Anda di halaman 1dari 42

ANGGI GUSTIA PRATIWI

XII-IIS-1

KIMIA : Golongan Utama Periode 3 & 4


A. Unsur Periode Ketiga 

Unsur periode ketiga terdiri atas (11Na), magnesium (12Mg), alumunium (13Al), silikon (14Si), fosfor (15P), silisium (16S),
klor (17Cl), dan argon (18Ar).

a.       Sifat – Sifat Unsur Periode Ketiga

1.      Wujud
a.       Logam : Na, Mg, dan Al
b.       Metaloid : Si
c.       Nonlogam : P, S, dan Cl
d.       Gas mulia : Ar

2.      Terdapat di alam


a.        Sebagai senyawa : Na, Mg, Al, Si, P, dan Cl
b.       Sebagai senyawa dan unsur :S
c.        Sebagai atom bebas : Ar
3.      Sifat – Sifatnya pada Sistem Periodik Unsur

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18
Konfigurasi K 2 2 2 2 2 2 2 2
elektron L 8 8 8 8 8 8 8 8
M 1 2 3 4 5 6 7 8
Energi ionisasi 496 738 578 786 1.012 1000 1251 1.527
Titik cair 97,8 649 660 1.410 44 113 -101 -184,2
Titik didih 883 1.090 2.467 2.680 280 445 -35 -185,7
Struktur Kristal Kristal Kristal Kristal Molekul Molekul Molekul Molekul
logam logam logam kovalen poliatom poliatom diatom monoatom
raksasa -
+4
+1 +2 +3 +5 +6 +7
Tingkat oksidasi tertinggi 35
Afinitas elektron -134 -
Keelektronegatifan -53 230 -44 1,8 -72 -200 -349 0,95
Jari – jari atom 0,9 1,2 1,5 1,11 2,1 2,5 3,0
1,90 1,60 1,43 1,06 1,02 0,99
Keterangan :

1. Jari – jari semakin kecil

2. Energi ionisasi semakin besar namun tidak teratur


Hal ini disebabkan karena bertambahnya muatan inti, sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar makin besar.

3. Keelektronegatifannya semakin besar

4. Titik didihnya semakin tinggi sampai Si, kemudian turun lagi.


a. Natrium magnesium dan alumunium mempunyai ikatan logam. Seiring dengan bertambahnya jumlah elektro valensi,
kekuatan ikatan logan meningkatdari natrium hingga alumunium. Oleh karena itu titik didih dan titik cair meningkat.
b. Silikon mempunyai kovalen struktur raksasa (seperti intan), setiap atom silikon terikat secara kovalen pada empat
atom silikon. Zat dengan struktur kovalen raksasa mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat tinggi.
c. Fosforus, belerang, klorin, dan argon terdiri dari molekul-molekul non polar, sehingga hanya di kukuhkan oleh gaya
van der waals yang relatif lemah oleh karena itu, titik leleh serta titik didihnya relatif rendah.
5. Reduktornya (pereduksinya) semakin lemah
Oksidatornya (pengoksidasinya) semakin kuat.
Nareduktor kuat :
o Sanggat reaktifterhadap air
o Eo besar dan negatif, dan
o Energi ionisasi kecil
6. Na, Mg, dan Al sebagai konduktor.
Si, P, S, dan Cl sebagai isolator.
7.       keasaman semakin kuat.
HClO4 > H2SO4 > H3PO4 > H2SiO3

8.       sifat basanya semakin lemah


NaOH > Mg(OH)2>Al(OH)3
unsur periode ketiga
a.    Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium
adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam
senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam
bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan
elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam
grup logam alkali.
Kegunaan :
o    uap natrium digunakan untuk lampu natrium sebagai penerangan
o    natrium cair sebagai pendingin reaktor atom.
o    Natrium hidroksida (NaOH) digunakan untuk pada pembuatan sabun, deterjen, teksti, kertas, pewarnaan, dan
hengilangkan belerang dari minyak bumi.
o    Natrium karbonat (Na2CO3) digunakan untuk pembuatan pulp, kertas, sabun, deterjen, kaca. Dan untuk melunakkan air
sada
b. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA, memiliki simbol Mg dan nomor
atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta
merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran
(alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".
Kegunaan :
o    Mg(OH)2 untuk antasida (obat maag)
o    Garam mineral (MgSO4 . 7H20) untuk zat pencahar
C. Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel periodik unsur yang terletak pada golongan IIIA, dengan simbol Al dan
nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling berlimpah, merupakan konduktor listrik yang baik, terang dan kuat
serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium banyak digunakan dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai
jendela dan badan pesawat terbang, ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium
juga digunakan untuk melapisi lampu mobil.
Kegunaan :
o    Secara umum digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga.
o    Tawas, K2SO4Al(SO4)3 . 24H2O untuk menjernihkan air.
o    Paduan logam Al dan Mg (magnalium) untuk membuat badan pesawat terbang.
o    Sektor pembangunan perumahan : untuk kusen pintu dan jendela.
o    Sektor industri makanan : alumunium foil dan kaleng alumunium untuk kemasan berbagai jenis produk makanan dan
minuman.
o    Membuat termit, yaitu campuran serbuk alumunium dengan serbuk besi (III) oksida. Termit digunakan untuk mengelas
baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
d. Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur
terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh
Jöns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat.
Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien
dalam bentuk silikone.
Kegunaan :
o    Untuk pembuatan trasistor
o    Untuk operasi plastik
o    Bahan – bahan solar sel.
o    Silika dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
o    Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat pada amorf yang tidak bewarna, yang disebut water glass, digunakan
untuk mengawetkan telur dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi ( filler) dalam detergen.
o    Karborundum yaitu silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras, digunakan untuk ampelas (abrasif) dan
pelindung untuk pesawat olang – aling terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali ke bumi.
e. Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber
pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti
zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan
fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat
ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
Kegunaan :
o    Untuk pembuatan korek api
o    Untuk pembuatan asam fosfat H3PO4
o    Untuk pembuatan pupuk TSP, CH(CaH2PO4)2
o    Senyawa organofosfat digunakan untuk pestisida
f. Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya
adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate.
Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama
dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Kegunaan :
o    Untuk membuat asam sulfat (proses kontak)
o    Untuk pembuat asam sulfida (H2S)
o    Dalam senyawa Na2S2O3 . 5H2O, natrium trio sulfat pentahidrat digunakan dalam pencucian film.
o    SO2 dugunakan sebagai fungisida (pembasmi jamur) dan fumigan (pembasmi serangga).
o    CS2 digunakan sebagai pelarut nonpolar, untuk pembuatan CCl4.
g. Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam
tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam
dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir
semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun.
Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
Kegunaan :
o    CCl4 sebagai pelarut
o    Kporit (Ca(OCl)2) sebagai disenfektan
o    Natrium (NaClO) sebagai pemutih
o    NaCl sebagai bumbu masak dan bahan pembuatan senyawa
o    HCl sebagai penetral basa dan untuk membersihkan permukaan logam dari karat.
h. Argon (Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode
8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa
elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil
dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam
Skala Suhu Internasional 1990.
kegunaan :
o    Dalam industri argon digunakan sebagai pengganti helium.
o    Sebagai atmosfer inert pada pengelasan titanium
o    Sebagai pengisi bola lampu pijar karena tidak bereaksi dangan kawat wolfarm.
Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga
Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri kekanan sebagai berikut :
a.       Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga
potensial reduksinya.

◦ Table potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.

Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar

-2,711 -2,375 -1,706 -0,13 -0,276 -0,508 +1,358 -


Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang semakin positif
sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya semakin bertambah.
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah dibandingkan
natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon yang bereaksi
dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) →Si O2 (5)

Sifat Logam dan Nonlogam


Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur P, S,
dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki sifat peralihan antara unsur
logam dan nonlogam sehingga disebut unsur metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia
yang bersifat insert (sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam. Sifat basa atau sifat asam
dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi electron dan harga ionisasi unsur - unsur tersebut.
 Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas
electron. Penyebabnya electron Dari unsur tersebut akan kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk
membentuk ion OH menjadi berkurang.
Contoh :
M – OH→ M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
 Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik electron dari atom
oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat.
Contoh :
M – OH →MO- + H+
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam fosfat (H3DO4) asam sinfat (H2SO4) dan asam
paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO2 dan
H2O.
Pengujian Unsur – Unsur Periode Ketiga

 Reaksi dengan Air


1.      Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak
berwarna.
2.    Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium
yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan
mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan
magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi. Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas
membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3.    Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif
lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4.    Silicon
Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana reaksi silikon dengan air atau uap air.
Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon yang digunakan. Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak
seperti logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon
dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin
menghasilkan produk yang sama.
5.     Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
6.     Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna bijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik)
menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.

  Reaksi dengan Oksigen


1.      Aluminium
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium
cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk.
2.      Silikon
Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat. Dihasilkan silikon dioksida.
3.      Fosfor
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran
fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Dengan oksigen berlebih, produk yang dihasilkan hampir
semuanya berupa fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:
Untuk fosfor (V) oksida:
4. Sulfur
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur
dioksida yang tak berwarna.
5. Klor dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen. Argon juga tidak bereaksi dengan
oksigen.

 Reaksi dengan Klor


1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
2. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan
sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah
tabung saat didinginkan.
Silikon. Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon
tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
3.         Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida.
Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
4. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor
triklorida dan fosfor pentaklorida). Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap. Fosfor (V) klorida adalah
padatan putih (hampir kuning).
5. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak
sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
6. Klor dan Argon
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi dengan klor.

Manfaat dari Unsur Periode Ketiga :

1. Natrium (Na)
Manfaat :
Dipakai dalam pebuatan ester
NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk
Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
Memurnikan logam K, Rb, Cs
NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
2.      Magnesium (Mg)
Manfaat :
Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
Pemisah sulfur dari besi dan baja
Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
Untuk membuat lampu kilat
Sebagai katalis reaksi organik

3.      Alumunium (Al)


Manfaat :
Banyak dipakai dalam industri pesawat
Untuk membuat konstruksi bangunan
Dipakai pada berbagai macam aloi
Untuk membuat magnet yang kuat
Tawas sebagai penjernih air
Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
Membuat berbagau alat masak
Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll 
4.      Silikon (Si)
Manfaat :
Dipaki dalam pembuatan kaca
Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
Untuk membuat enamel
Untuk membuat IC

5.      Fosforus (P)


Manfaat :
Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
Pemisah sulfur dari besi dan baja
Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
Untuk membuat lampu kilat
Sebagai katalis reaksi organik

6.      Sulfur (S)


Manfaat :
Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
Digunakan dalam baterai
Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
Digunakan pada korek dan kembang api
Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
7.      Klorin (Cl)
Manfaat :
Dipakai pada proses pemurnian air
Cl2 dipakai pada disinfectan
KCl digunakan sebagai pupuk
ZnCl2 digunakan sebagai solder
NH4Cl digunakan sebagai  pengisi batere
Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
Dipakai pada berbagai macam industri

8.      Argon (Ar)


Manfaat :
Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
Untuk mendeteksi sumber air tanah
Dipakai dalam roda mobil mewah:
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik. Unsur transisi periode
keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu:

1. Skandium (Sc)
Skandium bernomor atom 21. Skandium adalah unsur yang jarang terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya terdapat
dalam bentuk senyawa dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3. Sifat-sifat senyawa skandium semuanya
mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal ini disebabkan dalam semua senyawanya skandium memiliki
konfigurasi elektron ion Sc3+, sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi elektron dalam orbital d.
Logam skandium dibuat melalui elektrolisis lelehan ScCl3. Dalam jumlah kecil, scandium digunakan sebagai filamen lampu
yang memiliki intensitas tinggi. Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya
dibandingkan di bumi.
2. Titanium (Ti)
Titanium bernomor atom 22. Titanium merupakan unsur yang tersebar luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa kulit
bumi). Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan chlorine)
dengan warna putih-metalik-keperakan. Kerapatan titanium relatif rendah, bermassa ringan, keras, tahan terhadap cuaca dan
stabil pada suhu tinggi. Umumnya, senyawa titanium digunakan sebagai pigmen warna putih.
3. Vanadium (V)
Vanadium bernomor atom 23. Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar 0,02% massa kulit bumi. Vanadium umumnya
digunakan untuk paduan dengan logam besi dan titanium. Vanadium(V) oksida digunakan sebagai katalis pada pembuatan
asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui reduksi elektrolitik leburan garam VCl2. Logam vanadium
menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan korosi. Untuk membuat paduan tidak perlu logam
murninya.
4. Kromium (Cr)
Kromium bernomor atom 24. Kromium trivalen (Cr (III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme
gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium
(chromium deficiency).
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium
(krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada
sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan
sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
5. Mangan (Mn)
Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah satu sumber mangan adalah
batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang mengandung campuran mangan dan oksida
besi.
6. Besi (Fe)
Besi bernombor atom 26. Besi merupakan logam yang cukup melimpah dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni berwarna
putih kusam yang tidak begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator sehingga besi dalam udara lembap teroksidasi
oleh oksigen dengan cepat membentuk karat. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia.
7. Kobal (Co)
Kobal bernomor atom 27. Kobal bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Kobal memiliki
permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobal terdapat dalam meteorit.
8. Nikel (Ni)
Nikel bernomor atom 28. Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada peringkat ke-24, terdapat dalam bijih
bersama-sama dengan arsen, antimon, dan belerang. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat
lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan
dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga bernombor atom 29. Tembaga adalah logam kemerahan, dengan kekonduksian elektrik yang tahan terhadap
cuaca dan korosi. Walaupun tembaga tidak begitu reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga
berubah menjadi kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udara membentuk patina. Apabila dioksidakan, tembaga adalah besi
lemah
10. Zink (Zn)
Zink atau Seng bernombor atom 30. Zink murni yang dihasilkan secara komersil dikenali sebagai Special High Grade
(SHG) yang mempunyai kemurnian sebanyak 99.995%. Zink juga dikenali sebagai timah sari. Zink berwarna kelabu
kebiru-biruan dan bersifat sederhana reaktif. Zink terbakar dalam udara dengan nyalaan hijau kebiru-biruan yang terang,
lalu membebaskan asap zink oksida. Logam zink mudah tertempa pada suhu antara 100°C sehingga 210°C dan dapat
diketuk menjadi berbagai bentuk. Pada suhu melebihi 210 °C, logam ini menjadi rapuh dan akan pecah jika diketuk. Zink
tidak bermagnet.
Cara Pembuatan Unsur-Unsur Transisi Periode Ke Empat

1. Cara Pembuatan Skandium


Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan
eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.

2. Cara Pembuatan Titanium


Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry pesawat terbang
makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan
kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian
TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) => TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) => Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain
sebelum digunakan.
3. Cara Pembuatan Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai
logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205
dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l).
reaksinya sebagai berikut.
2 V205(s) + 5Si(s) => { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) => CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.

4. Cara Pembuatan Kromium


Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2
yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) => Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
5. Cara Pembuatan Mangan
Logam mangan diperoleh dengan
1. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminium atau dengan proses elektrolisis
2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2.

6. Cara Pembuatan Besi


Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga
menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi dilakukan dalam suatu
tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8
meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon
dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.

1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang naik C menjadi gas CO.
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO

2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 CaO + CO2
CaO + SiO2 CaSiO3 kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang
bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang
diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan
unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan
unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol
sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.
7. Cara Pembuatan Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan
Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
Pemanggangan :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan
diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas
hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) => 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.
8. Cara Pembuatan Nikel
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
ü Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan
memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
ü Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida
menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
ü Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak
ü Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
ü Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas.
9. Cara Pembuatan Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi proses
pengolahannya adalah :
· 2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)
· FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l) + 3 O2 6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister
atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4 (aq). Pada
elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga
blister.
10. Cara Pembuatan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik
seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini
dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida),
smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil
unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya
dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

Anda mungkin juga menyukai