Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 10

PERAN MEDIA DAN JURNALIS DALAM MEMBENTUK


REALITAS SOSIAL
Nama Kelompok :

1. ANITA PUSPITA SARI (D1F020036)

2. AHMAD TAUPIK PERI WAHYUDI (D1F020084)

3. CARLES SETIAWAN (D1F020044)

4. PINCE UGIPA (D1F017102)

5. SARTIKA SATRI (D1F018030)

6. VANDRIAN SAPALAS PURBA (D1F020058)


PENDAHULUAN

Realitas adalah sebuah kata yang berasal kata latin res yang realis yang artinya Dalam wacana keilmuwan modern masa
kini, realitas atau kenyataan itu adalah suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena atau gejala-gejala, yang diakui
oleh manusia sebagai memiliki keberadaan (being) dan tidak tergantung oleh manusia itu sendiri. Pembentukan realitas sosial
merupakan suatu proses dialektika dimana manusia bertindak sebagai pencipta, sekaligus sebagai produk dari kehidupan sosial
mereka. Proses ini timbul disebabkan konsekuensi dari kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap manusia untuk
mengeksternalisasikan dan mengobyektivikasikan makna-makna subyektif, pengalaman-pengalaman dan tindakan-tindakan ke
dalam dirinya.
PEMBAHASAN

A. Media Massa
Media massa merupakan sarana komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan, sebagai alat
komunikasi untuk menyebarkan berita ke masyarakat luas. Dengan menggunakan alat-alat
komunikasi seperti radio, surat kabar, TV dan film. Media massa ialah sarana atau alat yang dipakai
dalam cara kerja komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditunjukkan terhadap orang banyak.
Media massa memberikan info perihal perubahan, bagaimana hal itu berjalan dan hasil yang
dicapai. Media massa mempunyai peran penting di era yang serba modern. Salah satu peran penting
media merupakan sebagai penentu identitas suatu bangsa. Perkembangan yang terjadi dalam dunia
media massa saat ini seperti perkembangan teknologi dunia elektronik, pemakaian internet secara
luas dan pemakaian telepon seluler, yang secara tak langsung memfasilitasi proses globalisasi
dalam dunia jurnalistik. dengan adanya internet, atau penggunaan telepon genggam yang juga
mempunyai fasilitas internet, seluruh sesuatu dari dunia luar begitu gampang masuk ke Indonesia.
B. PERAN MEDIA MASSA DAN PERAN JURNALIS DALAM PEMBENTUKAN REALITAS SOSIAL

Pekerjaan media massa berdasarkan sifat dan faktanya adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi
media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality). Pembuatan berita di media pada
dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna.
Perkembangan era media seperti sekarang, dimana hampir setiap orang di muka bumi ini tak bisa lepas dari
terpaan media, maka peranan kaum jurnalis sangat besar dalam menentukan gambaran realitas dari kenyataan
yang sebenarnya. Begitu besarnya kekuasaan mereka, pada dasarnya mereka memiliki kesempatan yang luas
untuk berbuat apa saja dengan realitas melalui media dimana mereka bekerja.
realitas atau fungsi media dari media massa :
1. Sebagai jendela, yang membukakan cakrawala kita mengenai berbagai hal di luar diri kita
tanpa campur tangan dari pihak lain.
2. Sebagai cermin, dari kejadian-kejadian di sekitar kita. Isi media massa adalah pantulan
dari peristiwa-peristiwa itu sendiri.
3. Sebagai filter atau penjaga gawang, yang berfungsi menseleksi realitas apa yang akan
menjadi pusat perhatian public mengenai berbagai masalah atau aspek-aspek tertentu saja
dalam sebuah masalah.
4. Sebagai penunjuk arah,pembimbing atau penerjemah, yang membuat audiens mengetahui
dengan tepat apa yang terjadi dari laporan yang diberikannya.
5. Sebagai forum atau kesepakatan bersama, yang menjadikan media sebagai wahana diskusi
dan melayani perbedaan pendapat.
6. Sebagai tabir atau penghalang yang memisahkan public dari realitas yang sebenarnya.
C. Media Massa dan Pembentukan Realitas Sosial
Proses konstruksi dalam media massa dimulai dengan adanya fakta atau realitas . Realitas atau fakta ini bisa berupa
benda, orang, keadaan, peristiwa, ide atau prilaku. Fakta ini kemudia diolah melalui proses yang disebut konstruksi
realitas , yaitu proses penyusunan data dan fakta hingga menjadi sebuah cerita yang bermakna bisa berbentuk berita,
tajuk atau features. Dalam menyusun realitas hingga menjadi sebuah cerita yang bermakna, para penceita ( wartawan) di
pengaruhi oleh beberapa macam tuntutan menyusun realitas hingga menjadi sebuah cerita yang bermakna, yaitu
tuntunan teknis. Hal ini biasanya terkait dengan jenis teks yang digunakan. Penulisan laporan baiknya memenuhi
kelengkapan rumus berita 5W + 1 H. Penggunaan Bahasa adalah unsur utama dalam mengkonstruksi sebuah realitas.
Bahasa digunakan sebagai instrumen untuk menceritakan realitas tersebut. . Berarti penggunaan bahasa tertentu akan
menghasilkan makna tertentu pula. Pilihan kata serta cara penyajian dari sebuah realitas ikut menentukan bentuk
konstruksi realitas yang sekaligus akan menentukan makna yang muncul darinya.
Kesimpulan

Secara ideal media seharusnya menyediakan informasi yang jujur, jernih dan seluas mungkin mengenai apa yang layak

dan perlu diketahui oleh masyarakat Idealnya suatu berita yang baik adalah berita yang ditulis berdasarkan fakta

sesungguhnya. .Media senantiasa terlibat dengan upaya merekonstruksi realitas sosial. Dengan berbagai alasan teknis,

ekonomis, maupun ideologis, media massa selalu terlibat dalam penyajian realitas yang sudah diatur sedemikian rupa

sehingga tidak mencerminkan realita sesungguhnya. Keterbatasan ruang dan waktu juga turut men-dukung kebiasaan

media untuk meringkaskan realitas berdasarkan “ nilai berita” prinsip berita yang berorientasi pada hal-hal yang

menyimpang menyebabkan liputan peristiwa jarang bersifat utuh, melainkan hanya mencakup hal-hal yang menarik

perhatian saja yang ditonjolkan. Berita juga sering dibuat berdasarkan semangat “ laku tidaknya berita itu dijual”

Anda mungkin juga menyukai