Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

NARKOTIKA

1. TUBAGUS IRHAM (2102010093)


2. NURUL FATIKHA SAPUTRI (2102010083)
3. MASAYU RINI AGUSTIANI (2102010091)
4. QHATTRUNNADA AS ZAHRA (2102010079)
5. RAPI HIDAYAT (2102010108)
6. AQILLA ANTA WALNI DIAWAN (2102010104)
7. YUNITA IKA WULANDARI (2102010109)
PENGERTIAN NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis
yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Sementara
menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau
pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta
menyebabkan kecanduan.

Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan.


Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis dan bahaya
narkoba bagi kesehatan, simak ulasannya berikut ini.
JENIS-JENIS NARKOTIKA
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan
berdasarkan pada risiko ketergantungan.

1. NARKOTIKA GOLONGAN I

Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Opium, Ganja, MDMDA/Ekstasi, dan
lebih dari 65 macam jenis lainnya.

HEROIN KOKAIN OPIUM GANJA EKSTASI


2. NARKOTIKA GOLONGAN II

Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai pilihan terakhir.
Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon.

MORFIN PETIDIN FENTANIL METADON


3. NARKOTIKA GOLONGAN III

KODEIN Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan


banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.

ETILMORFINA Contoh: Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina,


Polkodina, Propiram, dan ada tiga belas macam termasuk
beberapa campuran lainnya.

BUPRENORFIN
4. NARKOTIKA SINTESIS

Jenis-jenis narkoba yang paling sering


disalahgunakan di Indonesia berikutnya adalah jenis-jenis
narkoba sintetis. Jenis narkoba sintetis dibuat melalui
AMFETAMIN
tahapan dan proses pengolahan yang rumit.

Pada jenis-jenis narkoba golongan ini, banyak para


ahli dan bidang kedokteran yang memanfaatkan untuk
keperluan pengobatan ataupun penelitian. Jenis-jenis
narkoba yang bersifat sintetis antara lain adalah
Amfetamin dan Deksamfetamin.

DEKSAMFETAMIN
5. NARKOTIKA SEMI SINTESIS

Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi
dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein,
dan lain-lain.

6. NARKOTIKA ALAMI

Narkotika Jenis Alami Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami
dan langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat
tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah
kematian.
DAMPAK NARKOTIKA BAGI HIDUP DAN KESEHATAN

1. Dehidrasi.
2. Halusinasi.
3. Menurunnya tingkat kesadaran.
4. Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.
5. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
6. Sering menguap, mengantuk, dan malas.
7. Gangguan kualitas hidup.
8. Kematian.
SANKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
UU RI NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PASAL 111
Bagi tersangka kedapatan memiliki
narkotika dalam bentuk tanaman
(2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai, atau
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan menyediakan Narkotika Golongan I dalam
hukum menanam, memelihara, memiliki, bentuk tanaman sebagaimana dimaksud pada
menyimpan, menguasai, atau menyediakan ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram
Narkotika Golongan I dalam bentuk atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku
tanaman, dipidana dengan pidana penjara dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan dan pidana denda maksimum sebagaimana
ratus juta rupiah) dan paling banyak dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah). (sepertiga).
UU RI NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Bagi tersangka kedapatan memiliki


PASAL 112
narkotika dalam bentuk bukan tanaman

(1)Setiap orang yang tanpa hak atau (2) Dalam hal perbuatan memiliki,
melawan hukum memiliki, menyimpan, menyimpan, menguasai, atau
menguasai, atau menyediakan Narkotika menyediakan Narkotika Golongan I bukan
Golongan I bukan tanaman, dipidana tanaman sebagaimana dimaksud pada
dengan pidana penjara paling singkat 4 ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram,
(empat) tahun dan paling lama 12 (dua pelaku dipidana dengan pidana penjara
belas) tahun dan pidana denda paling seumur hidup atau pidana penjara paling
sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20
juta rupiah) dan paling banyak (dua puluh) tahun dan pidana denda
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar maksimum sebagaimana dimaksud pada
rupiah). ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
UU RI NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Bagi tersangka kedapatan


PASAL 114
mengedarkan narkotika

(1)Setiap orang yang tanpa hak atau (2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual,
melawan hukum menawarkan untuk menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual
dijual, menjual, membeli, menerima, beli, menukar, menyerahkan, atau menerima
menjadi perantara dalam jual beli, Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud
menukar, atau menyerahkan Narkotika pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman
Golongan I, dipidana dengan pidana beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi
penjara seumur hidup atau pidana 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dengan pidana mati, pidana penjara seumur
pidana denda paling sedikit hidup, atau pidana penjara paling singkat 6
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
(sepuluh miliar rupiah). dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
UU RI NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Bagi tersangka yang merupakan


PASAL 127
penyalahguna narkotika, bisa direhab

(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud


(1) Setiap Penyalah Guna: pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dipidana dengan pidana penjara paling 54, Pasal 55, dan Pasal 103.
lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri
dipidana dengan pidana penjara paling (3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana
lama 2 (dua) tahun; dan dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri terbukti sebagai korban penyalahgunaan
dipidana dengan pidana penjara paling Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib
lama 1 (satu) tahun. menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial.
PERAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

1. Selalu waspada dengan perkembangan teknologi, canggihnya teknologi


membuat para pengedar dapat dengan mudah melancarkan niatnya untuk
mengedarkan obat terlarang tersebut.
2. Tanamkan keteladanan agar dapat memberi bimbingan dan dorongan untuk
berbuat lebih baik. 
3. Peduli, merupakan hal yang paling penting untuk mencegah dan memberantas
penyalahgunaan narkoba.
4. Mengadakan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai