Anda di halaman 1dari 42

IMPLEMENTASI

PENILAIAN KINERJA PNS

DEUDEU SUMINAR, S.Sos.,M.Si


SUB.BAG.UMPEG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara

 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian


Prestasi Kerja PNS
 Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS
 Peraturan Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyusunan Standar Teknis Kegiatan SKP

Kinerja Unit / Organisasi Sasaran Kinerja Pegawai


/ RKT/ Perjanjian Kinerja dan Perilaku kerja

Pembinaan Penilaian Kinerja PNS

Penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 46


Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
PENILAIAN KINERJA PNS
Suatu proses penilaian secara
sistemati s yang dilakukan oleh
pejabat penilai terhadap sasaran
kinerja pegawai dan perilaku
kerja PNS
PENILAIAN KINERJA
(1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.

(2) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja


pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai,
serta perilaku PNS.

(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,


partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau
pejabat yang ditentukan oleh PyB.
PENILAIAN KINERJA PNS
Penilaian SKP Penilaian Perilaku Kerja
 Orientasi pelayanan
 Kuantitas  Integritas
 Kualitas  Komitmen
 Waktu  Disiplin
 Kerjasama
 Biaya  Kepemimpinan

Penilaian Kinerja PNS


NILAI KINERJA PNS
91 – ke atas : Sangat Baik

76 – 90 : Baik

61 – 75 : Cukup

51 – 60 : Kurang

50 – ke bawah : Buruk
Manfaat Penilaian Kinerja PNS
 Hasil penilaian memberikan informasi
tentang promosi dan penetapan gaji
 Penilaian memberikan peluang untuk
meninjau perilaku yang berhubungan dengan
produktivitas kerja
 Proses perencanaan dan pengembangan
karier
 Hasil penilaian digunakan sebagai reward
dan punishment
 Mengidentifikasi dan merencanakan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan
SASARAN KINERJA PEGAWAI
Pemberlakuan PP 46 tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja PNS, dan Perka BKN 1/2013 sebagai
aturan pelaksanaannya, berkonsekuensi pada
perubahan metode penilaian DP3

Prinsip Unsur

a. Objektif;
b. Terukur;
Sasaran Kinerja Perilaku
c. Akuntabel; Pegawai (SKP) Kerja
d. Partisipatif; (60%) (40%)
dan
e. Transparan.
PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN 1/2013
Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS

Memuat tugas jabatan dan target Ditetapkan paling lambat 31


dalam kurun waktu penilaian dan Januari. Untuk pegawai
harus disetujui serta ditetapkan mutasi/promosi setelah bulan
oleh pejabat penilai Januari, SKP ditetapkan pada awal
bulan berikutnya setelah tanggal
SPMT atau surat perintah
menduduki jabatan

SKP
Konsekuensi bagi PNS yang
tidak menyusun SKP adalah: Penilaian SKP paling sedikit
1. Nilai prestasi kerja tidak meliputi aspek kuantitas,
dapat ditetapkan (salah satu kualitas, dan waktu. Dapat
syarat kenaikan pangkat); ditambahkan dengan aspek
2. Dijatuhi hukuman disiplin. biaya.
PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN 1/2013
Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS

Penilaian
Penilaian perilakukerja
perilaku kerjameliputi
meliputi Pejabat penilai dalam melakukan
aspek : orientasi pelayanan, penilaian perilaku kerja PNS
aspek : orientasi pelayanan, Dalam melakukan penilaian
integritas, komitmen, disiplin, dapat mempertimbangkan
integritas,
kerjasama;komitmen, disiplin,
dan kepemimpinan perilaku, pejabat penilai dapat
kerjasama; dan kepemimpinan masukan dari pejabat penilai lain
(pejabat struktural) mempertimbangkan masukan
yang setingkat di lingkungan unit
(bagi pejabat struktural) dari pejabat lain
kerja masing-masing

Perilaku
Kerja
Penilaian perilaku dilakukan
Penilaian
melaluiperilaku dilakukan
pengamatan oleh Nilai perilaku kerja dapat
pejabat pengamatan
melalui penilai terhadap PNS
oleh Nilai perilaku kerja dapat
diberikan paling tinggi 100
sesuaipejabat
kriteria penilai
yang ditentukan diberikan paling tinggi 100
(seratus)
(seratus)
Contoh TUSI KADIS KESEHATAN dalam SOTK

KADIS Tugas:
Mempunyai tugas membantu Fungsi:
Bupati melaksanakan urusan a. penyusunan kebijakan teknis di bidang
pemerintahan yang menjadi kesehatan;
kewenangan daerah dan tugas b. pelaksanaan kebijakan di bidang
pembantuan dibidang kesehatanpengembangan
kesehatan. c. ……………dll

Tugas:
SEKRETARI Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang kesekretariatan
S Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Fungsi:
a. pengumpulan dan pengolahan data di bidang
Umum dan Kepegawaian;
KASUBA Tugas:
b. penyusunan rencana dan program kerja Sub
G Melaksanakan sebagian fungsi
Bagian Umum dan Kepegawaian;
UMPEG Sekretariat di bidang Umum
c. penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi
dan Kepegawaian
dan pembinaan di bidang umum dan
kepegawaian
d. pengelolaan kepegawaian……dll
SEBAGAI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN
DAN SASARAN ORGANISASI YANG
TELAH DITETAPKAN DAN HARUS
BERORIENTASI PADA HASIL SECARA
MEMUAT MENGACU NYATA DAN TERUKUR
KEGIATAN KEPADA
SKP TUGAS RKT/PK
JABATAN DAN PK DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN
TUGAS JABATAN PADA PRINSIPNYA
PEKERJAAN DIBAGI HABIS DARI
TINGKAT YANG TERTINGGI SAMPAI
DENGAN TINGKAT TERENDAH
SECARA HIERARKI
PRINSIP PEKERJAAN DIBAGI HABIS TERGAMBAR DI
DALAM ORGANISASI DAN TATA KERJA (OTK) SETIAP
UNIT KERJA
RANAH KATA-KATA DALAM OTK

Koordinasi, pembinaan, penyelenggaraan,


perumusan kebijakan, menetapkan, penyusunan,
ESELON I Tugas Fungsi pemberian bimbingan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan, dll

Penyusunan, penyelenggaraan, pengelolaan,


ESELON II Tugas Fungsi pembinaan, koordinasi pelaksanaan, fasilitasi dan
bimbingan, evaluasi dan pemantauan, dll

Koordinasi dan sinkronisasi, pelaksanaan,


ESELON III Tugas Fungsi pengelolaan, pengendalian, penyusunan,
pengembangan, fasilitasi dan bimbingnan,
evaluasi, pemantauan dan evaluasi, dll
Penyiapan bahan, melakukan urusan,
pemeriksaan, pemantauan dan evaluasi,
ESELON IV Tugas
pengelolaan dan perawatan sarpras,
Ranah kata-kata Uraian tugas jabatan penyimpanan, dll

STAF Menyiapkan konsep, mengumpulkankan bahan, meng-entry data, memeriksa


(JFU) berkas, mengumpulkan, menerima, menyortir, mengirim. dll.
SKP Kegiatan tugas jabatan harus mengacu pada renstra, PK dan RKT/PK yang dijabarkan
ESELON I sesuai dengan tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab dan uraian tugasnya sebagai
kegiatan dalam SKP pejabat struktural eselon I

SKP Kegiatan tugas jabatan harus mengacu kepada SKP eselon I, RKT/PK dijabarkan sesuai
ESELON II dengan tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab dan uraian tugasnya sebagai kegiatan
dalam SKP pejabat struktural eselon II

SKP
ESELON Kegiatan tugas jabatan harus mengacu kepada SKP eselon II dijabarkan sesuai dengan
III tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab dan uraian tugasnya sebagai kegiatan dalam
SKP pejabat struktural eselon III

SKP
ESELON Kegiatan tugas jabatan harus mengacu kepada SKP eselon III dijabarkan sesuai dengan
VI tugas, wewenang, tanggung jawab dan uraian tugasnya sebagai kegiatan dalam SKP pejabat
struktural eselon IV

FUNGSIONAL Kegiatan tugas jabatan harus mengacu kepada SKP eselon IV dijabarkan sesuai dengan
UMUM tugas, wewenang, tanggung jawab dan uraian tugasnya sebagai kegiatan dalam SKP pejabat
fungsional umumn
FORMULIR SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL

Palabuhanratu, ….Januari 20..


Pejabat Penilai Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

Nama Nama
NIP. ............................... NIP. .............................
CONTOH BREAKDOWN KEGIATAN TAHUNAN KE BULANAN DAN HARIAN

SKP TARGET BULANAN KEGIATAN HARIAN


TAHUNAN

Mengelola Administrasi
Melegalisir berkas kenaikan pangkat
Kenaikan pangkat
Scan/Upload berkas KP

Membuat daftar nominative KP


(Januari)
Memverifikasi/memvalidasi berkas kenaikan Menyusun berkas KP
pangkat

Melakukan kajian kelengkapan KP


(Februari)
Melakukan kajian terhadap usulan kenaikan Melengkapi berkas KP
pangkat Mengkaji PP tentang penilaian kinerj

(Maret)
…..
Dalam menyusun SKP harus memperhatikan
hal- hal sbb:
 Jelas
 Dapat diukur
 Relevan
 Dapat dicapai
 memiliki target waktu
Unsur-Unsur Sasaran
Kerja Pegawai

1. Kegiatan Tugas Jabatan


Mengacu pada Penetapan Kinerja/RKT, tugas dan fungsi serta
wewenang jabatan. Dalam melaksanakan kegiatan tugas
jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat
jabatan tertinggi s/d jabatan terendah secara hierarki.
2. Angka Kredit
3. Target
Dalam menetapkan target meliputi aspek sbb:
 Kuantitas (Target Output)
 Kualitas (Target Kualitas)
 Waktu (Target Waktu)
 Biaya (Target Biaya)
Dalam menetapkan target SKP adalah sbb:
 Kuantitas (Target Output)
Target kuantitas disesuaikan dengan capaian yang akan dicapai
dalam satu tahun berjalan dengan menentukan jenis outputnya.

 Kualitas (Target Kualitas)


Target kualitas diawal tahun ditargetkan dengan capaian nilai
maksimal 100 (seratus) sebagai target kualitas tertinggi yang akan
dicapai

 Waktu (Target Waktu)


Target waktu disesuaikan dengan lamanya penyelesaian
pekerjaan dalam tahun berjalan

 Biaya (Target Biaya)


Target biaya diisi oleh pegawai yang mempunyai kewenangan
dalam hal pertanggungjawaban penggunaan biaya dalam satuan
unit kerja
TATA CARA PENILAIAN
SASARAN KERJA PEGAWAI
(SKP)
PENILAIAN SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Nama Pegawai :
Jangka waktu penilaian …. Januari s/d 31 Desember 20….

Palabuhanratu, 31 Desember 20….


Pejabat Penilai

Nama
NIP.
1. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan sbb:
a) 91 – ke atas : Sangat baik
b) 76 – 90 : Baik
c) 61 – 75 : Cukup
d) 51 – 60 : Kurang
e) 50 – ke bawah : Buruk
2. Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan diukur
dengan 4 aspek, yaitu: aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya dengan
rumus sbb:
a. Aspek Kuantitas = Realisasi Output (RO) x 100
Target Output (TO)

b. Aspek Kualitas = Realisasi Kualitas (RK) x 100


Target Kualitas (TK)
Untuk menilai kualitas output, digunakan kriteria sbb:
Kriteria
Nilai Keterangan

91 - 100 Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan
pelayanan di atas standar yg ditentukan dll.

76 - 90 Hasil kerja mempunya 1 atau 2 kesalahan kecil, tidak ada kesalahan


besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yg telah ditentukan dll.

61 - 75 Hasil kerja mempunyai 3 atau 4 kesalahan kecil, dan tidak ada


kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yg
ditentukan
51 -60 Hasil kerja mempunyai 5 kesalahan kecil dan ada kesalahan besar,
revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yg ditentukan dll.

50 ke Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 kesalahan kecil dan ada kesalahan
bawah besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yg
ditentukan dll.
c. Aspek Waktu
1. Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol)

1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW) x 0 x 100


Target Waktu (TW)

2. Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya ≤ 24 %( kurang dari atau sama


dengan 24 persen) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik.

1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW) x 100


Target Waktu (TW)

3. Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya > 24 %( lebih dari dua puluh empat
persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.

76 – 1,76 x Target Waktu (TW) – Realisasi Waktu (RW) x 100 - 100


Target Waktu (TW)
4. Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu:

100 % - Realisasi Waktu (RW) x 100 %


Target Waktu (TW)

d. Aspek Biaya
1. Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi biaya 0 (nol)

1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB) x 0 x 100


Target Biaya (TB)

2. Jika tingkat efisiensi ≤ 24 % (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat
persen ) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik dengan
menggunakan rumus sbb:

1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB) x 100


Target Biaya (TB)
3. Jika tingkat efisiensi > 24 %, diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.

