Anda di halaman 1dari 32

Pemerintahan Desa

Dr. Mike J Rolobessy, MT


Pertemuan
I
Dasar Hukum Pengaturan Tentang Desa,
Pengertian Desa, Pemerintahan Desa Dan
Pemerintah Supra

Sejarah Perkembangan Desa Di Indonesia

Tipologi Desa
HUKUM POSITIF YANG MENGATUR DESA

1. UU No. 28 Tahun 1948 tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah ”


2. UU No. 1 Tahun 1957 tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah”
3. UU No. 18 Tahun 1965 tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah”
4. UU No.19 Tahun 1965 tentang “Desa Praja”
5. UU No. 5 Tahun 1974 tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah”
6. UU No. 5 Tahun 1979 tentang “Pemerintahan Desa”
7. UU No. 22 Tahun 1999 tentang “Pemerintahan Daerah”
8. UU No. 32 Tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah”
9. UU No. 6 Tahun 2014 tentang “Desa”

YANG LANGSUNG MENGATUR TENTANG DESA :

10.UU No. 19 Tahun 1965 tentang “Desapraja”


11.UU No. 5 Tahun 1979 tentang “Pemerintahan Desa”
12.UU No. 6 Tahun 2014 tentang “Desa”
HUKUM POSITIF YANG MENGATUR DESA TERBARU

UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014


MENYEBUTKAN JUDUL UNDANG-UNDANGANNYA
BUKAN “PEMERINTAHAN DESA” NAMUN HANYA
“DESA”, HAL TERSEBUT MENAMPAKKAN KERAGU-
RAGUAN DARI PEMERINTAH PUSAT SAAT
MERUMUSKAN UNDANG-UNDANG INI,
BAGAIMANAKAH CARANYA MEWARNAI SOSOK
ORGANISASI DESA DI MASA YANG AKAN DATANG :

APAKAH SEBAGAI ORGANISASI PEMERINTAHAN


ATAU SEBUAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN
YANG UTUH?
Pemahaman tentang Desa
1. Pengertian Desa, Pemerintahan
Desa Dan Pemeritah Supra
Bahasa sansekerta, yaitu “deca”, seperti dusun, desi, negara,
negeri, negari, nagaro, negory (nagarom), yang berarti tanah air,
Secara tanah asal atau tanah kelahiran, tanah leluhur, yang merujuk
etimologis pada satu kesatuan hidup dengan satu kesatuan norma serta
memiliki batas yang jelas

(1) Sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan


Kamus Bahasa kampong, dusun; (2) udik atau dusun, dalam arti daerah
Indonesia pedalaman sebagai lawan dari kota; (3) tempat, tanah, daerah

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
UU NO 6 Tahun
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
2014
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
Pasal 1
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam
Widjaja (2003:3) mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi
asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat

Desa dalam pengertian umum sebagai : “suatu gejala yang bersifat Universal,
terdapat dimanapun di dunia ini, sebagai suatu komunitas keil, yang terkait
Indrizal (2006:6) pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun
bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada sektor
pertanian menurut”

Talizihudu kesatuan organisasi pemerintahan yang terendah, mempunyai batas wilayah


Ndraha tertentu, langsung dibawah kecamatan, dan merupakan kesatuan masyarakat
(1981:13) hukum yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya.3

Berdasarkan tinajuangeografi yang dikemukakannya, desamerupakan suatu hasil


Bintoro (1989) perwujudan geografis, sosial, politik, dan cultural yangterdapat disuatu daerah
serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.
Desa pada hakekatnya sampai sekarang masih tetap merupakan
kesatuan masyarakat hukum asli, dengan berlandaskan pada aturan
Hukum Adat. Oleh karenanya pemerintahan desa yang lahir dari
sistem hukum yang berlaku bersifat demokratis sesuai dengan filosofi
terbentuknya desa dan diharapkan pemerintah desa dapat
menjalankan tiga peran utamanya yaitu :
1) sebagai Struktur Perantara;
2) sebagai pelayan masyarakat;
3) sebagai agen pembaharuan.

(Sadu Wasistiono, 1996:5)


Penafsiran Tentang Desa
Pengertian menggambarkan suatu bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang tinggal dan
secara menetap dalam suatu lingkungan,dimana di antara mereka saling mengenal dengan baik dan corak
sosiologis kehidupan mereka relatif homogen, serta banyak bergantung kepada kebaikan-kebaikan pada alam

desa diasosiasikan dengan suatu masyarakat yang hidup secara


sederhana , pada umumnya hidup dari sector pertanian, memiliki
ikatan sosial dan adat atau tradisi yang masih kuat,sifatnya jujur dan
bersahaja, pendidikanya relatif rendah dan lain sebagainya.
3 Penafsiran Tentang Desa
Pengertian desa sebagai suatu lingkungan masyarakat yang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
secara Ekonomi dari apa yang disediakan alam disekitarnya.

Dalam pengertian yang kedua ini, desa merupakan satu lingkungan


ekonomi, dimana penduduknya berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya
3 Penafsiran Tentang Desa
Pengertian Desa sebagai suatu organisasi pemerintahan atau organisasi kekuasaan yang secara politik
secara Politik mempunyai wewenang tertentu karena merupakan bagian dari pemerintahan negara

Dalam pengertian yang ketiga inim desa sering dirumuskan sebagai


“suatu kesatuan masyarakat hukum yang berkuasa
menyelenggarakan pemerintahan sendiri”
Keberadaan desa sebagai satu kesatuan masyarakat hukum
memberi pemahaman yang mendalam bahwa institusi desa bukan
hanya sebagai entitas administratif belaka tetapi juga entitas
hukum yang harus dihargai, diistimewakan, dilestarikan, dan
dilindungi dalam struktur pemerintahan di Indonesia.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Supra =
Bentuk terikat
diatas atau di luar
Dalam Tingkatan pemerintahan
Pemerintahan
Pemerintahan Penyelenggara secara berjenjangdi atas
Supradesa
Supradesa ==
Pemerintahan an pemerintahan desa.
Supradesa = Pemerintahan
diatas atau di luar
desa

Pemerintah SupraDesa secara berjenjang adalah:


Pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat
Sedangkan supradesa adalah semua kebijakan pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten yang
berimplikasi pada terhadap penyelenggaraan pemerintahan
Menciptakan sinergisitas dalam
mengembangkan desa secara konsisten melalui
keberpihakan dan pemberdayaan desa agar
tercipta akselerasi pembangunan desa menuju
Relasi pemerintahan terciptanya kemandirian desa
Supradesa
Pemerintah
kabupaten/kota,
pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat

Keberpihakan pemerintah supradesa terwujud


dengan adanya DD dan ADD
 

2.
Asal Usul Desa dan
Sejarah Perkembangan Desa Di Indonesia

Dilihat dari asal-usul penduduknya, desa dapat


dikelompokkan menjadi tiga macam :
1. Desa Geneologis ( > 75% Pddk Asli);
2. Desa Campuran ( +/- 50% Pddk Asli, Selebihnya Pendatang);
3. Desa teritorial (> 75% pddk pendatang).
4. Desa geneologis  hukum adat masih berlaku
5. Desa campuran  mulai surut
6. Desa teritorial - tidak berlaku lagi
Tiga prinsip
dasar,Pembentukan Negara mengakui dan menghormati kesatuan
Desa yaitu masyarakat hukum adat beserta hak
genealogis, tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
teritorial, dan/atau sesuai dengan perkembangan masyarakat
gabungan dan prinsip Negara Kesatuan Republik
genealogis dengan Indonesia.
teritorial. Yang
diatur dalam
Undang-Undang UU
No 6 Tahun 2014
Implementasi dari kesatuan masyarakat
hukum adat tersebut telah ada dan hidup di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
seperti huta/nagori di Sumatera
Utara, gampong di Aceh, nagari di
Minangkabau, marga di Sumatera bagian
selatan, tiuh atau pekon di Lampung, desa
pakraman/desa adat di Bali, lembang di
Toraja, banua dan wanua di Kalimantan,
dan negeri di Maluku
Soetardjo (1953), yang membagi desa menjadi
tiga macam yaitu:

1
2
(1) daerah hukum
3
bersendikan (2) daerah hukum
perhubungan yang bersendikan (3) daerah hukum
darah tempat tinggal berbentuk
(genealogische bersama campuran.
rechtsgemeensch (territorial
appen); rechtsgemeensch
appen)
Perkembangan Peraturan Tentang Desa Sampai Tahun 1965
Perubahan Paradigma
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1906 - Stbl No. 591


- Stbl 1913/235
IGO (daerah Jawa) & IGOB
- Stbl 1919/217 (luar Jawa)
 

1948
IGO dan IGOB tidak
UU No. 22/1948 kemudian diganti dengan
berlaku lagi
UU No. 1/1957

1965
Desa Praja

UU No. 1/1957 diganti oleh UU No. 19/1965


UU Nomor 32 Tahun 2004. Pada UU penggantinya,
pengaturan desa juga sangat terbatas serta tidak
UU Nomor 5 Tahun 1979 menggunakan pendekatan
memerintahkan untuk mengaturnya lebih lanjut dalam
uniformitas untuk seluruh desa di Indonesia yang
sebuah UU tersendiri. Pengaturan lebih lanjut mengenai
menyebabkan hancurnya tatanan kehidupan asli desa
Desa dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah
yang berbasis pada hukum adat. Nagari di
(PP Nomor 72 Tahun 2005), sebagai pedoman bagi
Minangkabau, gampong di Aceh, dan lain sebagainya
daerah kabupaten/kota untuk mengaturnya secara lebih
diseragamkan bentuk dan namanya menjadi desa.
teknis melalui peraturan daerahnya masing-masing.
Berdasarkan UU ini, Desa dapat dibentuk di daerah
kabupaten maupun daerah kota

UU 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)


menyebutkan bahwa Desa adalah desa dan desa
adat atau yang disebut dengan nama lain, Kemudian UU Nomor 22 Tahun 1999 lahir menggantikan
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan UU Nomor 5 Tahun 1974, tetapi pengaturan tentang desa
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah sifatnya hanya terbatas karena lebih banyak diserahkan
  yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepada daerah kabupaten melalui peraturan daerah
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat masing-masing. Menurut UU ini Desa hanya ada di
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak daerah kabupaten saja, sedangkan di daerah kota hanya
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan ada kelurahan. UU ini juga tidak memerintahkan untuk
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara mengatur Desa dalam UU tersendiri, tetapi pedomannya
Kesatuan Republik Indonesia. cukup diatur melalui Peraturan Pemerintah.
3. Tipologi Desa
Tipologi Desa merupakan fakta,
karakteristik dan kondisi nyata yang

Tipologi Desa khas, keadaan terkini di desa, maupun


keadaan yang berubah, berkembang
dan diharapkan terjadi di masa depan
(visi desa).
Desa Desa maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan Desa
Mandiri untuk peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan sebesarbesarnya
kesejahteraan masyarakat Desa dengan
ketahanan ekonomi, dan ketahanan
ekologi secara berkelanjutan
Desa yang memiliki potensi sumber
daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta
Desa kemampuan mengelolanya untuk
Maju peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa, kualitas hidup manusia, dan
menanggulangi kemiskinan.
Desa potensial menjadi Desa Maju,
yang memiliki potensi sumber daya
sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi
Desa belum mengelolanya secara optimal
Berkembang untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup
manusia dan menanggulangi
kemiskinan.
Desa yang memiliki potensi sumber daya
sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau
kurang mengelolanya dalam upaya
Desa peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa,
Tertinggal kualitas hidup manusia serta mengalami
kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
Desa yang mengalami
kerentanan karena masalah
bencana alam, goncangan
konomi, dan konflik sosial
Desa Sangat sehingga tidak berkemampuan
mengelola potensi sumber
Tertinggal
daya sosial, ekonomi, dan
ekologi, serta mengalami
kemiskinan dalam berbagai
bentuknya.
 

Anda mungkin juga menyukai