1
Teori Hecksher-Ohlin (H-O)
3
The Heckscher-Ohlin Assumptions—
Governments
• Pemerintah tidak mencampuri urusan
ekonomi
– There are no taxes, subsidies, tariffs, quotas,
etc.
• Jadi, meskipun ada perdagangan barang dan
jasa, tidak ada perpindahan sumber daya
(contohnya: labor)
4
The Heckscher-Ohlin Assumptions—
Technology
• Pengetahuan teknologi antara kedua negara
diasumsikan sama
• Barang dan jasa diproduksi dengan menggunakan
teknologi untuk memenuhi Constant Returns to Scale.
– Jadi jika produser sebuah komoditi memiliki
jumlah sumber daya yang meningkat 2 kali lipat,
maka jumlah produksinya juga naik 2 kali lipat.
5
• Teori H-O menggunakan 2 kurva. ISOCOST dan
Isoquant
• ISOCOST → berbagai kombinasi DUA faktor
produksi yang dapat dibeli dengan sejumlah uang
tertentu.
6
• Misalnya Negara A memiliki tenaga kerja yang banyak dan
relatif sedikit kapital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang
tertentu akan memperoleh tenaga kerja lebih banyak dari
kapital
• Ex : Uang Rp 10.000.000 dapat utk membeli 20 unit tenaga
kerja atau 5 unit mesin, Jadi 20 unit TK = 5 unit mesin.
Atau 4 TK = 1 unit mesin.
7
• Misalnya Negara B lebih banyak memiliki
kapital/mesin dan relatif sedikit tenaga kerja. Maka
di negara B pengeluaran Rp 10.000.000 akan
memperoleh tenaga kerja 10 unit atau 20 unit mesin.
• Harga 1 unit TK = 2 unit mesin
8
• Jadi, harga di Negara A akan lebih murah apabila
memproduksi barang yang relatif menggunakan banyak tenaga
kerja dan sedikit kapital,hingga disebut labor intensive.
• Sedangkan Negara B, lebih murah apabila memproduksi
barang yang relatif menggunakan kapital dan sedikit tenaga
kerja sehingga disebut capital intensive.
9
• KURVA ISOQUANT → kurva yang menggambarkan
total kuantitas produk yang sama.
• Titik optimal yaitu titik persinggungan antara kurva
isocost dan isoquant
• Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang
maksimal, atau dengan biaya minimal akan diperoleh
sejumlah produk tertentu.
10
11
Kelemahan dari teori H-O
• jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama
maka harga barang yang sejenis akan sama
pula sehingga perdagangan internasional tidak
akan terjadi.
12
Teori Biaya Oportunitas (G. Haberler)
• Menjelaskan hukum keunggulan komparatif
berdasarkan teori biaya oportunitas
• →Biaya sebuah komoditi adalah jumlah komoditi
kedua yang harus dikorbankan agar dapat diperoleh
sumber daya yang cukup untuk memproduksi
tambahan satu unit komoditi pertama.
• Biaya oportunitas sebuah komoditi sama dengan
harga relatif komoditi tsb
13
Contoh:
• Dengan adanya perdagangan, AS harus melepaskan 2/3K
untuk memperoleh tambahan sumber daya agar dapat
memproduksi 1unit tambahan gandum.
• Maka biaya oportunitas gandum = 2/3K di AS
• Jika di Inggris 1G=2K, maka biaya oportunitas gandum
lebih rendah di AS daripada di Inggris → AS memiliki
keunggulan komparatif gandum dibanding Inggris
14
TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
15
PARADIGMA BARU
MENGENAI PERDAGANGAN
BeberapaINTERNASIONAL
kelemahan teori Klasik dan Modern, khususnya
yang berkaitan dengan asumsi-asumsinya adalah:
Tenaga Kerja dianggap homogen padahal
heterogen
Tidak menganggap penting teknologi
Timbul pemikiran baru, bahwa perkembangan ekspor tidak
hanya ditentukan oleh keunggulan komperatif saja, tetapi
juga oleh keunggulan kompetitif.
16
Menurut Michael Porter, hal-hal yang harus dikuasai agar suatu
negara dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya adalah :
TEKNOLOGI
Proses teknologi cenderung menjadi faktor produksi yang dominan
dan menentukan perkembangan ekspor dan volume perdagangan.
SUMBERDAYA MANUSIA DAN ENTREPRENEURSHIP
Entrepreunership merupakan semangat inovasi dan kreativitas dari
para pengusaha
INOVASI
Tidak hanya diperlukan pada proses awal produksi saja, tetapi juga
pada saat sebelum maturity (kejenuhan)
SKALA EKONOMIS
PRODUK DIFERENSIASI
17