Anda di halaman 1dari 21

Pemerintahan Desa

Pertemuan ke 5
Pokok Basahan:
Relasi Pemerintahan Desa dan Supradesa
A. Relasi Dalam Bidang Kewenangan
B. Relasi Dalam Bidang Keuangan
C. Relasi Dalam Bidang Pembinaan dan Pengawasan
D. Relasi Dalam Bidang Perencanaan dan Pembangunan Desa
A. Relasi Dalam Bidang Kewenangan
UU Pemerintahan Daerah yang lama (UU No. Sedangkan pembagian urusan pemerintahan yang
32/2004) pada Pasal 206 hanyalah membagi berlaku saat ini, dan relasinya dengan kewenangan desa,
kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi dapat dilihat dalam UU No. 23/2014 tentang
kewenangan desa. Berdasarkan ketentuan ini Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa urusan
dapat dilihat bahwa titik berat UU No. 32/2004 pemerintah dibagi menjadi tiga yakni urusan absolut,
tidak secara spesifik memberikan perhatian urusan konkuren dan urusan pemerintahan umum.
kepada kewenangan desa, tetapi lebih Urusan absolut adalah urusan yang hanya menjadi
memberikan titik tekan pada pembagian urusan kewenangan Pemerintah Pusat; urusan konkuren adalah
pemerintahan saja. urusan pemerintah pusat yang dapat dilimpahkan
kepada Pemerintah Daerah; dan urusan pemerintahan
umum adalah urusan yang dijalankan kewenangannya
oleh Presiden.

Dalam kaitan dengan kewenagan tersebut, Desa dapat


menjalankan urusan konkuren yang dijalankan oleh
Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan gubernur jika
yang memberikan tugas adalah pemerintah provinsi dan
peraturan bupati/walikota jika yang memberikan tugas
adalah pemerintah kabupaten/kota.
Apa Kewenangan Desa itu?

Pengertian kewenangan menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia (KBBI) adalah hak dan kekuasan yang dipunyai Dalam konteks desa maka
untuk melakukan sesuatu, kewenangan desa diartikan
(www.kamusbahasaindonesia.org). sebagai kekuasaan dan
tanggungjawab desa sebagai
entitas hukum untuk mengatur
Dalam konsep hukum administrasi negara kewenangan dan mengurus desa.
(authority) merupakan kemampuan untuk menjalankan
ketentuan hukum positif, yang menyebabkan
terbentuknya relasi hukum antara negara dengan warga Istilah mengatur merujuk pada
negara, (Ridwan HR, 2006:100) tindakan menetapkan norma
hukum di desa tersebut.
Sedangkan istilah mengurus
Dengan demikian maka kewenangan pada dasarnya merupakan tindakan
kekuasaan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh entitas tanggungjawab desa
hukum untuk melakukan tindakan-tindakan hukum yang memperhatikan, melindungi dan
mewakili negara ke warga negara dan pihak lainnya melayani kepentingan masyarakat
desa
Pertama, mandatori UU Desa. Kewenangan desa secara jelas sudah
Mengapa Harus Ada Kewenangan diatur dalam UU Desa dan peraturan teknis turunannya, yaitu; a) PP
Desa? No. 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014
Alasan harus ada kewenangan tentang Desa ( Pasal 33-39) jo PP No No 47/2015 tentang Perubahan
desa karena dua hal, yaitu; PP No 43/2014 (Pasal 34. 39), b) Permendesa No 1/2015 tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa.

Rute tempuh, yang dipilih pemerintah melalui PP 43/2014 (Pasal 37)


dan Permendesa 1/2015 (pasal 16 – 22) menghendaki proses
1) mandatori UU desa,
penetapan kewenangan desa berdasarkan asal usul dan lokal
berskala desa melalui pembentukan Peraturan Bupati (Perbup) dan
Peraturan Desa (Perdes).

Artinya, pengaturan tentang kewenangan desa belum cukup jika hanya mendasarkan pada regulasi di tingkat
pusat. Mandat UU Desa tentang kewenangan desa akan berjalan baik ketika Bupati menetapkan Perbup tentang
Daftar Kewenangan Desa dan Desa membentuk Perdes tentang Kewenangan Desa. Sudah pasti bahwa Perdes
dibentuk desa setelah ada Perbup. Karena itu seharusnya prioritas utama yang ditempuh adalah membentuk
Perbup terlebih dahulu, baru Perdes kemudian. Hirarki regulasi tentang kewenangan desa yang konsisten dan
harmonis dari tingkat pusat sampai desa, akan memberikan kepastian dan kejelasan hukum bagi desa untuk
mengatur dan mengurus urusan desa
a. Sumber atribusi.
2) mandatori asas rekognisi Sumber atribusi berupa pemberian kewenangan kepada badan, lembaga atau
dan subsidiaritas. pejabat negara tertentu untuk membentuk undang-undang dasar, undan
gundang atau peraturan perundangan-undangan lainnya. Kewenangan yang
bersumber dari atribusi ini sering dikenal sebagai kewenangan atributif, yaitu
Kedua, mandatori asas kewenangan yang melekat pada badan/lembaga/pejabat negara tertentu.
rekognisi dan
subsidiaritas. Dalam
konsepsi kewenangan
yang sejauh ini dikenal,
diketahui adanya dua b. Sumber pelimpahan.
sumber kewenangan, Kewenangan yang asal-muasalnya bersumber dari pelimpahan dapat dibedakan
yaitu menjadi dua, yaitu; 1) mandat. Pelimpahan kewenangan kepada seorang pejabat
tata usaha negara dari pejabat di atasnya, namun tanggung jawab tetap berada
pada si peberi mandat. Contohnya adalah Kepala Desa menerbitkan Surat
Keputusan Pengangkatan Sekretaris Desa sebagai Ketua Tim Inventarisasi
Kewenangan Desa. 2) delegasi. Pelimpahan kewenangan dari
badan/lembaga/pejabat tata usaha negara yang diikuti konskuensi berupa
pengalihan tanggung jawab dari yang melimpahkan beralih ke yang menerima
kewenangan. Contoh yang mudah untuk kewenangan delegatif ini adalah
pelimpahan kewenangan Bupati kepada Camat untuk mengevaluasi Rancangan
Peraturan Desa.
Dari dua sumber kewenangan seperti diuraikan di atas, masuk kategori dimana kewenangan desa?
Bangunan nalar berpikir yang digunakan oleh UU Desa melampaui pengertian sumber kewenangan
sebagaimana dijelaskan di atas. Artinya, kewenangan desa bersumber bukan dari atribusi maupun
pelimpahan. Lantas bersumber dari mana kewenangan desa? Sumber kewenangan desa berasal dari
rekognisi dan subsidiaritas. Asas rekognisi digunakan untuk mengakui desa yang tetap mewarisi
pengaturan dan pengurusan kepentingan desa dan masyarakat sampai saat ini, maupun mengakui
prakarsa masyarakat desa dalam merespon perkembangan kehidupan. Sedangkan asas subsidiaritas
digunakan untuk menghormati desa yang selama ini telah dan/atau mampu menjalankan urusan-
urusan desa maupun prakarsa desa/masyarakat desa secara efektif.
Yang dimaksud dengan “hak asal usul
1. Kewenangan di bidang bidang
dan adat istiadat Desa” adalah hak yang
Pasal 18 UU No penyelenggaraan Pemerintahan Desa
masih hidup dan sesuai dengan
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa
6 Tahun 2014 3. Pembinaan kemasyarakatan Desa
perkembangan kehidupan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik
4. Pemberdayaan masyarakat Desa
Indonesia.

Sifat Sifat Kewenangan Desa meliputi: Berdasarkan dua sifat kewenangan desa,
1. kewenangan berdasarkan hak asal usul; bersifat asal usul dan lokal berskala desa,
2. kewenangan lokal berskala Desa; maka desa berhak untuk mengatur dan
Pasal 19 UU No 3. kewenangan yang ditugaskan oleh mengurus urusan-urusan yang menjadi
6 Tahun 2014 Pemerintah, Pemerintah Provinsi, atau kewenangannya. Dengan demikian
Pemerintah Kabupaten/Kota; menjadi jelas dan tegas sekarang ini,
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh bahwa desa memiliki kuasa dan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, atau tanggung jawab untuk mengatur dan
Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai mengurus hal-hal tertentu yang menjadi
dengan ketentuan peraturan perundang- kepentingan masyarakat desa.
undangan.
“hak asal usul” adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa
atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, antara
lain sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas
Desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.

“kewenangan lokal berskala Desa” adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif
dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat
Desa, antara lain tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi,
sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan
Desa, embung Desa, dan jalan Desa.
1. penataan sistem organisasi dan kelembagaan masyarakat adat;
 Permendesa No. 2. pranata hukum adat;
1 tahun 2015 3. pemilikan hak tradisional;
berisi tentang 4. pengelolaan tanah kas Desa adat;
Kewenangan 5. pengelolaan tanah ulayat;
Berdasarkan Hak 6. kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa adat;
Asal Usul, dalam 7. pengisian jabatan kepala Desa adat dan perangkat Desa adat; dan
Pasal 3 8. masa jabatan kepala Desa adat.

1.kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan


masyarakat;
2.kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya di
 Permendesa No. dalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai dampak internal Desa;
1 tahun 2015 3.kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari
berisi tentang masyarakat Desa;
Kewenangan 4.kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;
Berdasarkan Hak 5.program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
Asal Usul, dalam kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh
Pasal 5 Desa; dan
6.kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Bagaimana menetapkan kewenangan desa?

Ketentuan pada pasal 20 UU Desa secara jelas dan tegas


Karena sumber kewenangan memberikan mandat desa untuk mengatur dan mengurus
desa ini adalah rekognisi dan kewenangan desa. Artinya, desa mengatur melalui Peraturan Desa
subsidiaritas maka dan mengurusnya melalui organisasi pemerintahan desa maupun
penetapannya harus lembaga kemasyarakatan desa.
berdasarkan pada proses-proses
yang berasal dari desa Jika pun akhirnya pemerintah menentukan proses pengakuan
negara atas kewenangan desa ini melalui Peraturan Bupati, Pasal 37
PP No 43/2014, maka proses penetapan Perbup ini pun harus
didahului melalui proses identifikasi dan inventarisasi kewenangan
yang dilakukan oleh desa. Jadi Perbup adalah instrumen hukum
untuk mengakui kehendak desa dalam menyatakan kekuasaan dan
tanggung jawabnya mengatur dan mengurus desa.
Gambar 1 Langkah Penetapan Kewenangan Desa

Langkah Kabupaten:
1. Mengidentifikasi program/kegiatan SKPD yang
berlokasi di Desa
2. Menginventarisr kewenangan asal usul dan
local desa berskala desa berdasarkan usulan
dan kebutuhan desa-desa se kabupaten
3. Menetapkan daftar kewenangan desa

Langkah Desa :
1. Menginventarisir dam mengidentifikasi kewenangan asal
usul desa dan local berskala desa
2. Memperjuangkan daftar kewenangan desa dalam bentuk
perbub
3. Merujuk perbub daftar kewenangan desa guna
membentuk Perdes kewenagan desa
Siapa saja yang bisa terlibat dalam menetapkan kewenangan desa?

Peta Aktor Penetapan Kewenangan Desa

SKPD yang mengurus desa yaitu;


• Bagian PEMDES,
KABUPATEN • BPMD
• BAPPEDA
• SKPD yang memiliki program/kegiatan
bernsis desa

• BPD; Ketua dan Anggota


• Pemerintah desa; yaitu kepala desa dan
perangkt desa
DESA • Masyarakat desa: berbagai kelompok yang
mewakili masyrakat
Alur Pembentukan Peraturan Bupati/Walikota Tentang Daftar Kewenangan Desa

Bupati Penyusunan Rancangan Daftar kewenangan


berdasarkan hak asal usul dan local berskala
• Inventaarisasi daftar desa
program/kegiatn yang
ditangani oleh SKPD
• Identifikasi dan Inventarisasi
kegiatan pemerintahan dan
pembangunan yang sudah
Rancangan daftar keweangan
dijalankan oleh desa
• Membentuk TIM pengkajian Pembahasan Rancangan berdasarkan hal asal usul dan local
dan Inventarisasi daftar kewenangan berskala desa
kewenangan desa berdasarkan hak asal usul
Kepala Desa Dan BPD
dan local berskala desa

Peraturan Bupati/Walikata tentang


Melakukan Musdes untuk daftar kewenangan berdasarkan hak
mengidentifikasi: asal usul dan local berskala desa
• Kegiatan Yang sudah
ditangani desa
• Kegiatan yang mempu
ditangani tetapi belum
di laksanakan desa
Hubungan antar pemerintah pusat dan pemerintah desa
meliputi; pemberian bantuan keuangan oleh pemerintah
pusat kepada desa untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan desa dan program-program pemberdayaan
masyarakat desa, Pengalokasian dana APBN kepada desa
dalam bentuk Dana Desa

Hubungan antar pemerintah provinsi dan pemerintah


desa meliputi; pemberian bantuan keuangan oleh
B. Relasi Dalam pemerintah provinsi kepada desa untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan desa dan program-
Bidang Keuangan program pemberdayaan masyarakat desa, Pengalokasian
dana APBN lepada desa dalam bentuk Dana Desa

Hubungan antar pemerintah provinsi dan pemerintah


desa meliputi;
a. Bagi hasil pajak daerah minimal 10% untuk desa
b. Bagi hasil retribussi daerahh
c. Pemberian Alokasi Dana Desa
d. Pemberian bantuan keuangan oleh pemrintah
kab/kota kepada desa untuk membiayai
peenyelenggaraan pemerintahan dessa dan program-
program pemberdayaan masyarakat desa
C. Relasi Dalam Bidang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Undang-Undang Desa Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan
telah mencantumkan Desa.
klausul tentang peran
dan tugas kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Pemerintah, Pemerintah Pasal 112 Kabupaten/Kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada
Provinsi, dan UU 6 perangkat daerah.
Pemerintah Tahun 2014
Kabupaten/Kota dalam
melakukan pembinaan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
dan pengawasan Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan:
penyelenggaraan
pemerintahan Desa.
Dalam pelaksanaan 1. menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna,
peran dan tugasnya dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
tersebut dapat 2. meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan,
didelegasikan kepada dan penyuluhan;
perangkat daerah. 3. mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa.
(4)    Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.
Pembinaan Dan Pengawasan Oleh Pemerintah

1. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan  Pemerintahan Desa;


2. memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa;
3. memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga masyarakat Desa;
4. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
5. memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa;
6. memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
Pasal 113
7. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
UU 6
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan Desa;
Tahun 2014
8. menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa;
9. melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa;
10. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa tertentu;
11. mendorong percepatan pembangunan perdesaan;
12. memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat
sebagai Desa;
13. menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BUM Desa dan lembaga kerja sama Desa.
Pembinaan Dan Pengawasan Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

1. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan Peraturan Daerah


Kabupaten/Kota yang mengatur Desa;
2. melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian alokasi dana Desa;
3. melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
4. melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa;
5. melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis;
Pasal 114 6. melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh Pemerintah Daerah
UU 6 Kabupaten/Kota;
Tahun 2014 7. melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa;
8. melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa;
9. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah Desa;
10. membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan
11. membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan lembaga kerja sama
antar-Desa.
Pembinaan Dan Pengawasan Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

1. memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh


Desa;
2. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa  dan Peraturan Kepala Desa;
3. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
4. melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
5. melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa;
6. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa;
7. mengawasi pengelolaan Keuangan Desa  dan pendayagunaan Aset Desa;
Pasal 115 8. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
UU 6 9. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,
Tahun 2014 lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
10. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
11. melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
12. melakukan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis;
13. melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerja sama antar-Desa; dan
14. memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
D. Relasi Dalam Bidang Perencanaan dan Pembangunan Desa

1. Penyusunan pedoman pembangunan


Hubungan Antara desa
Pemerintah Pusat 2. Pedoman tata tertib dan mekanisme
Dan Pemerintah pengambilan keputusan musyawarah
Desa desa
3. Pendamping desa
4. Pengurusan dan pengelolaan BUMD

Hubungan Antara Penetapan evaluasi terhadap rancangan


Pemerintah Provinsi peraturan daerah tentang pembentukaan,
penghausan dan penggabungan dessa
Dan Pemerintah
atau peribahan status desa menjadi
Desa kelurahan dan kelurahan menjadi desa
a. RPJMD
b. Renstra OPD
c. RUTRW
Hubungan Antara d. Rencana Pembangunan
1. Pendampingan secara teknis dalam Kawasan Pedesaan
Pemerintah penyelenggaraan pemerintahan dan e. Evaluasa Rancangan
Kabupaten/Kota pelaksanaan pembangunan desa, Peraturan Dessssa tentang
Dan Pemerintah 2. Sosialisasi penyelerasan arah kebijakan RPJM Desa sebelum di
Desa pembangunan kabupaten/kota tetapkan menjadi Peraturan
Desa
Sekian
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai