Visum Et Repertum Dan Kesaksian Ahli FHUI Ke 2 2012
Visum Et Repertum Dan Kesaksian Ahli FHUI Ke 2 2012
DOKTER FORENSIK
SEBAGAI SAKSI AHLI
AGUS PURWADIANTO
Definisi VeR
• Laporan (jawaban) tertulis dokter yang berdasarkan
sumpah jabatan dan keilmuannya, tentang obyek
medik-forensik yang dilihat dan diperiksa atas
permintaan tertulis penyidik berwenang, untuk
kepentingan peradilan. Obyek medik-forensik ini
adalah manusia (hidup ataupun mati), bahagian
tubuh manusia maupun sesuatu yang diduga
bahagian tubuh manusia.
Implikasi
• SPV tertulis penyidik berwenang = syarat formal
utama
• Bukan perintah lisan
• Bukan penyelidik/pihaklain
– dugaan pelaku militer SPV POM ABRI
– keluarga korban +/- SH/LSM / asuransi SKM (medical
report).
• Obyek : manusia dan atau bahan tubuhnya
Implikasi :
• orang hidup : kedokteran forensik klinik
dualisme kepentingan pasien – bukan pasien
• hak-hak otonomi, kerahasiaan, privasi, fidelity,
dll
• korban hidup (perlukaan) ,
ditemani/diantar oleh polisi yang berwenang
(pasal 130 KUHAP)
Implikasi :
• orang mati patologi forensik sebab dan
mekanisme kematian korban
• spesialis IKF terbiasa melakukan analisis sebab
kematian (dalam linear causality) saksi ahli dalam
perkara dugaan malpraktek kedokteran
• Untuk kepentingan peradilan
Penyidikan
• “tak ditemukan unsur pidana” pada mati wajar atau
tak ditemukan lagi tanda perlukaan, dapat
menyebabkan penyidik menutup kasusnya (SP3)
• pemanggilan dokter pembuatnya selaku saksi ahli
untuk dibuatkan BAP (pasal 216 KUHP)
• penuntutan : idem
persidangan pengadilan
• VeR tidak meyakinkan hakim sehingga tidak
dipergunakan sebagai alat bukti sebagaimana
KUHAP ps. 184
• “Alat bukti yang sah adalah : keterangan
saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan
keterangan terdakwa”.
Implikasi :
• Atau bila belum jelas atau ada kualifikasi alat bukti
lain yang diperlukan, dokter pembuatnya dapat
dipanggil sebagai saksi ahli di pengadilan
• oleh hakim sebagaimana KUHAP ps. 179 ayat 1 : “
…….yang diminta pendapatnya sebagai ahli, wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan”.
• Tujuan utama terciptanya keadilan
Atas dasar sumpah jabatan
• jaminan keter tertulis = benar (dasar legitimasi moral
keahliannya)
• kebebasan profesi : dokter tak boleh ditekan untuk
kepentingan selain kebenaran
• dokter mengusulkan memperkuat basis kebenaran
ilmiah yang dimungkinkan (dlm penegakan hak-hak
asasi manusia)
Atas dasar keilmuan
• Dokter = ahli
• berhak mengemukakan ekspertise =
kesimpulan
• POM ABRI (SK Pangab No. Kep/04/P/ II/1983
pasal 4 huruf c)
• provoost pembantu atasan yang berhak
menghukuml "ankum" (SK yang sama pasal 6
ayat c)
Pasal 6 KUHAP :
• setiap pejabat polisi negara RI yang diberi
wewenang khusus oleh UU
• Pangkat terendah (sesuai PP No. 27 Tahun
1983. pasal 2 ayat 1) peminta VeR : Pelda
• Format SKM = Ver - “Pro Justisia”
KFK = assessing physician
sertifikasi medik
• Bukan treating physician
• PKT (pusat krisis terpadu) domestic violence
(kekerasan dalam rumah tangga) dokter wajib
moral mendorong korban
• korban perkosaan segera memeriksakan diri ke PKT
sblm 3 hari pasca kejadian
– TERBAIK < 20 JAM
KETENTUAN DALAM UU
• KUHAP ps 184
Alat bukti yang sah adalah
• Keterangan Saksi
• Keterangan Ahli
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan terdakwa
Bentuk Visum et Repertum
Pembukaan
Pendahuluan
Pemberitaan
Kesimpulan
Penutup
Format Visum et Repertum
• Bagian PEMBUKAAN
berisikan kata-kata
PRO JUSTITIA
UNTUK MENANDAKAN BAHWA DOKUMEN
INI ADALAH KHUSUS DIBUAT UNTUK
KEPENTINGAN PERADILAN
Format Visum et Repertum
• Bagian PENDAHULUAN
Memuat identitas
• Dokter pemeriksa
• Institusi tempat dokter bertugas
• Tanggal dan Tempat pemeriksaan
• Institusi Peminta pemeriksaan
• Objek (“korban”) pemeriksaan, sesuai uraian
identitas dalam Surat Permintaan
Pemeriksaan dari Penyidik
Format Visum et Repertum
• Bagian PEMBERITAAN
V et R korban Hidup
V et R Perlukaan
V et R Kejahatan Susila
V et R Peracunan
V et R Jenazah
V et R Psikiatrik
Yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan V et R
Lembaga Pribadi
SAKSI AHLI
“ SETIAP ORANG YANG DIMINTA PENDAPATNYA
SEBAGAI AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN
ATAU DOKTER ATAU AHLI LAINNYA WAJIB
MEMBERIKAN KETERANGAN AHLI DEMI
KEADILAN ”
PEMBERITAAN KESIMPULAN
Subyekto-obyektivitas
Obyektivitas
SATU SAKSI BUKAN SAKSI SATU SAKSI PRODUSEN ALAT BUKTI SAH
Hipotetik Konkrit
•Prinsip ilmiah PROSES • Kasus konkrit
•Kajian teoretik Penyidikan
• Faktual + Opini
pendasaran kasus Penuntutan ?
Persidangan
Membuat terang
+ KEYAKINAN HAKIM
perkara