Anda di halaman 1dari 68

KONSEPSI

KEPEMIMPINAN
8 JP (360 MENIT)
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR HASIL BELAJAR

Menjelaskan teori kepemimpinan.


Memahami 1.

2. Menjelaskan teknik kepemimpinan.


konsepsi 3. Menjelaskan metode kepemimpinan.
kepemimpinan 4. Menjelaskan pendekatan
kepemimpinan.
5. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan.
6. Menjelaskan gaya kepemimpinan.
7. Menjelaskan syarat-syarat
kepemimpinan.
8. Menjelaskan syarat pemimpin yang
berhasil.
TEORI DAN TEKNIK
KEPEMIMPINAN
Bertujuan untuk mempelajari cara
pemimpin menguasai teknik kepemimpinan
(sebagai bentuk perilaku praktis), sehingga
keberhasilan fungsi sebagai pemimpin
dalam menerapkan teori & teknik tertentu
di dalam kehidupan dan organisasi tercapai.
TEORI
KEPEMIMPINAN
1) Penggeneralisasian dari suatu seri fakta
mengenai sifat-sifat dasar dan perilaku
pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan.
2) Dengan menekankan latar belakang historis dan
sebab musabab timbulnya kepemimpinan serta
persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin.
3) Sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta
etika profesi yang perlu dipakai oleh pemimpin.
3 (Tiga) Teori
(munculnya)
Kepemimpinan
Teori Genetis
Seseorang akan menjadi pemimpin
karena dia dilahirkan untuk menjadi
pemimpin. Hanya yang memiliki bakat &
pembawaan alami, bisa menjadi
pemimpin. Secara filosofis, teori ini
menganut pandangan deterministis
sehingga muncul istilah “Leaders Are
Borned Not Built” (Dilahirkan sebagai
Pemimpin).
Teori Sosial
(Lawan dari Teori Genetis)

Pemimpin itu harus dipersiapkan, dididik


dan dibentuk, tidak lahir begitu saja.
Setiap orang bisa menjadi pemimpin
apabila diberi kesempatan memimpin dan
mempersiapkannya. “Leaders are built not
borned”.
Teori Ekologis
(Sebagai reaksi dari Teori Genetis
dan Teori Sosial)

Menjadi seorang pemimpin perlu bakat


dan bakat ini perlu dibina &
dikembangkan melalui upaya, pengalaman
dan pendidikan dan disesuaikan dengan
tuntutan lingkungan (ekologis).
TEKNIK
KEPEMIMPINAN
Kemampuan dan keterampilan teknis
pemimpin dalam menerapkan teori-teori
kepemimpinan di tengah praktek
kehidupan dan dalam organisasi tertentu
yang melingkupi konsep-konsep
pemikiran, perilaku sehari-hari serta
sarana & prasarana yang digunakan.
Teknik
Kepemimpinan Umum

kemampuan dan keterampilan teknis serta
sosial pemimpin dalam menerapkan teori &
teori kepemimpinan pada praktek kehidupan 
serta organisasi melingkupi konsep &
konsep pemikiran perilaku sehari&hari dan 
semua peralatan yang dipakainya.
1. Teknik menyiapkan org-org supaya mau menjadi pengikut
dgn cara memberikan penerangan dan propaganda.
2. Teknik memperlakukan org-org sbg manusia, bukan sbg alat.
Seorang pemimpin hrs menyadari bhw setiap org memiliki
kemauan dan kebutuhan bersifat ekonomis, spt : sandang,
pangan dan papan, maupun bersifat psikologis, spt :
a. Kebutuhan akan kelayakan.
b. Kebutuhan akan penghargaan orang lain.
c. Kebutuhan keamanan dan ketenteraman.
d. Kebutuhan untuk menjadi peserta dalam kelompok.
3. Teknik menjadi teladan bagi pengikut.
Seseorang pemimpin hrs dpt memberi contoh atau teladan bg
mereka yg dipimpinnya. Dgn memberi contoh yg benar,
maka org-org dlm kelompoknya akan melihat sendiri dan
percaya akan kebenaran.
Teknik
Kepemimpinan Khusus

Adalah teknik kepemimpinan tambahan dari


teknik kepemimpinan umum. Supaya tugas
kepemimpinan dalam bidang khusus/tertentu
dapat dijalankan dengan hasil yang baik, antara
lain : perusahaan industri, perusahaan
pertanian, olahraga, kemiliteran, kepolisian, dll.
METODE
KEPEMIMPINAN
Dalam bukunya "The Art of Administration“,
Odway Tead mengemukakan beberapa
metode kepemimpinan, antara lain :
1. Memberi perintah

Perintah itu timbul dari situasi formal dan


relasi kerja. Perintah adalah fakta
fungsional pada organisasi dan dapat
berbentuk : instruksi, komando,
peraturan, tata tertib, standar operasional
atau perilaku yang harus dipatuhi.
Hal yang diperhatikan dalam
pemberian perintah, a.l. :
1. Kondisi pribadi individu yg diberi perintah.
2. Situasi lingkungan sekitar yg hrs ikut dipertimbangkan dlm
pemberian perintah.
3. Perintah hrs jelas, ringkas, namun tegas dan tdk mengandung
kemajemukan arti, tdk membingungkan, shg mudah dimengerti.
4. Penggunaan nada suara yg wajar, netral, tdk dipaksakan, cukup ramah
agar mudah dicerna. Semua itu dilakukan dgn ekspresi wajah yg
tenang, riang, terbuka dan simpatik, serta raut muka yg dpt
mempengaruhi nada perintah, yaitu :
a. Kesopan-santunan dlm menyampaikan perintah bisa memberi
pengaruh pada pelaksanaan perintah agar dipatuhi.
b. Perintah diberikan secara bertahap sehingga tdk membingungkan
dan tdk menghambat pengambilan keputusan. Memprioritaskan
tugas / perintah yg paling penting.
2. Memberi kritik dan pujian
Kritik hrs diberikan secara objektif dan tdk
bersifat subjektif, juga tdk disertai emosi-
emosi yg negatif, dgn suara yg
menyenangkan agar tdk menimbulkan rasa
dendam dan sakit hati serta secara pribadi
dan rahasia. Sedangkan pujian agar diberikan
secara terbuka, terang-terangan dimuka
umum dan sifatnya hrs benar-benar luar
biasa agar tdk menimbulkan cemoohan dan
sinisme.
3. Memupuk tingkah laku yang
benar

Pemimpin harus bersikap objektif dan


jujur serta menjauhkan diri dari rasa pilih
kasih. Karena hal ini dapat menurunkan
moral anggota-anggota lainnya,
menumbuhkan keraguan, kemuakkan
serta kecemburuan sosial. Juga bisa
mengurangi rasa hormat anggota pada
pemimpin.
4. Peka terhadap saran

Sifat seorang pemimpin harus luwes dan


terbuka, peka pada saran-saran dari
lingkungan luar yang sifatnya positif, harus
menghargai pendapat orang lain untuk
kemudian mengkombinasikan dengan ide-
ide sendiri. Dengan demikian dia akan
dapat membangkitkan inisiatif kelompok
untuk memberikan saran-saran yang baik.
Hal ini juga mencerminkan sikap terbuka
dan kejujuran dari pemimpin.
5. Menciptakan rasa kesatuan pada
kelompoknya dan kesetiaan
yang tinggi serta kekompakan
yang utuh

Hal ini penting untuk menghadapi berbagai


macam tantangan luar dan keanekaragaman
situasi masyarakat modern.
6. Menciptakan disiplin diri dan
disiplin kelompok
Setiap kelompok akan mengembangkan
tata cara dan pola tingkah laku yang
hanya berlaku dalam kelompok sendiri
yang harus ditaati oleh seluruh anggota.
Disiplin kelompok bisa berhasil bila
pemimpin bersikap arif bijaksana,
memberikan teladan, berdisiplin dan
menerapkan seluruh prosedur dengan
penuh tanggung jawab.
7. Meredam kabar angin dan isu yang
tidak benar
Seorang pemimpin berkewajiban mengusut
tuntas setiap desas-desus yang tidak benar,
kabar angin maupun fitnah-fitnah dari luar yang
diarahkan pada perorangan atau pada organisasi
secara keseluruhan dan memberikan peringatan
keras atau sanksi kepada orang yang
menyebarkan laporan yang tidak benar dan
segera menetralkan situasi dengan jalan
memberikan penjelasan-penjelasan dan
kebijakan-kebijakan baru yang akan diterapkan.
PENDEKATAN
KEPEMIMPINA
N
Berdasarkan Sifat atau Ciri

Sifat atau ciri adalah rupa dari


keadaan suatu benda, tanda lahiriah,
ciri khas yang ada pada sesuatu
untuk membedakan dari yang lain.

Pendekatan melalui kemampuan


pribadi dgn berbagai sifat dan ciri yg
dimiliki.
4 (empat) sifat umum kepemimpinan
organisasi yg berhasil (Veithzal, 2004),
sbb :
1. Kecerdasan, lebih tinggi
dibandingkan dengan yang
dipimpin.
2. Kedewasaan, lebih matang dan
mempunyai emosi yang stabil serta
perhatian yang luas terhadap
aktivitas-aktivitas sosial.
3. Motivasi diri dan dorongan untuk
berprestasi, harus kuat untuk
berprestasi.
4. Sikap hubungan kemanusiaan, mau
mengakui harga diri dan
kehormatan bawahan.
Ciri-ciri ideal seorang pemimpin
(Sondang P. Siagian, 1994), sbb :
1. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,
rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan;

2. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi,


naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif;

3. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,


menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara efektif
Berdasarkan Tingkah Laku

Adalah kepemimpinan yg didsrkan atas


pengamatan yg dilakukan oleh seorang
pemimpin efektif (Sastradipoera, 1998).
Kepemimpinan memberikan kelonggaran
kpd individu utk mewujudkan motivasinya
sendiri yang potensial dlm memuaskan
kebutuhannya yg pada wkt bersamaan
memberikan sumbangan bagi pencapaian
tujuan organisasi.
Teori ini memberikan saran akan perlunya
fungsi motivasi kpd para pengikut agar
mereka dpt memuaskan kebutuhannya.
Perilaku berdasarkan orientasi pada
bawahan dan produksi
ORIENTASI BAWAHAN ORIENTASI PRODUKSI

1. Penekanan pada hubungan 1. Cenderung menekankan segi-


atasan dan bawahan. segi teknis pekerjaan yang
2. Perhatian pribadi pimpinan dilakukan bawahan dan kurang
pada pemuasan kebutuhan pada segi kemanusiaan.
para bawahannya. 2. Pertimbangan utama diletakkan
pada terselenggaranya tugas.
3. Menerima perbedaan -
perbedaan kepribadian, 3. Menempatkan pencapaian tujuan
dan penyelesaian tugas di atas
kemampuan dan perilaku
pertimbangan-pertimbangan
yang terdapat dalam diri para
yang menyangkut unsur
bawahan tersebut. manusia dalam organisasi.
Berdasarkan Prakarsa Struktur & Perhatian

Didasarkan kepada pemikiran dasar bahwa


efektifitas kepemimpinan seseorang terlihat pada 2
jenis perilaku dalam penyelenggaraan tugas-tugas
kepemimpinan.
1. Pertama. Sampai sejauh mana pimpinan
memberikan penekanan pada peranannya selaku
pemrakarsa struktur tugas yang akan
dilaksanakan bawahannya.
2. Kedua. Sampai sejauh mana dan dalam bentuk
apa pimpinan memberikan perhatian kepada
bawahannya
Berdasarkan Teori Situasional

1. Pendekatan teori situasional disebut juga


pendekatan kontijensi, sebagai teknik manajemen
yang paling baik dalam memberikan kontribusi
untuk pencapaian sasaran organisasi dan mungkin
bervariasi dalam situasi atau lingkunan yang
berbeda.
2. Efektifitas kepemimpinan seseorang pada tingkat
yang sangat dominan ditentukan oleh
kemampuannya untuk membaca situasi yang
dihadapi dan menyesuaikan dengan gaya
kepemimpinannya sedemikian rupa agar cocok dan
mampu memenuhi tuntutan situasi yang dihadapi.
Berdasarkan Penerimaan

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi


perilaku para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau dan mampu, bahkan menyenangi utk bertindak
sesuai dgn keinginan dan harapan pimpinan dlm rangka
pencapaian tujuan organisasi. Agar pemimpin mampu
mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu
mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan,
kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka.
Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena
sesungguhnya manusia adalah mahkluk yang teramat
kompleks. Justru kompleksitas manusia itulah yang
menjadikan kepemimpinan sebagai suatu hal yang tidak
mudah untuk dipelajari dan diterapkan.
TIPE–TIPE KEPEMIMPINAN
Adalah cara yang digunakan dalam proses
kepemimpinan dalam mengintegrasikan
tujuan individu dengan tujuan organisasi.
Tipe maupun gaya kepemimpinan seseorang
tidak bersifat "fixed", artinya seseorang
pimpinan mempunyai kapasitas untuk
membaca situasi yang dihadapinya secara
tepat dan menyesuaikan tipe kepemimpinan
agar sesuai dengan tuntutan situasi yang
dihadapinya.
1. Tipe kharismatis

Tipe kepemimpinan kharismatis ini


memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan perbawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain.
Totalitas kepribadian pemimpin itu
memancarkan pengaruh dan daya tarik
yang teramat besar.
2. Tipe paternalistis

Yaitu tipe kepemimpinan yang


kebapaan dan banyak terdapat
dilingkungan masyarakat yang masih
bersifat tradisional, umumnya
masyarakat yang agraris.
Sifat-sifat seorang pemimpin paternalistis

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang


tidak / belum dewasa / anak sendiri yang masih perlu
dikembangkan.
2. Terlalu bersikap melindungi.
3. Jarang memberikan kesempatan bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri.
4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
5. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikutnya dan bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas mereka
sendiri.
6. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe militeristis

Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran,


dengan hanya menampilkan gaya luaran
saja, tetapi kalau dilihat lebih seksama,
tipe ini mirip dengan kepemimpinan
otoriter.
Ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando kepada bawahannya, sangat
keras, otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana.
2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara
ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-
lebihan.
4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari
bawahannya.
5. Tidak menghendaki saran, usul, pendpat dan
kritikan-kritikan dari bawahannya.
4. Tipe otokratis
(authoritative, dominator)

Otokrat berasal dari perkataan (Yunani),


Autos : sendiri dan Kratos : kekuasaan
atau kekuatan. Jadi otokrat berarti
Penguasa Absolut. Kepemimpinan
otokrat mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipatuhi tanpa ada
pembangkangan atau keraguan.
Ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai
pemain tunggal pada "one man show”.
2. Teknik dan taktis didikte oleh atasan setiap
waktu, sehingga teknik dan taktis yang akan
datang selalu tidak pasti.
3. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku serta
menyukai tipe anak buah "Hamba Nan
Setia".
4. Komunikasi satu arah.
5. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam
pujian.
Alasan bawahan masih tunduk & taat :
1. Orang yang dipimpin percaya bahwa tujuan yang
digariskan oleh pimpinan adalah untuk
kepemimpinan umum dan kepentingan bersama.
2. Ada kepercayaan akan kecakapan dan kemampuan
pemimpin dalam mencapai tujuan yang telah
digariskan itu.
3. Orang yang dipimpin tidak banyak mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan
dengan keputusan yang diambil oleh pimpinan.
4. Bawahan beranggapan tidak mempunyai
kemampuan dan keahlian serta selalu
membutuhkan pendampingan dan control.
5. Takut terhadap sanksi-sanksi yang setiap saat dapat
dijatuhkan oleh pimpinan.
5. Tipe Delegasi (laissez faire)

Kepemimpinan dalam peranannya sebagai


seorang pemimpin berpandangan bahwa pada
umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena bawahan terdiri dari:
orang-orang yang sudah dewasa; paham akan
tugas dan pekerjaan; mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi; dan sasaran-sasaran
yang ingin dicapai. Disini seorang pemimpin
tidak selalu sering melakukan intervensi.
Ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu
dengan partisipasi minimal dari pemimpin.
2. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh
pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan
memberi informasi pada saat ditanya.
3. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam
penentuan tugas.
4. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau
mengatur suatu kejadian.
5. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya
sendiri.
6. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
7. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk
mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
6. Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam
bukunya The Third World
mendefinisikan
kepemimpinan populistis
sebagai "kepemimpinan yang
dapat membangun solidaritas
rakyat".
7. Tipe Administratif
Kepemimpinan tipe Adminitratif ialah tipe
kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan
tugas - tugas administrasi secara efektif, dimana
para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan
administrator - administrator yang mampu
menggerakan dinamika modernisasi
pembangunan dengan harapan adanya
perkembangan tekhnis yaitu teknologi, industri,
management moderen dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat
8. Tipe Demokratis (Group Developer)
Tipe demokratis adalah tipe pemimpin
yang paling ideal dan paling didambakan,
walaupun diakui bahwa pemimpin yang
demokratis tidak selalu merupakan
pemimpin yang paling efektif dalam
kehidupan organisasional karena
adakalanya dalam hal bertindak dan
mengambil keputusan, bisa terjadi
keterlambatan sebagai konsekuensi
keterlibatan para bawahan dalam proses
pengambilan keputusan tersebut
Ciri-ciri Kepemimpinan
Demokratis/developer
1. Organisasi dengan segenap bagiannya berjalan
lancar, sekalipun pemimpin tidak berada di tempat.
2. Otoritas sepenuhnya didelegasikan kebawah, dan
masing-masing orang menyadari tugas dan
kewajibanya, sehingga merasa puas, pasti dan aman
menyandang setiap tugas kewajibannya.
3. Utamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada
umumnya demi kelancaran kerjasama kelompok.
4. Pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator
untuk mempercepat dinamika dan kerja sama
sehingga tujuan organisasi terwujud.
9. Tipe situasional
Pada dasarnya anggota Polri dalam
melaksanakan tugas- tugas adalah secara
mandiri, yang langsung berhadapan
dengan masyarakat yang memiliki latar
belakang yang sangat kompleks, yang
sudah barang tentu menuntut bentuk
layanan yang berbeda, untuk itu maka
setiap anggota Polri harus memiliki
kemampuan/kompetensi kepemimpinan
yang baik dan ideal
Ciri-ciri kepemimpinan Situasional
1. Memiliki visi dan kesadaran akan tujuan arah ke
depan.
2. Memiliki integritas moral dan komitmen.
3. Kejujuran, ketulusan dan kesederhanaan.
4. Tanggung jawab.
5. Berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
6. Bersemangat.
7. Memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual.
8. Komunikatif.
9. Serta memiliki kecakapan teknis /menejerial.
3 (tiga) pola dasar dalam menentukan watak
dan tipe pemimpin menurut
W.J REDDIN dalam artikelnya
What King of Manager
1. Berorientasi pada tugas (Task
Orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja
(Relation Ship Orientation).
3. Berorientasi pada hasil yang
efektif (Effectivess Orientation).
GAYA KEPEMIMPINAN
adalah "Bagaimana perilaku Anda dalam
mempengaruhi orang lain?".

Yang merupakan kombinasi antara perilaku


direktif dan suportif.
PERILAKU DIREKTIF PERILAKU SUPORTIF

"Mengatakan secara jelas “Mendengarkan orang lain,


kepada seseorang tentang memberikan dukungan dan
apa yang harus dikerjakan, semangat atas usaha mereka,
bagaimana mengerjakannya, dan kemudian membantu
dimana melakukannya dan keterlibatan mereka dlm
kapan mengerjakannnya dan pemecahan persoalan
kemudian mengawasi pengambilan keputusan".
dengan ketat
pelaksanaannya"
EMPAT GAYA
KEPEMIMPINAN DASAR
Gaya 1 : Mengarahkan (directing)

"Pemimpin memberi petunjuk yang


spesifik dan mengawasi secara ketat
penyelesaian tugas".
perilaku direktif bernilai tinggi, tetapi
rendah dalam perilaku suportif
PERILAKU SUPORTIF

GAYA 1

PERILAKU DIREKTIF
Gaya 2 : Melatih (coaching)
Pemimpin terus mengarahkan dan
mengawasi secara ketat penyelesaian tugas,
tetapi juga menjelaskan keputusan, meminta
saran dan mendukung kemajuan".
penlaku direktif dan perilaku suportif bernilai
tinggi PERILAKU SUPORTIF

GAYA 2

PERILAKU DIREKTIF
Gaya 3 : Mendukung (supporting)

"Pemimpin memberikan fasilitas dan mendukung


usaha bawahan kearah penyelesaian tugas dan
membagi tanggung jawab untuk membuat
keputusan dengan mereka".
Perilaku direktif bernilai rendah, tetapi perilaku
suportif bernilai tinggi
PERILAKU SUPORTIF

GAYA 3

PERILAKU DIREKTIF
Gaya 4 : Mendelegasikan (delegating)

“Pemimpin menyerahkan tanggungjawab


untuk pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah kepada bawahan”.
perilaku diirektif dan perilaku suportif
bernilai rendah
PERILAKU SUPORTIF

GAYA 4

PERILAKU DIREKTIF
GAYA KEPEMIMPINAN DARI KOMBINASI
PERILAKU DIREKTIF DAN SUPORTIF
PERILAKU SUPORTIF

GAYA 3 GAYA 2

GAYA 4 GAYA 1

PERILAKU DIREKTIF
GAYA KEPEMIMPINAN
DIKAITKAN DENGAN
TINGKAT PENGEMBANGAN
PRESTASI BAWAHAN
2 (dua) hal pokok yang menentukan
prestasi yaitu kompentensi dan ikatan

KOMPETENSI KEIKATAN
merupakan fungsi dari
pengetahuan dan
adalah
keterampilan yg diperoleh gabungan
dari pendidikan,
pelatihan dan antara rasa
pengalaman, dimana
kopetensi ini dpt
percaya diri
dikembangkan dgn cara dengan
pengarahan dan
dukungan yg tepat motivasi.
EMPAT TINGKAT PENGEMBANGAN
PRESTASI

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENS KOMPETENS


SEDANG RENDAH I SEDANG I RENDAH
* * * *
KEIKATAN KEIKATAN KEIKATAN KEIKATAN
TINGGI VARIABEL RENDAH TINGGI

TINGKAT TINGKAT TINGKAT TINGKAT


PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGA PENGEMBANGA
PRESTASI PRESTASI N PRESTASI N PRESTASI

P-4 P-3 P-2 P-1


GAYA KEPEMIMPINAN YANG SESUAI DENGAN
TINGKAT PENGEMBANGAN PRESTASI
BAWAHAN
TINGKAT PENGEMBANGAN PRESTASI GAYA KEPEMIMPINAN YANG SESUAI

P-1 KOMPETENSI
RENDAH DGN
G-1
GAYA
KEIKATAN TINGGI MENGARAHKAN

P-2 KOMPETENSI
SEDANG DGN
G-2
GAYA
KEIKATAN RENDAH MELATIH

P-3 KOMPETENSI
TINGGI
G-3
GAYA
DGN KEIKATAN MENDUKUNG
VARIABEL

P-4 KOMPETENSI
TINGGI DGN
G-4
GAYA
KEIKATAN TINGGI MENDELEGASIKAN
Menurut Paul Hersey dan Ken Blanchard.
efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung
pada 2 (Dua) hal, yaitu dan

1. pemilihan 2. tingkat
gaya kematangan
kepemimpina jiwa
n yg tepat utk (kedewasaan)
menghadapi para
situasi bawahan yg
tertentu dipimpin.
Empat bentuk gaya kepemimpinan
Tergantung pada orientasi tugas
kepemimpinan dan sifat hubungan atasan
dan bawahan
MENGAJAR
MELAKUKAN
MEMBERITAHUKAN MENJUAL BAWAHAN
PENDELEGASIAN
BERPERAN SERETA

ORIENTASI ORIENTASI ORIENTASI ORIENTASI


TUGAS TUGAS TUGAS TUGAS
TINGGI, SEDANG, RENDAH, RENDAH,
HUBUNGAN HUBUNGAN HUBUNGAN HUBUNGAN
ATASAN ATASAN ATASAN ATASAN
DAN DAN DAN DAN
BAWAHAN BAWAHAN BAWAHAN BAWAHAN
RENDAH INTENSIF INTENSIF RENDAH
Syarat-Syarat Kepemimpinan
1. KEKUASAAN yaitu kekuatan, otoritas dan legalitas
yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu.
2. KEWIBAWAAN yaitu kelebihan, keunggulan,
keutamaan, sehingga orang mampu "membawahi" atau
mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
pimpinan dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
3. KEMAMPUAN yaitu segala daya, kesanggupan,
kekuatan dan kecakapan/keterampilan teknis maupun
sosial yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota
biasa.
EMPAT SYARAT PEMIMPIN YANG BERHASIL
1) Pemimpin harus dipandang sebagai ” salah
satu dari kita ”. Ia berbagi karakteristik
tertentu dengan para anggota kelompoknya
dan tidak dipandang sebagai orang luar.
2) Pemimpin harus dipandang sebagai ”
sebagian besar dari kita ”. Ia harus
memasukan sampai tingkat tertentu norma-
norma dan nilai-nilai yang menjadi pusat
kelompok . Ia dapat mempengaruhi nilai
dengan kekuatan visionernya, tetapi ia
mungkin gagal sebagai seorang pemimpin
jika ia bergerak terlalu jauh dari mereka.
EMPAT SYARAT PEMIMPIN YANG BERHASIL
3) Pemimpin harus dipandang sebagai ” yg
terbaik dari kita”. Ia hrs memeprlihatkan
bhw ia adalah seorang ahli dlm tugas yg
dihadapi pok, bhw pada kenyataannya ia
lebih unggul dari pada poknya, yaitu
membuat pok bekerja sama dgn penuh
maksud . Ia tidak perlu memilki keahlian yg
lebih tinggi daripada setiap orang dlm
kelompoknya dlm aspek-aspek tertentu dlm
pekerjaan, tetapi ia harus membuktikan bhw
ia dpt mengarahkan dan memanfaatkan
keahlian ini utk mencapai hsl.
EMPAT SYARAT PEMIMPIN YANG BERHASIL
4) Pemimpin hrs sesuai dgn pengharapan bgm
pemimpin yg baik. Hal itu akan bervariasi sesuai
para pengikut. Ia lbh mgkn utk menerima
penghargaan dan kerma dari para pengikutnya
jika ia berperilaku dgn pok tetapi seringkali
mencakup sikap yg lgsg, adil dan tegas, serta
cermat, ramah dan dpt didekati. Tetapi tdk cukup
mendefinisikan seorg pemimpin dlm bentuk siapa
dia dan apa yg dipikirkan para pengikutnya ttg
dia. Ia hrs pula dipertimbangkan dari sudut
pandang apa yg dilakukannya, perannya,
tuntutan yg dibuat thdpnya dan jns kewenangan
yg diberlakukannya.
Management is doing the right thing
(manajemen melakukan hal yang benar)

Leadership is doing the thing right


(kepemimpinan melakukan hal dengan benar)

Anda mungkin juga menyukai