Anda di halaman 1dari 20

NAMA ANGGOTA

01 Antasari Ashar

02 Ardita Maharani

03 Avril Auriza Maulida

04 Daffa Mikaiel Hakim

05 Nayla Azka Putri


PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pengertian

Pendapatan Asli Daerah atau disingkat PAD


adalah penerimaan dari sumber-sumber di dalam
wilayah suatu daerah tertentu berupa dana yang
pemerolehannya dikelola oleh pemerintah daerah
beserta jajarannya dan telah diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai penambah nilai kekayaan bersih pada
periode tertentu di daerah tersebut yang bertujuan
untuk memberikan keleluasaan kepada
pendanaan dalam mengolah daerah itu sendiri
(otonomi daerah).

Pendapatan ini bersumber dari empat jenis


pemasukan, yaitu pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan yang dipisah hingga
pendapatan sah lain-lainnya.
Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

Perekonomian suatu daerah adalah sumber akan


pemasukan daerah tersebut. Berikut ini jenis pendapatan asli
daerah yang dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis
sesuai Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004 ayat 1 dan 2, antara lain:

1. Pajak Daerah
Menurut UU N0. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD). Pengertian pajak daerah adalah
Kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pembagian Pajak Daerah

a. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:
• Pajak Kendaraan Bermotor; • Pajak Hotel;
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; • Pajak Restoran;
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; • Pajak Hiburan;
• Pajak Air Permukaan; dan • Pajak Reklame;
• Pajak Rokok. • Pajak Penerangan Jalan;
• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
• Pajak Parkir;
• Pajak Air Tanah;
*Khusus untuk daerah yang setingkat dengan daerah • Pajak Sarang Burung Walet;
provinsi, tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/kota • Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
otonom. Jenis pajak yang dapat dipungut merupakan Perkotaan; dan
gabungan dari pajak untuk daerah provinsi dan pajak untuk • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 
daerah kabupaten/kota (Pasal 2 ayat 5).
2. Retribusi Daerah
Menurut UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi daerah
merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan.
Jenis Retribusi Daerah

a. Retribusi Jasa Umum


Pungutan atas pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum, serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Termasuk dalam retribusi jasa umum, yaitu retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
persampahan/kebersihan, retribusi Kartu Tanda Penduduk dan akte catatan sipil, retribusi
pemakaman/pengabuan mayat, retribusi parkir di tepi jalan umum, pelayanan pasar, retribusi
pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi
penggantian biaya cetak peta, retribusi pelayanan tera/tera ulang, retribusi penyedotan kakus,
retribusi pengolahan limbah cair, retribusi pelayanan pendidikan, dan retribusi pengendalian
menara komunikasi.
b. Retribusi Jasa Usaha
Pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip
komersial, yang meliputi pelayanan daerah dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan
daerah yang belum dimanfaatkan, dan/atau pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum
disediakan secara memadai oleh swasta.
Termasuk dalam golongan retribusi ini, yaitu retribusi jasa usaha pemakaian kekayaan
daerah, retribusi pasar grosir/pertokoan, retribusi tempat pelelangan, retribusi terminal, retribusi
tempat khusus parkir, retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/vila, retribusi rumah potong
hewan, retribusi pelayanan kepelabuhanan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi
penyeberangan di air, serta retribusi penjualan produksi usaha daerah.
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Pungutan atas pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi
atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Termasuk dalam golongan retribusi ini yaitu retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi
izin tempat penjualan minuman beralkohol, retribusi izin gangguan, retribusi izin trayek, dan
retribusi izin usaha perikanan.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Jenis penerimaan daerah ini berasal dari hasil perusahaan milik daerah
dan pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan. Perusahaan
daerah selain mempekerjakan tenaga kerja daerah yang akan
meningkatkan pendapatan masyarakatnya juga bisa dijadikan sumber
penerimaan bagi daerah tersebut. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai
kekayaan daerah. Daerah perlu untuk melihat potensi daerahnya yang
dapat dikembangkan menjadi usaha atau perusahaan daerah. Dalam hal ini
daerah juga dapat menggandeng badan dari asing guna menjadi partner
dalam usaha atau perusahaan daerahnya.
Dalam Undang-Undang No 33 Tahun 2004 jenis kekayaan daerah yang
dipisahkan dirinci sebagai berikut:
• Bagian laba dari perusahaan daerah
• Bagian laba dari lembaga keuangan bank
• Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD.
• Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
negara/BUMN.
• Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
4. Lain-lain PAD Yang Sah
Sumber pendapatan daerah yang dapat menjadi pemasukan pendapatan daerah
lainnya adalah bersumber dari pendapatan lainnya yang sah, yaitu sebagai berikut:
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
• Jasa giro
• Pendapatan Bunga
• Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap matauang asing
• Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau pengadaan
barang dan jasa oleh daerah
• Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah
Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya
Homemade Cupcakes
sangat ditentukan atau tergantung dari sumber-sumber
pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut
untuk dapat menghidupi dirinya sendiri dengan mengadakan
pengelolaan terhadap potensi yang dimilik, untuk itu usaha
untuk mendapatakan sumber dana yang tepat merupakan
suatu keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam
memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah
daerah harus dilakukan, salah satunya adalah sektor
pariwisata.

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah salah satu sumber


pendapatan daerah yang dituangkan dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan merupakan
sumber murni penerimaan daerah yang selalu diharapkan
peningkatannya.
Hasil penelitian yang dilakukan Roekaerts dan Savat menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diberikan sektor
pariwisata adalah :

Menambah pemasukan dan


pendapatan, baik untuk pemerintah 01 03 Menambah devisa negara,
daerah maupun masyarakatnya.

Merangsang pertumbuhan
Membuka kesempatan kerja 02 04 kebudayaan asli, serta
menunjang gerak pembangunan
daerah.
Hubungan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah dalam
Membiayai Pembangunan Daerah.

Hubungan sumber-sumber pendapatan asli daerah dalam membiayai pembangun daerah selaras dengan yang
terdapat dalam peraturan daerah no 2 tahun 2007, bahwa dalam upaya percepatan dan peningkatan kualitas
pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta
berorientasi pada pelayanan umum, pemerintah kota palembang telah mempedomani peraturan daerah no 2 tahun
2007 tentang pengelolaan keuangan daerah.

Pendapatan asli daerah bersumber dari pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
lain-lain PAD yang sah. PAD lain-lain yang sah sebagaimana dimaksud meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar mata uang asing, komisi potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dana tau pengadaan barang atau jasa daerah.

Misi utama dari undang-undang peraturan daerah adalah desentralisasi, secara teoritis desentralisasi ini
diharapkan akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu pertama mendorong peningkatan partisipasi, prakasa dan
kreatifitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di
seluruh daerah dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang tersedia dimasing-masing daerah. Kedua,
memperbaiki alokasi sumberdaya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan public ke tingkat
pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang lengkap.
Pendapatan asli daerah mempunyai tujuan untuk mempercepat pembangunan
ekonomi daerah yang efektif yang kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi
ekonomi daerah, meningkatkan pembangunan di seluruh daerah berlandaskan
prinsisp desentralisasi dan otonomi daerah, (Carunia, 2017: 19)

Pendapatan asli daerah dikatakan baik untuk memenuhi pembiyaan


pembangunan daerahnya apabila pencapaian presentasenya melebihi 70% dari total
penerimaan PAD (Carunia, 2017: 2)
Upaya Mengoptimalkan Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD)

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan


yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain:
1. Menyempurnakan dan mengoptimalkan penerimaan dari pajak daerah dan
retribusi daerah yang telah ada
2. Menerapkan pajak daerah dan retribusi daerah yang baru.

Untuk menempuh kedua cara itu, pemerintah daerah dapat


menyempurnakan perda yang mengatur pajak daerah dan retribusi daerah yang
telah ada serta membuat perda baru untuk menerapkan pajak daerah dan
retribusi daerah yang baru, karena pajak daerah dapat diartikan sebagai
pungutan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarakan peraturan perundang-
undangan yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran umum
pemerintah yang balas jasanya tidak secara langsung diberikan.
Faktor Penyebab Rendahnya PAD

Banyak sumber pendapatan di


kabupaten/kota yang besar, Biaya pungut yang masih
tetapi digali oleh instansi yang tinggi.
lebih tinggi

BUMD belum banyak Banyak Peraturan Daerah


memberikan keuntungan yang perlu disesuaikan dan
kepada Pemerintah Daerah. disempurnakan.

Kurangnya kesadaran Kemampuan masyarakat


masyarakat dalam membayar untuk membayar pajak yang
pajak, retribusi dan pungutan masih rendah.
lainnya.
Faktor Yang Mempengaruhi PAD

02
01 Pertumbuhan Ekonomi 03
Jumlah Penduduk Pendapatan Per
Kapita
Faktor Yang Mempengaruhi PAD

Jumlah Penduduk

Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan Per Kapita


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai