Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN GAGAL
JANTUNG
ANGGOTA KELOMPOK 1

ABUBAKAR TATROMAN
HADY APRIANTO SAMUDA
AGUS S HEHANUSSA
Definisi

 Gagaljantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal


mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
 Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan
sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada
kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung masih
cukup tinggi (Aspani, 2016).
Etiologi

Secara umum penyebab Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku


gagal jantung
Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,
dikelompokkan sebagai
berikut : Menurut (Aspani, gagal jantung disebabkan dengan
2016) berbagai keadaan seperti
 Disfungsi miokard Kelainan otot jantung
 Beban tekanan berlebihan-pembebanan
Aterosklerosis koroner
sistolik
 Beban volume berlebihan-pembebanan Hipertensi Sistemik atau pulmonal
diastolik
Penyakit jantung lain
 Peningkatan kebutuhan metabolik
Faktor sistemik
Manifestasi Klinik

Gagal Jantung Kiri


Gagal Jantung Kanan
 Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels  Edema ekstremitas bawah
paru, kadar saturasi oksigen yang rendah
 Hepatomegali dan nyeri tekan pada
 Dispnea saat beraktifitas
kuadran kanan atas abdomen terjadi
 Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama akibat pembesaran vena dihepar.
kelamaan dapat berubah menjadi batuk berdahak.  Anorexia dan mual
 Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink  Kelemahan
 Perfusi jaringan yang tidak memadai.
 Oliguria (penurunan urin)
 Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
Klasifikasi Gagal Jantung

Kelas 1 Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dipsnea napas, palpitasi
atau keletihan berlebihan
Kelas 2 Gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi aktivitas biasa menimbulkan
keletihan dan palpitasi
Kelas 3
Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi aktivitas yang
kurang dari biasa dapat menimbulkan gejala.
Kelas 4 Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman : gejala gagal jantung
kongestif ditemukan bahkan pada saat istirahat dan ketidaknyamanan semakin bertambah ketika
melakukan aktifitas fisik apapun.
Sumber : (Aspiani,2016)
Patofisiologi

Kekuatan jantung untuk merespon tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan


metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai organ
pemompa, sehingga terjadi gagal jantung.
Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan
jika cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis
tertentu pada penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya
tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal.
KELAINAN FUNGSI OTOT JANTUNG DISEBABKAN KARENA ATEROSKLEROSIS
KORONER, HIPERTENSI ARTERIAL DAN PENYAKIT OTOT DEGENERATIF ATAU
INFLAMASI. ATEROSKLEROSIS KORONER MENGAKIBATKAN DISFUNGSI
MIOKARDIUM KARENA TERGANGGU ALIRANNYA DARAH KE OTOT JANTUNG
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus gagal jantung kongestive di
antaranya sebagai berikut
 Elektrokardiogram
 Uji stress
 Ekokardiografi
 Katerisasi jantung
 Radiografi dada :
 Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah
 Analisa gas darah
 Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
 Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus gagal
Penatalaksanaan

Penatalakasanaan gagal jantung dibagi


menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut :

A. Terapi farmakologi : B. TERAPI NON FARMAKOLOGI


Terapi yang dapat iberikan antara lain YAITU ANTARA LAIN TIRAH BARING,
golongan diuretik, angiotensin PERUBAHAN GAYA HIDUP, PENDIDIKAN
KESEHATAN MENGENAI PENYAKIT,
PROGNOSIS, OBAT-OBATAN SERTA
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN,
MONITORING DAN KONTROL FAKTOR
RESIKO.
Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

 Identitas :  Pemeriksaan fisik


 Identitas pasien :  Keadaan Umum
 Identitas Penanggung Jawab  Tanda-tanda Vital
 Keluhan utama  Pemeriksaan khusus jantung
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pengkajian data
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon


pasien terhadap masalah kesehatan

1. Gangguan pertukaran gas 5. Perfusi perifer tidak efektif


2. Penurunan curah jantung 6. Intoleransi aktivitas
3. Nyeri akut 7. Ansietas
4. Hipervolemia 8. Defisit nutrisi
9. Resiko Gangguan integritas kulit
Intervensi
Keperawatan
Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Gangguan pertukaran gas Tujuan : 1. Monitor frekuensi irama, kedalaman dan upaya
b.d perubahan membran Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nafas
alveolus-kapiler Monitor pola nafas
pertukaran gas meningkat. 2. Monitor kemampuan batuk efektif
  3. Monitor saturasi oksigen
Kriterian hasil : 4 Auskultasi bunyi nafas
1.Dipsnea menurun 5. Dokumentasikan hasil pemantauan
2.bunyi nafas tambahan menurun Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
3.pola nafas membaik 6. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4. PCO2 dan O2 membaik 7. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifitas
dan/atau tidur
Pola nafas tidak efektif b.d Tujuan : 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
hambatan upaya nafas (mis: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas usaha nafas)
nyeri saat bernafas) membaik. 2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis: gagling,
mengi, Wheezing, ronkhi)
 
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Kriteria hasil :
4. Posisikan semi fowler atau fowler
1. Frekuensi nafas dalam rentang normal 5. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Tidak ada pengguanaan otot bantu pernafasan 6. Kolaborasi pemberian bronkodilato,
3. Pasien tidak menunjukkan tanda dipsnea ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
.Penurunan curah jantung Tujuan : 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
b.d perubahan preload / setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan curah curah jantung
perubahan afterload / jantung meningkat. 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
perubahan kontraktilitas   curah jantung
Kriteria hasil : 3. Monitor intake dan output cairan
1.Tanda vital dalam rentang normal 4. Monitor keluhan nyeri dada
2.Kekuatan nadi perifer meningkat 5. Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi
strees, jika perlu
6. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
7. Anjurkan berakitifitas fisik secara bertahap
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Nyeri akut b.d gen penedera Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,
fisiologis (Mis: Iskemia) diharapkan tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
  2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : Tingkat nyeri (L.08066) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
1. Pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi 2 memperingan nyeri
2.Pasien menunjukkan ekspresi wajah tenang 3.Pasien dapat 4. Berikan terapi non farmakologis untuk
beristirahat dengan nyaman mengurangi rasa nyeri
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (pencahayaan,kebisingan)
6. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Hipervolemia Tujuan : 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
b.d gangguan mekanisme setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan (dipsnea,edema, JVP/CVP meningkat,suara nafas
regulasi keseimbangan cairan meningkat. tambahan)
  2. Monitor intake dan output cairan
Kriterian hasil : (keseimbangan ciran L. 03020) 3. Monitor efek samping diuretik (mis : hipotensi
1.Tererbebas dari edema 2.Haluaran urin meningkat ortortostatik, hipovolemia, hipokalemia,
3. Mampu mengontrol asupan cairan hiponatremia)
4. Batasi asupan cairan dan garam
5. Anjurkan melapor haluaran urin <0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
6. Ajarkan cara membatasi cairan
7. Kolaborasi pemberian diuretik
Perfusi perifer tidak efektif Tujuan : 1. Periksa sirkulasi perifer(mis:nadi perifer,edema,
b.d penurunan aliran arteri setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perfusi pengisian kapiler, warna,suhu)
dan/atau vena perifer meningkat. 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
  3. Lakukan hidrasi
Kriteria hasil : perfusi perifer 4. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
1.Nadi perifer teraba kuat darah, antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika
2. Akral teraba hangat perlu
3.Warna kulit tidak pucat 5. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
6. Informasikan tanda dan gejala darurat
yanng harus dilaporkan.
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Intoleransi aktifitas b.d Tujuan : 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan 2. Monitor pola dan jam tidur
toleransi aktifitas meningkat. 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
  stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
Kriteria hasil : Toleransi aktivitas (L.05047) 4. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
1. kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari meningkat 5. Anjurkan tirah baring
2.Pasien Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan 6. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
3.Pasien mangatakan dipsnea saat dan/atau setelah aktifitas 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
Menurun meningkatkan asupan makanan

Ansietas b.d kurang terpapar Tujuan : 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
informasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat 2. Pahami situasi yang membuat ansietas
ansietas menurun. 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
  4. Gunakan pendekatan yang teang dan meyakinkan
Kriterian hasil : 5. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
1.Pasien mengatakan telah memahami penyakitnya pengobatan, dan prognosis
2.Pasien tampak tenang 6. Anjurkan keluarga untuk tetap menemani
3.Pasien dapat beristirahat dengan nyaman pasien, jika perlu
7. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Defisit nutrisi b.d Tujuan : 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan
ketidakmampuan mencerna setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status serta kebutuhan kalori
makanan, faktor psikologis nutrisi membaik. 2. Timbang berat badan secara rutin
(mis:stress,keeng ganan   3. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan
untuk makan) Kriteria hasil : dan situasi pemicu pengeluaran makanan
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat (mis:pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas
2. Perasaan cepat kenyang menurun berlebihan)
3. Nafsu makan membaik 4. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan

Resiko gangguan integritas Tujuan : 1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga


kulit d.d kelebihan volume
cairan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan menerima informasi
integritas kulit dan jaringan meningkat. 2. Persiapkan materi dan media edukasi (mis: formulir
  balance cairan)
Kriteria hasil : (integritas kulit dan jaringan L.14125) 3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
1.Resiko kerusakan jaringan integritas kulit meningkat 4. Jelaskan tentang defenisi, tanda, dan gejala edema
2. Tidak ada tanda kemerahan 5. Jelaskan cara penanganan dan pencegahan edema
3..Tidak ada keluhan nyeri pada daerah edema 6. Intruksikan pasien dan keluarga untuk menjelaskan
kembali definisi, penyebab, gejala dan tanda,
penanganan dan pencegahan edema.
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses

keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses
rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010). keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang

Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada disengaja dan terus menerus dengan

kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang melibatkan pasien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
(Padila, 2012).
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
Menurut (Asmadi, 2008)Terdapat 2 jenis
(Dinarti & Muryanti, 2017)
evaluasi :
Evaluasi formatif (Proses)
Evaluasi sumatif (asil)
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai