DIPRESENTASIKAN OLEH:
2019086016344
PEMBIMBING:
- Stadium II: Janin yang EFW atau AC-nya < persentil ke-10 ditambah
aliran Doppler UA yang tidak ada atau terbalik
- Stadium III: Janin yang EFW atau AC-nya < persentil ke-10 ditambah
tidak adanya atau terbaliknya aliran Doppler DV (ductus venosus).
PENATALAKSANAAN
• Pada PJT pada saat dekat waktu melahirkan, yang harus dilakukan adalah segera
dilahirkan
• Pada PJT jauh sebelum waktu melahirkan, kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan
bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan.
• Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta
infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal
perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol.
• Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan
• Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan
ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan
intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
PENCEGAHAN
• Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah seperti biasa
ditambah ekstra 300 kalori/hari
• Hindari stress selama kehamilan
• Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan
• Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter kandungan
DJJ : 120x/menit
HIS : 4x/10’/43”
TBBJ : 2325 gr (Johnson-Toshack)
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tipis, lunak, arah anterior
Pembukaan : 9 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala, station (+2), UUK: kanan anterior
St. Obs LA : Memanjang, punggung kanan, letak kepala, penurunan kepala 1/5
DJJ : 124x/menit
Kontraksi : 5x/10’/52”
Vulva/Vagina : Tidak Ada Kelainan
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala, Stasion (+4), UUK kanan anterior
Pemeriksaan Obstetri
TFU : 2 jari di atas pusat, kontraksi baik
V/V : tidak ada kelainan,pendarahan tidak aktif
A P3A0 Partus maturus spontan + Hipertensi + Anemia + IUGR
P - Edukasi IMD
- Edukasi ASI
- Edukasi KB
- Evaluasi pendarahan jalan lahir
- Observasi KU dan TTV
- Ceftriaxone 1 gr
- Asam Mefenamat 500t mg 3x1 tab
- Livron B-Plex 1x1 tab
- Nifedipine 5 mg 3X1
- Sulfas Ferosus 300 mg 3x1
Jam 07.50 wit lahir spontan bayi laki laki, BB: 2200 gr, PB : 50 cm, AS menit 1 : 7
AS menit 5 : 8
- Tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oxytocin
- Dilakukan peregangan tali pusat
- terkendali
Jam 08.00 WIT lahir spontan plasenta lengkap
- Dilakukan massase fundus uteri, kontraksi kuat
- Tidak ada ruptur perineum
- Pendarahan kala III-IV 100 cc.
DIAGNOSIS
P3A0 partus maturus spontan + hipertensi gestasional +
anemia + IUGR
PENATALAKSANAAN
Inisiasi menyusui dini Medikamentosa:
Edukasi pemberian ASI • Injeksi ceftriaxone 1 gr i.v
Edukasi penggunaan KB • Asam mefenamat 3x500 mg p.o
Evaluasi perdarahan jalan lahir • Livron B-plex 1x1 tab p.o
Observasi KU dan TTV • Nifedipine 3x5 mg p.o
• Sulfas ferosus 3x300 mg p.o
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanasionam : bonam
RESUME
PEMBAHASAN
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric dan
penemeriksaan penunjang pasien didiagnosa kerja dengan P3A0 partus maturus
spontan + hipertensi gestasional + anemia + IUGR.
• Pasien didiagnosa dengan partus matures spontan karena bayi lahir aterm
dengan UK 37 minggu. Diagnosa hipertensi gestasional dikarenakan pada
pemeriksaan status generalis didapatkan tekanan darah sistolik > 140 mmHg
pada 2x pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi
dengan tidak adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan. Diagnosa anemia
didasarkan pada pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis (+/+) dan hasil
lab menunjukkan kadar Hb < 11 g/dL.
PEMBAHASAN
• Diagnosa kerja IUGR dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, periksa TFU dan
pemeriksaan USG. Namun pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan USG
• Berdasarkan anamnesis, diketahui pasien memiliki riwayat anemia serta hipertensi
selama kehamilan dan kontrol ANC yang buruk, yakni hanya 1x kunjungan ke puskesmas.
• Tekanan darah tinggi, malnutri dan anemia selama kehamilan merupakan faktor
maternal yang mendukung terjadinya IUGR. Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan
embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh makanan. Kekurangan nutrisi dan anemia pada
awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Dengan
demikian diperkirakan faktor risiko kejadian IUGR pada kasus ini adalah tekanan darah
tinggi dan anemia selama kehamilan.
PEMBAHASAN
• Berdasarkan pemeriksaan TFU, didapatkan TFU pasien adalah 27 cm, tidak sesuai dengan
usia kehamilan. Pada kasus ini diketahui bayi berat badan lahir rendah, yakni hanya 2200
gram.
• Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah janin
yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang
sesuai dengan usia kehamilannya. Menurut Gordon (2005), janin dengan PJT pada
umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm,
>37 minggu). Definisi ini mendukung bahwa bayi tersebut mengalami IUGR karena
meskipun lahir cukup bulan namun berat badan lahir tidak sesuai usia kehamilan.
• IUGR pada kasus ini termasuk tipe simetris, karena didapatkan proporsi ukuran kepala
dan perut sama-sama kecil.
PEMBAHASAN
• Tatalaksana dan edukasi yang diberikan pada ibu adalah lakukan inisiasi menyusui dini
dan edukasi pemberian ASI yang baik dan benar agar bayi memperoleh nutrisi yang
adekuat, edukasi penggunaan KB karena jumlah anak sudah 3 orang, medikamentosa:
ceftriaxone 1 gr i.v untuk mencegah infeksi sekunder, asam mefenamat 3x500 mg p.o
untuk mengurangi nyeri postpartum, livron B-plex 1x1 tab p.o dan sulfas ferosus 3x300
mg p.o untuk meningkatkan kadar hemoglobin, dan nifedipine 3x5 mg p.o untuk
menurunkan tekanan darah pasien.
• Sedangkan untuk bayi, keringkan dan jaga bayi tetap hangat, karena bayi dengan IUGR
sangat rentang mengalami hipotermia.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus persalinan spontan cukup bulan dengan hipertensi gestasional, anemia dan
IUGR pada seorang wanita usia 28 tahun. Dari anamnesis didapatkan saat ini hamil anak ke-3
(G3P2A0), keputihan saat hamil disangkal, HPHT: 10 Maret 2021, TP: 17 Desember 2021, UK: 38-39
minggu, riwayat menarche usia 12 tahun, siklus teratur, lama haid 3-4 hari, nyeri haid (-). Riwayat
ANC 1x ke puskesmas, riwayat KB disangkal, riwayat hepertensi, DM, asma sebelum kehamilan
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda inpartu (+), TD: 150/80 mmHg, N:
74x/m, RR: 20x/m, SB: 36,7ºC, conjungtiva anesmis (+/+). Status obstetric didapatkan TFU: 27 cm,
LA memanjang, punggung kanan, letak kepala, DJJ 140x/m, vulva/vagina dbn, portio tipis arah
anterior, pembukaan 9 cm, presentasi kepala dengan UUK kanan anterior. Dari pemeriksaan
penunjang didapatkan kadar Hb: 8.8 g/dL, pemeriksaan USG tidak dilakukan. Dari laporan
persalinan diketahui lahir bayi laki secara spontan dengan BB: 2200 gr, PB : 50 cm, AS menit 1:7, AS
menit 5:8.
TERIMAKASIH