Anda di halaman 1dari 44

PATIENT SAFETY

NURDIANA DJAMALUDDIN
Apa itu Patient Safety???
 Patient safety/keselamatan pasien adalah
suatu sistem yang membuat asuhan pasien
di RS menjadi lebih aman. Sitem ini
mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan Patient Safety
 Terciptanya budaya keselamtan pasien di RS
 Meningkatkan akuntabilitas RS terhadap
pasien dan masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD)
di Rumah Sakit
 Terlaksananya program2 pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan
 Menciptakan lingkungan yang aman bagi
pasien, karyawan dan pengunjung
 Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
Manfaat Patient Safety
 Budaya keamanan meningkat dan
berkembang
 Komunikasi dengan pasien berkembang
 Kejadian tidak diharapkan menurun
 Risiko klinis menurun
 Keluhan berkurang
 Mutu pelayanan RS meningkat
6 International Patient Safety Goals

Identifikasi Pasien Secara Benar

Meningkatkan Komunikasi Efektif


Meningkatkan Keselamatan Penggunaan
Obat-Obat
Menjamin Sisi Operasi yang tepat, prosedur yang tepat
serta pasien yang tepat

Menurunkan Resiko Infeksi Nosokomial

Menurunkan Resiko Cedera


1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR

Indikator melakukan identifikasi


pasien secara benar :
Sebelum
melakukan Sebelum Sebelum
Dua pemberian mengambil memberika
identitas obat, darah, dan n
pasien : transfusi spesimen perawatan
nama & tgl darah atau lain utk atau
lahir produk pemeriksaa prosedur
darah n pelayanan
lainnya
Gelang Identitas Pasien (untuk pasien rawat inap,
rawat jalan, UGD)

 Merah Muda: identitas pasien perempuan


 Biru Muda : identitas pasien laki2
 Kuning : pasien beresiko jatuh
 Merah : pasien aergi
Contoh Gelang Identitas Pasien
TIPS
1. Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan
tgl lahir sebelum melakukan prosedur dengan
pertanyaan terbuka, contoh : “Nama Bapak Siapa?”,
“Tolong Sebutkan tgl lahir bapak”
2. Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap di
konfirmasi secara verbal sebelum melakukan prosedur,
memberikan obat-obatan, transfusi darah atau
mengambil darah.
3. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas
pasien dapat ditanyakan kepada penunggu/pengantar
pasien.
4. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, gelang
identitas harus diperiksa kecocokannya dgn rekam
medik oleh dua orang staf.
2. Meningkatkan Komunikasi Efektif

Indikator melakukan
komunikasi efektif :
Instruksi/laporan
Instruksi/laporan
hasil tes secara
Instruksi/laporan yg dibacakan
verbal dan
hasil tes secara tersebut,
telpon
verbal dan dikonfirmasi
dibacakan
telpon ditulis oleh individu
kembali oleh
oleh penerima pemberi
penerima
instruksi/laporan instruksi/laporan
instruksi/laporan
Beberapa tehnik komunikasi
efektif
Komunikasi Verbal (Write Down/Tulis,
Read/Baca, Back/Kembali)
 Untuk perintah verbal atau melalui
telpon, staf yg menerima pesan harus
menulis isi pesan. Komunikasi verbal
menerapkan TBAK  Tulis Baca
Kembali. Untuk istilah yang sulit atau
obat-obatan kategori LASA (look alike
sound alike) diminta menerima pesan
mengeja kata tersebut perhuruf.
Misalnya : U B R E T I D
Cont’
 Tehnik SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation).
tehnik ini berlaku untuk semua petugas
saat melakukan pelaporan/serah terima
tugas.
Sebelum menelpon dokter
 Periksa pasien dengan teliti
 Lihat nama DPJP yg sesuai untuk di telpon
 Mengetahui diagnosis masuk pasien
 Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru
 Pegang RM pasien dan siap untuk melaporkan
alergi, pengobatan yang diberikan, cairan IV,
hasil tes maupun laboratorium
 Setiap laporan SBAR berbeda. Fokus pada
permasalahan
Beberapa contoh penerapan masing-
masing huruf dalam tehnik SBAR (yang
di cetak tebal adalah item yang harus
dipenuhi, yang dicetak biasa adalah
pilihan jawaban sesuai kondisi pasien.
SITUASI
 Saya menelpon tentang (nama
pasien,umur dan tempat perawatan)
Pasien Tn. Anto, Umur 39 Tahun, di perawatan Palem
Lantai 1 dok….

 Masalah yang ingin disampaikan adalah :


Saya khawatir pasien akan mengalami henti jantung

 Tanda tanda Vital :


TD:……./……, Nadi:……..,Pernapasan…….., Suhu:……
Cont’
Saya khawatir tentang :
 Tekanan darah karena lebih dari 200 atau
kurang dari 100, atau 30 mmHg dibawah dari
biasanya.
 Nadi karena lebih dari 140 atau kurang dari 50
 Pernapasan karena kurang dari 5 atau lebih
dari 40
 Suhu karena kurang dari 35C atau lebih dari
40C
Background/Latar Belakang
Status Mental Pasien :
 sadar dan orientasi : orang, waktu, dan tempat baik
 kebingungan dan kooperatif/tidak kooperatif
 Gelisah atau mengacau
 Lesu tapi dapat berbicara dan dapat menelan
 Koma, mata tertutup, tdk respon terhadap situasi
 Kulit : hangat dan kering, pucat berbintik, ekstremitas
dingin/hangat
 Pasien memakai/tidak memakai oksigen
 Pasien memakai oksigen… L/menit atau % selama…
menit/jam
 Oksimeter menunjukkan… %
 Oksimeter menunjukkan denyut nadi yang baik dan sulit
dibaca
Assessment/Penilaian
 Masalah yang saya pikirkan adalah :
(katakan apa masalah yg anda pikirkan)

1. Masalah tampaknya adalah jantung, infeksi, neurologis,


respirasi……
2. Saya tidak yakin masalahnya tapi kondisi pasien
memburuk
3. Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung
memburuk
4. Kita perlu melakukan sesuatu dok….
Recommendation/Rekomendasi
 Apakah (Katakan apa yang ingin
disarankan)
1. Pasien dapat ditransfer ke ICU/NICU dok?
2. Dokter dapat melihat pasien sekarang?
3. Dokter dapat berbicara pd keluarga pasien tt kondisi
pasien sekarang?
4. Dokter dapat menghubungi dokter jaga/konsulen….
Untuk dapat melihat pasien sekarang?
Cont’
 Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Apakah dokter membutuhkan pemeriksaan seperti roentgen
thoraks, analisa gas darah, EKG dll?

 Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan :


a. Seberapa sering perlu dilaporkan tanda vital ke dokter?
b. Menurut perkiraan dokter berapa lama masalah ini akan
berakhir?
c. Jika pasien tidak membaik, pakah dokter ingin
diberitahu/ditelpon lagi?
Contoh Penerapan Tehnik SBAR (Komunikasi
Perawat dengan Dokter)
 Skenario : Pasien diruang operasi dipersiapkan oleh
dokter anestesi untuk blok anastesi di sisi kiri namun
perawat mengetahui bahwa pasien dijadwalkan untuk
operasi bahu sebelah kanan :

S : dr. Ibrahim, saya ingin klarifikasi sedikit mengenai lokasi operasi


yang sebenarnya
B : menurut jadwal, lokasi operasi di kanan tapi yang kita persiapkan
adalah yang kiri
A : Saya khawatir, mungkin kita menyiapkan sisi yang salah
R : Kita cek sebentar untuk meyakinkannnya. Mari kita cek kembali
jadwal dan informed consent. Jika ada pertanyaan, kita tanyakan pada
dokter bedah ortopedi untuk menjelaskannya sebelum kita
melangkah lebih jauh
Tugas :
 Sekenario : Tn. Agung, pasien interna, dengan riwayat pneumothoraks
spontan. Ia dirawat 2 hari yg lalu karena pneumonia, menggunakan O2 2
ltr/menit dengan saturasi 95%. Tiba2 pasien mngalami sesak napas yg
memburuk dengan penurunan saturasi O2 menjadi 85%, dengan
pemberian oksigen melalui sungkup non rebreathing. Pemeriksaan fisik
menunjukkan berkurangnya suara napas di paru kanan dengan
pendorongan trakea.

S : dr.faiq saya ingin mengkonfirmasikan mengenai pasien atas nama


Tn.Agung sebgai pasien interna dengan riwayat pneumothoraks spontan
yang dirawat di rumah sakit ini sejak 2 hari lalu karena pneumonia
B: pasien tersebut tiba-tiba mengalami sesak nafas yang memburuk
dan mengalami penurunan saturasi oksigen yang sebelumnya 95%
menurun menjadi 85%
A : hasil pemeriksaan fisik menunjukan berkurangnya suara napas di
paru kanan denga pendorongan trakea yang menunjukan bahwa
pasien mengalami gangguan pertukaran gas
R:
3. Meningkatkan Keselamatan Penggunaan
Obat2 yg perlu kewaspadaan tinggi
Indikator peningkatan keselamatan penggunaan obat2 yg
perlu kewaspadaan tinggi :

a. Elektrolit pekat tidak disimpan dalam unit perawatan


pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan
dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak
seharusnya pada area-area yang diijinkan sesuai
kebijakan.
b. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan
pasien memiliki label yang jelas dan disimpan di tempat
dengan akses terbatas
Obat-obat yg memerlukan
kewaspadaan tinggi :
a. Elektrolit Pekat c. Antikoagulan
 KCL 46%  Heparin natrium
 Meylon 8,4%  Enoksaparin natrium
 MgSO4 20% d. Trombolitik
 NaCl 3%  Streptokinase
b. Golongan Opioid e. Anti Aritmia
 Fentanil  Lidokain
 Kodein HCL  Amiodaron
 Morfin HCL
 Morfin Sulfat
f. Insulin
 Petidin HCL g. Obat Hipoglikemia
 Sufentanil Oral
Cont’
h. Obat Agonis k. Obat Kontras
Adrenergik l. Pelemas Otot
 Epinefrin  Suksinilkolin
 Noreepinefrin  Rokuronium
i. Anestetik Umum  Vekuronium
 Propofol m. Larutan
 Ketamin Kardioplegia
j. Kemoterapi
TIPS
• Setiap pemberian obat menerapkan 7 Benar

•Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan


menggunakan label khusus

•Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang


berkompeten

•Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA

•Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat


pasien tanpa pengawasan

• Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi


atau menerima instruksi
4. Menjamin Sisi Operasi yang tepat, prosedur
yang tepat, serta pasien yg tepat dengan
penerapan Check List

Indikator Keselamatan Operasi :

 Menggunakan tanda yg mudah dikenali untuk identifikasi


lokasi operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses
penandaan.
 Menggunakan check list atau proses lain utk verifikasi
lokasi yang tepat, prosedur yang tepat dan pasien yang
tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta
peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi
 Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan
prosedur time-out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai
Protokol Umum
a. Tandai lokasi operasi (marking) terutama :
o Pada organ yang memiliki dua sisi, kanan dan kiri
o Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
o Multiple level (operasi tulang belakang : cervical, thoracal, lumbal)
o Multiple lesion yg pengerjaannya bertahap
b. Anjuran penandaan lokasi operasi
 Gunakan tanda yang telah disepakati
 Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
 Tandai pada atau dekat daerah insisi
 Gunakan tanda yang tidak ambigu (Mis : tanda X merupakan tanda yg
ambigu)
 Daerah yang tidak di operasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan
 Gunakan penanda yg tidak mudah terhapus (Mis : gentian violet)
CHECK LIST KESELAMATAN OPERASI
STANDAR WHO
5. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial
Dengan Hand Hygiene dan Pengunaan APD

Indikator usaha menurunkan infeksi nosokomial :

 Menggunakan panduan hand-hygiene terbaru dan yg diakui


WHO
 Mengimplementasikan program kebersihan tangan yg
efektif
Cont’d
MATERI PANUM 2017\HAND HYGIENE WH
O.ppt
Alat Pelindung Diri (APD)
 Alat yang digunakan untuk melindungi
petugas dari risiko pajanan darah, cairan
tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien
seperti : sarung tangan, masker, tutup
kepala, kacamata pelindung, apron/jas, dan
sepatu pelindung
Cont’
6. Menurunkan Risiko Cedera Karena Jatuh
dengan Checklist Assessment risiko jatuh
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena
jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan
penilaian diulang jika diindikasikan oleh
perubahan kondisi pasien atau pengobatan,
dan lainnya
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti
sesuai derajat risiko jatuh pasien guna
mencegah pasien jatuh serta akibat tak
terduga lainnya.
TIPS
 Seluruh pasien rawat inap dinilai risiko jatuhnya
dengan menggunakan checklist penilaian risiko
jatuh
 Pasien anak memakai formulir : checklist
penilaian risiko pasien anak : skala Humpty
Dumpty
 Pasien dewasa memakai formulir : penilaian
resiko jatuh dewasa : skala jatuh Morse (Morse
Fall Scale)
 Pasien risiko ulang dilakukan jika ada perubahan
kondisi atau pengobatan
Con’t
REFERENCE
 Buku Saku Patient Safety RSWS 2015
 Buku Saku PPI RSWS 2015
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai