Anda di halaman 1dari 42

PENARIKAN

KESIMPULAN
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
bahwa salah satu tujuan kita mempelajari logika
matematika adalah supaya kita dapat menarik
suatu kesimpulan dengan benar. Pada hakikatnya,
kesimpulan adalah suatu pernyataan baru atau
suatu penegasan dari pernyataan-pernyataan
sebelumnya ( disebut premis ) yang berhubungan
secara selaras. Penarikan kesimpulan yang
mempunyai nilai benar dikatakan berlaku atau
sah, jika semua premisnya benar maka
konklusinya juga benar.
Berikut ini akan kita pelajari tiga macam aturan
dasar penarikan kesimpulan, yaitu modus ponens,
modus tollens dan silogisme.
1. Modus Ponens
Aturan dasar penarikan kesimpulan yang
disebut modus ponens menyatakan bahwa :

Jika p → q benar dan p benar maka


pernyataan q bernilai benar.
Modus Ponens juga dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Premis ( 1 ) :p→q
Premis ( 2 ) :p
Kesimpulan :q
( Konklusi )
Untuk menguji sah tidaknya penarikan
kesimpulan berdasarkan modus ponens,
dapat digunakan tabel kebenaran
implikasi pada tabel berikut ini :

p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
Pada baris pertama, tampak bahwa :
– p → q benar dan p benar, kesimpulan q
juga benar. Jadi, modus ponens
merupakan argumentasi yang sah, sebab
premis-premisnya benar dan koklusinya
juga benar.
– Dapat juga untuk membuktikan bahwa
modus ponens merupakan argumentasi
yang sah, ditunjukkan pernyataan [ (p →
q) Λ p ] → q merupakan sesuatu tautologi
( selalu bernilai benar ). Hal ini dapat
dilihat pada tabel kebenaran berikut.
p q p → q (p → q) Λ p [ (p → q) Λ p ] → q

B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Terbukti bahwa [ (p → q) Λ p ] → q merupakan
tautologi ( perhatikan kolom terakhir ).

Jadi, argumen :
p→q
p
Jadi, merupakan argumentasi
 q
yang sah.
Contoh :
Premis ( 1 ) : Jika ibu pergi maka adik sedih.
Premis ( 2 ) : Ibu pergi.

Kesimpulan : Adik sedih.


2. Aturan Tollens
Aturan dasar penarikan kesimpulan yang
disebut modus tollens menyatakan bahwa :

Jika p → q benar dan ~q benar maka


pernyataan ~p bernilai benar.
Modus tollens dapat disajikan dengan :
Premis ( 1 ) :p→q
Premis ( 2 ) : ~q
Konklusi : ~p
Untuk membuktikan bahwa modus tollens
merupakan argumentasi yang sah, kita
tunjukkan bahwa pernyataan [ (p → q) Λ ~q] →
~p merupakan sebuah tautologi dengan
menggunakan tabel berikut :

p q ~p ~q p → q (p → q) Λ ~q [ (p → q) Λ ~q] → ~p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
Terbukti bahwa [ (p → q) Λ ~q] → ~p merupakan suatu
tautologi ( perhatikan kolom terakhir ).
Jadi, argumen :

p→q
~q
 ~p

Jadi, merupakan argumentasi yang sah.


Contoh :
Premis ( 1 ) : Jika hari hujan maka pejalan
kaki berpayung.
Premis ( 2 ) : Pejalan kaki tidak berpayung.

Kesimpulan : Hari tidak hujan.


3. Silogisme
Aturan dasar penarikan kesimpulan yang
disebut silogisme menyatakan bahwa :
Jika p → q dan q → r keduanya benar
maka p → r juga benar
Silogisme dapat disajikan dengan :
Premis ( 1 ) :p→q
Premis ( 2 ) :q→r
Konklusi :p→r
Bukti bahwa penarikan kesimpulan dengan
silogisme merupakan argumentasi yang sah,
kita tunjukkan bahwa pernyataan [ (p → q) Λ (q
→ r)] → (p → r) merupakan suatu tautologi,
diperlihatkan pada tabel berikut :
p q r p → q q → r p → r (p → q) Λ [ (p → q) Λ (q → r)]
(q → r) → (p → r)
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
Bukti :
Terbukti bahwa [ (p → q) Λ (q → r)] → (p → r)
merupakan suatu tautologi. ( amati kolom terakhir! )

Jadi, argumen :

p →q
q →r
p → r

Jadi, merupakan argumentasi yang sah.


Contoh :

Premis ( 1 ) : Jika ayah pergi maka ibu tinggal dirumah.


Premis ( 2 ) : Jika ibu tinggal dirumah maka anak-anak
senang

Kesimpulan : Jika ayah pergi maka anak-anak senang.


BUKTI LANGSUNG
DAN TIDAK
LANGSUNG
Dalam matematika banyak kebenaran yang
terkadang membutuhkan pembuktian.
Teorema yang kebenarannya tak dirugakan
lagi terkadang juga perlu dibuktikan untuk
meyakinkan bila suatu pernyataan
memang merupakan sebuah teorema.
Materi ini akan mempelajari pembuktian
dalam matematika yang terdiri dari
pembuktian langsung dan tak langsung.
1. Bukti Langsung
Untuk membuktikan kebenaran suatu hasil
yang baru ditemukan maka kita harus
menunjukkan bahwa hasil baru ini adalah
akibat dari pernyataan lain yang telah
diterima sebagai kebenaran ( definisi,
aksioma, sifat ) dan dalil-dalil lain yang telah
dibuktikan benar. Berikut ini diberikan
contoh-contoh membuktikan sebuah dalil
dengan menggunakan bukti langsung.
Contoh :

a. Jika a, b  R maka buktikan  a  b  2  a 2  2ab  b 2


Bukti : bahwa
 a  b 2   a  b  a  b 
  a  b a   a  bb
  a 2  ba    ab  b 2 
 a 2   ba  ab   b 2
 a 2   ab  ab   b 2
 a 2  2ab  b 2 ( Terbukti )
Contoh :

b. Buktikan bahwa cos x  sin x  cos x  sin x


4 4 2 2

Bukti :
Telah dibuktikan sebagai rumus bahwa cos x  sin x  1
2 2

Jadi,  
cos 4 x  sin 4 x  cos 2 x  sin 2 x cos 2 x  sin 2 x 
 
 cos 2 x  sin 2 x 1
 cos 2 x  sin 2 x

( Terbukti )
2. Bukti Tidak Langsung
a. Untuk membuktikan kebenaran suatu
pernyataan p, kita dapat
melakukannya dengan membuktikan
bahwa ~p salah. Karena ~p salah maka
p haruslah benar. Pembuktian ini
disebut bukti tidak langsung dengan
kontradiksi.
Contoh :
Buktikan bahwa 3 adalah bilangan irasional.
Bukti :
Misalnya 3 adalah bilangan rasional, maka 3
a
dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a, b  B
b
( bilangan bulat ). ( karena tiap bilangan rasional
a
dapat ditulis sebagai dengan a dan b bilangan
b
bulat dan b ≠ 0 ).
a
Sehingga 3 
b
ab 3 , bentuk ini mengisyaratkan
bahwa a bukan bilangan bulat.
Jadi, pemisalan diatas bahwa 3 adalah bilangan
rasional salah.

Terbukti bahwa 3 adalah bilangan irrasional.


b. Untuk membuktikan kebenaran p →
q dapat dilakukan dengan
membuktikan bahwa ~q → ~p benar.
Karena ~q → ~p benar maka p → q
juga benar. Pembuktian dalil dengan
cara demikian disebut bukti tidak
langsung dengan kontraposisi.
Contoh :
Buktikan bahwa jika n² bilangan bulat
ganjil maka n bilangan bulat ganjil !
Bukti :
Misalnya n bilangan bulat genap maka
n dapat dinyatakan dengan 2k dengan
k € B.
Sehingga
n  2k
n 2   2k 
2

  2 k  2k 
 4k 2
 2  2k 2
= bilangan bulat genap ( terbukti )

Terbukti bahwa jika n bilangan bulat


genap, maka n² juga bilangan bulat
genap dan jika n² bilangan bulat ganjil,
maka n juga bilangan bulat ganjil.
PEMBUKTIAN
DENGAN INDUKSI
MATEMATIKA
• Perkataan induksi diartikan sebagai suatu
rumus umum yang diturunkan dari
beberapa hal khusus. Rumus atau sifat yang
diturunkan dengan menggunakan induksi
matematika berlaku untuk semua n
bilangan asli.
• Untuk membuktikan bahwa suatu rumus
umum S (n) berlaku untuk semua bilangan
asli n, dipelukan tahapan/langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Buktikan kebenaran rumus untuk n = 1
2. Anggaplah benar, bila nilai n = k
3. Buktikan kebenaran rumus untuk n = k + 1
Contoh :
Buktikan bahwa 2  4  6  8    2n  n 2  n
Bukti
Langkah 1 : jika n =1, maka 2 = 1² +1
2 = 2 ( benar )
Langkah 2 : jika n = k, maka
2  4  6  8    2k  k 2  k ( dianggap benar )
Langkah 3 : 2  4  6  8    2k  2 k  1  k 2  k  2 k  1
2  4  6  8    2k  2 k  1  k 2  3k  2
  k 2  2k  1   k  1
2  4  6  8    2k  2 k  1   k  1   k  1
2
Dari langkah 1, 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa
kebenaran :
2  4  6  8    2k  k 2  k , juga berlaku bagi n = k + 1

Karena itu disimpulkan bahwa :


2  4  6  8    2n  n 2  n benar
BENTUK
EKUIVALENSI
DUA BUAH PERNYATAAN MAJEMUK
YANG EKUIVALEN

• Dua buah penyataan majemuk


dikatakan ekuivalen, jika kedua
pernyataan majemuk itu memiliki
nilai kebenaran yang sama untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran
pq

pernyataan komponen-komponennya
• Lambang dari dua buah pernyataan
majemuk yang equivalen adalah
Ekuivalen
~ ( p  q)  (~ p  ~ q)

~ ( p  q )  (~ p  ~ q )

~ ( p  q)  ( p  ~ q)

( p  q )  (~ p  q )

~ ( p  q)  ( p  ~ q)  (q  ~ p)
~ ( p  q)  (~ p  ~ q)

p : Mama mengantar adik , q : Saya


belajar
(p V q) : Mama mengantar adik atau saya
belajar

~(p V q) : (~p~q) =Mama tidak mengantar


adik dan saya tidak
belajar
~ ( p  q)  ( p  ~ q)
p : Saya naik kelas , q : Saya dapat hadiah
pq : Jika Saya naik kelas maka Saya
dapat hadiah
~(pq) =(p~q) : Saya naik kelas dan
Saya tidak dapat hadiah
Saya naik kelas tetapi Saya tidak dapat
hadiah
Pada disjungsi dan konjungsi berlaku sifat
komutatif, asosiatif dan distributif

Sifat Komutatif

pq  q p

pq q p
Sifat Asosiatif

( p  q)  r  p  (q  r )
( p  q)  r  p  (q  r )
Sifat Distributif

Distributif DISJUNGSI terhadap KONJUNGSI

p  (q  r )  ( p  q)  ( p  r )
Distibutif konjungsi terhadap disjungsi

p  (q  r )  ( p  q)  ( p  r )
TAUTOLOGI DAN
KONTRADIKSI
TAUTOLOGI
Tautologi adalah sebuah pernyataan
majemuk yang selalu benar untuk
semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan-
pernyataan komponennya.
Contoh:
Tunjukkan bahwa pernyataan majemuk
p  ( p  q ) adalah sebuah tautologi

p q ( p  q ) p  ( p  q)
Tabel B B B B
B S B B
S B B B
S S S B

Jadi pernyataan p  ( p  q ) merupakan tautologi


KONTRADIKSI

Kontradiksi adalah sebuah


pernyataan majemuk yang selalu
salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-
pernyataan komponennya.

Anda mungkin juga menyukai