76 - 1,76 x Target Biaya (TB) – Realisasi Biaya (RB) x 100 - 100


Target Biaya (TB)

4. Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi biaya dari target biaya:

100 % - Realisasi Biaya (RB) x 100 %


Target Biaya (TB)
PENILAIAN TUGAS TAMBAHAN
No Tugas Tambahan Nilai

1. Tugas tambahan yang 1


dilakukan dalam satu tahun
sebanyak 1-3 kegiatan

2. Tugas tambahan yang 2


dilakukan dalam satu tahun
sebanyak 4-6 kegiatan

3. Tugas tambahan yang 3


dilakukan dalam satu tahun
sebanyak 7 kegiatan atau
lebih
PENILAIAN KREATIVITAS
No Kreativitas Nilai
1 Apabila hasil yang ditemukan 3
merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi unit kerjanya dan
dibuktikan dengan surat keterangan
yang di tandatangani oleh kepala unit
kerja setingkat eselon II

2 Apabila hasil yang ditemukan 6


merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi organisasinya serta
dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian
(PPK=Menteri).

3 Apabila hasil yang ditemukan 12


merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi Negara dengan
penghargaan yang diberikan oleh
Presiden
PENILAIAN
PENILAIAN PERILAKU
PERILAKU KERJA
KERJA

Nilai perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka dan keterangan sbb:
91 – 100 : Sangat baik
76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk

Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:


1. Orientasi pelayanan
2. Integritas
3. Komitmen
4. Disiplin
5. Kerja sama
6. Kepemimpinan (hanya untuk jabatan struktural)
PENILAIAN PRESTASI KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL

NAMA INSTANSI: JANGKA WAKTU PENILAIAN


….JANUARI 20....s.d. ... DESEMBER 20……
1. YANG DINILAI
a. N a m a Deudeu Suminar, S.Sos.,M.Si
b. N I P 19770305 200701 2 008
c. Pangkat, golongan ruang Penata Muda TK.I, III/b
d. Jabatan / Pekerjaan Pengelola Kepegawaian
e. Unit Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
2. PEJABAT PENILAI
a. N a m a H. MASYKUR ALAWI, S.Kep
b. N I P 19790320 200902 1 1002
c. Pangkat, golongan ruang PENATA TK.I, III / d
d. Jabatan / Pekerjaan Kasubag Umpeg
e. Unit Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
3. ATASAN PEJABAT PENILAI
a. N a m a GUNANTORO, SKM.,M.Kes
b. N I P 19640820 198803 1 007
c. Pangkat, golongan ruang Pembina TK.I, IV/b
d. Jabatan / Pekerjaan Sekeretaris Dinas
e. Unit Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

33
4 UNSUR YANG DINILAI JUMLAH

a. Sasaran Kerja Pegawai / Nilai Prestasi Akademik (contoh) 92 x 60% 55,2

1. Orientasi Pelayanan 86 Baik

2. Integritas 88 Baik

3. Komitmen 87 Baik

4. Disiplin 85 Baik

b. Perilaku Kerja (contoh) 5. Kerjasama 86 Baik

6. Kepemimpinan - -

Jumlah 432 -

Nilai rata-rata 86.,40 Baik

Nilai Perilaku Kerja 86,40 x 40% 34,56

Nilai Prestasi Kerja 89,76


(Baik)

