Kelompok 7
Rechina Cindy (205310451)
Viona Eysabeth Br Samosir (205310260)
Ridho Febrian Purba (205310513)
Citra Christin (205310501)
Mangoloppon Frans Gultom (205310258)
PENGERTIAN SIKLUS PRODUKSI
Desain Produk
Perencanaan dan Penjadwalan
Operasi Produksi
Akuntansi Biaya
1. Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya untuk
merancang sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi
kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan
meminimalkan biaya produksi.
PROSES
Dalam aktivitas desain produk menghasilkan dua dokumen:
a) Daftar Bahan Baku Sebuah dokumen yang menyebutkan nomor bahan
baku, deskripsi,dan kuantitas dari tiap komponen yang digunakan dalam
sebuah produk
b) Daftar Operasi Sebuah dokumen yang menspesifikasikan urutan langkah-
langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan apa yang
digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang diambil.
Contoh Daftar Bahan Baku
Contoh Daftar Operasi
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Desain produk yang tidak bagus meningkatkan biaya dalam beberapa cara.
Selain itu, jika menggunakan banyak komponen unik ketika membuat produk
yang sama akan meningkatkan biaya yang berhubungan dengan pembelian dan
persediaan bahan baku. Bahkan hal ini akan mengaktibatkan proses produksi
yang tidak efisien disebabkan adanya kompleksitas yang berlebihan dalam
mengubah produksi satu ke produksi yang lain.
Untuk mencegah ancaman seperti ini, para akuntan wajib berpartisipasi dalam
aktivitas desain produk. Para akuntan dapat menganalisis bagaimana
penggunaan komponen alternatif dan perubahan untuk proses produksi yang
memengaruhi biaya. Selain itu, para akuntan dapat menggunakan informasi dari
siklus pendapatan mengenai biaya perbaikan dan garansi yang berhubungan
produk yang ada untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab untuk mendesain
ulang produk yang akan meningkatkan kualitas.
2. Perencanaan dan Penjadwalan
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuannya untuk
mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan
mengatisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan persediaan bahan baku dan
barang jadi.
PROSES
1. Metode Perencanaan Produksi
Metode perencanaan produksi ini terbagi menjadi 2 :
a) Manufacturing resourse planning
Metode ini diartikan sebagai perpajangan dari perencanaan sumber daya bahan
baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan
kebutuhan bahan baku dan memenuhi permintaan penjualan.
b.) Produksi Ramping
Tujuan adanya produksi ramping untuk meminimalkan persediaan bahan baku,barang
dalam proses , dan barang jadi.
2. Dokumen Kunci dan Fomulir
Aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan 4 dokumen:
a) Master Production Schedule(MPS), adalah dokumen yang menentukan
seberapa banyak tiap produksi selama periode perencanaan dan ketika
produksi tersebut harus terjadi.
b) Pesanan Produksi, adalah sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan
dalam kualitas yang telah ditentukan pada produk tertentu.
c) Permintaan Bahan Baku, adalah dokumen yang berisi penghapusan dari
kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan
d) Kartu Pemindahan, adalah dokumen yang mengidentifikasi transfer internal
dari bagian, lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer.
Contoh Dokumen Pesanan Produksi
Contoh Dokumen Permintaan Bahan Baku
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi dalam proses produksi, seperti robot
dan mesin yang dikendalikan komputer yang disebut sebagai Computer Integrated
Manufacturing( (CIM). CIM diartikan sebuah pendekatan manufaktur dengan banyak
proses yang dijalankan dan diawasi dengan peralatan terkomputerisasi, sebagian melalui
penggunaan robot dan pengumpulan data real-time dari aktivitas manufaktur . Para
akuntan tidak perlu menjadi ahli pada setiap aspek CIM, tetapi harus memahami
bagaimana memengaruhi operasi dan akuntansi biaya. Satu efek operasional dari CIM
adalah pergeseran dari produksi massal menjadi manufaktur pesanan khusus. Dengan
demikian, CIM memerlukan desain ulang atas sistem manajemen persediaan dan arus
Kerja untuk memfasilitasi perubahan cepat dalam produksi.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancaman dalam aktivitas operasi produksi adalah pencurian persediaan dan aktiva tetap.
Selain kehilangan aset, pencurian juga mengakibatkan saldo aset yang berlebihan yang
dapat menuju pada analisis yang salah dari kinerja keuangan .
Untuk mengurangi risiko kehilangan atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan
harus diatasi dan seluruh pergerakan internal dari persediaan harus didokumentasikan .
Jadi, permintaan bahan baku harus digunakan untuk mengotorisasi yang dikeluarkannya
bahan baku untuk produksi. Pegawai pengendalian persediaan maupun pegawai produksi
yang menerima bahan baku harus menandatangani daftar permintaan untuk mengakui
keluarnya barang ke produksi. Selain itu, pengedalian yang diperlukan untuk
mengamankan aktiva tetap adalah aktiva tetap harus didentifikasi dan dicatat, sehingga
manajer dapat ditugasi tanggung jawab dan akuntabilitas untuk aktiva tetap dibawah
pengendaliannya.
4. Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan utama dari
sistem akuntansi biaya adalah:
1. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja
operasi produksi
2. Menyediakan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
penetapan harga dan keputusan baruan produk
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai
persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan
perusahaan.
Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus didesain untuk
mengumpulkan data secara real-time mengenai kinerja aktivitas produksi, sehingga
manajemen dapat membuat keputusan yang tepat waktu. Untuk mencapai dua tujuan
lainnya, sistem akuntansi biaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan berbagai
kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu.
Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya job-order dan perhitungan
biaya proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya job order adalah
sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke batch / produksi tertentu. Sedangkan
perhitungan biaya proses adalah sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke masing-
masing proses dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk
semua unit yang diproduksi.
Memilih perhitungan biaya job-order atau proses hanya memengaruhi metode yang
digunakan untuk menentukan biaya ke produk, bukan memengaruhi metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Data yang dikumpulkan dalam akuntansi
biaya ini berupa:
a) Daftar Penggunaan Bahan Baku
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
c) Penggunaan Mesin dan Peralatan
d) Biaya Overhead Pabrik
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancaman dalam aktivitas ini adalah Data biaya yang tidak akurat dapat menurunkan
efektivitas penjadwalan produksi, melemahkan kemampuan manajemen untuk mengawasi
dan mengendalikan operasi manufaktur. Ancaman tersebut dapat diatasi dengan cara:
1. Meningkatkan Pengendalian dengan Sistem Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas.
Perhitungan ini berupaya untuk menelusuri biaya terhadap aktivitas yang
menimbulkannya seperti menelusuri proporsi besar dari biaya overhead ke produk
dan menggunakan sejumlah besar biaya pool untuk mengakumulasi biaya tidak
langsung(overhead pabrik) dan juga merasionalkan alokasi overhead ke produk
dengan mengidentifikasi pemicu biaya. Pada akhirnya, data biaya berbasis aktivitas
dapat meningkatkan pembuatan keputusan manajerial dengan menyediakan informasi
mengenai biaya yang berhubungan dengan aktivitas tertentu, bukan
mengklasifikasikan biaya-biaya tersebut berdasarkan kategori laporan keuangan.
Perbandingan Laporan Berdasarkan Sistem Biaya Berbasis Aktivitas dan Tradisional
2. Peningkatan Manajemen Biaya
Dalam hal ini, para pendukung beragumen bahwa keuntungan lain dari perhitungan biaya berbasis aktivitas
adalah bahwa perhitungan tersebut dengan jelas mengukur hasil dari tindakan-tindakan manajemen atas
profitabilitas secara keseluruhan. Sementara sistem biaya tradisional hanya mengukur pengeluaran untuk
memperoleh sumber daya, maka sistem aktivitas dapat mengukur jumlah yang dikeluarkan untuk
memperoleh sumber daya dan konsumsi sumber daya tersebut.