Anda di halaman 1dari 23

Assalamu’alaikum wr.

wb
Evi Anggraini/5525162056
Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini, banyak usaha-usaha baru berkembang.


Seperti usaha pakaian, roti, kecantikan, dan sebagainya. Salah
satu usaha yang berkembang adalah usaha dibidang busana. .
Mereka juga turut mengikuti perkembangan zaman untuk menjadi
wirausahawan pada bidang busana. Mereka tidak malu ataupun
takut dalam menghadapi pangsa pasar yang terus berkembang.
Penyandang disabilitas bahkan mampu menyaingi orang-orang
non-disabilitas. Mereka memiliki motivasi tersendiri didalam
hidupnya untuk terus berkembang. Mereka mampu membuktikan
kepada orang yang meremehkan dan menganggap mereka tidak
bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Selain itu,
dengan menjadi wirausaha mereka bisa menciptakan lapangan
pekerjaan dan membantu pemerintah untuk menanggulangi
masalah penyandang disablitas yang belum bisa mandiri.
 Seperti kisah Seger Suyono (Ningrum, 2019) perjuangannya patut
dicontoh sebagai motivasi . Seger Suryono adalah seorang penyandang
disabilitas yang mengalami kelumpuhan dikedua kakinya saat berumur 2
tahun karena sakit polio. Seger merupakan salah satu sosok lulusan
Panti Bina Daksa Budi Bhakti, Cengkareng, Jakarta Barat. Dia tinggal
dipanti sejak 1994. Pria asal lampung ini, pergi ke Jakarta tanpa
diketahui orang tua saat berumur 17 tahun. Beliau tidak ingin menjadi
seseorang yang menyusahkan. Setelah pelatihan Seger mencari
pengalaman baru, beliau bekerja di jasa pencetakkan sablon dan pada
akhirnya dia membuka usaha sablon sendiri.
 Kisah Ajeng Widiawati (Prayogo, 2018) juga sangat mengharukan dalam
perjuangannya. Ajeng meniti karir dari nol. Sebelum mebuka usaha butik,
dia sudah mendirikan usaha beberapa kali. Ajeng sangat frustasi dengan
kegagalannya tersebut. Akhirnya, saat itu ajeng pindah ke Bekasi untuk
merantau. Wanita 31 tahun ini terkena celebral palsly, yaitu kerusakan
jaringan otak. Kerusakan otak itu tidak dia ketahui sampai usianya
beranjak 25 tahun. Ternyata dia terkena kerusakan otak ketika usia 4
tahun akibatt benturan yang dialami saat bayi.Dari pelatihan itu, dia
mendapat banyak pelajaran. Dia membuka usaha e-commerce secara
online dan meraup omzet sangat banyak. Saat ini, Ajeng sedang merintis
usaha butiknya.
 Menurut Badan Pusat Statistik, SAKERNAS 2011, jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia adalah: 237,641,326 orang
dengan jumlah penduduk usia kerja adalah: 171,755,077 orang.
Sedangkan, menurut WHO, diperkirakan 10 persen dari
penduduk Indonesia (24 juta) adalah penyandang disabilitas.
Menurut data PUSDATIN dari Kementerian Sosial, pada 2010,
jumlah penyandang disabilitas di Indonesia adalah: 11,580,117
orang dengan di antaranya 3,474,035 (penyandang disabiltais
penglihatan), 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik),
2,547,626 (penyandang disabilitas pendengaran), 1,389,614
(penyandang disabiltias mental) dan 1,158,012 (penyandang
disabilitas kronis). Sementara menurut data Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada 2010 jumlah penyandang
disabilitas adalah: 7,126,409 orang. Dari data tersebut
menjelaskan bahwa penyandang disabilitas kurang lebih
banyak. Seharusnya pemerintah bisa memberdayakn mereka
untuk meningkatkan perekonomian Negara dengan mendukung
segala program yang mereka buat.(ILO, n.d.)
Identifikasi Masalah

Pengusahaa disabilitas sukses dan meraih


omzet besar

Pengaruh pelatihan pada penyandang disabilitas


untuk meningkatkan minat wirausaha

Aplikasi untuk mempromosikan usaha


penyandang disabilitas

Motivasi wirausahawan penyandang disabilitas


untuk mengembangkan bisnis busana
Rumusan Masalah

 Apakah motivasi berwirausaha penyandang disabilitas


pada bisnis busana?
Tujuan

Dapat mengetahui motivasi berwirausaha


penyandang disabilitas pada bisnis busana
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan penelitian ini adalah:
 Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat
penyandang disabilitas untuk tidak minder atau berfikir negative
dengan dirinya sendiri. Penyandang disabilitas juga bisa sukses
dengan tekad, kemauan, kerja keras, dan motivasi pada diri
sendiri
 Diharapkan penelitian in bermanfaat bagi sluruh lapisan
masyarakat yang sedang mencari referensi mengenai
penyandang disabilitas
 Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi Universitas untuk
keperluan referensi perpustakaan.
 Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi diri saya karena dapat
menyadarkan saya bahwa penyandang disabilitas juga mampu
menjadi sukses dengan keahlian dibidangnya khususnya busana.
Bab 2 : Kajian Pustaka

Penyandang Bisnis
motivasi wirausaha
disabilitas Busana
Motivasi

Motivasi merupakan akar kata dari bahasa Latin moveore yang


berarti gerak atau dorongan

Motivasi (dalam evita, 2016) adalah kemauan seseorang untuk


melakukan suatu tindakan. Motivasi mempunyai intensitas dan
arah.

Mc.Donald dalam Sardiman mengartikan motivasi adalah


perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.(Ii & Motivasi, n.d.)
Sumber Motivasi

Motivasi Intrinsik

Motivasi Ekstinsik
Wirausaha
Wirausaha menurut KBBI merupakan orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya. (Susanti et al., 2018)

Entrepreneur atau pengusaha adalah seseorang yang memiliki bisnis


dan memempekerjakan orang lalin sebagai karyawan. (Andriani &
Masykur, 2015)

Peter F.Drucker mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan


untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Saragih, 2017)

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan wirausahawan adalah


seseorang yang berbakat dalam menyusun pengoperasian usaha baru.
Penyandang Disabilitas

Disability adalah kesulitan atau keterbatasan dalam aktivitas


yang dihadapi oleh seseorang dalam melaksanakan suatu
tindakan atau tugas; Sebuah pembatasan dalam partisipasi
atau keterlibatan dalam aktivitas kehidupan (Akinyemi &
Adejumo, 2017)

Penyandang disbilitas menurut Undang-Undang no. 4 tahun 1997 pasal 1


tentang penyandang cacat menyatakan bahwa:
“ Setiap orang yang memiliki kelainan fisik dan/ mental yang dapat
mengganggu atau merupakan rintngan dan hambatan baginya untuk
melkukan secara selayaknya, dibgi menjadi tiga, yaitu penyandang cact
fisik, penyandang cacat mental dan penyandang cacat fisik dan mental”

Dari pegertian diatas maka dapat disimpulkan penyandang


disabilitas adalah seseorang yang memiliki kekurangan baik
fisik, mental, ataupun keduanya sehingga memerlkan alat
bantu untuuk menunjang aktivitasnya.
Jenis-jenis penyandang disabilitas (LUTFIANI,
2017)

Disabilitas Fisik
Disabilitas Mental
Disabilitas ganda
Bisnis Busana
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisnis adalah
usaha komersil dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha
dagang.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah


kegiatan usaha yang mejual barang atau jasa kepada konsumen
untuk mendapatkan keuntungan

Pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk


menutupi bagian-bagian tubuh.(Reski Sari, 2014)

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa busana adalah


segala sesuatu yang digunakan dari ujung kepala sampai ujung kaki
untuk melindungi diri

Bisnis Busana adalah kegiatan usaha yang menjual beberapa barang dari
atas sampai bawah untuk mendapatkan keuntungan.
Kerangka Hambata
n
Berpikir

Pengaruh

Motivasi

Hambatan Berkurang
Bab 3: Metode Penelitian

Detail Responden

Populasinya adalah seluruh pengusaha


disabilitas pada keseluruhan

Sampel dipilih dengan purposive sampling (Ariyantini, Sujana, Ari, &


Darmawan, 2014). yaitu dipilih sesuai karakteristiik yang ditentukan oleh
peneliti. Karakteristiknya yaitu seorang penyandang disabilitas dan
seorang pengusaha dibidang busana. Sampelnya adalah tiga pengusaha
disabilitas pada bidang busana
Metode Penelitian

Metode
studi
kasus
Teknik
wawancara
dan
observasi
Studi kasus
 Studi kasus ialah suatu serangkaian
kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam tentang suatu
program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada
tingkat perorangan, sekelompok orang,
lembaga, atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam
tentang peristiwa tersebut. (RAHARDJO,
2017).
SUBJEK PENELITIAN

Tiga pengusaha disabilitas


bidang busana
Jenis- Jenis Data
Menurut Wiratna (LUTFIANI, 2017) berdasakan sumbernya

Data primer : Data yang diperoleh dari informan


berupa hasil wawancara antara peneliti dengan
narasumber. Informan dalam penelitian ini adalah
tiga pengusaha disabilitas pada bidang busana

Data sekunder : Data yang didapat dari biografi


pengusaha, data perusahaan, penghargaan yang
diraaih, riwayat hidup pengusaha. Data sekunder
sebagai pendukung dari data primer.
Teknik Pengambilan Data

Wawancara
Observasi
Menurut Burhan Bungin
Observasi adalah
(Trisnawati, 2011)
pengamatan dan
wawancara adalah
pencatatan secara
sebuah dialog yang
sistematis terhadap
dilakukan oleh
gejala yang tampak
pewawancara untuk
pada objek penelitian.
memperoleh informasi
(Azzahro, 2018)
dari terwawancara.
Analisis Data
Reduksi
Data

Penyajian
Data

Validitas Triangulasi
Penyimpul sumber/data
an dan
verifikasi

Kesimpulan
akhir

Anda mungkin juga menyukai