Anda di halaman 1dari 14

SITI NURMIYATI, S.Pd.

BAB 1. (Pertemuan 2)
Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik
Indonesia
Pembentukan kementerian

Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang membidangi


urusan tertentu dalam pemerintahan.
Kementerian berkedudukan di ibukota negara yaitu Jakarta dan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja sejak
presiden mengucapkan sumpah/janji.
Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD 1945 harus dibentuk dalam satu kementerian
tersendiri.
Pemisahan, penggabungan, dan pembubaran kementerian tersebut
dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
kecuali untuk pembubaran kementerian yang menangani urusan
agama, hukum, keamanan, dan keuangan harus dengan persetujuan
DPR
Kedudukan Lembaga Kementerian
Menurut UU No.39 tahun 2008 mengenai Kementerian
Negara pada Bab II Kedudukan dan Urusan Pemerintahan
Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik
Indonesi.
Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Kedudukannya juga tidak tergantung pada dewan akan tetapi
tergantung pada Presiden.
Untuk menetapkan politik Pemerintah dan koordinasi dalam
pemerintahan Negara para Menteri bekerja bersama, satu
sama lain seerat-eratnya di bawah pimpinan Presiden.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan, yang terdiri atas:
1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri,
dan pertahanan.
2. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam UUD 1945, meliputi urusan agama,
hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi,
transportasi, informasi, komunikasi, pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan
perikanan.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan,
yang terdiri atas:

3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi,


dan sinkronisasi program pemerintah, meliputi urusan
perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara,
kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan,
kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi,
investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata,
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan
pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.
Kedudukan dan Fungsi
Lembaga Pemerintahan non Kementrian
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan
lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden
dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah
presiden dan bertanggung jawab langsung kepada presiden
melalui menteri atau pejabat setingkat menteri yang terkait.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian didirikan
dengan tujuan untuk melaksanakan tugas khusus yang
didelegasikan kepadanya oleh presiden.

Pembentukan dan pembubarannya tergantung pada


keinginan presiden; presiden dapat membentuk yang
baru atau membubarkan yang lain semata-mata
tergantung pada keinginannya saja.
Lembaga Pemerintah Non Kementrian
yang ada di Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi Geospasial
(BIG), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Kepegawaian Negara (BKN),
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG), Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP)
BAB 1. (Pertemuan 3)
Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan
Nilai-nilai Pancasila

1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
🡪bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis
🡪adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku
diskriminatif antarumat beragama.
2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah
bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
🡪Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
indonesia.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan
cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila adalah yang
berhakikat:

a. Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan, kesederajatan,
keterbukaan, menjunjung etika dan norma kehidupan.
b. Kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan prinsip-prinsip
demokrasi yang memperjuangkan kepentingan rakyat ,
kontrol publik.
c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi
rakyat yang seluas-luasnya.
d. Supremasi hukum.
Demikian materi bab 1 pertemuan 2

Untuk pertemuan 3 akan di laksanakan ulangan berdasarkan


materi pertemuan 1 dan pertemuan 2

TERIMA KASIH DAN TETAP SEMANGAT

Anda mungkin juga menyukai