Anda di halaman 1dari 21

Macam-macam Semen,

karakteristik, dan kegunaannya


masing-masing
Kelompok 1:
08.2018.1.01803 Ajeng Kusumaningrum
08.2018.1.01810 Nina Ristiana Mulyawati
08.2021.1.90283 Yogi Tryo Nugroho
Pengertian Semen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, semen adalah
serbuk atau tepung yang terbuat dari kapur dan material
lainnya yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu
bata ataupun membuat tembok. Semen dalam pengertian
umum adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan
cohesive, digunakan sebagai bahan pengikat (bonding
material), yang dipakai bersama-sama dengan batu kerikil
dan pasir.
Jenis Semen
 Semen Non Hidraulis
Semen yang tidak dapat mengeras dalam air atau tidak stabil dalam air. Contoh semen non hidraulis (hydraulic binder)
adalah lime, dimana lime ini merupakan perekat klasik dalam bangunan yang dibuat dengan memanaskan limestone
pada suhu 850oC. CaCO3 dari limestone akan melepaskan CO2 dan menghasilkan burn lime atau quick lime (CaO).
CaCO3 + H2O  Ca(OH)2 + CO2
Produk ini bereaksi cepat dengan air menghasilkan Ca(OH)2 dalam butiran yang halus dan Ca(OH)2 ini tidak dapat
mengeras dalam air tetapi dapat mengeras bila bereaksi dengan CO2 dari udara membentuk CaCO3 kembali.
 Semen Hidraulis
Semen yang dapat mengeras dalam air menghasilkan padatan yang stabil dalam air. Oleh karena mempunyai sifat
hidraulis, maka semen tersebut bersifat:
- Dapat mengeras bila dicampur air
- Tidak larut dalam air
- Dapat mengeras walau didalam air
Contoh semen hidraulis adalah semen Portland, semen campur, semen khusus dan sebagainya.
Macam-macam Semen dan Kegunannya
 Semen Portland
 Hish Allumina Cement
 Semen Portland Pozzolan (Portland Pozzoland Cement)
 Semen Putih
 Semen Anti Bakteri
 Oil Well Cement
 Masonry Cement
 Mixed and Fly Ash Cement
Semen Portland
Semen Portland didefinisikan sebagai produk yang didapatkan dari penggilingan halus klinker yang terdiri terutama dari kalsium
silikat hidraulik, dan mengandung satu atau dua bentuk kalsium silikat sebagai tambahan antar giling. Semen portland
diklasifikasikan dalam 5 jenis, yaitu:
 Semen Portland Jenis I (Ordinary Portland Cement)
Semen hidrolis untuk konstruksi bangunan umum, contohnya bangunan rumah, Gedung bertingkat, dan landasan pacu.
 Semen Portland Jenis II (Moderate Sulfat Resistance)
Untuk bangunan yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang, seperti bangunan pinggir laut,
tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, bendungan.
 Semen Portland Jenis III (Hish Early Strength)
Untuk kebutuhan bangunan yang memerlukan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan
penyelesaian secepat mungkin, seperti pembuatan jalan raya bebas hambatan (jalan tol), bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.
 Semen Portland Jenis IV (Low Heat Of Hydration)
Semen yang panas hidrasinya rendah, pengerasan dan pengembangannya lambat. Semen jenis ini digunakan untuk
pembangunan beton yang berdimensi besar
 Semen Portland Jenis V (Sulfat Resistance Cement)
Untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi
pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit nuklir.
High Alumina Cement
Semen ini dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan
yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat dan asam, akan
tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen ini mempunyai
kecepatan pengerasan awal yang lebih baik daripada Semen
Portland Tipe III. Bahan baku pembuatan semen ini adalah batu
kapur dan bauksit.
Semen Portland Pozzolan
Semen portland pozzolan adalah bahan pengikat hidrolis yang
dibuat dengan menggiling terak, gypsum, dan bahan pozzolan.
Semen PPC digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti :
jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi, dan fondasi pelat penuh.
Semen Putih
Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan
konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan
bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya
bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida mangan
yang sangat rendah (dibawah 1 %).
Semen Anti Bakteri
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti
bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk
“Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sifat kimia dan
fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain:
 Kamar mandi
 Kolam-kolam
 Lantai industri makanan
 Keramik
 Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
Oil Well Cement
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan
retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid
acid.
Masonry Cement
Semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok dan memplester
konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland atau campuran semen hidrolis
dengan bahan yang bersifat menambah keplastisan (seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi
atau kapur hidrolis) bersamaan dengan bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan satu
atau lebih sifat seperti waktu pengikatan (setting time), kemampuan kerja (workability), daya
simpan air (water retention), dan ketahanan (durability).
Mixed and Fly Ash Cement
Campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan merupakan hasil sampingan
dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida, dan
oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga semen menjadi keras. Aplikasinya antara lain untuk pembangunan perumahan, gedung,
pembangunan sarana transportasi seperti pembuatan jalan, jembatan, pelabuhan, bantalan kereta api
beton, tiang listrik dan sebagainya.
Karakteristik Semen Secara Kimia
 Hidrasi Semen
 Durability
 Free lime (kapur bebas)
 Spesific Gravity
 Kelembaban
 LOI (Lost On Ignition)
Hidrasi Semen
 Hidrasi Kalsium Silikat (C3S dan C2S)
Reaksi hidrasi C3S dan C2S dengan air akan membentuk Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 dan kalsium
silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) dengan kebasaan yang tinggi. Kalsium Silikat Hidrat adalah kristal
yang bentuknya berupa padatan yang sering disebut Tobermorite Gell, dengan adanya Ca(OH)2, pasta
semen mempunyai pH 13.
Reaksi:
2(3CaO.SiO2)(s) + 6H2O(l) 3CaO.2SiO2.3H2O(s) +
3Ca(OH)2(s)
2(2CaO.SiO2)(s) + 4H2O(l) 3CaO.2SiO2.3H2O(s) + Ca(OH)2(s)
 Hidrasi Trikalsium aluminat (C3A)
Reaksi hidrasi C3A sangat cepat sehingga pasta semen cepat mengeras, yang disebut dengan false set.
Pengerasan semen dapat dicegah dengan menambahkan gypsum (CaSO4.2H2O) ke dalam klinker semen.
Reaksi hidrasi C3A membentuk kalsium aluminat hidrat yang kristalnya berbentuk kubus.

 Hidrasi Tetrakalsium alumina ferit (C4AF)


Pada tahap awal C4AF bereaksi dengan kalsium hidroksida membentuk kalsium aluminate hidrat dan
kalsium ferrit hidrat yang kristalnya berbentuk jarum. Pada tahap berikutnya C 4AF bereaksi dengan
gypsum membentuk kalsium sulfo aluminate ferrit hidrat. Reaksi :
Durability
Durability adalah ketahanan semen terhadap senyawa‑senyawa kimia, terutama terhadap senyawa
sulfat. Senyawa ini menyerang beton dan menyebabkan ekspansi volume dan keretakan pada
beton. Kandungan C3A merupakan komponen semen yang paling reaktif terhadap senyawa sulfat
yang ada dalam air dan membentuk High Calsium Sufaluminate Hydrat
(3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O). Semen untuk pelabuhan mempunyai karakteristik khsusus yaitu
harus mempunyai kadar C3A yang rendah.

Free Lime (kapur bebas)


Kapur bebas dalam klinker juga harus dibatasi kurang dari 1,5%. Free lime adalah kapur (CaO) yang
tidak ikut bereaksi selama pembentukan terak. Kadar free lime yang tinggi membuat beton memiliki kuat
tekan yang rendah dan membentuk gel yang akan mengembang (swelling) dalam keadaan basah sehingga
dapat menimbulkan keretakan pada beton.
Spesific Gravity
Didalam pengontrolan kualitas, Spesific gravity digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kesempurnaan pembakaran klinker, dan juga menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.

Kelembaban
Kelembapan timbul karena semen menyerap uap air dan CO2 dan dalam jumlah yang cukup banyak
sehigga terjadi penggumpalan.

LOI (Lost On Ignition)


LOI adalah hilangnya beberapa mineral akibat pemijaran. Senyawa yang hilang akibat pemijaran adalah
air dan CaO. Kadar LOI perlu diketahui agar penguraian mineral dalam jumlah yang besar dapat dicegah.
Karakteristik Semen Secara Fisika
 Kehalusan (Fineness)
 Waktu Pengikatan (Setting Time)
 Kelenturan (Soundness)
 Kekuatan Tekan
 False Set
Kehalusan
Kehalusan sangat berpengaruh terhadap kecepatan hidrasi semen, semakin tinggi kehalusan maka
kecepatan hidrasi semen juga akan semakin meningkat.

Waktu Pengikatan (Setting Time)


Setting time ditentukan bila pasta semen telah mengalami setting (yang telah mengental) dan
hardening (yang telah mengeras) selama beberapa jam.

Kelenturan (Soundness)
Soundness adalah pengembangan atau pemuaian semen yang disebabkan oleh freelime atau
magnesium. Kelenturan digunakan untuk mengontrol agar tidak terjadi pemuaian atau penyusutan
yang dapat merusak konstruksi
Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan atau kekuatan kompresi adalah sifat kemampuan semen menahan suatu beban tekan.
Kekuatan tekan semen sangat dipengaruhi oleh komponen kimia semen yaitu C 3S dan C2S.

False Set
False set adalah kekakuan yang cepat (Abnormal Premature Setting) terjadi beberapa menit setelah
penambahan air. Standar mutu dari false set > 58%, jika kurang dari standar mutu tersebut maka
semen akan cepat kaku bila ditambahkan air.
- TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai