Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN HIGH ALERT

MEDICATION
DEFINISI

 Definisi High Alert Medication adalah obat


yang harus diwaspadai karena sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan
serius (sentinel event) dan obat yang
beresiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat
yang Tidak Diinginkan (ROTD).
 Kelompok obat high alert antara lain Obat
NORUM/LASA, Elektolit konsentrasi tinggi
dan obat-obat Sitostatika.
TUJUAN
 mengidentifikasi obat-obatan yang tergolong dalam
High Alert (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM
atau Look Alike Sound Alike), mengidentifikasi area,
penentuan lokasi penyimpanan,pemberian label
 Sebagai acuan di unit pelayanan pasien untuk tidak
menyimpan elektrolit konsentrat kecuali jika dibutuhkan
secara klinis untuk mencegah pemberian yang kurang
hati-hati di area tersebut
 Mengurangi kesalahan yang berhubungan dengan
penggunaan HIGH ALERT MEDICATION,untuk
memastikan keselamatan pasien
PRINSIP
 Pasien-pasien yang mendapatkan pelayanan kefarmasian di RSU
harus dipastikan memenuhi 7 (Tujuh) benar pemberian obat yakni
benar pasien, benar indikasi, benar obat, benar dosis, benar cara
pemberian, benar waktu pemberian dan benar dokumentasi..
 Elektrolit Konsentrat tidak boleh disimpan di unit pelayanan pasien
(ruang rawat inap) tetapi hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi
kecuali jika dibutuhkan secara klinis
 Elektrolit Konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelasdan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted)
 Untuk obat-obatan yang terlihat mirip/NORUM/LASA harus diberi
label untuk dapat meningkatkan kewaspadaan petugas kesehatan
DAFTAR OBAT HIGH ALERT

1. Elektrolit pekat : KCl 7,46 %, NaCl 3%


2. Elektrolit : MgSO4, Meylon 8,4 %, D40 %
3. Anestetik Umum : Isoflurane, Sevoflurane,
Propofol, KTM
4. Obat yang mempengaruhi darah : Enoxaparin,
Heparin, Insulin
5. Vasokontriktor : Norepinephrin
6. Penghambat Neuromuscular : Atrakurium besilat
7. Analgetik Narkotik : Fentanil, morfin, petidin
PENANGANAN HIGHT ALERT
MEDICATION
 Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses
terbatas dan diberi penandaan yang jelas
berupa stiker berwarna merah bertuliskan
High Alert

HIGH ALERT
 NaCl > 0,9 % dan KCl tidak boleh disimpan diruang
perawatan kecuali di ICU( Unit Perawatan Intensif)
dengan syarat disimpan terpisah dan terbatas
 Ruang perawatan yang menyimpan Elektrolit Pekat
harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di
lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa
stiker berwarna merah bertuliskan High alert, dan
khusus untuk elektroloit pekat harus distempel stiker
High Alert dan juga di stempel stiker yang bertuliskan
High Alert “ Elektrolit pekat, harus diencerkan
sebelum diberikan”
HAL-HAL KHUSUS DALAM PERESEPAN
OBAT HIGHT HIGH ALERT

 Obat hight alert harus diresepkan oleh


dokter/dokter gigi. Instruksi lisan hanya
diperbolehkan dalam keadaan emergency
 Dokter turut memeriksa kelengkapan dan
ketepatan resep : Indikasi, Ketepatan Obat,
Dosis, Rute Pemberian
 Jika instruksi lisan via telepon maka untuk obat-
obatan yang termasuk dalam kategori obat obat
NORUM/LASA dalam penulisan di resep harus di
EJA
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT

 Obat HIGH ALERT disimpan terpisah dari obat-obat


yang lain sesuai dengan daftar Obat HIGH ALERT
yang dikeluarkan Instalasi Farmasi
 Pada setiap Obat HIGH ALERT yang akan
dipergunakan untuk kebutuhan klinis harus diberi
stiker berwarna merah yang bertuliskan HIGH ALERT
 Tempat penyimpanan obat HIGH ALERT harus di
tempat khusus yang bertanda SELOTIP MERAH di
sekeliling tempat penyimpanan dan terpisah dari
obat obat yang lain.
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT

 Untuk obat obat SITOSTATIK dan NARKOTIK


tersimpan terpisah dari obat obat HIGH
ALERT, didalam lemari khusus dan pintu
berkunci. Kunci lemari NARKOTIK diberi tali
berwarna merah dan dikalungkan kepada
pemegang kunci yang telah di tunjuk/
PENANGGUNG JAWAB
PENYIAPAN OBAT HIGH ALERT

 Apoteker memverifikasi resep obat HIGH ALERT


 Garis bawahi semua obat HIGH ALERT yang ada pada
resep dengan spidol berwarna merah
 Jika Apoteker tidak ada ditempat maka penanganan
obat HIGH ALERT dapat didelegasikan kepada Tenaga
Teknik Kefarmasian (TTK) yang sudah ditunjuk
 Dilakukan 2 kali pemeriksaan (double chek) oleh
petugas farmasi yang berbeda sebelum obat diberikan
kepada perawat
 Obat diserahkan kepada perawat dengan memberikan
informasi yang memadai
OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND
ALIKE)
 Tidak diletakkan berdekatan satu sama lain
dan diberi label stiker hijau bertuliskan LASA

LASA
DAFTAR OBAT NORUM/LOOK ALIKE
SOUND ALIKE
 Kemasan mirip : Cefotaxim >< Ceftriaxon,
Metronidazol inf >< Levofloxacin inf
 Tulisan Mirip : amiNOFILIN >< amiTRIPTILIN,
asam MEFEnamat 500 mg tab >< asam
TRANEXamat 500 mg tab
 Pengucapan mirip : ephedrin inj ><
epinephrin inj
 Dosis berbeda : Acarbose 50 mg tab ><
Acarbose 100 mg tab
Kondisi Klinis
 NaCl 3% digunakan sebagai sumber elektrolit dan air untuk
hidrasi yang mampu merangsang diuresis, tergantung pada
kondisi klinis pasien.
 Natrium, merupakan kation utama dari cairan ekstraselular
yang berfungsi dalam pengendalian distribusi air,
keseimbangan cairan, dan tekanan osmotik cairan tubuh.
Natrium juga berhubungan dengan klorida dan bikarbonat
dalam pengaturan keseimbangan asam-basa dari cairan
tubuh.
 Klorida, merupakan anion ekstraselular utama yang erat
hubungannya dengan natrium dalam menjaga
keseimbangan asam-basa tubuh.

15
(serum sodium biasanya
Terapi salin hipertonik

hipokloremia dan atau


hiponat remia berat
diindikasikan untuk

<120 meq/L)
.

Setiap laru tan N aCl dengan kon sen trasi


lebih besar dari 0,9% adalah hiperton ik.
The Join t Commission ( TJC)
merekomen dasikan bahwa salin e hipertonik
( HTS) tidak haru s tersedia di daerah
perawatan pasien

intravena Hypertonic Saline

Pasie n tra uma ke pala a kut


mene rus untuk mengurangi

kadang-kadang menerima
melalui IV infus terus
akut

edema otak.
trauma kepala yang
hiponatremia, atau
serius, dan gejala
Pengobatan awal akut,

16
Kontra HTS dikontraindikasikan pada

pasien hiponatremia ringan (>130


mEq/L) dan sedang (120-130 mEq/L)

Indikasi tanpa simptom klinis

Rute Penggunaan HTS dapat mengiritasi


Penggun jaringan, karenanya penggunaan HTS


diharuskan melalui kateter sentral atau
hanya pada kondisi emergensi saja.

aan
17
 Osmolaritas NaCl 3% lebih tinggi
dibandingkan plasma darah, sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah. Sehingga, mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi
urin, dan mengurangi edema (bengkak).
 Penggunaannya kontradiktif dengan
cairan hipotonik.

18
Dosis
Penggunaan

19
Penggantian Natrium


Initial dose : 0,3-0,6 mEq/kg/jam ~ 0,35-0,7 ml/kg/jam

Pasien dengan kadar serum Na < 110 mEq/L : 1-2 ml/kg/jam

Setelah kadar serum Na >120 mEq/L dan tidak ada gejala klinis → ganti dengan infus NaCl 0,9%

Koreksi serum Na pada hiponatremia akut (< 48 jam)


Initial dose : 1-2 mEq/L/jam untuk 2-3 jam pertama

Maksimum : ≤ 20 mEq/L/24jam pertama

Koreksi dilakukan sampai 48-96 jam berikutnya dengan kadar 12 mEq/L/24jam

Koreksi serum Na pada hiponatremia kronis (≥ 48 jam)


Initial dose : 0,5 mEq/L/jam

Maksimum : < 10 mEq/L/24jam.

Koreksi dilakukan selama beberapa hari sampai serum Na kembali normal 20
Cara
Penggunaan

21
 Larutan NaCl 3% hanya digunakan untuk
penggunaan IV saja.
 Larutan NaCl 3% diberikan melalui infus secara
perlahan menggunakan jarum Bore kecil pada
vena perifer terbesar.
 Dosis IV maks yang seharusnya diberikan adalah
100mL/1jam. Sebelum dilakukan penambahan
jumlah dosis, konsentrasi elektrolit termasuk
klorida dan bikarbonat dalam serum darah harus
ditentukan untuk memastikan kebutuhan NaCl
tubuh.
 Penggunaan dosis IV maks NaCl harian adalah
400mL/24 jam
22
Penyimpanan

 Hindari dari paparan panas berlebihan.


 Hindari dari pembekuan.
 Direkomendasikan untuk disimpan pada
temperatur ruang (25oC).

23
Reaksi Obat
Tidak
Diinginkan

24

Reaksi yang mungkin terjadi karena larutan atau tekhnik
penggunaan mencakup timbulnya demam, infeksi pada
tempat injeksi, trombosis vena, flebitis memanjang dari
tempat injeksi, ekstravasasi dan hipervolemia.


Infus HTS yang terlalu cepat dapat menyebabkan nyeri
lokal dan iritasi vena. Penggunaan dianjurkan pada
vena perifer terbesar dengan menggunakan jarum
ukuran kecil.


ROTD sering terjadi akibat dari kelebihan atau
defisit satu atau lebih dari ion dalam larutan.
Penting melakukan pemantauan kadar elektrolit.

25

Hipernatremia dapat berhubungan dengan edema
dan eksaserbasi gagal jantung kongesti akibat retensi
air, sehingga volume cairan ekstraselular melebar.


Jika infus dilakukan dalam jumlah besar, kemungkinan
ion klorida dapat menyebabkan berkurangnya ion
bicarbonat sehingga mengakibatkan efek acidifying.


Jika reaksi merugikan terjadi
berkelanjutan, hentikan penggunaan
infus dan evaluasi kondisi pasien.
26
Kenapa NaCl 3%
masuk dalam
kategori High
Alert ??

27
 Memiliki resiko tinggi terjadinya cedera ketika terjadi
penyalahgunaan obat-obat ini

 Memiliki IT sempit  terdapat perbedaan kecil antara dosis terapi


dan dosis berbahaya

 Ketika NaCl masuk ke dalam jaringan, ↑ Nacl tinggi dan menarik air 
edema yang signifikan  membahayakan jaringan  menyebabkan
nekrosis

28

Anda mungkin juga menyukai