Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN ANESTESI PADA PEDIATRIC

Oleh :
Selyz Friza Febriani S.Ked

Pembimbing :
dr. A. Alamsysah Irwan, M.kes, Sp.An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
STATUS PASIEN
• Nama : An. Ny. AA
• Umur : 3 hari
• Jenis kelamin : Perempuan
• Berat Badan : 2,8 kg
• Agama : Islam
• Alamat : Paccinongan
• Diagnosis : Vulnus Laseratum
KELUHAN UTAMA
Luka Terbuka Pada Perut Kanan

ANAMNESIS

Pasien anak-anak usia 3 hari diantar oleh om nya ke RSUD Syech Yusuf
dengan keluhan ada luka terbuka di perut, Riwayat mual (-), demam (-)
muntah (-), demam (-).
RIWAYAT
• Penyakit penyakit dahulu
- Tidak ada
• Penyakit keluarga
- Tidak ada
• Riwayat Operasi
- Tidak pernah
PEMERIKSAAN FISIS

B1 : Pernapasan 30x/menit. B4 : BAK Spontan dengan frek 3x/ hari

B2 : Nadi : 115 x/ menit. TD : 152/89 mmHg B5 : Peristaltik (+) normal.

B3 : Suhu 36,6 C B6 : ekstremitas bergerak bebas


GCS E4M6V5 (Compos Mentis)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (07/12/2021)

1. WBC : 9,4 x 103/µL 8.Ureum/Kreatinin : 12/0,2 mg/dL

2. RBC : 4.34 x 106/µL 9. CT : 7’35”

3. HGB : 14,0 g/dL 4. HCT :40,8% 10. BT : 3’ 11. PT : 11,9

5. PLT : 286 x 103/µL 12. APTT : 38,7

6.GDS : 91 mg/dL 13. HbsAg : Non Reaktif

7.SGOT/SGPT : 37/18 U/L


Tatalaksana selama di RS

• KESAN ANESTESI
 Pasien anak-anak usia 3 hari dengan diagnosis Vulnus Laseratum,
klasifikasi ASA PS I

• PENATALAKSANAAN PRE OPERATIF


 Informed consent mengenai tindakan operasi.
 Informed consent mengenai pembiusan dengan anestesi GETA
 Informed consent mengenai persiapan pasien dalam hal ini yaitu puasa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan:
1. Diagnosa Peri Operative: Vulnus Laseratum
2. Status Operative : ASA PS I
3. Jenis Operasi : Laparotomy
4. Jenis Anastesi : General Endotracheal Tube Anastesi (GETA)
INTRA OPERATIF

Waktu Anestesiologi : dr. Zulfikar Djafar, Sp. An


- Lama Anestesi :
Jenis Anestesi :
09.55-12.25 (2 jam 30 menit)
General Anestesi
- Lama Operasi : 10.15-12.15 (120 menit)

Premedikasi :
- Dexamethasone 10
Preoksigenasi kepada mg/IV Teknik Anestesi :
pasien via face mask - Midazolam 0,06 General Anestesi
aliran O2 6-10 lpm.
mg/kg/bb
INTRA OPERATIF

Maintenance :
Induksi :
Intubasi ETT pediatrik, pengembangan - O2 4 lpm
- Fentanyl 2-3 dada (+), fiksasi - Isoflurance 2 vol. %
mcg/kg/bb
- Propofol 2-
4mg/kg/bb
- Lidocain 1 % 60 mg

Anestesi selesai,
napas spontan
Pasien di transfer ke adekuat,
RR hemodinamik stabil,
POST OPERATIF
Pemantauan di Recovery Room :
• Tensi, Nadi, Pernapasan, Aktivitas motorik.
• Berikan post op pain management Paracetamol 10-15mg/kg/bb
• Aldrette Score 9/10 boleh pindah ruangan
• Boleh minum dan makan jika tidak mual dan muntah
Kesimpulan
• Diagnosis Pre OP
- Vulnus Laseratum
• Status Operatif
Pasien ASA PS 1
• Jenis Operasi
- Laparotomy
• Jenis Anestesi
- General Anestesi
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Alat yang sering digunakan dalam Management Airway