5. KEBERATAN DARI PNS YANG DINILAI (APABILA ADA)

Tanggal, ………………………..
KETENTUAN LAIN-LAIN 35

 Tiga tugas utama Pejabat Penilai


a. Mengesahkan SKP (kontrak kerja)
b. Menilai kualitas hasil pekerjaan
c. Menilai perilaku kerja
 Penilaian bagi PNS Tugas Belajar
a. Tidak menyusun SKP (nilai diambil dari konversi IPK)
b. Penghitungan nilai seperti PNS yang mutasi
c. TB S-3 atau tahun terakhir yang tidak ada IPK, nilai prestasi
hanya dari perilaku kerja (anak lampiran 1-h)
d. Dilakukan oleh instansi induk bahan dari perguruan tinggi
 Penilaian bagi PNS yang dibebaskan dr jabatan organik
 PNS menjadi Kepala Desa, diperbantukan di lembaga
swasta/internasional hanya dinilai perilaku kerjanya
35
MONITORING DAN EVALUASI
SASARAN KINERJA PEGAWAI
BIAS DALAM PENGUKURAN KINERJA
a. Hallo effect yaitu pendapat pribadi penilai tentang pegawainya
yang akan berpengaruh dalam pengukuran prestasi kerja.
b. Central tendency yaitu penilaian prestasi kerja cenderung dibuat
rata-rata dan penilai menghindari penilaian yang bersifat ekstrim;
c. Leniency bias, yaitu kecenderungan penilaian untuk meberikan
nilai yang murah dalam evaluasi pelaksanaan kerja para
pegawainya;
d. Strickness bias, yaitu kecenderungan penilai terlalu ketat dan
keras serta mahal dalam evaluasi pelaksanaan kerja para
pegawainya
e. Recency effect (kesan terakhir) yaitu kegiatan terakhir dari
pegawai yang terkesan baik atau buruk, cenderung dijadikan
dasar penilaian prestasi kerja oleh atasannya.
REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN
PENILAIAN KINERJA PNS
1. Setiap instansi pemerintah wajib menyusun kinerja organisasi/unit
(SKO/SKU).
2. Perencanaan kinerja tingkat organisasi/unit diturunkan menjadi
sasaran kinerja pegawai (SKP).
3. SKP memuat indikator kuantitas, kualitas, waktu dan biaya.
4. Setiap unit kerja menyusun standar teknis kegiatan SKP (Perka BKN
No. 3 Tahun 2016) untuk memudahkan penyusunan SKP awal tahun.
5. Penilaian perilaku kerja PNS dilakukan 3600 dengan survei tertutup.
6. Setiap instansi membentuk Tim Penilai Kinerja PNS yang dibentuk
oleh Pejabat Yang Berwenang.
7. Nilai kinerja digunakan sebagai bagian reward dan punishment.
(Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara)
1
NO

2
NAMA & NIP

3
Struktural

4
JFT
JABATAN

5
JFU

6
AN
JABAT-
NAMA

7
Jml. tugas jabatan
8
9 Tugas sesuai tupoksi
Target sesuai RKT
Ttd. pegawai
Ttd. Atasan langsung
Disahkan awal Januari
10 11 12 13

Pangkat sesuai
SASARAN KERJA PEGAWAI

Butir kegiatan sesuai


14

Permenpan (JFT)
UNIT KERJA : ……………………………………………………………………………

Jml. Tugas jabatan


Jml. Tugas tambahan
Srt. Ket. Tugas tambahan
Kreativitas
Srt. Ket. Kreativitas
NILAI CAPAIAN SKP

Nilai capaian SKP


INSTRUMEN MONEV SKP

Ttd. pegawai
Ttd. Pejabatn penilai
Ttd atasan pej penilai
60% nilai SKP
TAHUN : …………………….

40% nilai perilaku


CHECK LIST EVALUASI PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nilai prestasi kerja


15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Keseuaian tanggal
PENILAIAN PRESTASI KERJA

27

pengesahan
HAL : …….

28
NGAN
KETERA-
PERMASALAHAN SECARA UMUM DALAM
IMPLEMENTASI
HASIL EVALUASI DAN MONITORING IMPLEMENTASI PP 46/2011
TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA

1. Mindset penilaian kinerja pegawai masih mengacu pada


penilaian DP-3.
2. Penyusunan SKP dan Penilaian prestasi kerja PNS
hanya digunakan sebagai dokumen kelengkapan untuk
kenaikan pangkat.
3. Kesulitan dalam menuliskan kegiatan tugas jabatan
dalam SKP, karena kegiatan yang dilaksanakan berbeda
dengan jabatan yang diemban.
4. Subyektivitas dalam penetapan target SKP dan
penilaiannya, karena hanya merupakan kesepakatan
antara atasan dan bawahan.
5. Belum adanya standar kinerja jabatan sehingga sulit
untuk mengukur dan menilai kinerja secara fair.
6. Penilaian perilaku kerja masih mengadopsi DP-3
sehingga penilaiannya masih sangat subyektif.
7. Masih banyak pegawai yang tidak mengetahui nama
jabatan dan uraian tugas jabatannya.
8. Kesulitan dalam menurunkan/membagi habis
pekerjaan sampai pada tingkat pelaksana.
Sekian
dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai