RINOSINUSITIS
KRONIK DENGAN
POLIP NASI
Oleh :
Rara Avira Viandini 2040312052
Shohwahtul Ishlah 2040312028
Zahra Nadya 1940312125
EPOS 2020
RS: inflamasi pada rongga hidung dan sinus paranasal
Karakteristik Rhinosinusitis terdapat 2 atau lebih gejala, dengan salah satu gejalanya:
- hidung tersumbat / keluarnya cairan dari hidung (anterior / post nasal drip) dengan
- gejala lainnya: nyeri atau penekanan pada wajah dan penurunan fungsi penciuman
Gejala utama polip sumbatan di hidung yang menetap dan semakin lama
semakin berat keluhannya, hal ini dapat mengakibatkan hiposmia sampai
anosmia.
Polip nasi
massa edematous yang lunak berwarna putih
atau keabu-abuan yang terdapat di dalam
rongga hidung dan berasal dari pembengkakan
mukosa hidung atau sinus.
Etiologi dan patogenesis dari polip nasi belum
diketahui secara pasti. Penting untuk dapat
mengenali gejala dan tanda polip nasi untuk
mendapatkan diagnosis dan pengelolaan yang
tepat.
TABLE OF CONTENTS
Tujuan
Metode Penulisan
01 Penulisan 02
Untuk membahas kasus terkait Studi kepustakaan yang
rhinosinusitis kronis dengan polip merujuk pada berbagai
dan membandingkan dengan literatur.
teori yang ada.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
You can enter a subtitle here if you need it
Rhinosinusitis Kronis
Hidung luar
Hidung dalam
KOM : Kompleks
Osteomeatal
Sinus Paranasal
1. Rinosinusitis (EPOS 2012)
• inflamasi pada hidung dan sinus paranasal
• dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung tersumbat/
obstruksi/ kongesti atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip),
nyeri atau tekanan pada wajah, penurunan atau menghilangnya daya
penghidu.
• endoskopi : polip hidung dan atau mukopurulen dari meatus medius dan
atau edema pada meatus medius dan berdasarkan perubahan CT scan
ditemukan mukosa yang berubah diantara ostiomeatal complex dan atau
sinus
• RSK lebih dari 12 minggu, dengan polip atau tanpa polip
• mengenai 15,5% populasi Amerika Serikat, menduduki perinkat
kedua terbanyak diantara penyakit kronis lainnya
• wanita : pria = 6 : 4
• angka kejadian meningkat seiring bertambah usia 20-29
th ( 2,7%) 50-59 (6,6%)
1. Kondisi dan faktor yang berperan pada rinosinusitis kronik :
kelainan anatomi yang mempengaruhi kompleks osteomeatal seperti
septum deviasi, konka bulosa, deviasi prosesus uncinatus.
Rhinitis alergi sebagai factor predisposisi dari rinosinusitis dimana terjadi
edema mukosa dan hipersekresi, keadaan ini akan menimbulkan
penyumbatan muara sinus mengakibatkan stasis sekret.
Nasal polip dapat menekan komplek osteomeatal.Polip mengakibatkan
terjadinya kerusakan silia sehingga terjadi penurunan produksi dan aliran
mucus akibatnya terjadi stasis yang berlanjut menjadi rinosinusitis.
• Kegagalan transpor mukus dan menurunnya ventilasi.
• Inflamasi mukosa hidungpembengkakan (udem) dan eksudasi
obstruksi (blokade) ostium sinus gangguan ventilasi dan
drainase,resorpsi oksigen dlm rongga sinus hipoksia (oksigen
menurun,pH menurun,tekanan negatif)permeabilitas kapiler
meningkat transudasi,peningkatan eksudasi serous,penurunan
fungsi silia retensi sekresi di sinus atau pertumbuhan kuman.
Keluhan subjektif :
• obstruksi nasal
• sekret nasal (anterior dan/posterior)
• abnormalitas penciuman dan
• nyeri tekan fasial (difus dan fluktuatif)
• Berdasarkan EP3SOS 2007, dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.
• Anamnesis :
○ krusta,
○ deviasi septum,
○ antihistamin pada RSK dengan faktor resiko alergi. Antihistamin klasik punya efek anti
kolinergik yang mengurangi sekresi kelenjar. Dampak nya mengentalnya mukus sehingga
mengganggu drainase. Untuk menghindari efek kolinergik antihistamin generasi II
(loratadin,setirizin,terfenadin)
Medikamentosa
Pembedahan: ○ Intranasal, ekstranasal
Sinus maksila:
○ Frontal sinus septoplasty
○ Irigasi sinus (antrum lavage)
○ Fronto-etmoidektomi
○ Nasal antrostomi Sinus sfenoid :
selulitis periorbita,
Intra Kranial
selulitis orbita,
Meningitis
abses periorbita,
Abses epidural / subdural
abses orbita,
Abses otak
trombosis sinus kavernosus.
Serebritis
Laki:prempuan 2-
4:1
Etiopatogenesis
Disfungsi
Inflamasi Predisposis
saraf
Kronik i genetik
otonom
Inflamasi Kronik Peningkatan
penyerapan
natrium oleh
Perubahan permukaan sel
mukosa epitel
Polip
Prolaps Retensi air
submukosa,
diikuti oleh
reepitalisasi
dan
pembentukan
kelenjar baru
Disfungsi Saraf Otonom
Peningka
tan Lepas
permeabi sitokin
Ketidaks
litas dari sel
eimbang
kapiler mast
an saraf Polip
dan
vasomot
ganggua
or Edema
n
regulasi
vaskular
Makroskopik Predileksi
Patologi
Mikroskopi Tipe polip
Patologi
Anamnesis
● Hidung rasa tersumbat
● Rinore
● Hiposmia/anosmia
● Bersin-bersin, nyeri pada hidung, sakit kepala di daerah frontal
● Infeksi sekunderPND, rinore purulen
● Gejala sekunder: nafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan
tidur
Diagnosis
● Polip nasi yang masifdeformitas hidung luar (pelebaran batang
hidunghidung tampak mekar)
● Rinoskopi anteriormassa berwarna pucat dari meatus medius, mudah
digerakkan
Pemeriksaan Fisik
● Naso-endoskopi
● Radiologi
○ CT scan
● Polipektomi medikamentosaKortikosteroid
● Ekstraksi polip
● Etmoidektomi, operasi Caldwell-Luc
● Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) TERBAIK
Penatalaksanaan
03
Laporan Kasus
You can enter a subtitle here if you need it
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Alamat : Padang
Suku Bangsa : Minangkabau
Keluhan Utama :
Keluar sekret yang berbau dari hidung kanan sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Keluar sekret dari hidung kanan sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu,
awalnya sekret encer berwarna bening kemudian menjadi kental, berwarna
kuning kehijauan hingga berbau
• Awalnya pasien mengeluhkan hidung kanan yang dirasakan tersumbat sejak
3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien berobat ke klinik selama ± 1
bulan namun tidak membaik, kemudian pasien dirujuk ke Fasilitias
Kesehatan tingkat II dan mendapat obat semprot hidung, namun dirasakan
belum ada perubahan dan muncul sekret yang berbau busuk, sehingga pasien
dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil
• Nyeri pada pipi dan dahi yang terasa memberat saat sujud sejak 3 bulan yang
lalu
• Penurunan penciuman ada sejak 3 bulan yang lalu
• Riwayat bersin-bersin lebih dari 5 kali ketika dingin atau terpapar debu ada
• Riwayat hidung berdarah tidak ada
• Batuk pilek berulang tidak ada
• Demam tidak ada
• Suara sengau tidak ada
• Nyeri menelan tidak ada
• Pusing berputar tidak ada
• Gangguan pendengaran tidak ada
• Telinga terasa penuh, berdenging tidak ada
• Riwayat gangguan penglihatan tidak ada
• Riwayat bengkak di leher tidak ada
• Riwayat pemakaian obat semprot hidung tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat polip hidung waktu anak-anak tidak ada
• Riwayat hipertensi tidak ada
• Riwayat diabetes melitus tidak ada
Pasien laki-laki usia 47 tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil karena keluhan:
• Keluar sekret yang berbau dari hidung kanan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluar sekret dari
hidung kanan sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, awalnya sekret encer berwarna bening kemudian menjadi
kental, berwarna kuning kehijauan hingga berbau.
• Hidung kanan dirasakan tersumbat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.
• Adanya nyeri pada pipi dan dahi yang terasa memberat saat sujud sejak 3 bulan yang lalu.
• Adanya penurunan penciuman sejak 3 bulan
• Riwayat bersin-bersin lebih dari 5 kali ketika dingin atau terpapar debu
Keluhan Pasien
Pasien terdiagnosis mengalami Rhinosinusitis Kronis (RSK) berdasarkan
kriteria EPOS 2020
inflamasi pada rongga hidung dan sinus paranasal yang berlangsung selama
≥12 minggu.
bila terdapat 2 atau lebih gejala, dengan salah satu gejalanya adalah
hidung tersumbat / keluarnya cairan dari hidung (anterior / post nasal drip)
dengan gejala lainnya adalah nyeri atau penekanan pada wajah dan
penurunan fungsi penciuman.
Gambaran endoskopi
cavum nasi dextra : multiple polip nasi,
translusen/bening transparan, diantara septum Pada pasien dilakukan
dan konka inferior yang memenuhi kavum nasal, pemeriksaan CT scan
lalu disertai sekret mukopurulen dan edema pada untuk melihat kelainan
mukosa terutama di meatus media.
cavum nasi sinistra : terdapat septum deviasi dan
pada sinus maupun
sekret pada nasofaring pasien. kompleks ostiomeatal atau
kelainan anatomi lainnya
CT Scan Sinus Paranasal untuk melihat polip yang
tampak perselubungan di cavum nasi, sinus terdapat pada hidung pasien.
maksilaris dan etmoidalis kanan, tampak adanya
deviasi septum nasi ke kiri dan caries dentis dengan
abses yang menembus dinding inferior sinus
maksilaris kanan pada pasien.
Faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis :
- ISPA akibat virus
- bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada
wanita hamil
- polip hidung
- kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka
- sumbatan kompleks ostio-meatal (KOM)
- infeksi tonsil
- infeksi gigi
- kelainan imunologik
- diskinesia silia seperti pada sindrom Kartagener.
Infeksi dalam hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip.
Polip hidung
terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Polip berasal
dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau sinus kemudian menonjol dan turun
ke dalam rongga hidung oleh gaya berat
banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil) dan tidak
mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah. massa polip berkonsistensi lunak dan mudah
digoyang.
Pada pasien diberikan terapi kortikosteroid intranasal serta cuci
hidung.