabilitas dengan koefisien korelasi (r)
>0.50.
 Alat ukur memiliki stabilitas memadai jika koefisien
reliabilitas antar pengukuran >0.5, dan stabilitas tinggi
jika koefisien reliabilitas antar pengukuran ≥ 0.8
(Streiner dan Norman, 2000; Polgar dan Thomas, 2000).
Interpretasi Nilai Kappa
Menurut Landis dan Koch (1977)

Nilai K Kekuatan kesepakatan

≤0.40 Buruk

0.41 - ≤0.75 Sedang

0.76 - 1.00 Baik


Interpretasi Nilai Kappa
Menurut Altman (1991)

Nilai K Kekuatan kesepakatan


≤0.20 Buruk

0.21 - 0.40 Kurang dari sedang


0.41 - 0.60 Sedang
0.61 - 0.80 Baik
0.81 - 1.00 Sangat baik
Pengolahan & Analisis data Kuantitatif
A. Statistik Deskriptif
 Statistik deskriptif merupakan prosedur untuk
membuat ikhtisar, menata, membuat grafik, dan
secara umum mendeskripsikan informasi secara
kuantitatif.
 Statistik deskriptif mendeskripsikan parameter-
parameter (=statistik) sampel. Data kontinu
dideskripsikan dengan mean, SD, minimum,
maksimum. Data kategorikal dengan frekuensi dan
B. Statistik Inferensial
 Statistik inferensial merupakan statistik yang berguna
untuk menarik kesimpulan atau inferensi dari data
(sampel). Statistik inferensial membuat kesimpulan tentang
suatu populasi, berdasarkan gambaran data sampel.
 Jadi statistik inferensial menarik kesimpulan tentang
parameter populasi berdasarkan statistik sampel. Contoh, x
untuk sampel, μ untuk populasi; s untuk sampel, σ untuk
populasi; b untuk sampel, β untuk populasi.
Pengolahan dan Analisis Data
 Pengolahan Data
- Naratif
- Tabuler
- Grafikal
 Analisis Data
- Deskriptif (ukuran tendensi sentral)
- Inferensial (Parametrik dan Non Par)
ANALISIS DATA

UNIVARIAT
MASING2 VARIABEL
BIVARIAT
2 VARIABEL
MULTIVARIAT
LEBIH DARI 2 VARIABEL
PENYAJIAN DATA
•NARASI / TEKSTULAR
•TABULAR
•GRAFIKAL

SESUAIKAN TUJUAN PENELITIAN


DAN FUNGSI YANG DIHARAPKAN
SESUAI TUJUAN TERSEBUT
Tabel

Tabel 1-3: Frekuensi Distribusi Status gizi Siswa SD menurut Kelompok


Umur Di Kota Surakarta Tahun 2003
NO Umur Baik Sedang Kurang
1 < 8 tahun 2.176 8.534 2.056
2 8-10 tahun 1.595 9.304 4.983
3 10-12 tahun 967 11.756 3.897
4 > 12 tahun 1.476 10.543 4.083
Jumlah (%)

Sumber Data : DKK Kota Surajarta


Simpel Bar Diagram

Diagram 2-3: Proporsi Status Gizi Siswa SD di Kab. Karanganyar tahun 2003

50
45
40
35
30
Baik
25
Sedang
20
Kurang
15
10
5 Sumber : DKK Kr. Anyar 2003
0
2003
Multipel Bar Diagram
Diagram 1-4 : Proporsi pemakaian jenis kontrasepsi aseptor KB di Kabupaten Klaten
3 tahun terakhir .

70

60

50

40 IUD
Hormonal
30
Steril
20

10 Sumber r: DKK Klaten 2004

0
2001 2002 2003
Pie Diagram
Diagram 1-5: Proporsi Jenis Kontrasepsi Aseptor KB di Kabupaten Sukoharjo Tahun
2003.

24%
I. IUD
I .24% III. 66% II. Sterilisasi
III. Hormonal
II. 10%

Sumber : DKK Kota Sukoharjo


Picto Diagram

 Grafik 1-6: Jumlah Keluarga Miskin yang mempunyai Balita Gizi Buruk di
Kabupetn Bantul DIY 3 tahun terakhir
Tahun

2003 (489)

2002 (467)

2001 (634)

Jumlah Gakin x 100


Sumber : DKK Kab. Bantul DIY
Penelitian Deskriptif versus Penelitian Analitik

 Penelitian deskriptif mendeskripsikan aneka karakteristik/


variabel dalam populasi menggunakan data sampel 
menggunakan statistik deskriptif maupun statistik inferensial.
 Penelitian analitik mencari tahu perbedaan kelompok,
hubungan variabel satu dengan variabel lainnya, pengaruh
variabel satu terhadap variabel lainnya  menggunakan
statistik deskriptif maupun statistik inferensial
Perbedaan/ Hubungan/ Pengaruh
 Istilah perbedaan/ hubungan/ pengaruh variabel dalam
penelitian memiliki makna yang sama.
 Membandingkan dan menguji perbedaan proporsi reaksi
konversi antara pelajar laki-laki dan perempuan adalah dalam
rangka mengetahui apakah terdapat hubungan antara reaksi
konversi dan jenis kelamin.
 Membandingkan dan menguji perbedaan proporsi pasien
skzofrenia yang sembuh antara kelompok yang diberi obat
neuroleptika baru dan lama adalah dalam rangka mengetahui
apakah terdapat pengaruh penggunaan obat neuroleptika baru
tersebut
Variabel Dependen versus Variabel Independen

Istilah ini mula-mula dikenal dalam paradigma riset


eksperimental, sekarang digunakan juga dalam riset
observasional:
Y = a + b1X1
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang keberadaannya
akan dijelaskan atau diramalkan
Variabel independen (X) adalah variabel yang digunakan
peneliti untuk menjelaskan atau meramalkan variabel
dependen
Memilih Ukuran Hubungan
Uji Statistik, dan Model Analisis
Memilih Ukuran Hubungan
dan Uji Statistik (2)

Variabel Variabel Ukuran hubungan, uji


dependen independen statistik

Kontinu Kontinu Analisis regresi linier


Korelasi
Kontinu Kategorikal Uji t
Analisis Varians (ANOVA) = uji
F
Menguji Beda Dua Kelompok, Variabel Dependen Kontinu

Karakteristik data Parametrik Non-parametrik


sampel
Data berpasangan/ Uji t berpasangan Uji tanda
berhubungan (Sign test)
Uji Wilcoxon
Data independen Uji t independen Uji Median
Uji Mann-Whitney
Menguji Beda Beberapa Kelompok, Variabel
Dependen Kontinu

Karakteristik data Uji parametrik Uji non-parametrik


sampel
Data berhubungan ANOVA Uji Friedman

Data independen ANOVA Uji Kruskal-Wallis


KEMAMPUAN SKALA DATA
SKALA DATA
KEMAMPUAN
Kategorik Numerik atau metrik

NOMINAL ORDINAL INTERVAL RASIO

Membedakan + + + +

Menentukan urutan + + +

Besar Beda + +

Kelipatan +

Ukuran statistik deskriptif Modus Mean, Median, Modus, range, varians, standar deviasi, koefisien devisasi
(Analisis deskriptif)

Uji statistik yang digunakan Statistin Non Parametrik Statistik Parametrik, bila data berdistribusi normal
(Analisis Inferensial)

Uji Normalitas Tidak ada/perlu Ada/perlu uji normalitas

Filosofi uji normalitas Harus dicari dulu nilai Mean (rata-rata) dan nilai Standar deviasi

Bilamana kita harus melakukan uji normalitas 1. Bila skala datanya interval dan atau rasio
2. Bila kita akan menggunakan statistik paramatrik
Macam Uji Statistik :
Parametrik Tujuan Uji Non Parametrik
Korelasi Product Moment Korelasi Spearman, Tau
Hubungan Kendall

Paired T-test Uji Chi-Square


Independen T-test Beda Uji Mann Whitney
Analisis Varians Wilcoxon
Uji Fredman
Kruskal Wallis

Regresi Linear Pengaruh Regresi Logistik


Chi-Square ( X2 )
59

Tabel >2x2: Pearson Chi-Square

Tabel 2x2, Ada dua macam :


1. Correction Continuity
( Koreksi Yate )
2. Fisher Exact Test.
 uji Pasti Fisher – p-value
Penggunaan uji X2 tabel 2 X 2 ???
60
(Sidney Siegel,1988, Edisi 2)

1. Bila N > 40, gunakan uji X2 Correction Continuity.

2.Bila N antra 20 – 40 ?
a. Bila tidak ada sel dg nilai harapan < 5, maka
gunakan “Correction Continuity”
b. Bila terdapat sel dg nilai harapan < 5, maka
gunakan uji “Fisher Exact”

3. Bila N < 20, maga gunakan uji “Fisher Exact”


61

Korelasi Tata Jenjang:


 Ada 2 macam korelasi Tata Jenjang :

1. Korelasi Tata Jenjang Spearman


(Spearman Rank Order Correlation)
Simbol : ρ (rho)
2. Korelasi Tata Jenjang Kendall
( Kendall Rank Order Correlation)
 Ketentuan Penggunaan kedua uji tersebut.

1. Bila n ≤ 10,  gunakan uji korelasi Tata Jenjang


Spearman.
2. Bila n=11-30  bisa gunakan Spearman atau Kendall
3. Bila n > 30  gunakan Kendall.
4. Bila terdapat banyak peringkat sama (ties)  Uji
Korelasi Tau Kendall lebih disukai.
Terimakasih
Buat Proposal Penelitian sesuai Penduan
Skripsi !

Anda mungkin juga menyukai