Oral dan Nasal Airway Intubasi Endotrakeal

Face mask
Anatomi Jalan Nafas Pada Pediatrik

Perbedaan kedua adalah lokasi larynx


Terdapat beberapa perbedaan anak yang terletak lebih tinggi pada C4
anatomi pada jalan napas anak-anak bila bila dibandingkan dengan orang dewasa
dibandingkan dengan dewasa.5 Perbedaan yang berada pada C6 dan letak Glottis
pertama adalah ukuran lidah anak- anak pada anak-anak berada pada C2 dan lebih
yang lebih besar dibandingkan orofaring tinggi dibandingkan dengan orang dewasa
sehingga meningkatkan resiko terjadinya pada C4 dan letak kartilago krikoid pada
obstruksi jalan napas dan kesulitan teknis C4 dibandingkan dengan orang dewasa
lainnya pada saat melakukan laringoskopi pada C6 sehingga pemasangan dengan
blade yang lurus lebih direkomendasikan
dibandingkan dengan blade yang bengkok
Anatomi Jalan Nafas

1. Pasien-pasien dengan resiko aspirasi isi lambung


Selain pada jalan napas terdapat beberapa (penggunaan pada emergency adalah
perbedaan lain pada anak-anak yakni bagian pengecualian).
kepala oksiput yang lebih besar akan 2. Pasien-pasien dengan penurunan compliance
menyulitkan untuk menempatkan pasien pada sistem pernafasan, karena seal yang bertekanan
posisi sniffing untuk mengatasi hal tersebut rendah pada cuff LMA akan mengalami
dapat diberikan ganjalan bahu kebocoran pada tekanan inspirasi tinggi dan akan
terjadi pengembangan lambung. Pasien-pasien
yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik
jangka waktu lama.
3. Pasien-pasien dengan refleks jalan nafas atas
yang intack karena insersi dapat memicu
terjadinya laryngospasm.
Cara Pemasangan INTUBASI

Sesuai anatomi jalan napas pasien anak, pada intubasi disarankan


menggunakan blade lurus, namun blade bengkok dapat digunakan bila pasien
memiliki berat 6-10 kg. Penggunaan ETT lebih disarankan jenis tanpa cuff
pada pasien berusia dibawah 8 tahun, serta usahakan terdapat sedikit
bocoran pada ETT. Ukuran ETT pada anak-anak dapat menggunakan rumus
Modified Cole formula dan Khine Formula: [(Usia/4) + (4, bila tanpa cuff
jadinya ditambah 3)]. Kedalaman ETT dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus : [(Usia/2) + (12) bila pada anak berusia >2 tahun, bila
usia anak <2 menggunakan rumus: (Ukuran ETT X 3)16. Kedalaman ETT dapat
diperhitungkan dengan rumus namun tetap harus disesuaikan secara klinis
dengan mendengarkan suara napas kedua paru pasien. Penggunaan LMA
disesuaikan dengan berat badan pasien.
Tatalaksana Jalan Nafas Pediatrik

Pada saat induksi pasien sebaiknya ditempatkan dalam posisi posisi


bernafas yang pasien paling nyaman, namun pada saat sudah dipasang
intubasi sebaiknya pasien ditempatkan dalam posisi sniffing untuk
membuka jalan udara. Selain itu pasien diberikan ganjalan agar dapat
membuka LA (Laryngeal Angle), OA (Oral Angle), dan PA (Pharyngeal
Angle) agar memudahkan proses ventilasi. Pasien juga dilakukan jaw
thrust agar mandibula dapat terangkat dan membuka glotis sehingga
mulut laring dan faring akan lebih besar dan lebih mempermudah
proses ventilasi3
Tahap Pasca Bedah

• Setelah pembedahan selesai, obat anestetika dihentikan


pemberiannya. Berikan zat asam murni 5-15 menit. Bersihkan rongga
hidung dan mulut dari lendir kalau perlu. 10
• Kalau menggunakan pelumpuh otot, netralkan dengan prostigmin
(0,04 mg/kg) dan atropin (0,02 mg/kg). Depresi napas oleh narkotika-
analgetika netralkan dengan naloksin 0,2-0,4mg secara titrasi.
KESIMPULAN
Pasien Ny. AA umur 3 hari dengan diagnosis Vulnus Laseratum menjalani
tindakan Laparotomy dengan status fisik ASA PS 1. Teknik anestesi yang dipilih
adalah anestesi general (umum) dengan Intubasi.
Anestesi general merupakan tindakan anestesi yang dilakukan dengan cara
menghilangkan nyeri secara sentral, disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
pulih kembali atau reversibel. Intubasi adalah alat bantu pernapasan
(penanganan jalan nafas) yang dimasukkan kedalam trakea.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai