Waduk /
Agen
Tempat Agen Hidup
2. Lingkungan
Tidak ada sinar matahari/penerangan yang masuk
Ventilasi udara yang kurang baik
Ruangan lembab
Banyak serangga
PENGENDALIAN
INFEKSI NOSOKOMIAL
Perencenaan
Pelaksaanaan
Pengawasan Dalam upaya
menurunkan kejadian
Pembinaan
infeksi nosokomial
1. Bagi Pasien :
LOS lebih panjang
Cost / pembiayaan meningkat
Penyakit penyerta lalin yang mungkin
lebih berbahaya dari pada penyakit
dasarnya
GDR meningkat
DAMPAK
1. Bagi Staff : Medis dan non Medis
Beban kerja bertambah
Terancam rasa aman dalam
menjalankan tugas /pekerjaan
Memungkinkan terjadi tuntutan
malpraktek
DAMPAK
1. Bagi Rumah Sakit
Menurunkan citra maupun kualitas pelayanan rumah sakit
Memungkinkan timbulyan tuntutan pasien yang mengalami
Infeksi nosokomial terhadap RS, akibatnya pasien bebas
biaya ( RS kerugian )
Bertambahnya biaya operasional rumah sakit.
Skin irritation
Inaccesible handwashing suplies
Wearing gloves
Being too busy
Not thingking about it
Pittet at al, 2000
Sejarah
Mikroorganisme Kulit
Gram + ( Cocci ) S. epidermidis
Gram – ( Baccil ) Klebsiella, enterobacter sp.
Kenapa Kita Perlu Cuci tangan
Flora tetap berkemungkinan kecil menyebabkan infeksi
nosokomial, namun lapisan dalam tangan dan kuku jari tangan
sebagian besar petugas dapat berkolonisasi dengan organisme
yang dapat menyebabkan infeksi seperti S. auresus, basili
gram negative dan ragi.
Sedangkan flora sementara ditularkan melalui kontak dengan
pasien, petugas kesehatan lainnya atau permukaan yang
terkontaminasi. Organisme ini hidup pada permukaan atas
kulit dan sebagian dapat dihilangkan dengan mencucinya
memakai sabun biasa dan air. Organisme inilah yang sering
menyebabkan infeksi nosokomial ( JHPIEGO, 2004 )
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan
kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai
sebab utama infeksi nosokomial yang menular dan
penyebaran mikrooragnisme multiresisten serta
diakui sebagai kontributor yang penting terhadap
timbulnya wabah (Boyce dan Pittet, 2002 ), hal
disebabkan karena pada lapisan kulit terdapat flora
tetap dan sementara yang jumlahnya sangat
banyak.
Kepatuhan terhadap cuci tangan
Patuh % Tidak Patuh %
Doctor 33 % 67 %
Nurse 36 % 64 %
Health care
43 % 57 %
assistant
Student Nurse 0 100 %
Adapted from Galleger 1999
Di ICU kepatuhan cuci tangan < 50 % ( Sproat LJ, 1994 )
Suchitra, J.B. and Lakshmidevi, N (2007) 63,3% ( Dokter dan perawat di
RS)2007
Telapak kanan
Telapak tangan diatas punggung Telapak tangan Letakan punggung
dengan telapak tangan kiri dan dengan telapak jari pada telapak
tangan telapak kiri diatas tangan & jari saling satunya dengan jari
punggung tangan berkaitan saling mengunci
kanan
Tujuan :
Menghilangkan atau meminimalkan
mikroorganisme. Di tangan
Mencegah perpindahan mikroorganisme dari
lingkungan ke pasien dan dari pasien ke petugas
kesehatan.
Tindakan utama dalam pengendalian infeksi
nosokomial
Kapan Harus Cuci tangan rutin
Pada waktu tiba di RS
Sebelum masuk ruang rawat dan setelah meninggalkan
ruang rawat
Diantara 2 tindakan atau pemeriksaan fisik
Diantara pasien
Setelah melepaskan sarung tangan
Sebelum dan sesudah makan
Setelah membersihkan sekresi hidung
Jika tangan kotor
Setelah ke kamar kecil
Sebelum meninggalkan rumah sakit
Yahya Lapenangga, SKM
7 LANGKAH CUCI TANGAN
1. Palm to Palm
2. Righ palm over left dorsum and left palm over righ dorsum
3. Palm to palm with fingers interlocked
4. Place back of fingers to opposing palm with fingers
interlocked
5. Rotate thumb in palm
6. Rotate fingers in palm
7. Wrap right hand over left wirst and vice versa using
rotational movement.
Cuci tangan
Cuci Tangan Rutin
Tujuan
Isolation Precaution bertujuan untuk mencegah transmisi
mikroorganisme patogen dari satu pasien ke pasien lain
dan dari pasien ke petugas kesehatan ataupun sebaliknya.
Karena agen dan host lebih sulit di kontrol maka
pemutusan mata rantai infeksi dengan cara Isolation
Precaution sangat diperlukan
“Standar Precaution”
“Airborne Precaution”
Penempatan pasien ( ruangan tenakanan negatif )
Respiratory Protection
Patient Trasnport
1. “Droplet Precaution”
Penempatan pasien
Masker
Pemindahan pasien
“Standar Precaution”
“Contact Precaution “
Penempatan pasien ( Ruangan tersendiri )
Sarung tangan dan cuci tangan
Gaun
Transport pasien
Peralatan perawatan pasien
Jika memungkinkan gunakan peralatan non
kritikal kepada pasien sendiri atau secara
kohort
Jika tidak memungkinkan pakai sendiri atau
kohort, lakukan pembersihan atau disinfeksi
sebelum dipakai kepada pasien lain
SURVEILANS
Jumlah pasien yang menderita infeksi nosokomial
merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan
perawatan di rumah sakit. Dalam hal ini semua
petugas kesehatan diharuskan untuk menerapkan
praktik pencegahan infeksi dan memantau perawatan
yang sedang dilakukan. Aktivitas pemantauan ini
dilakukan dengan „ Surveilans „
Surveilans infeksi nosokomial adalah pengumpulan
data yang relevan secara sistematik pada perawatan
pasien, analisis data yang teratur dan pelaporan data
yang cepat kepada orang yang membutuhkan.
Tujuan surveilans
Menentukan data dasar infeksi nosokomial
Mengevaluasi ukuran pengendalian infeksi
Memonitor praktik perawatan pasien yang baik
Sarana mengidentifikasi malpraktek
Menyesuaikan standar keselamatan yang diwajibkan
Mendeteksi wabah/ KLB
Sebagai tolok ukur akreditasi
Alat ukur
Vidio
Instrumen mana yang dapat menyebab luka
Jarum hipodermik
Jahitan
Trokar laparaskopi dan drain
mata bor bedah tulang, skrup, pin, kawat dan gergaji
Jarum kauter
Hak gigi dan duk klem
Cunam masquito tajam dan guunting tajam
Pinset bergigi
dan benda tajam lainnya.
Kapan luka datap terjadi :
1. Luka karena skapel :
Sebagian besar terjadi ketika :
Memasang dan memberikan mata pisau/bisturi
Menyerahkan skapel dari satu tangan ke tangan lain
diantara anggota tim
Memotong
Meninggalkannya di meja operasi
Jatuh dari meja operasi ke atas kaki petugas
Mengambil skapel yang tergelincin dengan tangan
Menempatkan skapel di sebuh wadah benda tajam yang
sudah penuh/ pada tempat yang kurang tepat.
1. Luka karena jarum jahit
Memasang dan memosisikan kembali di pemegang jarum
Menyerahkan jarum jahit dari satu tangan ke tangan lain diantara
anggota tim
Menjahit menggunakan jari jemari untuk memegang jaringan atau
mengarahkan jarum.
Mengikat nya dengan jarum masih terpasang atau dibiarkan diatas
meja operasi
Meninggalkannya di meja operasi
Jatuh dari meja operasi ke atas kaki petugas
Mengambil jarum yang tergelincin dengan tangan
Menempatkan jarum jahit di sebuh wadah benda tajam yang sudah
penuh/ pada tempat yang kurang tepat.
Hampir seluruh luka dapat dihindari dan dengan biaya yang
murah antara lain :
Gunakan sebuah klem Mayo kecil ( bukan jari ) ketika
memegang bisturi )
selalu menggunakan pinset anatomis „ bukan jari „ untuk
memegang jaringan ketika menggunkan sklapel auatu jahitan
gunakan teknik lepas tangan untuk menantarkan atau
mentransfer benda –benda tajam ( skapel, jarum jahit, dan
gunting tajam ) dengan membuat zona aman atau netral di
meja operasi selalu singkirkan benda-benda tajam dari
lapangan operasi segera setelah digunakan.
Pastikan wadah benda tajam dipindahkan ketika penuh walau
hanya 3/4nya .
INFEKSI INTRA VEVA
Disebut juga :
4. Apnoe.