Anda di halaman 1dari 15

ANALISA KOMPOSISI

GAS HIDROKARBON

1/2/22 Quantity Accounting System


1
ANALISA KOMPOSISI GAS HIDROKARBON

 TUJUAN

Prosedur ini bertujuan untuk menganalisis komposisi


gas bumi dengan menggunakan alat kromatografi gas

1/2/22 Quantity Accounting System 2


URAIAN

Sistematika analisis sampel gas secara keseluruhan menggunakan:


• Kolom pertama: kolom adsorpsi untuk menentukan oksigen dan
nitrogen.
• Kolom kedua : kolom partisi untuk menentukan methana, karbon
dioksida, ethana dan minyak berat.

• Jika karbon dioksida merupakan komponen penting untuk diketahui pada sampel,
sedangkan hasil analisa tidak mendeteksi dengan konsentrasi yang sesungguhnya,
maka digunakan :
– Kolom ketiga : kolom porous polymer.

• Jika helium dan hydrogen juga akan dihitung, maka digunakan:


– Kolom adsorpsi keempat, diperlukan dengan menggunakan nitrogen atau argon sebagai gas
pembawa.

• Metoda di atas bisa dimodifikasi dan bisa disesuaikan dengan keperluan.

1/2/22 Quantity Accounting System 3


PERALATAN

 Gas kromatograpi
• Alat ini digunakan untuk menentukan komposisi dari
natural gas.
Oven
• Untuk memanaskan tabung berisi sampel gas
sebelum dilakukan analisis dengan alat gas
kromatograpi.

1/2/22 Quantity Accounting System 4


METODA PURGING – FILL AND EMPTY

Prosedur: PRESSURE GAUGE


INLET VALVE-2
Bersihkan pipa dng mengalirkan gas:
V- 1,2,3 terbuka , V-4 setengah
tertutup.
Kemudian lakukan:
Tutup V -4 & 2, kemudian kosongkan
tabung sampel dengan buka V-4
perlahan, sampai tekanan atm.
Kemudian: Tutup V-4, Buka V-2. SAMPLING VALVE-1

SAMPLE SOURCE
SAMPLE
CONTAINER

SAMPLING LINE SEPARATOR

PROBE

Ulangi pekerjaan EXTENTION VALVE-4

ini sesuai tabel


berikut: OUTLET VALVE-3

quantity accounting system 5


PENGULANGAN PURGING

Tekanan maksimum gas sampel Banyaknya pengulangan


di dalam tabung sampel (psig) purging

15-30 13
30-60 8
60-90 6
90-150 5
150-500 4
>500 3

quantity accounting system 6


RANGKAIAN
DIRECT SAMPLER TO
GAS CROMATOGRAF

7
PROSEDUR

 Kalibrasi
• Kalibrasi Faktor respon tiap komponen dapat
ditentukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Menggunakan acuan baku
2. Menggunakan komponen murni

• Yang dipakai dalam prosedur ini adalah dengan


menggunakan acuan baku tanpa fraksi C6+.

1/2/22 Quantity Accounting System 8


PERSIAPAN AWAL

• Sambungkan gas acuan baku pada entry system dari


sampel.
• Buka secara hati-hati needle valve untuk memastikan
gas acuan baku sampai pada tekanan parsial awal.
• Catat tekanan parsial dan operasikan kerangan
sampel gas pada tempat sampel dalam kolom.
• Catat kromatogram, integrator/komputer peak area
dan peak waktu retensi.

1/2/22 Quantity Accounting System 9


PERHITUNGAN FAKTOR RESPON

• Penghitungan respond factor menggunakan standard


referensi tanpa C6+
• Respond factor dihitung untuk tiap peak dari nitrogen
sampai n-pentana menggunakan peak area dari standard
referensi kromatogram menurut persamaan berikut:

K = M/P
 Dimana:
• K = respond factor
• M = % mole komponen dari reference standard
• P = Peak area

1/2/22 Quantity Accounting System 10


Koreksi area C6+ seperti dibawah:
    BM C5
Corrected C6+ area = Area C6+ yang terukur x
BM C6+
• Dimana:
BM = Berat Molekul
BM C6+ = 93,191

Penghitungan % mole C6+ seperti persamaan dibawah:


Area C6+ terkoreksi
% mole C6+ = (%mole iC5 + %mole nC5) x
Area (iC5 + nC5)
• Hasil penghitungan diatas disebut unnormalized total.
• Persyaratan unnormalized total adalah tidak boleh lebih dari ± 1% dari
100%.

1/2/22 Quantity Accounting System 11


ANALISIS KOMPOSISI GAS BUMI

• Sampel yang diambil harus dipanaskan di


laboratorium 20 – 50 oF diatas suhu pengambilan
sampel di lapangan selama kurang lebih 2 jam.
• Pipa penghubung (transport line) botol gas sampel ke
alat gas chromatography harus dijaga pada kisaran
20 – 50 oF di atas suhu tertinggi pada pengambilan
sampel di lapangan.
• Dorong dengan sampel gas (purging) melalui entry
valve system di Gas Chromatograph dengan
kecepatan 30 mL/menit selama 3 menit.

1/2/22 Quantity Accounting System 12


• Hitung % mol tiap komponen sampel yang belum diketahui
konsentrasinya dengan cara menentukan peak area sampel
kemudian hitung konsentrasinya dengan menggunakan rumus
dibawah:
 
M =P x K
 Dimana:
M = % mole komponen sampel
P = Peak area sampel
K = Respond factor yang ditentukan sebelumnya

Penentuan % mole C6+ sampel


• Tentukan area C6+ sampel dari kromatogram
• Tentukan total area peak pentana sampel dari kromatogram

1/2/22 Quantity Accounting System 13


CATATAN:

Standard Referensi
• Standard referensi dipanaskan minimum pada suhu 125 oF
(51oC) atau 20oF (11oC) diatas nilai titik embun (dew point)
selama 12 jam sebelum diinjeksikan ke GC.
• Elemen pemanas dipasang pada bagian bawah silinder.
• Bejana yang diisolasi (Insulating silinder) diperlukan untuk
meminimalkan panas yang hilang (GPA 2198-98)
• Dalam melakukan analisa komposisi terhadap sampel gas,
diharapkan seluruh komponen (selain air) teranalisa yang
memiliki fraksi mol lebih dari atau sama dengan 0,0001.

1/2/22 Quantity Accounting System 14


EXAMPLE OF
NATURAL GAS COMPONENTS AT 60 OF AND 14.696 PSIA
(GAS ANALYSIS ON DRY BASIS)
Compound Formula MOL %

Methane CH4 0.8302


Ethane C2H6 0.0745
Propane C3H8 0.0439
i–Butane C4H10 0.0083
n-Butane C4H10 0.0108
i-Pentane C5H12 0.0031
n-Pentane C5H12 0.0025
Hexane C6 H14 0.0030
Helium H 0.0003
Nitrogen N2 0.0032
Carbon Diokside CO2 0.0202
Total - 100%

Anda mungkin juga menyukai