Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS SEKAR BIRU

Sebagai Tugas Seminar Akhir Dari Pelatihan Pengolahan Limbah Cair Domestik Di
Fasyankes
Yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Cikarang

Disusun Oleh:
ARIO EKO
SAPUTRA

KABUPATEN BANGKA BARAT


KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
BAB I
PEND
AHUL
UAN
A. Gambaran Umum Lokasi Praktek
1. Geografi
Kecamatan Parittiga memiliki luas wilayah sebesar 326,71 kilometer persegi yang
terdiri atas 10 Kelurahan/Desa, dimana desa Sekar Biru sendiri memiliki luas wilayah
kilometer persegi atau sekitar 2,98 persen dari keseluruhan luas wilayah
sebesar 9,75
Kecamatan
Parittiga.
Puskesmas Sekar Biru merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD)
Kesehatan di Desa Sekar Biru yang terletak di sebelah Selatan Kecamatan Parittiga dengan
luas wilayah sebesar 9,75 Km² dari luas wilayah Kecamatan Parittiga yang seluas
326,71
Km². Desa Sekar Biru merupakan salah satu desa dengan jarak terdekat dari Kecamatan
Muntok yang merupakan ibukota Kabupaten Bangka Barat, yaitu hanya sekitar 2 kilometer
melalui darat.Puskesmas Sekar Biru mempunyai tanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di Desa Sekar Biru yang memiliki jumlah penduduk
sebanyak
12.396 orang (laki-laki : 6337 orang; perempuan : 6059 orang). Puskesmas Sekar Biru
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha
pembangunan kesehatan. Jenis pelayanan kesehatan Puskesmas Sekar Biru, yaitu
kegiatan
wajib ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan. Peta administrasi
Kecamatan
Sekar Biru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat pada
Gambar
.

B. Sarana dan Prasarana


1. Ruang pelayanan Puskesmas Sekar biru terdiri dari 26 ruangan
yaitu:
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 ruangan
b. Ruang Kepala TU : 1 ruangan
c. Ruang Mushola : 1 ruangan
d. Ruang dapur : 1 ruangan
e. Ruang pelayanan : 22 ruangan
f. Toilet : 6 Toilet
g. Sedangkan jumlah wastafel yang dengan IPAL sebanyak 5
tersambung
wastafel
h. Jumlah tempat : 12 Bed
tidur
2. Sarana penunjang yaitu:
a. TPS medis
b. IPAL
c. Area vaksinasi covid
d. Area screening
e. Parkiran kendaraan
f. Pagar keliling
g. Taman dan
tanaman obat
h.
Kantin
i.
Genset, listrik, air

C. Kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

IPAL Puskesmas Sekar Biru Kecamatan Parittiga kabupaten bangka


barat
kepulauan bangka belitung. Adapun letak IPAL berada di belakang
gedung
Puskesmas itu sendiri.
Luas IPAL adalah 25 m mulai dari bak awal hingga bak akhir. IPAL
akan
tersambung dengan pipa-pipa di masing-masing ruangan pelayanan
Puskesmas.
Pengolahan limbah cair di Puskesmas menggunakan sistem
biologis
dengan menggunakan jasa/bantuan Lampu Uv untuk mendegradasi limbah
cair.
D. Jumlah tenaga
Jumlah tenaga dalam melakukan monitoring, perawatan hingga
operasional IPAL terdiri dari
 3 orang sanitarian
 1 orang tenaga operator
IPAL
 1 orang tukang kebun
 3 orang cleaning service
 1 orang penjaga malam

E. Tujuan
Tujuan dari dilakukan praktek belajar mandiri adalah untuk
meningkatkan
kemampuan petugas dalam melaksanakan monitoring, operasional dan
evaluasi
dalam pengolahan limbah cair domestik di Puskesmas Sekar Biru
BAB II
GAMB
ARAN
EKSIS
A. Sumber Penghasil Limbah TING
IPAL
Limbah yang dihasilkan berasal dari pelayanan Puskesmas Sekar biru
yang terdiri dari limbah padat danLOKU
limbah cair. Adapun limbah cair dibuang
wastafel dan saluran air buangan yang
melalui S terdiri dari limbah bekas cuci
tangan,
limbah dari air cucian, dll yang dilakukan
PUSK oleh petugas Puskesmas dan
pasien.
ESMA
Sumber limbah cair berasal dari limbah domestik seperti kantin,
S
kitchen,
SEKA
kamar mandi, toilet. Kemudian berasal dari pelayanan medis, ruang
perawatan, R
ruang unit darurat, dll. BIRU
No Aktivitas di Fasyankes (sumber TA B3 Cair
Limbah Jenis limbah
Limbah BEL 1
SumberDeterjen, sisa
penghasil Limbah infeksius
1. Ruang KB darah,
limbah cair cairan dan limbah kimia:
tubuh. chlorin Air Kotor, Air
bekas cuci alat,
bekas cuci tangan
2. Ruang Gigi Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh Air Kotor, Air
bekas cuci alat,
bekas cuci tangan
3. Ruang Imunisasi Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah dan limbah kimia:
Air Kotor, Air
bekas cuci tangan
4. Ruang UKM Deterjen Limbah kimia: Air
Kotor, Air bekas
cuci tangan
5. Ruang Kebidanan Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh Air Kotor, Air
bekas cuci alat
dan cuci tangan
6. Ruang Anak Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh Air Kotor, Air
bekas cuci tangan

7. Ruang Gizi Deterjen Limbah kimia: Air


Kotor, Air bekas
cuci tangan
8. Ruang Farmasi Deterjen, sisa Limbah kimia: Air
farmasi Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
9. Ruang Poli Umum Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh Air Kotor, Air
bekas cuci alat
dan cuci tangan
10. Ruang Unit Dots Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh Air Kotor, Air
bekas cuci tangan
11. Ruang Laboratorium Deterjen, sisa Limbah infeksius
darah, cairan dan limbah kimia:
tubuh, urine, sisa Air Kotor, Air
farmasi bekas cuci alat
dan cuci tangan
12. Ruang Laundry Deterjen Limbah kimia: Air
kotor, air bekas
cuci pakaian
13. WC Deterjen, Limbah kimia dan
karbol/lisol, domestik: Air
chlorine kotor, air bekas
cuci peralatan
kebersihan dan
cuci anggota
badan

B. Debit Limbah yang Dihasilkan


Jika dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur dari ruang Puskesmas
yaitu sebanyak 10 tempat tidur sehingga didapatkan perhitungan debit air limbah
1. Kapasitas Pengolahan
yaitu: : 5 m3 / hari (10 TT x 400)
2. BOD air limbah : 200 mg/l
maksimum
3. : 200 mg/l
COD air limbah
4. : 200 mg/l
maksimum
5. : 85 %
Konsentrasi SS
6. : 30 mg/l
Total efisiensi Pengolahan
7. : 30 mg/l
BOD Air Olahan
SS Air Olahan
C. Alur Proses IPAL

GAMBAR 1
IPAL
PUSKESM
AS SEKAR
BIRU
D. Sistem IPAL di Puskesmas Sekar biru
Pengolahan IPAL di Puskesmas menggunakan Penyaringan dan Lampu UV
yang teridiri dari:
1. Sistem jaringan pengumpul limbah cair
a. Pemipaan limbah cair
primer
Berfungsi sebagai
pengaliran limbah cair
utama, semua limbah cair
yang
dikeluarkan akan bertemu
dan dialirkan dalam
b. pemipaan primer menuju
unit
Jaringan pemipaan sekunder berfungsi sebagai sistem limbah
pengolahan limbah cair
pengaliran
sistem
yang ada. Masalah yang
cair dari tempat penghasil limbah cair yang kemudian dialirkan
sering terjadi
jaringan adalah primer. Pemipaan yang digunakan di
pemipaan sistem
ke
penyumbatan pada dalam
bak menggunakan pipa yang lebih kecil
jaringan pemipaan sekunder sistem
kontrol/ bak pengumpul
dari
pemipaan
akibat adanyaprimer. Masalah yang sering terjadi adalah penyumbatan
penumpukan
pada
sampah sehingga perlu
pipa akibat sampah atau limbah padat yang terbawa, akumulasi lemak yang
sering dibersihkan.
mengeras dan juga akibat tersumbatnya pipa di dalam bak kontrol.
c. Pemipaan limbah cair
sekunder tersier
Pemipaan
Berfungsi
sebagai sistem
pengaliran
limbah cair yang
langsung
berhubungan
dengan tempat-
tempat penghasil
2. Sistem pengolahan
limbah cair
seperti
a. Bar Screendapur,
laundry, kamar
Pada unut ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen)
mandi
untuk dan
lainnya. Sistem
menyaring sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas, plastik, dll
b. jaringan ini akan
mengalirkan
Fine screen
limbah cair
Air limbah dialirkan melalui saringan halus untk menyaring sampah
tersebut
yang
c. ke bak pre
berukuran
treatment kecil seperti batu kerikil, pasir
dan
bak
Pompa kontrol
yang
Pada sistem pengolahan limbah cair terdapat pompa yang berada di
berhubungan
bak
dnegan jaringan
equalisasi yang mengalirkan air limbah dari bak penampung ke
pemipaan sekunder.
reaktor
d. Control panel
Sistem kontrol panel yang berada sistem ini dikumpulkan pada satu rumah
yang dinamakan rumah panel, sistem ini bekerja pada sistem On/Off atau
manual yang adal di dalam kotak panel.
e. Bak pengendapan akhir
Pada bak akhir ini, air
limbah yang telah
diolah dari bak reaktor
di alirkan ke
f. dalam bak sedimentasi
akhir, dan didalam bak
ini juga terpasang
lampu UV
untuk mendesinfeksi
bakteri pada air limbah.
g.
Bak indikator
Pada bak ini terdapat indikator berupa ikan yang digunakan sebagai
indikator
apakah air limbah yang telah diolah atau dihasilkan sudah tidak mencemari
biota atau lingkungan sekitarnya.
Sumur Resapan

Pada Proses ini Air yang terdapat di bak indikator dialir ke Sumur resapan
dengan tujuan agar tidak mencemari bagan air secara langsung
BAB III
TEMUA
N-
TEMUA
N
A. Permasalahan
PERM
ASALA
Adapun permasalahan operasional IPAL di Puskesmas Sekar Biru terkait
HAN
tentang masalah teknis dari peralatan ituOPERA
sendiri seperti perbaikan-perbaikan
SIONA
instalasi dan perawatannya. Temuan-temuanL IPALtersebut dirangkum dalam tabel di
bawah ini: FORMULIR OPERASIONAL DAN MONITORING
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PUSKESMAS SEKAR BIRU TAHUN
2021
Tanggal monitoring : 16 Nopember 2021
HASIL
VARIABEL IDENTIFIKASI PERMASALAHAN EVALUASI TINDAK LANJUT
NO (*)
OBJEK
Ya Tidak
A PENANGANAN PADA SUMBER
Perlu dilakukan
Baik tidak ada Perlu dilakukan
a Washtafel √ Monitoring setiap
masalah Monitoring setiap hari
hari
Perlu dilakukan
Tidak Ada Perlu dilakukan
b Kran Air √ Monitoring setiap
masalah Monitoring setiap hari
hari
B PENYALURAN
Perlu dilakukan
Perbaikan pipa
Pipa bocor/ tindakan perbaikan
a Perpipaan √ terlepas yang bocor oleh
pada pipa yang
operator IPAL
bocor
Merencanakan
Perlu penggantian perbaikan dan
b Bak Kontrol √ tidak ada tutup bak dengan mengagendakannya
yang tertutup rapat dengan operator
IPAL
C PENGOLAHAN
Bak
a Pengumpul / Baik tidak ada

Sump Pit masalah
Perlu dilakukan dilakukan
Pompa
√ Baik tidak ada
b Monitoring setiap Monitoring setiap
Pengangkat masalah
operasional operasional
Melaporkan kepada
Perlu dibuatkan Kepala Puskesmas
c Screen √ Tidak ada
Screen untuk RTL

Dilakukan
Bak Baik tidak ada Perlu dilakukan monitoring oleh
d √
Ekualisasi masalah monitoring setiap hari Operator IPAL dan
sanitarian
Melaporkan kepada
Bak biofilter Perlu dilakukan
e √ Tidak ada Kepala Puskesmas
anaerob Pembuatan Bak untuk RTL
Melaporkan kepada
Bak biofilter Perlu dilakukan
f √ Tidak ada Kepala Puskesmas
aerob Pembuatan Bak untuk RTL
Dilakukan
Perlu dilakukan monitoring oleh
g Bak Aerasi √ tidak ada
Pembuatan Bak Operator IPAL dan
sanitarian
Melaporkan kepada
Bak Perlu dilakukan Kepala Puskesmas
h √ Tidak ada
Sedimentasi Pembuatan Bak untuk RTL

