Penyiapan Alat
Pembuatan
Akuarium Penguji
Pembibitan Biofilm
Analisis limbah awal
Analisis :
•Analisi COD, TSS, PH
•Pengaruh waktu tinggal
Laporan
PROSEDUR KERJA
Alat yang digunakan untuk penelitian pengolahan limbah yang sudah diambil dilapangan, adalah sebagai berikut:
Bak pengendap
Bak yang digunakan pertama kali air limbah masuk yang terbuat dari bak plastik ukuran besar yang didalamnya terdapat batu kali
setinggi 20 cm, berjumlah 2 unit.
Akuarium pengujPembuatan Alat Penyaring:
Akuarium penguji digunakan setelah limbah masuk di bak pengendap selama 1 hari lalu dikeluarkan dan masuk kedalam akuarium
penguji selama 12 dan 14 hari. Media yang terdapat di akuarium penguji yaitu 10 cm busa, 10 cm palstik sarang tawon, 20 cm busa dan
50 cm zeolit Akuarium yang digunakan berjumlah 2 unit.
Bak penampung
Bak penampung berfungsi sebagai tampungan air limbah yang sudah diolah dan siap di analisa. Bak yang digunakan berjumlah 2 unit.
Skema alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
PELKSANAAN
PENELITIAN
Pembuatan akuarium penguji
Pembuatan akuarium penguji dengan menggunakan kaca dengan ketebalan 5 mm dengan tinggi 90 cm dan
lebar sisi-sisinya 30 cm. dan didalam akuarium terdapat media yang akan menjadi media penyaring gambar
sudah ada diatas.
Persiapan bahan baku
Proses awal yang dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri tahu secara biofilter zeolit yaitu
persiapan umpan sebanyak 120 liter limbah cair segar yang terlebih dahulu disaring, kemudian dilakukan
analisis COD sesuai prosedur yang telah ditentukan lalu limbah cair dinetralkan hingga pH menjadi sekitar
7.Cara untuk mendapatkan COD awal limbah cair sesuai dengan yang telah ditentukan (2000- 3000 mg/lt)
dilakukan melalui pengenceran limbah dengan menambahkan air sambil diaduk agar bercampur sempurna.
Kemudian limbah cair yang telah diencerkan kemudian dimasukan ke dalam bak pengendap sebanyak 50
liter.
Proses pengolahan biofiltrasi zeolit
Setelah pelaksanaan pembuatan biofilm (pembibitan mikroba) akan dihasilkan gas yang dapat terbakar
maka percobaan umpan dengan pengenceran dilanjutkan ke reaktor penguji dengan cara dialirkan
melalui katup pembuangan untuk menjamin aliran di dalam reaktor penguji posisipipa output 5 cm.
PROSEDUR PENGUJIAN
Pengujian COD
COD merupakan analisis penentuan besarnya oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik secara
kimiawai. Hasil analisis COD menunjukan kandungan senyawa organik yang terdapat dalam limbah analisis dilakukan
dengan metode bikromat. Prosedur penentuan nilai COD dan penurunannya dapat dilihat pada lampiran.
Pengukuran pH
pH merupakan analisis penentuan besarnya keasaman atau basa limbah yang akan diolah,analisis dilakukan
menggunakan pH meter.
Pengukuran TDS
TDS merupakan analisis penentuan besarnya padatan yang tersuspensi yang terdapat limbah cair industri tahu. Analisis
akan dilakukan menggunakan spektrofotometer.
Pengujian H2S
Hidro sulfida merupakan analisis penentuan banyaknya gas yang terkandung didalam limbah setelah pengolahan
yang akan dianalisis menggunakan metode tritrasi.
Pengukuran NH3
Amoniak merupakan analisis penentuan banyaknya gas yang terkandung didalam limbah setelah pengolahan yang
akan di analisis menggunakan metode spektrofotometer
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengujian parameter bahan pencemar hasil olahan limbah tahu
Parameter pencemar yang diukur dalam proses biofiltrasi zeolit adalah Chemical
Oxygen Demand (COD), Derajat Keasaman (pH) dan Total Dissolved Solid (TDS).
Parameter tersebut merupakan parameter yang sangat penting dalam baku mutu
buangan air limbah. Pengukuran kualitas COD dengan satuan ppm (mg/lt), TDS
dengan satuan ppm (mg/lt) dan pH sebelum dan sesudah pengolahan. Pengujian
pertama dilakukan dengan waktu tinggal 12 hari dengan persentasi dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran COD, TDS dan pH pada
waktu tinggal 12 hari
Tabel 2. Hasil pengukuran COD,TDS dan pH 14 hari
dalam aliran limbah cair, dengan demikian beban organik yang diuraikan oleh mikroba anerob juga semakin besar. Dari pengamatan
konsentrai COD untuk percobaan dengan waktu 12 hari belum memberikan waktu yang cukup bagi mikroba untuk merombak senyawa
organik komplek yang terkandung dalam limbah cair industri tahu, hal ini dikarenakan hasil penuruan tidak memenuhi baku mutu
buangan air limbah yang tercantum pada PP No.82 Tahun 2001 untuk air golongan III dengan batas ambang 50 ppm.
Salah satu faktor material (bahan) yang mempengaruhi aktivitas mikrorganisme didalam media biofiltrasi zeolit adalah
pH, pH optimum untuk proses penguraian bahan organik antara 5-8 (Susanto, 2002). Perubahan nilai pH yang terjadi
selama waktu tinggal 12 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 6.
Berdasarkan Gambar 6 nilai pH pada waktu tinggal 14 hari pada limbah cair tahu mengalami
proses peningkatan selama pengolahan. Kenaikan pH dari asam hingga netral pada waktu tinggal
14 hari. Kenaikan pH diperkirakan oleh aktivitas mikro organisme baik yang terdapat dalam
limbah cair maupun mikroba yang telah dikembangbiakan.
Pengaruh waktu tinggal dan presentase sludge terhadap kandungan
Total Dissolved Solid (TDS)
Biofiltrasi zeolith yang dilengkapi dengan alat aerasi, sehingga hasil olahan limbah
menjadi tidak bau dan tidak mencemari lingkungan untuk kandungan pencemar NH3
dan H2S.
TERIMAKASIH