Anda di halaman 1dari 37

HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN

Oleh :
Yolanda Montessori, S.ST., M.Keb
DEFINISI

 Hipertensi yang telah ada sebelumnya


 Hipertensi gestasional (stlh UK 20 mgg)
 Tanpa proteinuria
 Dengan proteinuria
 Dengan proteinuria dan kondisi sampingan
 Hipertensi sebelumnya dengan superimposed
hipertensi gestasional dengan proteinuria
 Saat antenatal tidak terklasifikasi
DEFINISI

 Hipertensi
 Nilai absolut  140/90 mmHg
 TD diastolik > 90 mmHg
 Posisi duduk dengan lengan setinggi jantung
 Ukuran cuff sesuai
 Sfigmomanometer air raksa akurat
 Bunyi Korotkoff I dan IV direkam
 Konfirmasi TD dalam  4 jam kecuali bila sangat tinggi
TEKANAN DARAH
DEFINISI

 Proteinuria
 protein urin  2+ pada dipstick
 protein urin  300 mg/dl pada urin tampung 24 jam
 Proteinuria mengindikasikan disfungsi glomerular
 Pikirkan pemeriksaan urin 24 jam bila protein urin  1+
pada dipstick
 edema mungkin akibat dari vasospasme dan penurunan
tekanan onkotik namun bukan merupakan bagian
definisi
PATOFISIOLOGI

ISKEMIA FRAGMEN PEMBULUH


PLASENTA PLASENTA DARAH IBU

VASOKONTSTRIKSI REAKSI PEMBULUH


MENYELURUH DARAH

KERUSAKAN ENDOTEL
DAN ORGAN VITAL PREEKLAMSIA
MANIFESTASI KEPARAHAN

Hipertensi gestational dengan komplikasi


 TD diastolik >110 mmHg
 Bukti laboratorium   trombosit,  enzym hepar,  asam
urat
 Efek renal  proteinuria > 3 g/d, oliguria
 Efek SSP  kejang, sakit kepala, gangguan penglihatan
 Keterlibatan organ lain- paru-paru, hati, hematologi
 Gangguan janin

dikenal sebagai preeklampsia berat


FAKTOR RISIKO
1. Primigravida
2. Kehamilan kembar
3. Riwayat preeklampsi sebelumya atau riwayat preeklampsi
dalam keluarga
4. Obesitas
5. Diabetes
6. Usia maternal > 40 tahun
7. Ada masalah pada ginjal
INSIDENSI

 10% dari seluruh kehamilan terkomplikasi oleh hipertensi


 Sepertiganya mengalami proteinuria
 Mayoritas preeklampsia pada pasien nullipara
 Peningkatan risiko mortalitas pada gravida lebih tua
 Peningkatan risiko dengan hipertensi yang telah ada
sebelumnya, penyakit ginjal, diabetes mellitus
 Preeklampsia merupakan penyebab utama mortalitas
ibu langsung
TATA LAKSANA
 Pengurangan stress
 Penilaian keadaan ibu dan janin secara berkala Vital Sign,
Urin Output, DJJ
 Terapi antihipertensi bila TD > 160/110 mmHg
 Pasang infus cairan RL  1 ml/KgBB/jam
 Pasang kateter menetap  ukur urin output (jumlah urin),
balans cairan/ 6 jam
 Profilaksis kejang  MgSo4
 Beri oksigen  kanul 3 liter/mnt
 Pertimbangkan waktu/cara persalinan
PENGURANGAN STRESS

 Komponen TD ibu adalah adrenergik


 Minimalkan rasa tidak nyaman ibu
 Beberapa komponen
 Ruangan tenang, tidak terlalu terang, terisolasi
 Protokol tatalaksana terencana dengan baik
 Penjelasan rencana dengan jelas pada
pasien/keluarga
 Minimalkan rangsangan
 Pendekatan tim yang konsisten dan meyakinkan :
bidan/perawat, obstetri, anestesi, hematolog,
dokter Anak
PENILAIAN KEADAAN IBU - KLINIS

 Tekanan Darah
 Penilaian derajat keparahan
 Konsistensi dalam pengukuran
 Risiko terjadi stroke
 Sistem Saraf Pusat
 Nyeri kepala
 Gangguan penglihatan  buta kortikal, kabur
 Tremor, iritabilitas, hiperrefleksi, somnolen
 Nyeri ulu hati
PENILAIAN KEADAAN IBU -
LABORATORIUM
 Hematologi
 Hemoglobin, platelet, apusan darah :burr cell
 PTT, INR, fibrinogen, FDP
 LDH, asam urat, bilirubin
 Hepatik
 SGPT-SGOT, LDH
 (glukosa, amonia terhadap R/O AFLP)
 Ginjal
 Proteinuria
 Kreatinin, urea, asam urat
PENILAIAN KEADAAN JANIN

 Penilaian denyut jantung janin (DJJ)


 Ultrasonografi (USG) untuk perkembangan janin
 Profil biofisik
 Indeks cairan amnion
 Pemeriksaan Doppler arus darah : tali pusat, arteri
cerebri media
TERAPI ANTI HIPERTENSI -
TUJUAN
 Meminimalkan risiko CVA pada ibu
 Memaksimalkan kondisi ibu untuk persalinan aman
 Mendapatkan waktu untuk penilaian lebih lanjut
 Memfasilitasi persalinan per vaginam bila mungkin
 Memperpanjang kehamilan bila tepat/mungkin
 Menurunkan angka kematian maternal dan kematian
yang berhubungan dengan kejang, stroke dan emboli
paru
 Menurunkan angka kematian janin dan kematian
yang disebabkan oleh IUGR
OBAT ANTI HIPERTENSI – TERAPI
AKUT

 Penyekat ßeta
 Atenolol, labetalol
 Penyekat Kanal Kalsium
 Nifedipin
 ISDN (Isosorbid dinitrate)
OBAT ANTI HIPERTENSI – TERAPI
RUMATAN
 Obat Simpatolitik yang bekerja sentral
 methyl-dopa
 Penyekat ß
 atenolol
 labetalol
 Penyekat Kanal Kalsium
 Nifedipin

 ACE inhibitor kontraindikasi pada kehamilan


KRISIS HIPERTENSI

 Stabilikan hipertensi berat


 Gunakan hidralazin, penyekat ß, dan/atau Adalat-PA
 Tujuan  mempertahankan TD diastolik pada 90-100
mmHg
 Monitor status janin sementara menterapi TD
 Profilaksis kejang  MgSO4
 Status volume intravaskular
 Kateter Foley  pantau urine output
 Jangan kelebihan cairan
 Lahirkan
PROFILAKSIS KEJANG

 Sulit diprediksi siapa yang akan mengalami kejang


 Tidak berhubungan langsung dengan derajat hipertensi
atau proteinuria
 Jumlah yang harus diterapi banyak untuk mencegah
kejang
 Agen tidak memiliki berbahaya atau sangat efektif
 MgSO4 merupakan agen pilihan bila profilaksis kejang
diindikasikan
PENCEGAHAN KEJANG
 Tujuan terapi magnesium sulfat (MgSO4) adalah mengakhiri
kejang yang sedang berlangsung dan mencegah kejang
berkelanjutan
 Cara Pemberian:
 Loading dose secara intravena: 4 gram magnesium sulfat 20%
dalam 4 menit,
 Loading dose secara intramuskuler : 4 gram magnesium sulfat 40%
gluteus kanan (bokong kanan), dan 4 gram magnesium sulfat 40%
gluteus kiri (bokong kiri).
 Jika ada tanda impending eklampsi : loading dose diberikan IV +
IM, jika tidak ada cukup IM saja.
 Maintenance dose diberikan 6 jam setelah loading dose, secara IM
4 gram/MgSO4 40%/6 jam, bergiliran pada gluteus kanan/kiri.
PROTOKOL MAGNESIUM SULFAT
(MGSO4)
SYARAT PEMBERIAN MGSO4:
 Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa
magnesium sulfat merupakan drug of choice untuk
mengobati kejang eklamptik (dibandingkan dengan
diazepam dan fenitoin).
 Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu
mencegah kejang kambuhan dan mempertahankan
aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus.
 Magnesium sulfat berhasil mengontrol kejang eklamptik
pada >95% kasus
 Mekanisme kerja magnesium sulfat adalah menekan
pengeluaran asetilkolin pada motor endplate.
 Magnesium sebagai kompetisi antagonis kalsium juga
memberikan efek yang baik untuk otot skelet.
 Magnesium sulfat dikeluarkan secara eksklusif oleh ginjal
dan mempunyai efek antihipertensi. Dapat diberikan
dengan dua cara, yaitu IV dan IM
 Efek samping MgSO4 : Lemas, paralisis, toksisitas
jantung
 Monitor : refleks patella, pernafasan, derajat kesadaran
MgSO4 sediaan 20 % MgSO4 sediaan 40%

Hati-hati !!! Bentuknya hampir sama dengan aquadest.. Perhatikan label !!


Antidotum MgSO4
(calcium gluconas)
Diberikan apabila setelah
pemberian MgSO4 terdapat
tanda-tanda toksisitas
(keracunan)
CARA PERACIKAN MGSO4
CARA PERACIKAN MGSO4
MONITORING MGSO4
PENANGANAN TOKSISITAS
RUJUKAN

Rujukan hanya jika sumber daya terbatas dan kondisi


ibu/janin memungkinkan
 TD dan gejala ibu stabil
 Status janin meyakinkan
 Pemberian agen anti-hipertensi yang sesuai dimulai
 MgSO4 diberikan jika tepat
 Diskusikan dengan pasien/keluarga
 MgSO4 dan agen anti-hipertensi berpotensi overdosis
KAPAN PERSALINAN DILAKUKAN

 37 minggu dengan hipertensi gestasional


 34 minggu dengan hipertensi gestasional berat
 <34 minggu dengan:
 TD diastolik yang sulit dikontrol
 Bukti lab adanya keterlibatan multi-organ yang memburuk
 Dugaan gawat janin
 Kejang tidak terkontrol
 Gejala tidak responsif terhadap terapi yang sesuai
KOMPLIKASI
Eklampsia
Solusio plasenta
Oedem Pulmo
Kerusakan Ginjal, Hepar
Janin tumbuh lambat
Persalinan prematur
PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

 Bebaskan jalan nafas (A-B-C) airway – breathing – circulation


 Pasien dimiringkan ke kiri  agar tidak aspirasi bila muntah)
 Diberikan injeksi MgSO4  2 gram IV pelan
 Diberikan oksigen  kanul 3 liter/mnt atau masker 8 liter/mnt
 Kehamilan segera diterminasi  bayi dilahirkan
TATALAKSANA PERIPARTUM DAN
POSTPARTUM
Jangan turunkan TD terlalu rendah karena berisiko gawat janin
 Bila tekanan darah diturunkan terlalu cepat akan menyebabkan
hipoperfusi uterus.
 Pembuluh darah uterus biasanya mengalami vasodilatasi
maksimal dan penurunan tekanan darah ibu akan
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasenta
Jangan berikan cairan berlebih 1500-2000 ml/hari
Usahakan pasien tetap tenang dan dapat istirahat cukup
Pendekatan multispesialisasi
Post-partum pasien harus dimonitor

Anda mungkin juga menyukai