Dilakukan
monitoring oleh
Perlu dilakukan
i Bak indikator √ Tidak ada masalah Operator IPAL dan
monitoring setiap hari
sanitarian

Melaporkan kepada
Perlu di buatkan/ Kepala Puskesmas
J Blower √ Tidak ada Blower
pembelian blower untuk RTL

Melaporkan kepada
Perlu dilakukan Kepala Puskesmas
K Chlorinase √ Tidak Ada
Pembuatan Bak untuk RTL

Perlu dilakukan Dilakukan


monitoring setiap hari monitoring oleh
L Lampu UV √ Lampu UV ada
Operator IPAL dan
sanitarian
Perlu dilakukan Dilakukan
monitoring setiap hari monitoring oleh
M Flow meter √ Baik
Operator IPAL dan
sanitarian

Ket
(*) Beri tanda (√) sesuai dengan kondisi di lapangan
:

Petugas Sanitarian

Ario Eko Saputra


B. Penanganan
Dari hasil kegiatan monitoring dan opersional yang telah dilakukan maka
didapatkan bahwa IPAL Puskesmas Sekar biru berfungsi dengan baik, dan
cukup
banyak item permasalahan yang harus diperbaikiOleh karena itu
penanganan yang
1. Melaporkan kepadaadalah:
akan dilakukan Kepala Puskesmas untuk membuat rencana tindak lanjut
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan bagian Sapras tentang
kerusakan-
kerusakan IPAL
3.
Merencanakan agenda perbaikan dengan operator IPAL terhadap
kerusakan-
4.
kerusakan yang bisa dilakukan.
Sanitarian terus berupaya melakukan monitoring terhadap hasil influen
dan
efluen air limbah cair.
BAB IV
PEREN
CANAA
N IPAL
A. KAPASITAS IPAL

Kapasitas IPAL Domestik yang direncanakan :

• Kapasitas Pengolahan : 5 m3 / hari

• BOD air limbah maksimum : 200 mg/l

• COD air limbah maksimum : 200 mg/l

• Konsentrasi SS : 200 mg/l

• Total efisiensi Pengolahan : 85 %

• BOD Air Olahan : 30 mg/l

• SS Air Olahan : 30 mg/l


C. JUMLAH BAK PENGOLAH

1. Desain Bak Pemisah Lemak / Minyak

• Kapasitas IPAL : 5 m3 (25 X 200 Liter)

• Kriteria Perencanaan : 60 – 120 menit


• Waktu tinggal dalam Bak (HRT) : 60 menit
• Volume bak yang diperlukan : (1 hari : 24 jam) x 5 m3/hari

= 0,21 m3
• Untuk space aktualnya : 1,5 x 0,21 = 0,315 m3

• Ditetapkan dimensi Bak yaitu :

a) Kedalaman bak :2m

b) Lebar bak :1m


c) Panjang bak : 2,5 m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Volume Aktual : 0,3 m
f) Chek waktu tinggal :
Volume efektif aktual = 1 m x 2 m x 2 m = 4 m3

Waktu tinggal = (0,3 m3/ 0,315 m3/jam ) x 60 menit/jam = 57,14


Menit
2. Desain Bak Ekualisasi/ Bak Penampung Air Limbah

• Kriteria Perencanaan : 4 m3 (10 tempat tidur x 400)

• Waktu tinggal dalam Bak (HRT) : 8-12 jam


• Ditetapkan waktu tinggal : 12 jam
• Volume bak yang diperlukan : (12 jam : 24 jam) x 4 m3/hari = 2
m3
• Ditetapkan dimensi Bak yaitu :
a) Kedalaman bak :2m

b) Lebar bak :1m


c) Panjang bak :2m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Chek waktu tinggal :
Volume efektif aktual = 2,0 m x 1 m x 2,5 m = 5 m3

Waktu tinggal = (5 m3 : 5 m3/hari) x 24 jam/hari = 24


jam
HRT di dalam Bak Ekualisasi = 24 jam

3. Pompa Air Limbah

• Debit air limbah : 5 m3/hari = 0,21 m3/ jam = 3,5 liter/menit


• Tipe pompa yang digunakan : Pompa celup

• Spesifikasi pompa :-

• Kapasitas : 8 liter per menit


• Total Head :1m
• Output listrik : 200 watt, 150 volt
• Jumlah : 2 unit (operasi
bergantian)

4. Bak Pengendapan Awal

• Debit limbah : 5 m3/hari = 0,21 m3/ jam = 3,5 liter per menit

• BOD masuk : 200 mg/l


• Skrenario efisiensi : 25%
• BOD Keluar : 150 mg/l
• Kriteria perencanaan :

• Waktu tinggal didalam bak : 1 jam

• Volume bak yang diperlukan : (1 jam / 24 jam) x 200 = 50m3

• Ditetapkan :

• Dimensi bak pengendapan


awal :
1. Lebar : 1,0 m

2. Kedalaman air efektif : 2,0 m


3. Panjang :1m
4. Tinggi ruang bebas : 0,5 m (disesuaikan dengan kondisi
lapangan)
5. Volume aktual
: 1 mx 2 m x 1 m = 2 m3.

• Chek waktu tinggal (Retention Time) rata-rata :

(2 m2/hari : 5 m3/hari) x 24 jam/hari = 9,6 jam


• Beban Permukaan (Surface loading) rata-rata :

5 m2/hari / 2 mx1m = 2,5 m3/m2 hari

5. Bak Biofilter Anaerob

• Debit Limbah : 5 m3/hari = 0,21 m3/ jam = 3,5 liter per menit
• BOD Masuk : 150 mg/l
• BOD Keluar : 75 mg/l
• Skenario Efisiensi Pengolahan :

(150 mg/l – 75 mg/l) x 100% = 50%

150 mg/l

• Beban BOD di dalam air limbah :

5m3 / hari x 150 g/m3 = 600 g/hari = 0,75


kg/hari
• Volume media yang diperlukan :

0,75 kg/hari : 0,75 kg/m3.hari = 1 m3

Volume media : 50% dari total volume rekator

Volume reaktor yang diperlukan: 2 x 1 m3 = 2

Waktu tinggal di dalam reaktor Anaerob :


(2 m3 : 5 m3/hari) x 24 jam/hari = 9,6 jam

HRT di dalam reaktor ditetapkan = 9,6 jam

Dimensi :
a) Lebar : 3,0 m

b) Kedalaman air efektif : 2,0 m


c) Panjang : 4,0 m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Jumlah ruang biofilter anaerob dibagi menjadi 2 zona, tiap zona terdiri dari

ruang biofilter dengan ukuran 4 m x 3m x 1 m dan penenang dengan ukuran


4 m x 1,5m x 1 m.
f) Tinggi ruang lumpur : 0,5 m

g) Tinggi Bed media pembiakan : 1,2 m


mikroba
h) : 30 cm
Tinggi air di atas bed media
i) : 4mx 5m x 0,5m
Volume total media biofilter anaerob
= 10 m3.

6. Bak Biofilter Aerob

• Debit Limbah : 5 m3/hari = 0,21 m3/ jam = 3,5 liter per menit
• Perkiraan :
a. BOD masuk : 75 mg/l

b. BOD keluar : 30 mg/l


c. Efisiensi : 53,3%
pengolahan
d. Beban BOD di dalam air limbah = 4m3/hari x 75g/m3 = 300 g/hari = 0,3

kg/hari
e. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,075 x 0,3 kg/hari = 0,0225 kg

f. Beban BOD per volume media yang digunakan = 0,007 kg/m3


hari
(Berdasarkan hasil percobaab BPPT)
g.
Volume media yang diperlukan
0,375 kg/hari : 0,007 kg/m3 hari = 0,0053 m3

h. Volume media = 0,05 x Volume reaktor

i. Volume reaktor biofilter Aerob yang


diperlukan :
100/5 x 0,0053 m3 = 0,106 m3

j. Waktu tinggal di dalam reaktor Aerob : (0,106 m3 / 5 m3/hari) x 24 jam/hari =

0,5 jam

k. Reaktor dibagi menjadi 2 ruangan : ruangan aerasi dan ruangan biofilter :

Lebar : 1,0 m

Kedalaman air efektif : 2,0 m


Panjang : 1,0 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Dimensi ruang reaktor Biofilter aerob :

Lebar : 1,0 m

Kedalaman air efektif : 2,0 m


Panjang : 1,5 m
Tingi ruang bebas : 0,5 m
Chek :
Waktu tinggal di dalam reaktor aerob :

(1,5 x 1 x 2 m3 / 5 m3/hari) x 24 jam/hari = 14,4 jam

Waktu tinggal di dalam biofilter aerobik rata-rata = 14,4 jam

Tinggi ruang lumpur : 0,5 m

Tinggi Bed media pembiakan : 0,5 m


mikroba
: 15
Tinggi air di atas bed media cm
Volume total media pada biofilter aerob : 6 mx1,5mx0,5m = 4,5m

Chek : BOD loading per volume media

= 0,375 kg/ hari / 4,5 m3 = 0,009 kg BOD/m3


/hari.

7. Desain Bak Sedimentasi Akhir

Kriteria perencanaan
Waktu tinggal di dalam bak : 8 – 12 jam
(HRT)
Ditetapkan waktu tinggal : 12 jam

Volume bak yang diperlukan : (8 / 24 hari) x 4 m3/hari = 1,33


m3
• Ditetapkan dimensi bak :

• Kedalaman bak : 2,0 m

• Lebar bak :1m


• Panjang bak :1m
• Tinggi ruang bebas : 0,5 m
• Chek waktu tinggal :
• Volume efektif aktual = 1 m x 1 m x 2 m = 2 m3
• Waktu tinggal = (2 m3 / 5 m3.hari) x 24 jam/hari = 9,6 jam

• HRT di dalam bak ekualisasi = 9,6 jam.

8. Kebutuhan Oksigen

• Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding dengan jumlah BOD

yang dihilangkan.
• Jadi kebutuhan teoritis = jumlah BOD yang dihilangkan = 0,375 kg/hari
• Faktor keamanan ditetapkan ± 1,5
• Kebutuhan oksigen teoritis = 1,5 x 0,375 kg/hari = 0,56 kg / hari
• Temperatur udara rata-rata : 28 derajat Celcius
• Berat udara pada suhu 28 C : 1,1725 kg/m3

• Diasumsikan jumlah oksigen di dalam udara 23,2 %


• Jadi jumlah kebutuhan udara teoritis = 0,45 kg/hari / (1,1725 kg/m3 x 0,232 g O2 /g

Udara). = 1,65 m3/hari.

• Efisiensi difuser : 2,5% (gelembung kasar)

• Kebutuhan udara aktual : 2,07 m3/hari / 0,025 = 82,8 m3/hari =


3,45
m3/jam = 0,05
• Blower udara yang diperlukan : Kapasitas Blower 0,5 m3/menit, head = 2000 mm-
m3/menit.
aqua, jumlah 2 unit.
• Jumlah diffuse yang diperlukan = 500 liter/menit : 70 liter/menit per buah =
7,14
buah

Ditetapkan total jumlah difuser di bak biofilter aerob adalah 8 buah

Untuk mengantisipasi kenaikan beban air limbah yang berlebihan, di dalam bak
biofilter aerob yang ke dua dilengkapi juga dengan difuser dengan jumlah
difuser
8 buah, jadi total difuser yang digunakan adalah 16 buah.
D. MEDIA YANG DIPAKAI

Media yang digunakan untuk pembiakan mikroba adalah media sarang


tawon.
BAB IV
USULA
N
TINDA
KAN
kan untuk pembiakan mikroba adalah media sarang
PERBA
tawon.
A. IKAN
Gambar Teknis Design/ Redesign IPAL

GAMBAR DESAIN: TAMPAK DEPAN


B. Usulan Peralatan Monitoring Penunjang Operasional IPAL

Volume
Harga
No Uraian Jumlah
Satuan
Nilai Satuan

1 Pagar 1 Paket 10.000.000 Rp. 10.000.000


2 Sarang Tawon 20 M3 2.000.000 Rp. 40.000.000
3 Blower 1 M3 50.000.000 Rp. 50.000.000
4 Papan nama 1 Paket 500.000 Rp. 500.000
5 Chlorin 10 Kg 25.000 Rp. 250.000
6 Pembuatan Bak 1 Paket 50.000.000 RP. 50.000.000

JUMLAH Rp. 150.750.000


DOKUMENTASI
Kegiatan Monitoring IPAL

Anda mungkin juga menyukai