Anda di halaman 1dari 16

IDEOLOGI PANCASILA

ISI PANCASILA MENURUT


PEMIKIRAN FILOSOFIS

KELOMPOK 6A
ANGGOTA KELOMPOK

01 02 03
Afrizhentaria Nahya Annisa Nur Azalia Azharu Hamdi Safir
(K6419002) (K6419013) (K6419017)

04 05 06
Hana Satriani Lukluk Indah Nurjanah Meilina Dewi Kusuma
(K6419032) (K6419039) (K6419043)
ISI PANCASILA
MENURUT PEMIKIRAN
FILOSOFIS
MOH.YAMIN
Menurut Moh. Yamin, Pancasila berasal dari kata “Panca” yang berarti lima dan “Sila”
yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan
demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik.
Nilai Pancasila Moh. Yamin :
1. Nilai ketuhanan, bangsa Indonesia insyaf, bahwa negara kesejahteraan Indonesia
merdeka berketuhanan dan tuhan akan melidnungi negara Indonesia merdeka.
2. Nilai kemanusiaan, humanisme dan internasionalisme semua bangsa, serta peraturan
kesusilaan segala bangsa dan negara merdeka.
3. Nilai Kebangsaan, negara Indonesia sesuai dengan peradaban bangsa Indonesia dan
menurut susunan kekeluargaan yang didasarkan pada kebangsaan dan ketuhanan.
4. Nilai kerakyatan, adanya kebijaksanaan yang menjadi pimpinan kerakyatan
Indonesia ialah rasionalisme yang sehat.
5. Nilai kesejahteraan rakyat/ keadilan sosial, ia tidak begitu menguraikannya secara
panjang dan lebar.
Ir. SOEKARNO

Pancasila merupakan isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-menurun berabad-abad lamanya terpendam
bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya sebagai falsafah negara, namun
lebih luas lagi, yaitu falsafah bagi bangsa Indonesia. Filsafat pancasila oleh Soekarno dikembangkan
lagi sejak tahun 1955 hingga berakhirnya kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu Soekarno selalu
manyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dan akulturasi budaya india (hindu-budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam). Menurut
Soekarno (ketuhanan) ialah asli berasal dari Indonesia (keadilan sosial) terinpirasi dari konsep ratu
adil, Soekarno tidak pernah menyinggung atau memprogandakan (persatuan).
Ir. SOEKARNO
Nilai-nilai Filosofis menurut Ir.Soekarno antara lain :

1. Nilai Kebangsaan
Artinya bangsa Indonesia bukanlah sekedar satu golongan orang yang hidup dengan “kehendak
akan bersatu” di atas daerah yang kecil seperti Madura, atau Jogja, atau Sunda, atau Bugis yang
lainnya, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik yang
telah ditentukan oleh Allah SWT, tinggal di kesatuannya semua pulau Indonesia dari ujung Utara
Sumatera sampai ke Irian.
2. Nilai Kemanusiaan
Artinya setiap bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa, baik yang besar maupun
yang kecil, yang lama maupun yang baru.
3. Nilai Mufakat atau Demokrasi
Artinya mengambil keputusan atau persetujuan bulat harus dengan kesepakatan bersama dan suatu
pembicaraan yang berasaskan kekeluargaan.
Ir. SOEKARNO
4. Nilai Kesejahteraan Sosial
Artinya prinsip tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.
5. Nilai Ketuhanan
Artinya bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, namun tetap bersatu, menempatkan
Ketuhanan yang Maha Esa sebagai yang paling utama dasar dalam kehidupan.
MOH. HATTA

Hatta berpendapat bahwa sebenarnya Pancasila tersusun atas dua fundamen. Pertama, fundamen yang berkaitan
dengan aspek moral, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua, fundamen yang berkaitan dengan aspek politik,
yaitu kemanusiaan, persatuan Indonesia, demokrasi kerakyatan, dan keadilan sosial. Dasar moral dan politik
tersebut diharapkan dapat memperkuat pedoman agar negara dan pemerintah mendapatkan dasar kokoh untuk
memerintah berdasarkan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, serta persaudaraan internasional dan
nasional. Politik pemerintahan yang berdasar kepada moral yang tinggi diharapkan tercapainya seperti yang
tertulis di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan Indonesia untuk menyelenggarakan
segala yang baik bagi rakyat dan masyarakat. Pernyataan tersebut di dalamnya terletak pengakuan, bahwa Indonesia tidak akan
merdeka jika kemerdekaan itu tidak diberkati oleh Tuhan. Tuhan memberkati kemerdekaan Indonesia karena rakyat Indonesia
memperjuangkannya sungguh-sungguh dengan pengorbanan yang tidak sedikit.
2. Nilai Dasar kemanusiaan adalah kelanjutannya sebagai dasar perbuatan yang baik di dalam praktek kehidupan bermasyarakat.
Dasar kemanusiaan, menurut Hatta, harus terlaksana di dalam segala segi penghidupan, yaitu hubungan antara orang dengan
orang, antara majikan dan buruh, antara bangsa dan bangsa. Lahir dalam perjuangan menentang penjajahan, cita-cita
kemanusiaan tidak saja bersifat anti kolonial anti imperialis, tetapi juga menuju kebebasan manusia dari segala macam
penindasan. Pergaulan hidup harus diliputi oleh suasana kekeluargaan dan persaudaraan.
3. Nilai Dasar persatuan Indonesia menegaskan sifat negara Indonesia sebagai negara nasional yang satu dan tidak terbagi-bagi,
berdasar ideologi sendiri.
4. Nilai Dasar kerakyatan menciptakan pemerintahan adil yang mencerminkan kemauan rakyat, yang dilakukan dengan rasa
tanggung jawab, agar terlaksana keadilan sosial. Hukum dan peraturan-peraturan negara harus berdasar pada penerapan keadilan
dan kebenaran yang hidup dalam hati rakyat banyak. Nilai kedaulatan rakyat menjadi sendi pengakuan terhadap seluruh rakyat.
Rakyat harus dilibatkan dalam pergaulan, pengaturan pemerintahan negara, menyusun ekonomi, pendek kata rakyat didaulat
sebagai raja atas dirinya.
5. Nilai Dasar keadilan sosial ini adalah pedoman dan sekaligus tujuan. Negara tidak memihak kepada suatu golongan yang
paling kuat atau paling besar, tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi negara menjamin keselamatan
hidup bangsa seluruhnya.
SUNOTO

1. Sila pertama, Sila pertama ini dengan jelas memberikan tempat yang sebaik-baiknya kepada nilai
ketuhanan. Dilihat dari UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Maka dari itu jelaslah bahwa negara Indonesia mempunyai tugas yang cukup
penting, yaitu agar warga negara dapat menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing dengan
baik. (Sunoto, 1989: 105). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa negara Indonesia
sangat menjunjung tinggi nilai ketuhanan. Setiap warga negaranya berhak untuk memiliki salah satu
agama atau keyakinan yang dipilihnya, serta mendapatkan hak untuk menjalankan ibadat menurut agama
atay kepercayaan yang dianutnya.
2. Sila kedua, Sila kedua ini bercirikan kemanusiaan. Sejarah mencatat, kemerdekaan bangsa Indonesia ini
dicapai melalui perjuangan melawan kolonialisme yang cukup panjang. Pancasila berfungsi sebagai alat
pemersatu bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme. Karena kolonialisme mempunyai ciri antara
lain tidak berperikemanusiaan, maka Pancasila sebagai dasar, alat dan tujuan perjuangan bangsa
Indonesia berciri perikemanusiaan. Maka dari itu nilai kemanusiaan ditampilkan dalam Pancasila agar
setiapwarga negara Indonesia dapat memunculkan nilai kemanusiaan dalam kehidupnya sehari-hari
sesuai dengan yang dicita-citakan bangsa.
SUNOTO

3. Sila Ketiga, Dalam sila ketiga ini menegaskan nilai persatuan. Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya dan
agama yang tersebar luas di setiap daerah-daerah di Indonesia. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi
masyarakat yang multikultural, dari keberagaman tersebut dengan adanya Pancasila membuat semua dapat
bersatu tidak mementingkan kepentingan kelompok tertentu, melainkan dan menjunjung tinggi nilai persatuan.

4. Sila Keempat, Sila keempat ialah bercirikan kerakyatan. Nilai dari sila keempat ini mengajarkan bahwa kita
harus dapat menghargai pendapat dari orang lain. Inti pokok dari sila keempat ini adalah musyawarah untuk
mufakat, tidak mendasarkan diri atas sistem mayoritas. Maka dari itu, dari sila keempat ini kita diajarkan jika
terjadi suatu perbedaan pendapat lebih baik diadakan pendekatan agar dicapai mufakat. Jika dengan cara
musyawarah tidak didapatkan hasil barulah diperbolehkan melakukan pemungutan suara. Setelah itu, apapun
yang menjadi hasil harus diterima dengan baik dan dengan penuh kesadaran, tangung jawab, serta ikhlas dan jujur
oleh semua pihak (Sunoto, 2000: 97)
SUNOTO

5. Sila Kelima, Sila kelima bercirikan mengenai nilai keadilan, keadilan berarti memberi kepada orang lain
dan kita sendiri apa yang telah menjadi haknya. Adil berarti keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam
sila kelima ini diajarkan bahwa sebagai seorang warga negara Indonesia kita tidak hanya menuntut hak kita
saja melainkan juga tahu akan kewajiban yang harus kita lakukan. Pancasila mengajarkan agar pemimpin
berlaku adil terhadap yang dipimpinnya, tidak pilih kasih. Sebaliknya sebagai seorang yang dipimpin juga
harus berlaku adil terhadap pemimpinnya, artinya adalah mentaati pemimpinnya. Selanjutnya manusia juga
harus berlaku adil terhadap sesamanya. Nilai keadilan inilah yang ditekankan dari sila kelima ini (Sunoto,
2000: 109)
Dr. SOEPOMO
Dr. Soepomo menegaskan bahwa garis besar dari rumusan Pancasila sebagai dasar negara memuat berbagai
macam nilai serta aliran pikiran, atau semangat kebatinan bangsa Indonesia. Dalam pandangannya, semangat
kebatinan ini lebih mengacu pada struktur kerohanian dari bangsa Indonesia itu sendiri, dimana hal tersebut
tidak terlepas dari cita-cita persatuan hidup bangsa Indonesia. Dimana, persatuan tersebut merupakan persatuan
antara dunia luar dengan dunia batin, atau secara spesifik mengacu pada hubungan antara rakyat dengan
pemimpinnya. Maka, dalam perumusan dasar negara tersebut berkiblat pada sebuah nilai sikap, yaitu
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur, yang mana memegang teguh cita-cita bangsa Indonesia,
dalam mewujudkan negara Indonesia yang berkeadilan demi Indonesia yang merdeka.
Dr. SOEPOMO
Pendapat Soepomo, ia mengatakan negara hukum Pancasila yang berarti bahwa:
a. Sistem kekeluargaan yaitu negara hukum Pancasila harus dilandasi dan
berpedoman kepada aliran pikiran kekeluargaan;
b. Negara persatuan, yaitu adanya perlindungan yang meliputi segenap
bangsa dan rakyat Indonesia yang mengatasi segala golongan, mengatasi
segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan;
c. Paham kedaulatan rakyat yang berdasarkan kepada kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan, dan
d. Berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab
DAFTAR PUSTAKA

Habibullah, Abdul Karim. 2019. “NILAI-NILAI FILOSOFIS PANCASILA MENURUT SEKARNO”.


Skripsi. Fakultas Ushuluddin, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta

https://www.republika.co.id/berita/qbw9lh385/soepomo-ki-bagoes-bung-karno-dasar-negara-da
n-pancasila

https://www.dosenpendidikan.co.id/filsafat-pancasila/
THANKS!!

Anda mungkin juga menyukai