Anda di halaman 1dari 17

Doa Belajar

‫ِع ْل ًما يَْن َفعُيِن‬ ‫اَللَّ ُه َّم اِْن َف ْعيِن مِب َا َعلَّ ْمتَيِن َو َعلِّ ْميِن َما َيْن َفعُيِن َو ْارُزقْيِن‬
“Ya Allah manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan
kepadaku, ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku, dan
limpahkanlah rizqi ilmu yang bermanfaat bagiku”

‫َوِزْديِن ِع ْل ًما َواحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َعلَى ُك ِّل َح ٍال َوأَعُوذُ بِاَللَّ ِه ِم ْن َح ِال أ َْه ِل اَلنَّا ِر‬
“Dan tambahkanlah ilmu kepadaku segala puji bagi Allah dalam keadaan
apapun dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka”.

(Bulughul Maram, hadis nomor 1593 dan 1594)


Akhlak kepada Negara
dan Lingkungan

Faisal Amri Al Azhari, S.Th.I, M.Ag


(Dosen AIK FAPERTA, FISIP, dan FIKTI)

Zoom Meeting:
Mata Kuliah: Muamalah
Ciri Negara
1) Keharusan adanya pemimpin.
2) Keharusan adanya rakyat.
3) Keharusan adanya Undang-undang/ideologi.
4) Keharusan adanya wilayah.
5) Keharusan adanya pengakuan dari negara lain.

Dari kelima hal ini, prilaku dalam bernegara antara


pemimpin kepada rakyat, antara rakyat kepada
pemimpinnya harus dijaga. Etika atau akhlak dalam
bernegara.
Bentuk Negara
Bentuk negara yang menjadi keputusan politik dalam suatu
negara tidak pernah disebut-sebut dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Wajar bentuk pemerintahan zaman Rasulullah saw, zaman Khulafa’
ar-Rasyidin, zaman Bani Umayyah, zaman Bani Abbasiyah, dan
dinast-idinasti lain berbeda satu dengan yang lainnya. Selain faktor
intern kelompok dan etnis, faktor ekstren juga turut mempengaruhi
bentuk negara tersebut.

Karenanya yang diatur dalam Islam adalah akhlak pemimpinnya,


pemimpinnya yang diatur bukan sistem negaranya. Karena jika
pemimpinnya bagus maka sistem akan menjadi bagus. Tetapi sebaik
apapun sistem jika pemimpinnya buruk maka sistem tersebut tidak
ada artinya.
Akhlak dalam Bernegara

Persoalan bentuk Negara, Islam sendiri tidak


pernah menentukan secara spesifik, sehingga
masing-masing Negara boleh menentukan pola
manajemen dan kebijakan pemerintahannya.

Meskipun demikian, Islam memberikan solusi


dengan menentukan rambu-rambu dalam
bernegara:
1) Musyawarah
Musyawarah atau syūra dalam Islam diartikan sebagai
upaya untuk menghasilkan sebuah kemufakatan untuk
kepentingan banyak pihak. Upaya itu dilakukan secara
dialogis, sehingga semua anggota musyawarah berhak
mengemukakan pendapatnya.

Adapun sikap dalam bermusyawarah secara umum, baik


bagi pemimpin maupun bagi peserta musyawarah:
a) lemah lembut,
b) pema’af,
c) lapang dada dan ikhlas,
d) mohon ampunan Allāh.
َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َح ْول‬
ۖ‫ك‬ َ ‫ًظ?ًّا َغلِي‬
ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬ َ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِم َن هَّللا ِ لِ ْن‬
َ ‫ت لَهُ ْم ۖ َولَ ْو ُك ْن‬
> َ‫ت ف‬

َ ‫اورْ هُ ْم فِي اأْل َ ْم ِر ۖ فَإِ َذا َع َز ْم‬


‫ت فَتَ َو َّكلْ َعلَى‬ ِ ‫ف َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغ ِفرْ لَهُ ْم َو َش‬
ُ ‫فَا ْع‬

َ ِ‫هَّللا ِ ۚ إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكل‬


‫ين‬

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.“
(QS Alu Imran: 159)
2) Menjunjung Tinggi Keadilan
Keadilan adalah sikap dan suasana yang harus dijunjung tinggi dalam
hidup secara luas. Baik dalam bernegara, maupun dalam pergaulan
hidup sehari-hari.

Keadilan pada hakekatnya memberikan persamaan hak kepada


semua orang yang ada dalam suatu Negara. Artinya semua orang
sama-sama memiliki hak untuk dilayani dalam segala aspek yang
dibutuhkannya. Tidak memberikan pelayanan lebih baik kepada yang
lebih kaya atau dikenal, sementara yang miskin atau yang tak dikenal
diabaikan.

Dalam satu hadis riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah bahwa disebut pemmpin
yang adil orang pertama yang dinaungi di akirat kelak.
ۤ َ ْ ٰ ْ ٰ ُ ْ ۤ ‫اْل‬ ْ ْ ْ ‫هّٰللا‬
َ ْ‫ح‬ ْ‫ر‬
‫ئ ِذى الق بى َويَنهى َع ِن الف شا ِء‬ َ ْ
ِ ‫ان َواِيتا‬ ِ ‫اِ َّن َ يَأ ُم ُر بِال َعد ِل َوا ِ َس‬
ْ‫ح‬
‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‬
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan
kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. (QS an-Nahl: 90)
َ‫ط ۖ َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكمۡ َشنَ ٰا ُن قَ ۡو ٍم َع ٰلٓى ا‬ ‌ِ ‫ٰۤيـا َ ُّيهَا الَّ ِذ ۡي َن ٰا َمنُ ۡوا ُك ۡونُ ۡوا قَ َّوا ا ِم ۡي َن هّٰلِل ِ ُشهَ َدٓا َء ِب ۡالقِ ۡس‬

‫اَّل تَ ۡع ِدلُ ۡوا‌ ؕ اِ ۡع ِدلُ ۡوا هُ َو اَ ۡق َربُ لِلتَّ ۡق ٰوى‌ َواتَّقُوا هّٰللا ‌َ ؕ اِ َّن هّٰللا َ َخ ِب ۡي ۢ ٌر ِب َما تَ ۡع َملُ ۡو َن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai

penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi

dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu

kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan

bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti

terhadap apa yang kamu kerjakan.


3) Amar ma’ruf Nahi Munkar
Dalam bernegara, meskipun lebih cendrung
memenuhi kebutuhan hubungana sesama
manusia demi kepentingan di dunia. Akan
tetapi, Negara yang pimpinannya patut ditaati
manakala ia menggiatkan amar makruf dan
nahi munkar, agar tidak merajalela terjadi
dalam proses hidup bernegara.
‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه فَإِ ْن لَ ْم‬
‫ان‬
ِ ‫اإلي َم‬ ِ ‫ف‬ ُ ‫ض َع‬ ْ َ‫ك أ‬ َ ِ‫يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل‬

"Jika di antara kamu melihat kemungkaran


maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika
kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya,
maka gunakanlah lisan, namun jika kamu
masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah
dengan hatimu karena itu adalah selemah-
lemahnya iman." (HR Muslim).
4) Hubungan Antara Pemimpin
Dengan Rakyat
Pemimpin adalah orang yang melakukan
kepemimpinannya terhadap orang yang
dipimpinnya, yakni rakyat. Pemimpin bertanggung
jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Rakyat
juga harus bertanggung jawab atas perilakunya
asebagai rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa
pimpinan memiliki kewajiban, rakyat juga memiliki
kewajiban dan kedua-duanya juga memiliki hak
sesuai dengan posisi dan kedudukannya.
Syarat Wali/Pemimpin Rakyat di Ikuti

Dalam surah al-Maidah ayat 55, disebut syaratnya:


1) berīmān hanya kepada Allāh SWT,
2) mendirikan Shalat,
3) membayar zakat
4) selalu tunduk dan patuh kepada Allāh.

Kepemimpinan Allāh SWT dan Rasūl-Nya mutlak untuk


dipatuhi sedangkan kepemimpinan orang-orang berimnan
bersifat relative sehingga kepatuhan kepada pemimpin (ulil
al-amri- QS an-Nisa ayat 59), tergantung apakah ia
memiliki empat kriteria di atas, kemudian dilaksanakan
dengan seluruh konsekwensinya dan mengikuti Al-Qur’an
dan al-Sunnah.
Akhlak terhadap Lingkungan
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬
‫ْض‬ ِ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫أ‬ ْ
‫ت‬ َ ‫ب‬‫س‬َ َ
‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ِ ‫ب‬ ‫ر‬
ِ ْ‫ح‬َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ ‫ر‬
ِّ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ُ
‫د‬ ‫ا‬ ‫س‬
َ َ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ظَهَ َر‬
َ ‫الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَ ْر ِجع‬
‫ُون‬

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut


disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS
ar-Rum ayat 41)
Kewajiban Bersama Memelihara Lingkungan

1. Peran manusia sebagai khalifah di bumi


untuk mengatur kehidupan bumi
2. Menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan
3. Prilaku hidup disiplin dan sederhana
4. Pemanfaatan SDM dan SDA dengan baik dan
bijak
5. Menjaga kelestarian alam
‫إنتهى‬

Anda mungkin juga menyukai