Anda di halaman 1dari 60

A.016400.006.

01
MELAKUKAN PENGOLAHAN
CALON BENIH

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 239 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Golongan Pokok Produksi Bibit Tanaman Bidang Pemilihan Bibit Tanaman
LOGO
Untuk Pengembangbiakan
KOMPETENSI DASAR

Peserta mampu melakukan pengolahan


calon benih dengan teliti, cermat, dan
disiplin

LOGO
INDIKATOR
KEBERHASILAN

1 Mempersiapkan pengolahan calon benih sesuai


kriteria unjuk kerja

2 Melakukan sortasi sesuai kriteria unjuk kerja

LOGO
PENGANTAR

4
LOGO
RINGKASAN MATERI
MELAKUKAN PENGOLAHAN
CALON BENIH

LOGO
PENGOLAHAN CALON BENIH

 Hasil pengolahan menentukan kemampuan benih


untuk mempertahankan viabilitas pertumbuhan-nya
serta meningkatkan produksinya baik kuantitas
maupun kualitas

 Tujuan akhir dari pengolahan benih : untuk


memperoleh persentase maksimum benih murni
dengan viabilitas (daya tumbuh) yang tinggi

LOGO
PENGELOMPOKKAN CALON BENIH

 Pengelompokkan (sortasi) calon benih berupa


buah/polong : kegiatan pemisahan buah/polong yang
sudah masak dari yang belum/kurang masak atau
busuk, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang
terpisah

 Pengelompokkan (sortasi) calon benih juga dilakukan


pada buah yang dianggap berbeda varietasnya dengan
calon benih yang akan diproduksi bertujuan untuk
meningkatkan kemurnian benih

LOGO
PENGELOMPOKKAN CALON BENIH

LOGO
PENGELOMPOKKAN CALON BENIH

LOGO
TEKNIK PEMBERSIHAN CALON BENIH

 Pembersihan calon benih (ekstraksi biji) : proses


mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
 Cara ekstraksi berbeda-beda tergantung dari jenis
buah yaitu untuk buah berdaging dimulai dari
membuang pericarp buahnya dengan cara merendam
buah tersebut dalam air sehingga daging buahnya
mengembang sedang bijinya mengendap.
 Cara ekstraksi biji pada buah kering dimulai dari
menjemur buah/polong di panas matahari sehingga
polong pecah/terbuka

LOGO
PENYIAPAN ALAT DAN BAHAN
PENGOLAHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

 Pemisahan biji dari buah pada tipe buah kering dapat


dilakukan secara manual atau dengan mesin khusus.
 Tahapan pembersihan calon benih pada serealia dan
polong-polongan yang merupakan tipe buah kering :
(1) pengeringan, (2) perontokan (padi), (3)
pemisahan biji dari polong, (4) pembersihan dan
pemilahan (sortasi), (5) pengeringan ulang, (6)
perlakuan/perawatan benih, (7) pengemasan, (8)
pengujian mutu benih, dan (9) penyimpanan

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

 Pembersihan calon benih dari buah basah yang


mengandung air (juice) dan daging buah (pulp) melalui
proses fermentasi untuk mencegah penurunan viabilitas
benih dan investasi mikroba melalui proses penghilangan
daging buah/depulping
 Sebagian buah basah mengandung zat yang bersifat
inhibitor yang menghambat perkecam-bahan benih seperti
coumarin pd tomat
 Kegiatan pengolahan benih pada tipe buah basah dimulai
dari ; (1) pengumpulan buah, (2) pemisahan/ sortasi buah
sebelum diolah, (3) ekstraksi biji dari daging buah, (4)
pencucian biji, (5) pengeringan, (6) sortasi biji, (7)
pengemasan, (8) pengujian mutu, (9) penyimpanan
LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERSIHAN CALON BENIH

 Pembersihan calon benih setelah dipisahkan dari


buahnya perlu dilakukan untuk meningkatkan
kemurnian benih secara fisik
 Biji yang sudah terpisah dari buah masih mengandung
kotoran berupa sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap,
daging buah, tanah, dan benih yang rusak, harus
dibuang untuk meningkatkan mutunya
 Ada dua cara sederhana untuk membersihkan benih
yaitu (1) secara manual seperti menampi atau
menggunakan saringan dan (2) secara mekanis yaitu
menggunakan alat peniup benih (seed blower)

LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH
 Biji yang baru dikeluarkan dari buahnya, biasanya
mengandung kadar air yang cukup tinggi, untuk itu perlu
dikeringkan sebelum benih tersebut disimpan,tetapi tidak
semua benih boleh dikeringkan
 Berdasarkan kadar air dan daya simpannya benih
dikelompokkan ke dalam : (1) benih ortodoks (jagung,
cabai, tomat, padi) dan (2) benih rekalsitran (rambutan,
manggis, mangga)
 Benih ortodoks : benih yang dapat disimpan untuk jangka
waktu yang lama dan memerlukan kadar air yang rendah
untuk mempertahankan viabilitas dan vigornya selama
penyimpanan
 Benih rekalsitran : benih yang tidak dapat disimpan, kadar
air benih nya tetap dipertahankan tinggi.
LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH

 Syarat pengeringan benih : evaporasi uap air dari permukaan


benih harus diikuti perpindahan uap air dari bagian dalam ke
permukaan benihnya
 Jika air menguap dari permukaan benih ke udara, maka di
dalam benih terjadi suatu gradien uap air yang menyebabkan
uap air dari dalam bergerak ke arah permukaan benih.
 Jika evaporasi di permukaan benih berlangsung terlalu cepat,
maka tekanan kelembapan yang terjadi berlebihan akan
merusak embrio benih dan menyebabkan kehilangan
viabilitasnya
 Pengeringan calon benih yang terlalu lama sehingga kadar air
benih menjadi sangat rendah, dapat berakibat benih menjadi
dorman (biji keras) bahkan embrio menjadi mati

LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH

 Lantai jemur/alas dipastikan dalam kondisi bersih


dengan tidak ada satupun benih yang tertinggal, untuk
menghindari kontaminasi
 Benih diratakan dengan tebal (tumpukan) maksimal
benih
 Pembalikan benih dilakukan secara hati-hati dan
merata (menghindari terjadi kerusakan kulit benih)
 Lama penjemuran tergantung kadar air awal dan suhu
udara saat penjemuran (kadar air dicek secara berkala
menggunakan moisture meter atau dengan metode
oven)
LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH

Pengaruh Kadar Air Terhadap Aktivitas Benih


KA Benih Proses Aktivitas Benih
> 45 % Proses perkecambahan berlangsung
> 18 % Respirasi sangat tinggi (baik respirasi benih
maupun mikroorganisme) sehingga akan
menyebabkan terjadinya pemanasan
12-14 % Jamur tumbuh pada permukaan dan di dalam benih
8-9 % Kadar air aman untuk penyimpanan beberapa jenis
benih, sedikit atau tidak ada aktivitas insekta
4-8 % Aman untuk penyimpanan tertutup

LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH
Contoh Suhu Pengeringan Benih
Jenis Benih Kadar Air Awal (%) Suhu Maks (oC)
Gandum, Barley Di atas 24% 44
24% atau lebih rendah 49
Kubis-Kubisan 18-20% 27
10-17% 38
Tropical Grasses Di atas 18% 32
10-18% 37
Di bawah 10% 43
Kedelai 20% 40
Jagung (Tongkol) 25-40% 35
Di bawah 25% 40
LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PENGKONDISIAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMILAHAN CALON BENIH

 Pemilahan benih dilakukan untuk mendapatkan benih


yang seragam dalam ukuran, warna,bentuk, dan
bobotnya.
 Beberapa cara pemilahan calon benih : (1) secara
manual, dengan menggunakan tangan dan (2) secara
mekanik, dengan menggunakan alat yang memiliki
beberapa saringan bertingkat dengan diameter lubang
yang berbeda setiap tingkat, dengan tingkat atas selalu
lebih besar diameternya dibandingkan dengan tingkat
yang berada di bawahnya

LOGO
PROSEDUR PEMILAHAN CALON BENIH

LOGO
PROSEDUR PEMBERIAN IDENTITAS CALON
BENIH

LOGO
A.016400.007.01
MELAKUKAN PENANGANAN
BENIH

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 239 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Golongan Pokok Produksi Bibit Tanaman Bidang Pemilihan Bibit Tanaman
LOGO
Untuk Pengembangbiakan
KOMPETENSI DASAR

Peserta mampu melakukan penanganan


benih dengan teliti, cermat, dan disiplin

LOGO
INDIKATOR
KEBERHASILAN

1 Memberikan perlakuan pada benih sesuai kriteria


unjuk kerja

2 Melakukan pengemasan sesuai kriteria unjuk kerja

Melakukan penyimpanan sesuai kriteria unjuk kerja


3

LOGO
PENGANTAR

32
LOGO
RINGKASAN MATERI
MELAKUKAN PENANGANAN
BENIH

LOGO
JENIS DAN DOSIS BAHAN PERLAKUAN BENIH

 Tujuan memberikan perlakuan kepada benih sebelum


dikemas : (1) untuk mencegah atau mematikan penyebab
penyakit yang terbawa oleh benih dan (2) untuk
melindungi benih dari serangan patogen yang berada
dalam tanah pada saat ditanam

 Berbagai cara perlakuan benih berdasarkan tujuannya:


1. Disinfektasi benih, bertujuan untuk mengeradikasi
patogen yang telah menginfeksi benih dan menetap di
dalam kulit benih atau jaringan-jaringan yang lebih
dalam. Contoh : perlakuan benih dengan air panas dan
perendaman benih dalam 0,8 % acetid acid selama 24
jam
LOGO
JENIS DAN DOSIS BAHAN PERLAKUAN BENIH

 Berbagai cara perlakuan benih berdasarkan tujuannya:


2. Disinfestasi benih, ditujukan terhadap membunuh
spora/patogen yang menempel di kulit/permukaan
benih tanpa menempel menginfeksinya. Bahan kimia
yang digunakan antara lain: ceresa MDB panogen 15
ceresan L dan chipcote.

3. Proteksi benih, didasarkan pada prinsip untuk


menyelimuti/melindungi benih dan kecambah tanaman
dari infeksi atau kerusakan oleh patogen, terutama pada
awal pertumbuhannya. Contohnya: captan, thiram,
dichlone.

LOGO
JENIS DAN DOSIS BAHAN PERLAKUAN BENIH

LOGO
PENYIAPAN ALAT DAN PERLENGKAPAN
APLIKASI BAHAN PERLAKUAN BENIH

LOGO
TEKNIK APLIKASI BAHAN PERLAKUAN BENIH
 Fungisida harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 fungisida harus efektif pada konsentrasi yang tidak
membahayakan benih atau tanaman yang diperlakukan
 tidak beracun bagi manusia ataupun hewan
 cukup stabil dan lekat agar tetap efektif dalam waktu
lama
 tidak memiliki efek samping yang dapat merugikan
keseimbangan biologis
 tidak menimbulkan resistensi pada patogen.
 harganya cukup murah ditinjau dari segi ekonomis.
 Penggunaan fungisida dalam perlakuan benih dapat
digunakan secara kering (dry method) dan basah (wet
method) : fungisida dalam bentuk cairan
LOGO
TEKNIK APLIKASI BAHAN PERLAKUAN BENIH

LOGO
BAHAN KEMASAN BENIH

 Pengemasan benih bertujuan untuk (1) mempermudah


dalam penyaluran dan transportasi benih serta (2)
melindungi benih selama penyimpanan terutama
dalam mempertahankan mutu benih (kadar air,
viabilitas, dan vigor) serta menghindari dari serangan
serangga

 Jenis kemasan yang dapat digunakan :


1. kemasan yang kedap uap air seperti aluminium
foil, plastik, botol, dan kaleng;
2. kemasan yang porous seperti kain, karung goni,
karung plastik
LOGO
BAHAN PENGEMAS
KARUNG

Sifat kekuatan regangan (elastisitasnya) : baik


Sifat kedap air/uap air, minyak, dan pertukaran gas : buruk
Penggunaan : pengemasan benih dng masa simpan pendek
LOGO
BAHAN PENGEMAS KERTAS

Sifat kekuatan regangan (elastisitasnya) : buruk


Sifat kedap air/uap air, minyak, & pertukaran gas : buruk-sedang
Penggunaan : pengemasan benih dng masa simpan pendek-sedang
LOGO
BAHAN PENGEMAS PLASTIK

Sifat kekuatan regangan (elastisitasnya) : baik


Sifat kedap air : baik; sifat kedap uap air dan minyak : sedang
Sifat kedap pertukaran gas : kurang
Penggunaan : pengemasan benih dng masa simpan sedang-lama
LOGO
BAHAN PENGEMAS
ALUMUNIUM FOIL

Sifat kekuatan regangan (elastisitasnya) : sedang


Sifat kedap air/uap air dan minyak : baik sekali
Sifat kedap pertukaran gas :baik sekali
Penggunaan : pengemasan benih dng masa simpan lama
LOGO
BAHAN PENGEMAS KALENG

Sifat kekuatan regangan (elastisitasnya) : sedang


Sifat kedap air/uap air dan minyak : baik sekali
Sifat kedap pertukaran gas : baik sekali
Penggunaan : pengemasan benih dng masa simpan lama
LOGO
BAHAN KEMASAN BENIH

 Penentuan jenis kemasan dan cara pengemasan benih


tergantung kepada (1) tipe benih, (2) kondisi ruang
penyimpanan (suhu dan RH), (3) kadar air awal, (4)
lama penyimpanan benih

 Penyimpanan sementara, dalam jangka pendek, dapat


digunakan karung plastik

 Penyimpanan dalam jangka waktu yang cukup lama,


sebaiknya menggunakan kantong plastik dengan
ketebalan minimal 0,8 mm yang di-seal/kelim rapat

LOGO
ALAT PENGEMASAN BENIH

LOGO
TAHAPAN-TAHAPAN PENGEMASAN BENIH

 Mengidentifikasi jenis dan jumlah benih yg akan


dikemas
 Menentukan jenis bahan pengemas yang akan dipakai
 Melakukan penimbangan benih yang akan dikemas
 Melakukan pengisian benih ke dalam bahan pengemas
benih
 Melakukan penutupan bahan pengemas benih
menggunakan sealer

LOGO
TAHAPAN-TAHAPAN PENGEMASAN BENIH

LOGO
PELABELAN BENIH SESUAI KETENTUAN

Memberikan informasi yg lebih jelas ttg benih tersebut

a No. SNI h Isi kemasan


b Nama spesies/kultivar benih i Tanggal selesai pengujian
c Nomor kelompok benih j Tanggal kadaluarsa
d Berat bersih benih k Kadar air benih
e Benih murni l Perlakuan bahan kimia
f Kotoran benih m Nama & alamat perusahaan
g Campuran varietas lain n Daya tumbuh benih, dan
lain-lain

LOGO
PELABELAN BENIH SESUAI KETENTUAN

LOGO
PELABELAN BENIH SESUAI KETENTUAN

LOGO
PENYIAPAN SARANA PENYIMPANAN BENIH

 Fungsi bangunan penyimpanan benih :


 Melindungi benih dari air (air hujan/uap air)
 Melindungi benih dari kontaminasi
 Memberikan perlidungan benih dari serangga
hama gudang dan tikus
 Memberikan perlindungan benih dari serangan
cendawan
 Memberikan perlindungan dari kebakaran

LOGO
PENYIAPAN SARANA PENYIMPANAN BENIH

 Prinsip ruang penyimpanan benih :


 Ruang penyimpanan benih harus kedap air dan uap air
 Ruang penyimpanan benih harus mampu menahan
aliran panas udara (insulasi) : (1) fan (kipas angin) dan
(2) alat pendingin
 Ruang penyimpanan benih harus dapat memberikan
pendinginan (refrigerasi)
 Ruang penyimpanan benih harus dapat memberikan
pengeringan udara (dehumidifikasi)
a. pengeringan udara dengan zat kimia
b. pengeringan udara dengan dehumidifier

LOGO
PENYIAPAN SARANA PENYIMPANAN BENIH

LOGO
PENGKONDISIAN TEMPAT PENYIMPANAN
BENIH
 Tujuan penyimpanan : (1) menjaga biji agar tetap dalam
keadaan baik (viabilitas dan vigor benih tetap tinggi) pada
saat digunakan, (2) melindungi biji dari serangan hama
dan jamur, (3) mencukupi persediaan biji untuk musim
tanam atau pada tahun-tahun berikutnya
 Ada tiga faktor yang penting selama penyimpanan benih
yaitu, kadar air benih sebelum disimpan, suhu dan
kelembapan udara di sekitar benih
 Benih secara umum dapat dipertahankan tetap baik dalam
jangka waktu yang cukup lama apabila kadar air awal
rendah (8-10%), suhu tidak melebihi 20oC, dan
kelembapan udara rendah (< 65%)

LOGO
PENGKONDISIAN TEMPAT PENYIMPANAN
BENIH
 Suhu ruang penyimpanan : disesuaikan dengan jenis
benihnya, suhu tinggi memacu respirasi  viabilitas turun

 Kelembaban relatif ruang penyimpanan : disesuaikan


dengan jenis benihnya, RH tinggi  kadar air tinggi 
kemuduran benih

 Pencahayaan ruang penyimpanan : diatur untuk menjaga


kelembaban ruang penyimpanan benih

 Kebersihan ruang penyimpanan : dijaga kemungkinan


serangan hama gudang dan tercampurnya lot benih

LOGO
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH

 Benih rekalsitran tidak dapat disimpan lama,


memerlukan kadar air tinggi selama penyimpanan,
untuk itu selama penyimpanan kadar air benih perlu
dipertahankan tinggi

 Penyimpanan benih rekalsitran dapat menggunakan


serbuk gergaji atau serbuk arang dengan cara
memasukkan benih ke dalam serbuk gergaji/arang

LOGO
TEKNIK PENYIMPANAN BENIH

 Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air


biji 8-10% atau di bawahnya, dilakukan menggunakan
wadah seperti karung kain, toples kaca/plastik, plastik,
kaleng, dll

 Benih di simpan pada suhu kamar atau pada suhu


rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC

 Untuk penyimpanan lama, wadah yang digunakan


sebaiknya kedap udara, kuat (tidak mudah robek atau
pecah), serta tahan lama

LOGO
LOGO

Anda mungkin juga menyukai